HASIL DAN PEMBAHASAN KESIMPULAN DAN SARAN

DAFTAR TABEL Halaman Tabel 2.1 Perbedaan Kelompok Belajar Kooperatif dengan Kelompok 11 Belajar Konvensional Tabel 2.2 Langkah- langkah Model Pembelajaran Kooperatif 12 Tabel 2.3 Kriteria Penghargaan Kelompok 15 Tabel 2.4 Lembar Skor Permainan 17 Tabel 3.1 Kisi- kisi Instrument 32 Tabel 3.2 Rancangan Penelitian 32 Tabel 4.1 Data Hasil Penelitian 42 Tabel 4.2 Uji Normalitas Data Pre-Test, Post-Test, dan Gain 43 Tabel 4.3 Uji Homogenitas Data Pre-Test, Post-Test, dan Gain 44 Tabel 4.4 Persentase Peningkatan Hasil Belajar 45 DAFTRA GAMBAR Halaman Gambar 2.1 Pembagian Kelompok dalam Meja Tournament 14 Gambar 2.2 Aturan Permainan TGT 16 Gambar 2.3 Bergeser Tempat Bumping 18 Gambar 3.1 Skema Prosedur Penelitian 34 DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1 Silabus 51 Lampiran 2 RPP 54 Lampiran 3 Kisi-kisi Instrumen Test 72 Lampiran 4 Instrumen Penelitian Belum Valid 73 Lampiran 5 Kunci Jawaban Instrument Soal 80 Lampiran 6 Instrument Penelitian yang Valid 81 Lampiran 7 Kunci Jawaban Instrument Soal 86 Lampiran 8 Kartu Kerja 1-1 87 Lampiran 9 Kartu Kerja 2-1 91 Lampiran 10 Kartu Kerja 3-1 94 Lampiran 11 Kunci Jawaban Kartu Kerja 97 Lampiran 12 Soal Tournament 103 Lampiran 13 Kunci Jawaban Tournament 127 Lampiran 14 Lembar Penilaian 129 Lampiran 15 Lembar Observasi Aktivitas Siswa 130 Lampiran 16 Uji Validitas Tes 131 Lampiran 17 Uji Tingkat Kesukaran Soal 133 Lampiran 18 Perhitungan Daya Beda Tes 135 Lampiran 19 Perhitungan Reabilitas Tes 137 Lampiran 20 Tabel Rangkuman Validitas, Tingkat Kesukaran, dan Daya Beda 138 Lampiran 21 Tabel Validitas 139 Lampiran 22 Tabel Tingkat Kesukaran 140 Lampiran 23 Tabel Daya Beda 141 Lampiran 24 Tabel Reabilitas 142 Lampiran 25 Hasil pretest dan Postest 143 Lampiran 26 Perhitungan Rata-rata, Simpangan Baku dan Varians Data 147 Lampiran 27 Data Gain Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 149 Lampiran 28 Perhitungan Rata-rata, Simpangan Baku dan Varians Data Gain 151 Lampiran 29 Uji Normalitas Data 152 Lampiran 30 Uji Homogenitas Data 158 Lampiran 31 Uji Hipotesis 160 Lampiran 32 Lembar Nilai Aktivitas Belajar Siswa 162 Lampiran 33 Lembar Aktivitas Belajar Siswa 164 Lampiran 34 Perhitungan Presentase Peningkatan Hasil Belajar 170 Lampiran 35 Uji Analisis Korelasi 172 Lampiran 36 Tabel Distribusi F 175 Lampiran 37 Tabel Chi Kuadrat 178 Lampiran 38 Tabel T 179 Lampiran 39 Tabel r 180 Lampiran 40 Dokumentasi Penelitian 181

