c. Tindak Lanjut Pengobatan Tuberkulosis
Setelah diberi OAT selama 2 bulan, respon pengobatan pasien harus dievaluasi. Respon pengobatan dikatakan baik apabila gejala klinis berkurang,
nafsu makan meningkat, berat badan meningkat, demam menghilang, dan batuk berkurang. Apabila respon pengobatan baik maka pemberian OAT dilanjutkan
sampai dengan 6 bulan. Sebagian besar kasus TB anak pengobatan selama 6 bulan cukup adekuat, sedangkan apabila respon pengobatan kurang atau tidak baik maka
pengobatan TB tetap dilanjutkan sambil mencari penyebabnya. Sistem skoring hanya digunakan untuk diagnosis, bukan untuk menilai hasil pengobatan.
Depkes RI, 2009
d. Pengobatan Pencegahan Profilaksis untuk Anak
Bila anak balita sehat, yang tinggal serumah dengan pasien TB paru BTA positif, mendapatkan skor 5 pada evaluasi dengan sistem skoring, maka kepada
anak balita tersebut diberikan isoniazid dengan dosis 5 –10 mgkgBBhari selama
6 bulan. Bila anak tersebut belum pernah mendapat imunisasi BCG, imunisasi BCG diberikan setelah pengobatan pencegahan selesai KemKes RI, 2011.
e. DOTS Directly Observe Treatment Shortcourse
Sejak tahun 1995 program pemberantasan TB dilaksanakan dengan strategi DOTS yang direkomendasikan oleh WHO. Di Indonesia dituangkan
dalam bentuk Gerakan Terpadu Nasional Tuberkulosis GERDUNAS-TB Wibisono et al., 2010. Stategi DOTS terdiri dari 5 komponen, yaitu:
1
Komitmen politis, dengan peningkatan dan kesinambungan pendanaan.
2 Penemuan kasus melalui pemeriksaan dahak mikroskopis yang terjamin
mutunya.
3
Pengobatan yang standar, dengan supervisi dan dukungan bagi pasien.
4
Sistem pengelolaan dan ketersediaan OAT yang efektif.
5 Sistem monitoring pencatatan dan pelaporan yang mampu memberikan
penilaian terhadap hasil pengobatan pasien dan kinerja program. f.
Multi Drugs Resistant Tuberkulosis
Multi Drug Resistant TB adalah penderita TB aktif dengan kuman yang resisten terhadap sedikitnya Rifampisin dan Isoniazid, dengan atau tanpa disertai
resistensi terhadap obat lain. Multi Drug Resistant MDR TB terjadi akibat pengobatan yang tidak rasional seperti pemberian resep yang tidak benar oleh
dokter, regimen tidak benar, penggunaan obat tidak lengkap dan karena tidak adanya evaluasi dan pemantauan dalam pengobatan Wibisono et al., 2010.
8. Kewaspadaan Tuberkulosis Resisten Obat pada Anak