8
BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1 Penuaan Aging
Penuaan aging merupakan suatu proses alami yang ditandai dengan adanya penurunan fungsi tubuh. Penuaan merupakan hal yang menakutkan bagi
sebagian orang karena dikaitkan dengan ketidakmampuan akibat penurunan fungsi fisik maupun mental. Menua atau menjadi tua tidak pernah dapat dihindari
oleh siapapun, betapapun canggihnya kosmetika dan teknologi kedokteran modern Santoso dan Ismail, 2009.
Setelah mencapai usia dewasa, secara alamiah seluruh komponen tubuh tidak dapat berkembang lagi. Sebaliknya, justru terjadi penurunan karena proses
penuaan. Pada umumnya, manusia tidak pernah mempertanyakan mengapa kita menjadi tua, sakit, dan akhirnya meninggal. Pada umumnya, orang hanya
menganggap menjadi tua memang harus terjadi, sudah ditakdirkan, dan semua masalah yang muncul harus dialami. Lebih dari itu, bahkan banyak yang
berpendapat usia setiap orang sudah ditentukan oleh Tuhan, sampai usia tertentu, yang tidak sama pada setiap orang Pangkahila, 2011.
Padahal ada banyak faktor yang menyebabkan orang menjadi tua melalui proses penuaan, yang kemudian menyebabkan sakit, dan akhirnya membawa pada
kematian. Pada dasarnya berbagai faktor itu dapat dikelompokkan menjadi faktor internal dan faktor eksternal. Beberapa faktor internal ialah radikal bebas, hormon
yang berkurang, glikosilasi, metilasi, apoptosis, sistem kekebalan yang menurun, dan gen. Faktor eksternal yang utama ialah gaya hidup, stress dan kemiskinan.
Karena berbagai faktor itulah terjadi proses penuaan, sehingga orang menjadi tua, sakit, dan akhirnya meninggal. Tetapi, kalau faktor penyebab itu dapat dihindari,
maka proses penuaan tertentu dapat dicegah, diperlambat, bahkan mungkin dihambat, dan bahkan kualitas hidup dapat dipertahankan Pangkahila, 2007.
2.2 Lemak
Lemak, disebut juga lipid, adalah suatu zat yang kaya akan energi, berfungsi sebagai sumber energi yang utama untuk proses metabolisme tubuh.
Lemak yang beredar di dalam tubuh diperoleh dari dua sumber yaitu dari asupan makanan dan lemak yang dibentuk oleh tubuh hasil produksi organ hati, yang
bisa disimpan di dalam sel-sel lemak adiposit dan jaringan adiposa sebagai
cadangan energi Nugroho, 2009.
Lipid merupakan kelompok heterogen dari senyawa yang mempunyai sifat umum, yaitu relatif tidak larut dalam air dan larut dalam pelarut nonpolar, seperti
eter, kloroform, serta benzen. Di dalam tubuh, lemak berfungsi sebagai sumber energi yang efisien, baik langsung maupun secara potensial ketika disimpan di
dalam jaringan adiposa Botham dan Mayes, 2007. Klasifikasi lipid dapat dibedakan menajdi lipid sederhana, lipid kompleks,
serta prekursor dan derivat lipid. Lemak sederhana merupakan ester asam lemak dengan berbagai alkohol. Lipid kompleks merupakan ester asam lemak yang
mengandung gugus-gugus lain di samping alkohol dan asam lemak. Yang termasuk dalam lipid kompleks ini adalah fosfolipid, glikolipid, dan lipid
kompleks lain sulfolipid, lipoprotein dan aminolipid. Prekursor dan derivat lipid
mencakup asam lemak, gliserol, aldehid lemak, badan keton, hidrokarbon,
vitamin larut lemak, serta berbagai hormon Botham dan Mayes , 2007.