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pendidikan merupakan suatu proses pembentuk manusia yang memungkinkan untuk tumbuh dan berkembang sesuai dengan potensi dan kemampuan yang ada padanya. Dengan demikian peran seorang guru sangat diperlukan untuk mengembangkan potensi dan kemampuan masing- masing siswa. Hal ini sesuai dengan pernyataan Slameto 2010, bahwa “ seorang guru harus dapat menimbulkan semangat belajar secara individual”. Hal ini dapat dilakukan dengan cara memberikan kebebasan kepada siswa untuk mengembangkan kemampuan berpikir inisiatif dan kreatif dalam mengajar. Menurut Marbun 2010, ilmu kimia merupakan salah satu cabang dalam ilmu sains yang banyak perhitungan dan konsep- konsep kimia yang saling berkaitan satu dengan yang lain sehingga membutuhkan pemahaman yang kompleks. Hal ini cenderung membuat mata pelajaran kimia menjadi terkesan sulit bagi siswa. Rumansyah 2003 mengemukakan beberapa kelemahan pembelajaran kimia antara lain karena: 1 Dalam pembelajaran masih didominasi oleh guru teacher center guru menjadi satu-satunya sumber pengetahuan, 2 Guru masih banyak menerapkan metode ceramah sebagai sarana untuk mentransfer pengetahuan sehingga siswa cepat bosan dan tidak tertarik dengan pembelajaran yang sedang berlangsung, 3 Siswa lebih banyak menunggu dan menerima begitu saja pelajaran yang diberikan tanpa ada umpan balik mendalam akan materi yang diberikan sehingga siswa menjadi pasif, 4 Para guru memberikan penjelasan yang cukup akan tujuan dan kegunaan suatu konsep pembelajaran kimia dalam kehidupan sehari-hari sehingga para siswa merasakan bahwa ilmu kimia itu selalu berhubungan dengan kegiatan di laboratorium melakukan percobaan-percobaan tanpa memberikan materi yang mendalam dari kegiatan yang mereka lakukan. Berdasarkan hasil observasi peneliti terhadap siswa dan guru SMA Negeri 1 Lumban Julu diperoleh informasi bahwa masih banyak siswa yang terlihat kurang berminat dengan mata pelajaran kimia, dikarenakan banyak siswa beranggapan bahwa materi kimia hanya bersifat abstrak. Hal ini dikarenakan guru tidak pernah atau jarang sekali melaksanakan metode eksperimen atau praktikum dan penggunaan media dalam pembelajaran. Oleh karena itu nilai kimia siswa rendah. Hal ini dapat di tunjukkan oleh nilai ulangan harian kimia yang relatif rendah dengan rentang 50 – 68 lebih rendah dari nilai KKM sekolah yakni 69. Selain itu model pembelajaran yang digunakan di sekolah itu berupa model pembelajaran konvensional. Sehubungan dengan hal tersebut, guru sebagai tenaga pendidik hendaknya mampu memilih media yang tepat dalam proses pembelajaran. Dengan menggunakan media, guru dapat memperkaya dan memperdalam proses pembelajaran di kelas sesuai dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar. Disamping mampu menggunakan alat- alat yang tersedia, guru juga dituntut untuk dapat mengembangkan keterampilan membuat media pembelajaran yang akan digunakan apabila media tersebut belum tersedia. Para ahli telah menunjukkan bahwa pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan kinerja siswa dalam tugas-tugas akademik, unggul dalam membantu siswa dalam memahami konsep-konsep yang sulit dan membantu siswa menumbuhkan kemampuan berpikir kritis. Pembelajaran kooperatif dapat memberika keuntungan baik bagi siswa kelompok bawah maupun kelompok atas yang bekerja sama menyelesaikan tugas-tugas akademik Trianto, 2007. Salah satu usaha yang dilakukan untuk mengurangi model belajar yang monoton yaitu dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament TGT. Menurut Slavin 2005, deskripsi dari komponen- komponen model pembelajaran tipe TGT adalah presentasi kelas, tim, permainan, turnamen, dan rekognisi tim. TGT menggunakan sistem pertandingan akademik dimana siswa bersaing untuk menunjukkan kebolehan tim mereka sendiri dengan anggota tim yang lain, yang menunjukkan akademik siswa. Dalam TGT siswa memainkan permainan dengan anggota tim lain untuk memperoleh tambahan poin

Dokumen yang terkait

Upaya Peningkatkan Hasil Belajar Kimia Siswa Melalui Model Kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT) Pada Konsep Sistem Koloid

0 7 280

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams-Games Tournament) terhadap pemahaman konsep matematika siswa

1 8 185

Pengaruh kombinasi model pembelajaran kooperatif tipe teams-games-tournament (tgt) dengan make a match terhadap hasil belajar biologi siswa (kuasi eksperimen pada Kelas XI IPA Madrasah Aliyah Negeri Jonggol)

0 5 199

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT (Team Games Tournament) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Biologi

1 3 310

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT dengan Games Digital Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Alat-Alat Optik

3 35 205

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT (TEAMS GAMES TOURNAMENT) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN STRUKTUR ATOM DI KELAS X SMA NEGERI 7 MEDAN.

0 7 17

HASIL BELAJAR KIMIA SISWA SMA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DENGAN TIPETEAM GAMES TOURNAMENT PADA POKOK BAHASAN STRUKTUR ATOM.

1 16 17

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE TGT TEAM GAMES TOURNAMENT DENGAN MENGGUNAKAN PETA KONSEP TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA SISWA PADA POKOK BAHASAN STRUKTUR ATOM.

0 0 19

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM GAMES TOURNAMENT (TGT) DENGAN PROGRAM ISIS DRAW TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA SISWA PADA POKOK BAHASAN HIDROKARBON.

0 2 18

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM GAMES TOURNAMENT (TGT) TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA SD

0 2 5