DANI TOHIR, 2015 PROGRAM BIMBINGAN PRIBADI SOSIAL
UNTUK PENINGKATAN KEPERCAYAAN DIRI SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
31 yang amat mendasar bagi pembentukan rasa percaya diri. Sikap
orang tua akan diterima oleh anak sesuai dengan persepsinya pada saat itu. Orang tua yang menunjukkan perhatian, penerimaan, cinta
dan kasih sayang serta kelekatan emosional yang tulus dengan anak akan membangkitkan rasa percaya diri pada anak tersebut. Anak
akan merasa bahwa dirinya berharga dan bernilai di hadapan orang tuanya. Lain halnya dengan orang tua yang kurang memberikan
perhatian pada anak atau suka mengkritik, dan sering memarahi anak. Namun kalau anak berbuat baik tidak pernah dipuji karena
orang tua tersebut tidak pernah puas dengan hasil yang dicapai oleh anak, ataupun seolah-olah menunjukan ketidakpercayaan orang tua
pada kemampuan dan kemandirian anak. Terkadang sikap orang tua yang terlalu overprotective terhadap anak, juga dapat berdampak
meningkatkan ketergantungan dan menghambat kepercayaan diri pada anak sehingga anak tidak dapat belajar mengatasi masalah dan
tantangannya sendiri karena segala sesuatu disediakandibantu orang tua.
Situasi ini pada akhirnya mendorong anak tumbuh menjadi individu yang tidak bisa menerima kenyataan dirinya karena di masa
lalu dan bahkan hingga kini. Oleh Sebab itu orang yang mempunyai kepercayaan diri berani mencoba dan melakukan hal-hal baru dalam
situasi apapun. Tidak perlu membandingkan dirinya dengan orang lain, karena ia merasa cukup aman dan tenang serta mempunyai
ukuran sendiri mengenai kegagalan atau kesuksesan.
C. Progam Bimbingan Pribadi Sosial untuk Meningkatkan Kepercayaan
Diri Siswa
Bimbingan pribadi sosial merupakan salah satu bidang layanan bimbingan dan konseling. Bimbingan pribadi sosial bertujuan untuk
membantu individu dalam memenuhi kebutuhan memecahkan permasalahan pribadi sosial. Bimbingan pribadisosial diarahkan untuk menciptakan
DANI TOHIR, 2015 PROGRAM BIMBINGAN PRIBADI SOSIAL
UNTUK PENINGKATAN KEPERCAYAAN DIRI SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
32 kepribadian yang mantap dan mengembangkan kemampuan individu
menangani masalah yang ada dalam dirinya dan kaitannya dengan hubungannya dengan orang lain. Bimbingan ini merupakan layanan yang
mengarah pada pencapaian pribadi yang seimbang dengan memperhatikan keunikan karakteristik pribadi serta ragam permasalahan yang dihadapi oleh
individu. Menurut the American School Counseling Association ASCA, 2004,
hlm. 5 program bimbingan pribadi sosial di sekolah diarahkan untuk menyediakan fondasi pertumbuhan dan perkembangan pribadi dan sosial
konseli di sekolah dan masa dewasanya di masa depan. Terdapat tiga standar utama yang ingin dicapai melalui program layanan bimbingan dan konseling
pribadi sosial, yaitu sebagai berikut: Standaar A: konseli memiliki pengetahuan, sikap-sikap dan
keterampilan interpersonal untuk membantu mereka memahami dan menghargai diri sendiridan orang lain. Standar A ini terdiri atas dua aspek
yaitu: memiliki pengetahuan tentang diri sendiri dan memiliki keterampilan interpersonal. Pengetahuan tentang diri sendiri meliputi indikator-indikator
1 mengembangkan sikap positif terhadap keunikan diri sendiri; 2 mengidentifikasi nilai-nilai, sikap-sikap, dan kepercayaan; 3 mempelajari
proses pencapaian tujuan; 4 memahami perubahan sebagai bagian dari pertumbuhan dan perkembangan 5 mengidentifikasi dan mengekspresikan
perasaan; 6 membedakan antara perilaku yang konstruktif dan destruktif; 7 mengenal keterbatasan; 8 memahami kebutuhan untuk meningkatkan
kontrol diri dan cara mempraktikkannya; 9 mendemonstrasikan perilaku kooperatif dalam kelompok; 10 mengidentifikasi kekuatan dan asset
pribadi; 11 mengidentifikasi dan mendiskusikan perubahan pribadi dan peran-peran sosial; dan 12 mengidentifikasi dan mengenal perubahan
peran-peran keluarga. Aspek memiliki keterampilan interpersonal, terdiri atas indikator-
indikator berikut: 1 memahami setiap orang baik dan bertanggung jawab; 2 menghargai pandangan orang lain; 3 mengenal, menerima,
DANI TOHIR, 2015 PROGRAM BIMBINGAN PRIBADI SOSIAL
UNTUK PENINGKATAN KEPERCAYAAN DIRI SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
33 menghargai, dan mengapresiasi perbedaan individual; 4 mengenal,
menerima, dan mengapresiasi keberagaman etnis dan budaya; 5 mengenal dan menghargai perbedaan dalam keberagaman konfigurasi keluarga; 6
menggunakan keterampilan komunikasi efektif; 7 mengetahui komunikasi meliputi berbicara, mendengarkan dan perilaku non verbal; dan 8
mempelajari cara menjalin dan menjaga pertemanan. Standar B: Konseli dapat membuat keputusan, menemukan tujuan, dan
bertindak untuk mencapai tujuan tersebut. Standar B ini terdiri atas aspek menerapkan pengetahuan tentang diri sendiri. Aspek ini terdiri atas indicator:
1 menggunakan model pembuatan keputusan dan pemecahan masalah; 2 memahami konsekuensi dari pemilihan dan pembuatan keputusan; 3
mengidentifikasi alternatif
solusi untuk
mengatasi masalah;
4 mengembangkan keterampilan copyng untuk mengatasi masalah; 5
mendemonstrasikan kapan, dimana, dan bagaimana memahaminya untuk mengatasi masalah dan membuat keputusan; 6 mengetahui cara
menggunakan keterampilan resolusi konflik; 7 mendemonstrasikan respek dan mengapresiasi perbedaan individual dan cultural; 8 memahami kapan
tekanan kelompok sebaya mempengaruhi pembuatan keputusan; 9 mengidentifikasi tujuan jangka pendek-panjang; 10 mengidentifikasi
alternatif cara untuk mencapai tujuan; dan 11 mengembangkan rencana tindakan untuk membuat dan mencapai tujuan secara realistik.
Standar C: konseli dapat memahami keamanan dan keterampilan bertahan hidup survival skills. Standar C ini terdiri atas aspek keterampilan
mencapai keamanan pribadi. Aspek ini meliputi indikator-indikator berikut: 1 mendemonstrasikan pengetahuan tentang informasi pribadi; 2
mempelajari hubungan antara peran, peraturan, dan keamanan individual yang baik; 3 mempelajari perbedaan kontak fisik yang konstruktif dan
destruktif; 4 mendemonstrasikan kemampuan untuk menanggulangi keterbatasan, kelebihan, dan privacy pribadi; 5 mengidentifikasi sumber
daya manusia di sekolah, masyarakat, dan saling membantu dengan sesama; 6 menerapkan keterampilan pemecahan masalah dan pembuatan keputusan
DANI TOHIR, 2015 PROGRAM BIMBINGAN PRIBADI SOSIAL
UNTUK PENINGKATAN KEPERCAYAAN DIRI SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
34 secara efektif; 7 mempelajari cara menanggulangi tekanan teman sebaya;
8 mempelajari teknik mengelola stress dan konflik; dan 9 mempelajari keterampilan copyng untuk mengelola peristiwa hidup.
Program bimbingan dan konseling terdiri atas empat komponen pelayanan, yaitu: pelayanan dasar bimbingan, pelayanan responsif,
perencanaan individual dan dukungan sistem Depdiknas, 2008, hlm. 207. 1
Pelayanan Dasar Pelayanan dasar adalah proses pemberian bantuan kepada seluruh
konseli melalui kegiatan penyiapan pengalaman terstruktur secara klasikal atau kelompok yang disajikan secara sistematis dalam rangka
mengembangkan perilaku jangka panjang sesuai dengan tahap dan tugas perkembangannya yang diperlukan dalam pengembangan kemampuan
memilih dan mengambil keputusan dalam menjalani kehidupannya. Pelayanan dasar bimbingan bertujuan membantu para siswa
mengembangkan perilaku efektif dan keterampilan-keterampilan hidupnya yang mengacu pada tugas-tugas perkembangannya pada aspek sosial dan
pribadi. Pelayanan dasar ditujukan untuk seluruh siswa for all melalui kegiatan-kegiatan kelas atau di luar kelas, yang disajikan secara sistematis,
dalam rangka membantu siswa mengembangkan potensi dirinya secara optimal.