Secara klinis, lemak yang penting adalah Lichtenstein dkk. , 2006 : 1. Fosfolipid
2. Trigliserida lemak netral 3. Kolesterol
4. Asam Lemak
2.2.1 Kolesterol
Kolesterol yang formulanya ditunjukkan pada gambar 2.1, terdapat dalam diet semua orang, dan dapat diabsorbsi dengan lambat dari saluran pencernaan ke
dalam limfe usus. Kolesterol sangat larut dalam lemak tetapi hanya sedikit larut dalam air, dan mampu membentuk ester dengan asam lemak Guyton dan Hall,
2014. Disamping kolesterol diabsorbsi setiap hari dari saluran pencernaan, yang
disebut kolesterol eksogen, suatu jumlah yang bahkan lebih besar dibentuk dalam sel tubuh disebut kolesterol endogen. Pada dasarnya semua kolesterol endogen
yang beredar dalam lipoprotein plasma dibentuk oleh hati, tetapi semua sel tubuh lain membentuk sedikit kolesterol bahwa banyak struktur membran dari seluruh
sel sebagian disusun oleh zat ini Gutyon dan Hall, 2014. Seperti digambarkan oleh formula kolesterol, struktur dasarnya adalah inti
sterol. Inti sterol seluruhnya dibentuk dari molekul asetil-KoA. Sebaliknya, inti sterol dapat dimodifikasi dengan berbagai rantai samping untuk membentuk
kolesterol, asam kolat, yang merupakan dasar dari asam empedu yang dibentuk dalam hati, dan beberapa hormon steroid yang penting yang disekresi oleh korteks
adrenal, ovarium dan testis Gutyon dan Hall, 2014.
Gambar 2.1
Struktur Kolesterol Guyton dan Hall, 2014
2.2.1.1 Biosintesis Kolesterol
Biosintesis kolesterol terjadi pada sel-sel eukariota. Sintesis kolesterol dimulai dari perpindahan asetil-KoA dari mitokondria ke sitosol, khususnya di
peroksisom. Biosintesis kolesterol terjadi di 2 di organ hati dan 10 di usus Guyton and Hall, 2014.
Terdapat lima tahapan utama dalam biosintesis kolesterol yaitu :
1. Konversi asetil-KoA menjadi 3-hidroksi-3-metilglutaril-KoA HMG KoA.
2. Konversi HMG KoA menjadi mevalonat.
3. Konversi mevalonat menjadi suatu molekul isopren yaitu isopentil
pirofosfat IPP bersamaan dengan hilangnya CO
2
. 4.
Konversi IPP menjadi squalene. 5.
Konversi squalene menjadi kolesterol. Dalam sintesis kolesterol dilibatkan sebanyak sepuluh macam enzim yaitu
asetoasetil-KoA,thiolase, HMG KoA sintase, HMG KoA reduktase, mevalonat
kinase, fosfomevalonat kinase, fosfomevalonat dekarboksilase, isopentenil- pirofosfat isomerase IPP isomerase, farnesil-pirofosfat transferase FPP
transferase, squalene sintase dan squalene epoksidase Guyton dan Hall, 2014.
Gambar 2.2
Sintesis Kolesterol dalam Tubuh Manusia Guyton dan Hall, 2007
2.2.2 Trigliserida
Trigliserida adalah suatu ester gliserol. Trigliserida terbentuk dari 3 asam lemak dan gliserol. Apabila terdapat satu asam lemak dalam ikatan dengan
gliserol maka dinamakan monogliserida. Trigliserida merupakan lemak yang teradapat daging, produk susu, dan minyak goreng, serta merupakan sumber
energi utama bagi tubuh Lichteinstein dan Jones, 2006.
2.2.2.1 Hidrolisis Trigliserida
Tahap pertama dalam penggunaan trigliserida untuk energi adalah hidrolisis dari trigliserida menjadi asam lemak dan gliserol. Kemudian, asam
lemak dan gliserol ditranspor ke jaringan aktif dimana keduanya dapat dioksidasi untuk menghasilkan energi.
Gliserol sewaktu memasuki jaringan aktif, dengan segera diubah oleh enzim intraselular menjadi gliserol 3-fosfat, yang memasuki jalur glikolitik untuk
pemecahan glukosa dan cara ini dipakai untuk menghasilkan energi. Sebelumnya asam lemak dapat dipakai untuk energi, asam lemak harus diproses lebih lanjut
dalam cara berikut Guyton dan Hall, 2014 : 1. Masuknya asam lemak ke dalam mitokondria
Degradasi dan oksidasi asam lemak terjadi hanya dalam mitokondria. Langkah pertama pemakaian asam lemak adalah mentranspor asam lemak ke dalam
mitokondria. Transpor ini adalah proses yang diperantarai oleh carrier yang memakai karnitin sebagai zat carrier. Setelah di dalam mitokondria, asam
lemak berpisah dari karnitin dan kemudian didegradasi dan dioksidasi. 2.
