HASIL BELAJAR KIMIA SISWA SMA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DENGAN TIPETEAM GAMES TOURNAMENT PADA POKOK BAHASAN STRUKTUR ATOM.
Oleh: Yosefina Tarigan NIM 4103131080
Program Studi Pendidikan Kimia
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN 2014
(2)
i
Judul Skripsi Basil Belajar Kimia Siswa SMA Mdalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Dengan Tipe Team Games Tournament Pada Pokok Babasan Struktur Atom
Nama Mabasiswa Yosefina Tarigan
N~ 4103131080
Program Studi Pendidikan Kimia Jurusan Kimia
Menyetujui: Dosen Pembimbing Skripsi
Prof. Dr Albi us Silalabi, M.S
NIP. 19530320 1980121 001
-...:t:J!!!~(;!Motlan, M.Sc., Ph.D
NIP. 19590805 1986011 001
Mengetahui:
Tanggal Lulus : 27 Agustus 2014
Jurusan Kimia Ketua,
v
Drs. Jamalum Purba, M.Si(3)
HASIL BEL AJAR KI MI A SIS WA SMA MELAL UI PENE RAPAN MO DE L PE MB E L A JARA N KO O PE R A T I F T I PE JI GS AW
DENGAN T I PE T E A M G A M E S T O U R N A M E N T PADA POKOK BAHASAN STRUKTUR ATOM
Yosefina Tarigan (NIM. 4103131080) ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan hasil belajar kimia siswa SMA melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dengan tipe Team Games Tournament pada pokok bahasan struktur atom. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 2 kelas yang diambil dengan teknik sampling jenuh/total. Sampel penelitian kelas eksperimen 1 dan kelas eksperimen 2 masing-masing berjumlah 40 siswa. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes hasil belajar dalam bentuk pilihan berganda dengan jumlah soal sebanyak 20 soal yang telah dinyatakan valid dan reliabel. Berdasarkan analisis data hasil penelitian, rata-rata nilai pretes-postes yang diperoleh pada eksperimen I adalah 45; 82,75, sedang rata-rata nilai pretes-postes pada kelas eksperimen II adalah 38,5; 86,12. Pada uji normalitas dengan teknik Uji Chi Kuadrat pada tingkat signifikansi 0,05, data penelitian ini tidak berdistribusi normal. Pada uji
homogenitas dengan teknik Fhitung pada tingkat signifikansi 0,05 menunjukkan
data ini adalah homogen. Dengan demikian, berdasarkan uji beda nyata dengan teknik statistik-t pada tingkat signifikansi 0,05 dapat dinyatakan bahwa ada perbedaan yang signifikan pada hasil belajar kimia siswa yang menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dengan hasil belajar siswa yang menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Team Games Tournament pada materi struktur atom.
(4)
vi
DAFTAR ISI
Halaman
Lembar Pengesahan i
Riwayat Hidup ii
Abstrak iii
Kata Pengantar iv
Daftar Isi vi
Daftar Gambar viii
Daftar Tabel ix
Daftar Lampiran x
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1.Latar Belakang Masalah 1
1.2.Ruang Lingkup 5
1.3.Rumusan Masalah 5
1.4.Batasan Masalah 5
1.5.Tujuan Penelitian 5
1.6.Manfaat Penelitian 6
BAB II TINJAUAN TEORI 7
2.1.Kerangka Teoritis 7
2.1.1. Pengertian Belajar 7
2.1.2. Hasil Belajar 7
2.1.3. Model Pembelajaran Kooperatif 8
2.1.4. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw 9
2.1.5. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT 12
2.2.Materi Pembelajaran Struktur Atom 20
