Saran KONSEP PENATAAN RUANG SITU BAGENDIT SEBAGAI KAWASAN WISATA ALAM DENGAN FUNGSI LINDUNG DI KABUPATEN GARUT.

Dede Rusliansyah, 2015 KONSEP PENATAAN RUANG SITU BAGENDIT SEBAGAI KAWASAN WISATA ALAM DENGAN FUNGSI LINDUNG DI KABUPATEN GARUT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu dilakukan di area ini berupa rekreasi pasif, adventure, minat khusus, forest camp dan tracking. Sarana dan prasarana yang terdapat di kawasan ini biasanya bersifat semi permanen. Didapatlah pemetaan ruang wisata dan ruang perlindungan kawasan yang didasarkan pada regulasi dan kondisi fisik kawasan. Ruang perlindungan kawasan dipetakan di sebagian area sempadan timur kawasan, area sempadan selatan, hingga area sempadan barat kawasan. Area perlindungan ini merupakan ruang terbuka hijau RTH dengan vegetasi dan atau pepohonan dengan kerapatan sedang higga kerapatan tinggi. Sedangkan penataan ruang wisata kawasan Situ Bagendit terpetakan di sebagian wilayah sempadan timur, sempadan utara, hingga ke sempadan barat laut, serta area tergenang situ sebagai ruang aktivitas wisata tirta utama. Jika mengacu kepada enam framework destinasi wisata menurut Page dan Connel 2006, hlm. 321, maka berdasarkan keempat pemetaan ruang tersebut teridentifikasi ruang-ruang pengembangan daya tarik wisata Situ Bagendit antara lain pengembangan atraksi wisata, pengembangan aktivitas wisata, amenitas wisata, ancilliary services, serta pengembangan paket wisata edukasi. Dengan demikian, fungsi lindung kawasan Situ Bagendit tetap terakomodasi, ruang wisata pun dapat dikembangkan tanpa mengganggu keseimbangan lingkungan. Karena kegiatan pariwisata Situ Bagendit terus berkembang, kendati berada pada lahan perlindungan, maka konsep penataan ruang Situ Bagendit sebagai kawasan wisata alam dengan fungsi lindung dapat diaplikasikan untuk memberikan jalan tengah dua fungsi operasionalisasi kawasan Situ Bagendit sebagai kawasan lindung juga sebagai kawasan wisata.