Degradasi asam lemak menjadi asetil ko-enzim A oleh oksidasi beta Molekul asam lemak didegradasi dalam mitokondria dengan melepaskan dua
segmen karbon secara bertahap dalam bentuk asetil koenzim-A asetil-KoA. Proses ini disebut proses oksidasi beta untuk degradasi asam lemak, yang dapat
dilihat pada gambar 2.3
Gambar 2.3
Oksidasi Beta Asam Lemak untuk Menghasilkan Asetilkoenezim A Guyton dan Hall, 2014
Pada langkah oksidasi beta, persamaan 1 bahwa langkah pertama adalah penggabungan molekul asam lemak dengan koenzim-A KoA untuk membentuk
asil-KoA lemak. Pada persamaan 2, 3, dan 4 melalui beberapa langkah kimia, karbon beta karbon kedua dari kanan dari asil-KoA lemak bergabung dengan
satu molekul oksigen yang berarti karbon beta dioksidasi. Pada persamaan 5, gugus dua karbon di sebalah kanan dari molekul dipecahkan untuk melepaskan
asetil-KoA ke dalam cairan sel. Pada waktu yang sama, molekul koenzim-A KoA yang lain bergabung pada ujung dari sisa sisa gugus molekul asil KoA
lemak yang baru, tetapi kali ini dua atom karbon menjadi lebih pendek dari sebelumnya karena hilangnya asetil-KoA dari bagian ujung terminalnya.
Selanjutnya, asil-KoA lemak masuk dalam persamaan 3 dan berlanjut melalui persamaan 3, 4, dan 5 untuk tetap melepaskan molekul asetil Ko-A yang
lain, sehingga memendekkan molekul asam lemak yang asli sebanyak dua karbon lagi. Dari putaran dari rangkaian persamaan tersebut, seluruh molekul asam lemak
yang asli dipotong untuk membentuk banyak molekul asetil-koA. Untuk setiap molekul asetil-KoA yang dipecahkan dari asam lemak, total 4 atom hidrogen
dilepaskan. Keempat atom hidrogen itu kemudian dioksidasi dalam mitokondria untuk membentuk sejumlah besar adenosin trifosfat ATP.
3. Oksidasi asetil ko-enzim A
Molekul asetil-KoA dibentuk melalui oksidasi beta asam lemak di dalam mitokondria yang segera masuk ke dalam siklus asam sitrat, pertama-tama
bergabung dengan asam oksaloasetat untuk membentuk asam sitrat, yang kemudian didegradasi menjadi karbondioksida dan atom hidrogen.
Gambar 2.4
Reaksi Akhir dalam Siklus Asam Sitrat untuk Tiap Molekul Asetil-KoA Guyton dan Hall, 2014
Jadi setelah degradasi awal dari asam lemak menjadi asetil-KoA, pemecahan akhir sama tepat dengan pembentukan asetil Ko-A dari asam piruvat
selama metabolisme glukosa. Kemudian hidrogen dioksidasi dengan cara yang sama melalui sistem oksidasi kemiosmotik mitokondria yang digunakan untuk
oksidasi karbohidrat, membebaskan jumlah ATP yang sangat besar.
2.2.3 Fosfolipid
Tipe utama dari fosfolipid tubuh adalah lesitin, sefalin, dan sfingomielin. Fosfolipid selalu mengandung satu atau lebih molekul asam lemak dan satu
molekul asam lemak dan satu radikal fosforat, dan fosfolipid biasanya berisi basa nitrogen. Sekalipun struktur kimia fosfolipid bervariasi, sifat fisiknya sama,
karena mereka semua larut dalam lemak, ditrasnpor bersama-sama dalam lipoprotein, dan dipakai di seluruh tubuh untuk berbagai tujuan struktural, seperti
untuk penggunaaan dalam membran sel dan membran intraselular. Fosfolipid pada dasarnya dibentuk dalam semua sel tubuh, walaupun sel
tertentu mempunyai kemampuan khusus untuk membentuk fosfolipid dalam jumlah besar. Mungkin 90 dibentuk dalam sel hati, jumlah yang cukup banyak
juga dibentuk oleh sek epitel usus selama absorbsi lipid dari usus.
2.2.4 Asam lemak
Asam lemak merupakan asam monokarboksilat rantai panjang. Ada dua macam asam lemak yaitu asam lemak jenuh saturated fatty acid merupakan
asam lemak ini tidak memiliki ikatan rangkap. Yang kedua adalah asam lemak tak jenuh unsaturated fatty acid.
A
sam lemak ini memiliki satu atau lebih ikatan rangkap yaitu Rader dan Hobbs, 2005
2.3 Metabolisme Lipid
Lipid plasma dapat diangkut dalam sirkulasi dengan memodifikasi susunan molekul lipid, yaitu dalam bentuk lipoprotein yang bersifat larut dalam
air. Pada lipoprotein menunjukkan bahwa pada inti terdapat ester kolesterol dan trigliserida, dikelilingi oleh fosfolipid, kolesterol non-ester dan apoliprotein. Zat-
zat tersebut beredar dalam darah sebagai lipoprotein larut plasma. Lipoprotein ini bertugas
mengangkut lipid
dari tempat
sintesisnya menuju
tempat penggunaannya. Apolipoprotein berfungsi untuk mempertahankan struktur
lipoprotein dan mengarahkan metabolisme lipid tersebut Suyatna, 2012.
Lipid darah diangkut dengan 2 cara, yaitu dengan jalur eksogen dan jalur endogen Rader dan Hopp, 2005 :
1. Jalur Eksogen
Trigliserida dan kolesterol yang berasal dari makanan dalam usus dikemas sebagai kilomikron. Kilomikron ini akan diangkut dalam saluran limfe lalu ke
dalam darah via duktus torasikus. Di dalam jaringan lemak, trigliserida dalam kilomikron mengambil hidrolisis oleh lipoprotein lipase yang terdapat pada
permukaan sel endotel. Akibat hidrolisis ini maka akan terbentuk asam lemak dan kilomikron remnan. Asam lemak bebas akan menembus endotel dan masuk ke
dalam jaringan lemak atau sel otot untuk diubah menjadi trigliserida kembali cadangan atau dioksidasi energi.
Kilomikron remnan adalah kilomikron yang telah dihilangkan sebagian besar trigliseridanya sehingga ukurannya mengecil tetapi jumlah ester kolesterol
tetap. Kilomikron remnan ini akan dibersihkan oleh hati dari sirkulasi dengan mekanisme endositosis oleh lisosom. Hasil metabolisme ini berupa kolesterol
bebas yang akan digunakan untuk sintesis berbagai struktur membran plasma, mielin, hormon steroid, disimpan dalam hati sebagai kolesterol ester lagi atau
dieksresikan ke dalam empedu sebagai kolesterol atau asam empedu atau diubah menjadi lipoprotein endogen yang dikeluarkan ke dalam plasma. Kolesterol juga
dapat disintesis dari asetat di bawah pengaruh enzim HMG-CoA reduktase yang menjadi aktif jika terdapat kekurangan kolesterol endogen. Asupan kolesterol dari
darah juga diatur oleh jumlah reseptor LDL yang terdapat pada permukaan sel hati.
2. Jalur Endogen
Trigliserida dan kolesterol yang disintesis di hati diangkut secara endogen dalam bentuk VLDL kaya trigliserida dan mengalami hidrolisis dalam sirkulasi
oleh lipoprotein lipase yang juga menghidrolisis kilomikron menjadi partikel lipoprotein yang lebih kecil yaitu IDL dan LDL. LDL merupakan lipoprotein
yang mengandung kolesterol paling banyak 60-70. LDL mengalami katabolisme melalui reseptor seperti di atas dan jalur non reseptor. Jalur
katabolisme reseptor dapat ditekan oleh produksi kolesterol endogen. Pasien hierkolesterolemia familial heterozigot mempunyai kira-kira 50 reseptor LDL
yang fungsional.
Gambar 2.5
Jalur Endogen dan Eksogen Metabolisme Lipoprotein Harrison’s, 2015
HDL berasal dari hati dan pengaruh enzim lecithin : cholesterol acyltransferase LCAT. Ester kolesterol ini akan mengalami perpindahan dari
HDL kepada VLDL atau IDL sehingga dengan demikian terjadi kebalikan arah transpor kolesterol perifer menuju ke hati untuk dikatabolisasi. Aktivitas ini
mungkin berperan sebagai sifat aterogenik.
2.4 Transpor Lipid