2.3.Kerangka Berpikir 21
2.4.Hipotesis Penelitian 22
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 23
3.1.Tempat dan Waktu Penelitian 23
3.2.Populasi dan Sampel Penelitian 23
3.3.Instrumen Penelitian 24
3.3.1. Uji Validasi 27
3.3.2. Reliabilitas Tes 28
3.3.3. Tingkat Kesukaran Tes 28
3.3.4. Daya Pembeda Tes 29
3.4.Rancangan/Desain Penelitian 30
3.5.Teknik Pengumpulan Data 32
3.6. Teknik Analisis Data dan Teknik Statistik Uji Hipotesis 33
3.6.1. Pedoman Penilaian Instrumen Tes 33
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 37
4.1. Hasil Penelitian 37
(5)
4.1.2. Deskripsi data Hasil Penelitian 43
4.2. Analisis Data Hasil Penelitian 46
4.2.1. Uji Normalitas 46
4.2.2. Uji Homogenitas 47
4.2.3. Uji Hipotesis 48
4.2.4. Persen Peningkatan Hasil Belajar 48
4.3. Pembahasan 50
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 54
5.1. Kesimpulan 54
5.2. Saran 54
(6)
ix
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1. Kisi – Kisi Tes Materi Struktur Atom 25
Tabel 3.2. Tabel Rancangan Penelitian 30
Tabel 4.1. Perhitungan Validitas Tes 37
Tabel 4.2. Tingkat Kesukaran Soal 39
Tabel 4.3. Nilai Daya Beda 40
Tabel 4.4. Analisis Kisi – kisi Instrumen Soal 41
Tabel 4.5. Rata-Rata Nilai Hasil Belajar Siswa 43
Tabel 4.6. Analisis Tiap Butir Soal pada Tiap Kelas 44
Tabel 4.7. Rata-rata, Standar Deviasi, dan Varians Data Pretes 46
Tabel 4.8. Uji Normalitas, Data Pretes dan Postes 46
Tabel 4.9. Uji Homogenitas Sampel 47
Tabel 4.10. Hasil Uji Hipotesis Data Postes 48
(7)
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1. Ilustrasi Tim Jigsaw 10
Gambar 2.2. Penempatan pada Meja Turnamen 14
Gambar 2.3. Urutan Celling dalam Meja Turnamen 16
Gambar 2.4. Aturan Permainan TGT 18
Gambar 2.5. Bergeser Tempat 20
Gambar 3.1. Desain Penelitian 31
Gambar 4.1. Hasil Belajar Kimia Siswa SMA Deli Murni 43
(8)
x
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Materi Pembelajaran Struktur Atom 57
Lampiran 2 Silabus 71
Lampiran 3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) 73
Lampiran 4 Kisi – Kisi Instrumen Soal 81
Lampiran 5 Instrumen Tes Sebelum Divalidasi 84
Lampiran 6 Kunci Jawaban Instrumen Soal 95
Lampiran 7 Kartu Soal Untuk Games / Tournamen 96
Lampiran 8 Soal Latihan Pada Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
Jigsaw 101
Lampiran 9 Kunci Jawaban Soal Latihan 108
Lampiran 10 Perhitungan Validasi 109
Lampiran 11 Perhitungan Reliabilitas 112
Lampiran 12 Perhitungan Tingkat Kesukaran Soal 114
Lampiran 13 Perhitungan Daya Beda Tes 116
Lampiran 14 Instrumen Tes Setelah Divalidasi 119
Lampitan 15 Kunci Jawaban Setelah Validasi 125
Lampiran 16 Tabulasi Data Nilai Siswa 126
Lampiran 17 Perhitungan Standart Deviasi Uji Kemampuan Siswa 128
Lampiran 18 Uji Normalitas Data 129
Lampiran 19 Perhitungan Uji Homogenitas 133
Lampiran 20 Pengujian Hipotesis 137
Lampiran 21 Perhitungan Peningkatan Hasil Belajar 140
Lampiran 22 Tabel Nilai – nilai r.product moment 145
Lampiran 23 Tabel Nilai Kritis Distribusi Chi Kuadrat 146
Lampiran 24 Tabel nilai-nilai dalam Distribusi – t (Tabel t) 147
Lampiran 25 Daftar Nilai Persentil untuk Distribusi F 148
(9)
BAB I PENDAHULUAN
1.