B. Saran

Berdasarkan pada uraian kesimpulan, penulis merumuskan beberapa saran dalam upaya implementasi konsep penataan ruang Situ Bagendit sebagai kawasan wisata alam dengan fungsi lindung di Kabupaten Garut secara efektif. Saran ini ditujukan kepada pihak-pihak yang terkait dengan penyelenggaraan kawasan Situ Bagendit, terutama Pemerintah Provinsi Jawa Barat, di bawah pengelolaan Dinas Dede Rusliansyah, 2015 KONSEP PENATAAN RUANG SITU BAGENDIT SEBAGAI KAWASAN WISATA ALAM DENGAN FUNGSI LINDUNG DI KABUPATEN GARUT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu PSDA, juga untuk Pemerintah Kabupaten Garut, di bawah pengelolaan Disbudpar serta pihak-pihak lain yang terkait. 1. Pemerintah Provinsi Jawa Barat, dalam hal ini Dinas PSDA sebagai pemilik kewenangan terhadap lahan Situ Bagendit harus tegas dan jelas dalam mengimplementasikan kebijakan provinsi tentang penataan ruang kawasan lindung Situ Bagendit, juga ketegasan implementasi Perda No. 22 Tahun 2010 yang mengarahkan pemanfaatan sempadan di sekitar situ dengan ruang terbuka hijau RTH. Sedangkan kondisi eksisting wilayah di sekitar Situ Bagendit masih kurang RTH sebagai implementasi kawasan lindung. 2. Pemerintah Provinsi Jawa Barat agar berupaya untuk mengembalikan lahan- lahan yang diambil alih oleh masyarakat sekitar menjadi lahan pertanian sawah untuk dikembalikan pada bagian daripada lahan kawasan untuk memperkuat fungsi lindung yang ditopang kawasan Situ Bagendit. 3. Pemerintah Provinsi Jawa Barat untuk segera menanggulangi permasalahan yang terjadi di area badan air, yaitu permasalahan pendangkalan dan meluasnya vegetasi eceng gondok dan teratai air yang semakin menutupi dan mempersempit luas area badan air. Hal ini tentunya mempengaruhi akan kualitas air dan juga berpotensi mengganggu kelestarian ekosistem yang ada di bawahnya. 4. Pemerintah Kabupaten Garut dalam hal ini adalah Dinas Kebudayaan dan Pariwisata yang mengelola urusan kepariwisataan kawasan Situ Bagendit agar melakukan penataan ulang ruang wisata, disesuaikan dengan arahan regulasi yang berlaku, juga dengan kesesuaian analisis faktor fisik kawasan, yaitu faktor topografi, hidrografi, juga kondisi penggunaan lahan kawasan. Dengan demikian penataan ruang wisata dapat berkomitmen pada pembangunan yang berkelanjutan serta tidak melanggar arahan regulasi dan kebijakan terkait. 5. Pemerintah Kabupaten Garut agar menata ulang amenitas wisata yang kini tidak beraturan di wilayah sempadan timur kawasan Situ Bagendit. Fasilitas rekreasi, warung-warung makan semi permanen, juga amenitas lainnya agar direlokasi ke wilayah dengan proporsi lahan yang sesuai, salah satunya di area sempadan utara kawasan Situ Bagendit. Pada area ini selain memiliki proporsi lahan yang cukup, juga masih lengang akan pemanfaatan amenitas wisata, Dede Rusliansyah, 2015 KONSEP PENATAAN RUANG SITU BAGENDIT SEBAGAI KAWASAN WISATA ALAM DENGAN FUNGSI LINDUNG DI KABUPATEN GARUT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu sehingga ruang-ruang wisata dapat tersebar di wilayah-wilayah proporsional tanpa menumpuk pada satu area. 6. Pemerintah Kabupaten Garut sebagai pengatur urusan pariwisata di dalam kawasan Situ Bagendit juga agar mengatur sistem dan alur penyewaan sepeda air dan rakit-rakit untuk memberikan kenyamanan kepada wisatawan juga menjaga saling sikut diantara pemilik kendaraan air tersebut. 7. Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan Pemerintah Kabupaten Garut agar bersama-sama melakukan konsolidasi dan koordinasi dengan masyarakat sekitar yang berkegiatan ekonomi di dalam kawasan untuk menjadikan kawasan Situ Bagendit yang kondusif dari segi fisik juga nyaman dari segi situasi sosial. Hal ini terkait dengan pembangunan warung-warung semi permanen oleh masyarakat sekitar yang tidak beraturan di area kawasan, juga sirkulasi penyewaan sepeda air yang sering menimbulkan ketidaknyamanan bagi pengunjung dan sesekali terjadi saling sikut antar pemilik kendaraan air tersebut. 8. Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan Pemerintah Kabupaten Garut agar berkoordinasi dalam penyelenggaraan kawasan Situ Bagendit guna menciptakan suasana sinergis antar kedua lembaga dalam operasionalisasi sebagai kawasan lindung dan juga sebagai kawasan wisata. Pemerintah Provinsi Jawa Barat konsen terhadap penyempurnaan penyelenggaraan Situ Bagendit sebagai kawasan lindung dengan cara memperkuat fungsi-fungsi lindung secara utuh. Sedang Pemda Kabupaten Garut melakukan konsen pada penataan ruang wisata yang berdasar pada kaidah-kaidah pengembangan kawasan wisata alam yang berkelanjutan. 9. Masyarakat di sekitar kawasan Situ Bagendit yang berkegiatan ekonomi di dalam kawasan agar dapat bekerja sama dengan pemerintah untuk bersama- sama menciptakan kawasan wisata alam yang kondusif dan berkelanjutan. Bersama-sama berkomitmen memberikan kenyamanan fisik juga kenyamanan sosial kepada para wisatawan yang berkunjung. 10. Juga untuk masyarakat sekitar yang menggarap lahan pertanian di wilayah kawasan Situ Bagendit untuk dapat mengembalikan lahan tersebut kepada fungsinya semula sebagai bagian daripada kawasan perlindungan setempat. Lahan-lahan yang memiliki arti dan fungsi penting dalam mendukung kelestarian lingkungan kawasan Situ Bagendit. Dede Rusliansyah, 2015 KONSEP PENATAAN RUANG SITU BAGENDIT SEBAGAI KAWASAN WISATA ALAM DENGAN FUNGSI LINDUNG DI KABUPATEN GARUT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian