DEFINISI OPERASIONAL INSTRUMEN PENELITIAN

Eva Dina Chairunisa,2014 Komparasi Estimasi Reliabilitas Pada Mata Pelajaran Sejarah Ditinjau Dari Homogenitas Dan Heterogenitas Kelompok Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

D. DEFINISI OPERASIONAL

Merujuk pada teori-teori yang telah dijabarkan sebelumnya, dan untuk menghindari kesalahan persepsi dari variabel-variabel yang diteliti ini, peneliti merangkum definisi oprasional pada penelitian ini yaitu sebagai berikut: 1. Homogenitas merupakan kesamaan karakteristik yang dimiliki oleh sebuah kelompok, homogenitas yang dimaksud dalam penelitian ini adalah skor tes hasil belajar sejarah yang dihasilkan oleh kelompok responden yang memiliki varian skor yang kecil. 2. Heterogenitas adalah keragaman karakteristik yang dimiliki oleh sebuah kelompok, heterogen yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu skor yang dihasilkan oleh kelompok responden yang memiliki varians skor yang besar. 3. Reliabilitas diartikan sebagai stabilitas dan konsistensi dari skor yang dihasilkan melalui tes hasil belajar sejarah. Ukuran reliabilitas ini didasarkan pada besaran koefisien reliabilitas yang diperoleh setelah tes hasil belajar diberikan masing-masing pada kelompok homogen dan kelompok heterogen, untuk kemudian dilihat perbedaan yang terjadi diantara kedua kelompok.

E. INSTRUMEN PENELITIAN

Instrumen penelitian yang digunakan untuk menghitung koefisien reliabilitas dalam penelitian ini berupa tes hasil belajar sejarah. Sebelum melakukan penelitian, dilakukan pengkonstruksian tes hasil belajar sejarah yang disusun oleh penulis sendiri. Adapun prosedur dalam pembuatan instrument penelitian ini yaitu: 1. Membuat Kisi-kisi Tes Hasil Belajar Sejarah dan Menuliskan Butir Soal Tes hasil belajar sejarah ini berbentuk tes objektif pilihan ganda, dengan materi “Perkembangan Kehidupan Bangsa Indonesia pada Masa Pendudukan Militer Jepang ”. Banyaknya butir soal yang dipersiapkan sebelum dilakukan validasi isi dan ujicoba lapangan berjumlah 50 butir soal. Penskoran menggunakan skala dikotomus, yaitu skor 1 satu untuk setiap jawaban benar dan Eva Dina Chairunisa,2014 Komparasi Estimasi Reliabilitas Pada Mata Pelajaran Sejarah Ditinjau Dari Homogenitas Dan Heterogenitas Kelompok Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 0 nol untuk setiap jawaban salah. Pemilihan tes hasil belajar sebagai alat pengumpul data dilakukan dengan pertimbangan bahwa tes hasil belajar merupakan pengukuran yang paling valid, reliabel dan berguna bagi peneliti dibidang pendidikan Borg dan Gall, 1989. Hlm. 302. Sedangkan Pemilihan tes berbentuk objektif pilihan ganda sebagai instrument penelitian didasarkan pada pertimbangan bahwa saat ini penggunaan tes objektif lebih banyak digunakan pada tes-tes yang dalam dunia pendidikan yang hasilnya digunakan untuk menentukan kebijakan selanjutnya, seperti Ujian Nasional, Ujian Akhir Sekolah, atau pun ujian penerimaan siswa atau mahasiswa baru, karena dinilai lebih praktis dalam melakukan penskoran dan sampel pengetahuan yang dapat diambil lebih luas serta kualitas item dapat dianalisis secara empirik. Selain itu koefisien reliabilitas dari tes objektif relative lebih tinggi dibandingkan dengan tes bentuk lain seperti tes bentuk esai. Kawasan ukur kognitif yang diukur dalam instrument ini mencakup ranah kemampuan C1, pemahaman C2 dan kemampuan menganalisis C4. Kisi-kisi instrument tes hasil belajar dan butir soal yang dikonstruksi dapat dilihat pada bagian lampiran A halaman 1 dan lampiran A halaman 4. 2. Melakukan analisis validitas isi. Untuk memperoleh butir soal dengan kualitas baik maka selanjutnya dilakukan proses validasi isi atau content validity yang dilakukan oleh ahli. Validitas isi menunjukkan sejauh mana item-item dalam tes mencakup keseluruhan kawasan isi yang hendak diukur Azwar, 2011, hlm. 175. Pengujian validitas isi dilakukan oleh ahli sebanyak 5 orang, yaitu 2 dua orang guru Sejarah SMA, dan 3 tiga orang dosen pendidikan sejarah. Data Validator Instrumen tercantum pada lampiran A halaman 12. Pengujian validitas isi menggunakan perhitungan persentase pada “pernyataan cocok terhadap indikator soal ” berdasarkan penilaian ahli. Butir akan dinyatakan valid jika kecocokannya dengan indikator mencapai lebih besar dari 50. Perhitungannya dapat dilakukan melalui rumus Susetyo, 2011, hlm. 92: Eva Dina Chairunisa,2014 Komparasi Estimasi Reliabilitas Pada Mata Pelajaran Sejarah Ditinjau Dari Homogenitas Dan Heterogenitas Kelompok Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Persentase = x 100 3.2 Keterangan: f : frekuensi cocok menurut penilai ⅀f : Jumlah penilai Berdasarkan rumus diatas, kemudian dilakukan perhitungan validitas isi berdasarkan nilai kecocokan yang telah diberikan oleh panel ahli pada lembar validasi yang telah disediakan sebelumnya oleh penulis Lampiran A, halaman 13. Berdasarkan hasil perhitungan validasi isi kecocokan indikator dengan butir soal, dengan menggunakan persentase, diperoleh hasil ke-50 butir soal memiliki nilai persentase diatas 50 yang berarti ke-50 butir soal dinyatakan valid Hasil perhitungan prosentase validitas isi dapat dilihat pada bagian lampiran A halaman 29. Catatan yang telah diberikan pada lembar “judgement ahli” oleh validator dimanfaatkan untuk melakukan perbaikan terhadap butir soal. Setelah dilakukan perbaikan berdasarkan catatan dan saran yang diberikan, kemudian validator diminta untuk melakukan penilaian kembali pada instrument penelitian. Sehingga diperoleh seperangkat tes hasil belajar sejarah yang siap untuk diuji cobakan ke lapangan Tabel rincian catatan dan saran dari validator dilampirkan pada lampiran A halaman 31. 3. Melakukan uji coba dan menganalisis hasil ujicoba lapangan yaitu pengujian tingkat kesukaran, daya beda dan reliabilitas. Perangkat tes hasil belajar yang telah divalidasi oleh panel ahli kemudian dilakukan uji coba atau field test. Pengujian ini dilakukan untuk menganalisis kualitas tes hasil belajar yang telah dibuat sebelumnya. Uji coba dilakukan pada siswa kelas XI IPS di SMA Srijayanegara Palembang Siswa yang terdiri dari 50 siswa. Setelah dilakukan ujicoba lapangan kemudian dilakukan analisis kualitas dari tes tersebut untuk digunakan menjadi instrument pada penelitian ini Eva Dina Chairunisa,2014 Komparasi Estimasi Reliabilitas Pada Mata Pelajaran Sejarah Ditinjau Dari Homogenitas Dan Heterogenitas Kelompok Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Perangkat butir soal yang telah diperbaiki berdasarkan hasil validasi isi oleh ahli dapat dilihat pada bagian lampiran A halaman 55. a. Menganalisis Tingkat Kesukaran Butir Soal. Setelah dilakukan ujicoba lapangan, tahapan selanjutnya adalah pemberian skor terhadap jawaban siswa peserta ujicoba Rincian skor siswa dapat dilihat pada bagian lampiran B halaman 64. Tingkat kesukaran butir soal dihitung dengan menggunakan formula berikut ini Susetyo: 2011, hlm. 155: 3.3 Keterangan: : Peserta yang menjawab benar : Taraf kesukaran butir M : Jumlah peserta Perhitungan tingkat kesukaran butir ini dilakukan dengan menggunakan bantuan program Anates 4.0.9. dan diperoleh hasil sebgai berikut yaitu: butir soal nomor 1 dan 28 memiliki kategori “sangat mudah”, butir soal nomor 3, 21, 25 dan 39 memiliki kategori “mudah”, butir soal nomor 2, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 11, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 22, 23, 29, 30, 31, 33, 34, 36, 37, 38, 40, 41, 42, 43, 44, 46, 47, 48, 49 dan 50 memiliki kategori “sedang”, sedangkan butir soal nomor 10, 12, 24, 26, 27, 32, 35 dan 45 memiliki kategori “sukar”. Merujuk pada pendapat Borg dan Gall 1989, hlm. 303 yaitu “pada pengukuran prestasi, jika tes terlalu mudah akan menghasilkan skor yang mendekati skor maksimal, sehingga tidak dapat merefleksikan gains tiap siswa dan tidak dapat indikasi akurat tentang level pres tasi siswa”, maka butir soal yang berkategori “sangat mudah” tidak dimasukkan kedalam instrument penelitian, sedangkan butir soal yang berkategori “sedang” dan “sukar” akan dipilih dengan Eva Dina Chairunisa,2014 Komparasi Estimasi Reliabilitas Pada Mata Pelajaran Sejarah Ditinjau Dari Homogenitas Dan Heterogenitas Kelompok Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu mempertimbangkan daya beda butir soal tersebut. Hasil analisis tingkat kesukaran ini dapat dilihat secara lebih lengkap pada bagian lampiran B halaman 71. b. Menganalisis Daya Beda Butir Soal Selanjutnya dilakukan perhitungan daya beda butir soal, analisis ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana sebuah butir soal dapat membedakan antara siswa dengan kemampuan tinggi dan kemampuan rendah, jika nilai daya beda yang dimiliki oleh butir soal tersebut tinggi maka, butir soal tersebut memiliki kualitas yang baik. Perhitungan daya beda butir soal ini dilakukan dengan menggunakan formula Azwar, 2011, hlm. 138 : D = - 3.4 Keterangan: : Banyaknya penjawab aitem dengan benar dari kelompok tinggi : Banyaknya penjawab dari kelompok tinggi : Banyaknya penjawab aitem dengan benar dari kelompok rendah : Banyaknya penjawab dari kelompok rendah Syarat bahwa tes hasil belajar yang baik adalah tes yang mampu menunjukkan perbedaan antara siswa yang memiliki kemampuan tinggi dan kemampuan yang rendah. Menurut Thorndike et.al, 1991, dalam Azwar, 2011, hlm. 139 “Dalam seleksi aitem, setiap aitem yang memiliki indeks d lebih besar daripada 0.50 dapat langsung dianggap sebagai aitem yang berdaya diskriminasi baik, aitem yang memiliki indeks d kurang dari 0.20 dapat langsung dibuang…”. Berdasarkan hasil analisis daya beda butir soal yang dilakukan dengan bantuan program anates 4.0.9, terdapat 42 butir soal bernilai diatas 0.20 atau 20 dan delapan butir soal yang memiliki nilai dibawah 0.20 atau 20. Kedelapan butir soal ini tidak Eva Dina Chairunisa,2014 Komparasi Estimasi Reliabilitas Pada Mata Pelajaran Sejarah Ditinjau Dari Homogenitas Dan Heterogenitas Kelompok Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu dimasukkan kedalam perangkat instrument yang akan dijadikan instrument penelitian, sedangkan butir butir yang dimasukkan kedalam instrument penelitian dipilih sebanyak 35 butir soal yang memiliki nilai d tertinggi. Rekapitulasi hasil analisis daya beda pada instrument penelitian ini dapat dilihat di bagian lampiran B halaman 72. c. Menghitung Reliabilitas Tes Instrumen tes yang diujicobakan dihitung nilai reliabilitasnya, perhitungan reliabilitas merupakan salah satu syarat dari tes yang baik. Reliabilitas atau keajegan suatu skor adalah hal yang sangat penting dalam menentukan apakah tes telah menyajikan pengukuran yang baik Supranata, 2009, hlm. 86. Nilai reliabilitas yang tinggi menggambarkan tentang konsistensi dan stabilitas skor pengukuran yang dihasilkan melalui tes tersebut, sehingga para penyusun dan pengguna tes berusaha untuk memperoleh nilai koefisien reliabilitas yang tinggi. Wells dan Wollack 2003, dalam Azwar, 2012, hlm. 98 mengemukaan “…untuk tes yang digunakan di kelas oleh para guru hendaknya paling tidak memiliki koefisien reliabilitas 0.70 atau lebih ”. Berdasarkan pendapat ini, harga minimal dari koefisien reliabilitas tes yang diharapkan pada penelitian ini ≥ 0.70. Koefisien reliabilitas dihitung dengan menggunakan formula Kudher- Richardson-20 atau KR-20 Susetyo, 2011, hlm. 116: = 3.5 Keterangan: p = Proporsi jawaban benar q = Proporsi jawaban salah k = Jumlah butir tes = Jumlah perkalian jawaban benar dengan salah ρKR20 = Koefisien reliabilitas = Varian skor Eva Dina Chairunisa,2014 Komparasi Estimasi Reliabilitas Pada Mata Pelajaran Sejarah Ditinjau Dari Homogenitas Dan Heterogenitas Kelompok Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Perhitungan reliabilitas pada penelitian ini dilakukan dengan bantuan anates 4.0.9. dari hasil perhitungan diperoleh koefisien reliabilitas sebesar 0.87, dengan nilai rata-rata sebesar 24.48 dan simpangan baku sebesar 8.20. Dari hasil perhitungan koefisien reliabilitas yang diperoleh, perangkat tes dinilai cukup reliabel untuk digunakan sebagai instrument penelitian. Perhitungan reliabilitas tes hasil belajar sejarah sebagai instrumen penelitian ini dapat dilihat pada bagian Lampiran B halaman 71. d. Pemilihan Butir Soal yang akan Dijadikan Instrument Penelitian. Setelah dilakukan analisis butir soal pada perangkat tes hasil belajar yang telah dikontruksi oleh penulis sebelumnya, dipilih butir –butir soal yang berkualitas baik berdasarkan hasil ujicoba di lapangan, dengan mempertimbangkan daya beda butir soal yang memadai yaitu sebanyak 35 butir soal Pemilihan 35 butir soal ini juga didasarkan pada pertimbangan terbatasnya waktu yang tersedia dalam kelas pada saat pengerjaan soal Lampiran B halaman 72.

F. PROSEDUR PENELITIAN

Dokumen yang terkait

ANALISIS PERKEMBANGAN KURIKULUM MATA PELAJARAN SEJARAH DARI MASA KE MASA.

0 2 24

MINAT BERWIRAUSAHA DITINJAU DARI MOTIVASI BERWIRAUSAHA DAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN KEWIRAUSAHAAN Minat Berwirausaha Ditinjau Dari Motivasi Berwirausah

0 5 15

MINAT BERWIRAUSAHA DITINJAU DARI MOTIVASI BERWIRAUSAHA DAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN KEWIRAUSAHAAN PADA Minat Berwirausaha Ditinjau Dari Motivasi Berwir

0 2 17

STUDI KOMPARASI HASIL BELAJAR DITINJAU DARI PEMBELAJARAN JIGSAW DAN STADPADASISWA Studi Komparasi Hasil Belajar Ditinjau Dari Pembelajaran Jigsaw Dan STAD PADA SISWA Kelas IV SD Muhammadiyah Wonorejo Tahun Pelajaran 2014/2015.

0 1 16

STUDI KOMPARASI HASIL BELAJAR DITINJAU DARI PEMBELAJARAN JIGSAW DAN STAD PADA SISWA Studi Komparasi Hasil Belajar Ditinjau Dari Pembelajaran Jigsaw Dan STAD PADA SISWA Kelas IV SD Muhammadiyah Wonorejo Tahun Pelajaran 2014/2015.

0 2 13

STUDI KOMPARASI ANTARA METODE KERJA KELOMPOK DAN METODEDEMONSTRASI TERHADAP HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN STUDI KOMPARASI ANTARA METODE KERJA KELOMPOK DAN METODE DEMONSTRASI TERHADAP HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN IPA KELAS IV SDN PUCANGAN 04 KARTASURA TAHUN

0 2 17

Bab 2 Estimasi Reliabilitas via SPSS

0 0 12

Komparasi Ketepatan Estimasi Koefisien Reliabilitas Teori Skor Murni Klasik

0 0 16

View of PERBEDAAN KUALITAS MODEL PENSEKORAN KOMPOSIT DAN PENALTI DITINJAU DARI DAYA BEDA DAN RELIABILITAS BUTIR SOAL PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

0 0 20

MATA PELAJARAN SEJARAH INDONESIA

0 0 56