1.1.Latar Belakang Masalah
Masyarakat Indonesia dengan laju pembangunannya masih menghadapi masalah pendidikan yang berat, terutama berkaitan dengan kualitas, relevansi, dan efisiensi pendidikan. Pada saat ini pengembangan kurikulum sekolah sangat dimungkinkan secara fleksibel untuk peningkatan kualitas pembelajaran, khususnya di Sekolah Menengah Atas (SMA). Sebab kurikulum mempunyai kedudukan sentral dalam seluruh proses pendidikan dan mengarahkan segala bentuk aktivitas pendidikan demi tercapainya tujuan - tujuan pendidikan (Silaban, 2011).
Kurikulum yang berlaku di Indonesia salah satunya adalah kurikulum KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan), yang telah diberlakukan berdasarkan Permen Diknas No. 22 Tahun 2006. KTSP adalah kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan. KTSP terdiri dari tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan, struktur dan muatan kurikulum tingkat satuan pendidikan, kalender pendidikan, dan silabus. Sudah 6 tahun kurikulum ini berjalan, namun apakah implementasinya sudah sesuai dengan yang diharapkan (Mursaha, 2011).
Simorangkir (2009) mengatakan bahwa berdasarkan hasil analisis dokumentasi, sebagian besar sekolah belum mengembangkan silabus kimia, modul dan RPP belum sempurna. Faktor penghambat antara lain kurang jelasnya persepsi guru tentang KTSP. Kurang mampunya guru mengembangkan silabus kimia, dan dengan kondisi daerah kurangnya fasilitas media elektronik, faktor internal guru (menyita waktu dan memberikan tugas guru).
Dalam proses pembelajaran, siswa seharusnya dituntut untuk aktif dan juga menuntut kreatifitas guru dalam menyelenggarakan kegiatan pembelajaran. Misalnya, seorang guru dapat memilih pendekatan dan model/metode yang tepat dengan materi yang akan disajikan, agar tujuan pembelajaran dapat tercapai. Ataupun dengan memvariasikan metode-metode yang ada sehingga kegiatan
(10)
2
pembelajaran tidak hanya berpusat pada guru dan berorientasi pada hasil belajar serta kebersamaan (Siregar, 2013).
Wena (2009) mengemukakan bahwa paradigma lama dalam proses pembelajaran adalah guru memberi pengetahuan pada siswa secara pasif. Kebanyakan guru masih mengajar dengan strategi ceramah dan mengharapkan siswa untuk duduk, diam, mendengarkan, mencatat, dan menghafal. Kondisi pembelajaran seperti ini masih mendominasi proses pembelajaran pada sebagian besar jenjang pendidikan. Hal yang seharusnya dilakukan adalah meningkatkan keikutsertaan siswa secara aktif dalam proses belajar mengajar. Aktifnya siswa dalam kegiatan pembelajaran diharapkan dapat memotivasi dan meningkatkan hasil belajar siswa dan membuat kegiatan pembelajaran lebih bermakna.
Paulina dalam Muhibuddin (2008) mengemukakan bahwa pelajaran kimia adalah salah satu pelajaran yang tegolong sulit serta kurang diminati oleh para siswa. Arianti (2011) juga mengatakan bahwa ilmu kimia merupakan salah satu pelajaran IPA yang kurang diminati, bahkan banyak siswa yang menganggap pelajaran kimia menakutkan, karena banyak siswa yang terlebih dahulu merasa kurang mampu dalam mempelajari kimia dan merasa bahwa kimia adalah pelajaran yang sulit dan membosankan. Akibatnya, hasil belajar kimia siswa relatif rendah.
Dari hasil wawancara dengan guru kimia SMA RK Deli Murni Delitua diketahui bahwa prestasi belajar kimia siswa di sekolah pada pokok bahasan struktur atom cenderung rendah. Hal ini ditunjukkan oleh rata-rata nilai UH siswa yaitu 65 dengan rentang nilai 40-72, dengan nilai KKM 75. Rendahnya prestasi belajar kimia siswa tersebut diduga karena guru secara aktif menjelaskan materi dan memberi contoh sedangkan siswa hanya mendengar, mencatat dan menghapal. Pembelajaran seperti ini kurang memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan, membentuk dan mengembangkan pengetahuannya sendiri. Dengan demikian, pembelajaran tersebut kurang mampu menumbuhkan motivasi belajar dalam diri siswa. Selain itu, kecil sekali peluang terjadinya proses sosial antar siswa yaitu hubungan siswa satu dengan lainnya rangka membangun pengetahuan bersama.
(11)
Untuk menyiasati hal tersebut para guru menggunakan berbagai macam strategi mengajar untuk setiap materi pelajaran. Salah satu model pembelajaran yang dapat diterapkan guna meningkatkan keikutsertaan siswa secara aktif dalam pembelajaran adalah dengan menerapkan pembelajaran kooperatif. Pembelajaran kooperatif akan memberi kesempatan pada siswa untuk bekerja sama dengan sesama siswa dalam tugas-tugas yang diberikan oleh guru. Model pembelajaran kooperatif diharapkan dapat membantu meningkatkan hasil belajar siswa. Model pembelajaraan kooperatif memiliki banyak jenis, antara lain model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dan tipe TGT (Team Games Tournament).
Model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw adalah sebuah model belajar kooperatif yang menitik beratkan pada kerja kelompok siswa dalam bentuk kelompok kecil. Dalam model ini siswa memiliki banyak kesempatan untuk mengemukakan pendapat dan mengolah informasi yang didapat dan dapat meningkatkan keterampilan berkomunikasi (Rusman, 2010). Model pembelajaran Jigsaw juga akan mendorong siswa aktif dan saling membantu dalam menguasai pelajaran untuk mencapai prestasi yang maksimal. Mengajar serta diajar oleh sesama siswa merupakan bagian penting dalam proses pembelajaran. Pemilihan anggota dalam setiap kelompok juga harus diperhatikan agar pembelajaran optimal. Keanggotaan kelompok sebaiknya bersifat heterogen, baik dari segi kemampuannya maupun karakteristik lainnya (Mareta, 2011).
TGT adalah salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang menekankan adanya kerjasama antar anggota kelompok untuk mencapai tujuan belajar. Terdapat empat tahap dalam TGT yaitu mengajar, belajar kelompok, turnamen/perlombaan, dan penghargaan kelompok. Hal yang menarik dari TGT dan yang membedakannya dengan tipe pembelajaran kooperatif yang lain adalah turnamen. Di dalam turnamen, siswa yang berkemampuan akademiknya sama akan saling berlomba untuk mendapatkan skor tertinggi di meja turnamennya. Jadi siswa yang berkemampuan akademiknya tinggi akan berlomba dengan siswa yang berkemampuan akademiknya tinggi, siswa yang berkemampuan akademiknya sedang akan berlomba dengan siswa yang berkemampuan akademiknya sedang, siswa yang berkemampuan akademiknya rendah akan
(12)
4
berlomba dengan siswa yang berkemampuan akademiknya rendah juga. Oleh karena itu, setiap siswa punya kesempatan yang sama untuk menjadi yang terbaik di meja turnamennya. Hal ini tentu akan memotivasi siswa dalam belajar sehingga berpengaruh juga terhadap prestasi belajar siswa (Nuril, 2009).
Melalui model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dan tipe TGT diharapkan dapat memberikan solusi dan suasana baru yang menarik dalam pengajaran sehingga memberikan pengalaman belajar dengan konsep baru. Pembelajaran tipe jigsaw dan tipe TGT membawa konsep pemahaman inovatif, dan menekankan keaktifan siswa, diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Beberapa penelitian yang telah dilaksanakan tentang pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dan tipe TGT ternyata berhasil dengan baik antara lain : Bahri (2012) mengatakan bahwa hasil belajar kimia siswa yang diajarkan dengan menggunkan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw terintegrasi pendidikan karakter lebih baik daripada hasil belajar siswa yang diajarkan tanpa menggunakan model tersebut pada pokok bahasan ikatan kimia, dengan hasil
hipotesis 1,754 > 1,668 pada taraf signifikan α = 0,05. Sitohang (2009)
memperoleh hasil bahwa peningkatan hasil belajar siswa setelah diberikan perlakuan model pembelajaran kooperatif tipe TGT dengan media VCD lebih
tinggi dibandingkan dengan metode ceramah, dengan thitung = 8,493 untuk α =
0,05. Pasaribu (2014) mengatakan bahwa peningkatan hasil belajar kimia siswa kelas eksperimen I lebih besar dari pada hasil belajar kimia kelas eksperimen II, yaitu 50,5% dan 30,5% dengan rata-rata nilai keseluruhan kedisiplinan belajar siswa kelas eksperimen I adalah 82,52 dan kelas eksperimen II adalah 78,91.
Hasil uji t diperoleh thitung = 1,833 dan ttabel = 1,677, sehingga thitung> ttabel pada
pengaruh macromedia flash dan peta konsep dengan model pembelajaran PBL terhadap hasil belajar siswa SMA kelas X pada pokok bahasan struktur atom.
Berdasarkan uraian di atas perlu dilakukan penelitian dengan judul:
“Hasil Belajar Kimia Siswa SMA Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Dengan Tipe Team Games Tournament Pada Pokok Bahasan Struktur Atom.”
(13)
1.2.Ruang Lingkup
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas maka ruang lingkup dalam penelitian ini adalah Perbedaan Hasil Belajar Kimia Siswa SMA Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Dengan Tipe TGT Pada Pokok Bahasan Struktur Atom.
1.3.Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Adakah perbedaan hasil belajar kimia siswa SMA melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dengan tipe TGT pada pokok bahasan struktur atom?
1.4.Batasan Masalah
Agar penelitian lebih terarah maka penulis membatasi masalah sebagai berikut :
1. Materi pelajaran yang diteliti pada penelitian ini adalah struktur atom pada
kompetensi dasar menjelaskan teori atom Bohr dan mekanika kuantum untuk menuliskan konfigurasi elektron dan diagram orbital serta menentukan letak unsur dalam tabel periodik.
2. Pengaruhnya dilihat dari perbedaan hasil belajar kimia siswa antara yang
diajarkan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dengan model pembelajaran kooperatif tipe TGT.
3. Hasil belajar yang dimaksud adalah hasil belajar kimia siswa setelah
proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw pada kelas eksperimen pertama dan model pembelajaran kooperatif tipe TGT pada kelas eksperimen kedua dilihat dari aspek kognitifnya.
1.5.Tujuan Penelitian
Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan hasil belajar kimia siswa SMA melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dengan tipe TGT pada pokok bahasan struktur atom.
(14)
6
1.6.Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Sebagai masukan bagi para guru kimia dalam memilih model
pembelajaran yang efektif untuk meningkatkan kualitas pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan.
2. Menambah pengetahuan dan pengalaman bagi peneliti sebagai calon guru
tentang penggunaan model pembelajaran yang tepat sehingga siswa dapat menyerap lebih banyak informasi yang berhubungan dengan materi yang diajarkan dan dapat bertahan dalam jangka waktu yang lama.
3. Sebagai bahan pertimbangan bagi peneliti lain dalam menciptakan model
pembelajaran kimia yang inovatif yang mampu menciptakan suasana belajar yang aktif dan menyenangkan.
(15)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1Kesimpulan
Setelah melakukan penelitian, perhitungan data dan pengujian hipotesis, peneliti memperoleh kesimpulan sebagai berikut :
Ada perbedaan Hasil belajar kimia siswa yang menerapkan model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw dengan hasil belajar siswa yang menerapkan model pembelajaran Kooperatif Tipe TGT pada materi Struktur atom di Kelas XI IPA SMA Swasta Deli Murni Delitua.
Persen peningkatan hasil belajar kimia siswa yang menerapkan model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw lebih rendah dibandingkan persen peningkatan hasil belajar siswa yang menerapkan model pembelajaran Kooperatif Tipe TGT pada materi Struktur Atom di Kelas XI IPA SMA RK Deli Murni.
”Hasil belajar kimia siswa yang diajar dengan menerapkan model pembelajaran
kooperatif tipe Jigsaw memberikan hasil yang lebih rendah ( 82,7 + 4,661), daripada hasil belajar siswa yang menerapkan model pembelajaran koopratif tipe
Team Games Tournamen (TGT) (86,125 + 6,043).”