Berdasarkan rambu-rambu penyelengaraan bimbingan dan konseling dalam jalur pendidikan formal Depdiknas, 2008, hlm. 224
kegiatan pelayanan dasar dipaparkan sebagai berikut: a
Bimbingan Klasikal Program yang dirancang menuntut konselor untuk melakukan
kontak langsung dengan siswa di kelas. Secara terjadwal, konselor memberikan pelayanan bimbingan kepada siswa. Kegiatan bimbingan
klasikal dapat berupa diskusi kelas atau brain storming curah pendapat.
b Pelayanan Orientasi
DANI TOHIR, 2015 PROGRAM BIMBINGAN PRIBADI SOSIAL
UNTUK PENINGKATAN KEPERCAYAAN DIRI SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
35 Pelayanan orientasi merupakan kegiatan yang memungkinkan
siswa dapat memahami dan menyesuaikan diri dengan lingkungan baruterutama dengan lingkungan sekolah. Pelayanan orientasi di
sekolah biasanya dilaksanakan pada awal program pelajaran baru. Materi pelayanan orientasi di sekolah biasanya mencakup organisasi
sekolah, staf dan guru-guru, kurikulum, program bimbingan dan konseling, program ekstrakurikuler, fasilitas atau sarana dan prasarana,
dan tata tertib sekolahmadrasah. c
Pelayanan Informasi Pelayanan pemberian informasi tentang berbagai hal yang
dipandang bermanfaat bagi siswa melalui komunikasi langsung maupun komunikasi tidak langsung melalui media cetak dan elektronik yang
meliputi: buku, brosur, majalah dan internet. d
Bimbingan Kelompok Pelayanan bimbingan yang diberikan kepada siswa melalui
kelompok-kelompok kecil 5 s.d. 10 orang. Bimbingan kelompok ditujukan untuk merespon kebutuhan dan minat siswa. Topik yang
didiskusikan dalam bimbingan kelompok adalah masalah-masalah yang bersifat umum common problem dan tidak rahasia.
e Pelayanan Pengumpulan Data
Pelayanan pengumpulan data merupakan kegiatan untuk mengumpulkan data atau informasi tentang pribadi siswa dan
lingkungannya. Pengumpulan data dapat dilakukan dengan berbagai instrumen, baik tes maupun non-tes.
2 Pelayanan Responsif
Pelayanan responsif merupakan upaya pemberian bantuan kepada konseli yang menghadapi kebutuhan dan masalah yang memerlukan
pertolongan dengan segera, karena apabila tidak segera dibantu dapat menimbulkan
gangguan dalam
proses pencapaian
tugas-tugas perkembangannya.
DANI TOHIR, 2015 PROGRAM BIMBINGAN PRIBADI SOSIAL
UNTUK PENINGKATAN KEPERCAYAAN DIRI SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
36 Pelayanan responsif bertujuan membantu memenuhi kebutuhan
yang dirasakan sangat penting oleh siswa. Layanan responsif lebih bersifat preventif atau mungkin kuratif. Isi layanan responsif sesuai dengan
kebutuhan siswa dalam bidang pribadi dan sosial. Adapun bentuk kegiatannya seperti berikut.
a Konseling individual dan kelompok, pemberian layanan konseling
ditujukan untuk membantu konseli yang mengalami kesulitan, mengalami hambatan dalam mencapai tugas-tugas perkembangannya.
Melalui konseling, konseli dibantu untuk mengidentifikasi masalah, penyebab masalah, penemuan alternatif pemecahan masalah, dan
pengambilan keputusan secara lebih tepat. Konseling dapat dilakukan secara individual maupun kelompok.
b Referal rujukan atau alih tangan, konselor yang kurang memiliki
kemampuan untuk menangani masalah konseli, maka sebaiknya mereferal atau mengalihtangankan konseli kepada pihak yang lebih
berwenang, seperti psikolog, psikiater, dokter, kepolisian dan banyak lainnya.
c Kolaborasi dengan guru mata pelajaran dan wali kelas
Konselor berkolaborasi dengan guru mata pelajaran dan wali kelas dalam rangka memperoleh informasi tentang konseli, memecahkan
masalah konseli, dan mengidentifikasi aspek-aspek bimbingan yang perlu dilakukan.
d Kolaborasi dengan orang tua, Konselor perlu melakukan kerjasama
dengan orang tua, karena proses bimbingan tidak hanya terjadi di sekolah saja melainkan juga di rumah. Melalui kerjasama
memungkinkan terjadinya saling memberikan informasi, pengertian, dan tukar pikiran antara konselor dengan orang tua siswa dalam upaya
mengembangkan potensi konseli atau memecahkan masalah yang mungkin dihadapi konseli.
DANI TOHIR, 2015 PROGRAM BIMBINGAN PRIBADI SOSIAL
UNTUK PENINGKATAN KEPERCAYAAN DIRI SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
37 e
Kolaborasi dengan pihak-pihak terkait di luar sekolah konselor perlu menjalin kerjasama dengan unsur-unsur masyarakat yang dipandang
relevan dengan mutu pelayanan bimbingan. f
Konferensi kasus, konferensi kasus merupakan kegiatan untuk membahas permasalahan peserta didik dalam suatu pertemuan yang
dihadiri oleh pihak-pihak yang dapat memberikan kemudahan dalam memecahkan masalah konseli.
g Kunjungan rumah, kegiatan untuk memperoleh data atau keterangan
tentang konseli tertentu yang sedang ditangani, dalam upaya menyelesaikan masalahnya.
3 Perencanaan Individual
Perencanaan individual merupakan upaya bantuan yang diberikan kepada siswa agar siswa mampu merumuskan dan melakukan aktivitas
yang berkaitan dengan perencanaan masa depan berdasarkan pemahaman mengenai kelebihan dan kekurangan dirinya, serta pemahaman mengenai
peluang dan kesempatan yang tersedia di lingkungannya. Pemahaman siswa secara mendalam dengan segala karakteristiknya, penafsiran hasil
asesmen, dan penyediaan informasi yang akurat sesuai dengan potensi yang dimiliki. Siswa mampu memilih dan mengambil keputusan yang
tepat di dalam mengembangkan potensinya secara optimal, termasuk keberbakatan dan kebutuhannya.
Perencanaan individual bertujuan memberikan bantuan kepada semua siswa agar mampu membuat dan melaksanakan perencanaan masa
depannya berdasarkan pemahaman akan kekuatan dan kelemahan dirinya. Perencanaan individual juga memiliki tujuan untuk membimbing seluruh
siswa agar a memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan, perencanaan, atau pengelolaan terhadap pengembangan dirinya yang
menyangkut aspek pribadi dan sosial, b dapat belajar memantau dan memahami perkembangan dirinya, dan c dapat melakukan kegiatan atau
DANI TOHIR, 2015 PROGRAM BIMBINGAN PRIBADI SOSIAL
UNTUK PENINGKATAN KEPERCAYAAN DIRI SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
38 tindakan berdasarkan pemahamannya atau tujuan yang telah dirumuskan
secara pro-aktif. 4
Dukungan Sistem Dukungan sistem merupakan kegiatan-kegiatan manajemen dan
pengembangan kemampuan professional konselor secara berkelanjutan yang secara tidak langsung memberikan bantuan kepada konseli atau
memfasilitasi kelancaran perkembangan konseli. Pelayanan ini memberkan dukungan kepada konselor dalam
memperlancar penyelenggaraan pelayanan di atas. Dukungan sistem ini meliputi aspek-aspek: 1 pengembangan jejaring, 2 kegiatan
manajemen, dan 3 riset dan pengembangan.
50
DANI TOHIR, 2015 PROGRAM BIMBINGAN PRIBADI SOSIAL
UNTUK PENINGKATAN KEPERCAYAAN DIRI SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
50
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab ini mendeskripsikan hal-hal yang berkaitan dengan hasil penelitian dan pembahasannya. Secara berurutan dipaparkan tentang program bimbingan
pribadi sosial untuk peningkatan kepercayaan diri siswa MTs. Al Bidayah Kabupaten Bandung Barat, dan efektifitas hasil uji coba program intervensi
bimbingan pribadi sosial untuk peningkatan kepercayaan diri siswa MTs. Al Bidayah Kabupaten Bandung Barat.
A. Program Bimbingan Pribadi Sosial untuk Peningkatan Kepercayaan diri
Siswa
Suatu program bimbingan merupakan suatu rangkaian kegiatan bimbingan yang terencana, terorganisasi, dan terkoordinasi selama periode
waktu tertentu. Program bimbingan yang dikembangkan merupakan pedoman bagi peneliti sehingga pelaksanaan bimbingan di MTs. Al Bidayah Kab.
Bandung Barat dapat terlaksana dengan lancar, efektif, efisien, serta dapat dilakukan evaluasi baik terhadap program, proses, maupun hasil.
Berdasarkan wacana tersebut, maka peneliti menyusun sebuah program hipotetik dengan maksud untuk memberikan gambaran yang lebih
spesifik dalam memberikan layanan bimbingan pribadi sosial untuk peningkatan kepercayaan diri siswa. Penyusunan program dilakukan peneliti
berdasarkan hasil analisis data penelitian. Hasil data analisis tersebut dijadikan sebagai landasan dalam penyusunan program. Adapun struktur
program sebagai berikut.
1. Rasional
Salah satu tugas perkembangan masa remaja dalam mencapai jati dirinya dapat dilakukan melalui pergaulan hidup baik dengan keluarga,
guru, maupun teman sebaya. Hampir sebagian besar waktu dalam