5.2 Saran
Berdasarkan hasil dan kesimpulan penelitian, maka peneliti mempunyai beberapa saran :
1. Bagi peneliti selanjutnya yang ingin melakukan penelitian dengan model
pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw maupun tipe TGT sebaiknya dikolaburasikan dengan model pembelajaran kooperatif yang lain dan dengan media tertentu agar meningkatkan hasil belajar kimia siswa.
2. Bagi guru maupun peneliti selanjutnya yang ingin menerapkan model
pembelajaran kooperatif tipe TGT hendaknya mampu menguasai kelas, mengatur waktu dengan baik, serta telah mempersiapkan hal-hal yang diperlukan untuk melakukan turnamen, sehingga tiap tahap dalam model pembelajaran dapat berjalan dengan baik.
(16)
55
DAFTAR PUSTAKA
Arianti, (2011), Pengaruh Metode Learning Game Terhadap Motivasi dan Hasil
Belajar Siswa dalam Pembelajaran Kimia di Kelas X SMK pada Pokok Bahasan Tata Nama Senyawa Kimia., Skripsi, FMIPA, Unimed, Medan.
Arikunto, S., (1992), Prosedur Penelitian, Rineka Cipta, Jakarta.
Arikunto, S., (2006), Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Bina Aksara, Bandung. Bahri, Y., (2012), Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
Jigsaw Terintegrasi Pendidikan Karakter Terhadap Hasil Belajar Kimia Siswa Pada Pokok Bahasan Ikatan Kimia Di Kelas X SMA, Skripsi, FMIPA,
Unimed, Medan.
Devi, P.K., (2009), kimia 1, Penerbit Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta. Djamarah, S.B., (2011), Psikologi Belajar, Rineka Cipta, Jakarta.
Isjoni, (2010), Cooperative Learning Efektivitas Pembelajaran Kelompok. Alfabeta, Bandung.
Lie, A., (2010), Cooperative Liarning, PT. Grasindo, Jakarta.
Mareta, (2011), Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Terhadap
Hasil Belajar Kimia Siswa Pada Konsep Laju Reaksi, Skripsi, FITDK, UIN
Syarif Hidayatullah, Jakarta.
Muhibuddin, (2008), Pengaruh Penggunaan Strategi Cooperative Learning Tipe
Jigsaw Terhadap Hasil Belajar Kimia Siswa Kelas X pada Konsep Redoks,
Skripsi, FITDK, UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta.
Mursaha, (2011), Analisis Sosialisasi dan Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) Mata Pelajaran Kimia SMA di Provinsi Aceh, Tesis,
Program Pascasarjana, Unimed, Medan.
Nuril, (2009), Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT (Teams Games
Turnament) untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika Siswa Kelas V Madrasah Ibtidaiyah Ar-Rahmah Jabung Malang, Skripsi, Fakultas
Tarbiyah, UIN Maulana Malik Ibrahim, Malang.
Pasaribu, Z.H., (2014), Pengaruh Macromedia Flash Dan Peta Konsep Dengan
(17)
Sikap Disiplin Siswa SMA Kelas X Pada Pokok Bahasan Struktur Atom,
Skripsi, FMIPA, Unimed, Medan.
Parning, (2006), Kimia, Penerbit Yudhistira, Jakarta.
Rahayu, Iman., (2009), Praktis Belajar Kimia 1, Penerbit Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta.
Rusman, (2010), Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme
Guru. Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Silaban, S., (2011), Kajian Pelaksanaan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP) Kimia SMA Negeri di Sumatera Utara. Artikel, FMIPA, Unimed,
Medan.
Silitonga, P.M., (2011), Statistik Teori dan Aplikasi dalam Penelitian, FMIPA Unimed, Medan.
Simorangkir, M., Juita, T., Nurfajriani, (2009), Analisis Pelaksanaan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Pada Pembelajaran Kimia di Sekolah Mitra PPL Universitas Negeri Medan, Jurnal Pendidikan Kimia Vol. 1 No. 2 Siregar, T., Parera, T.V., (2013), Perbedaan Hasil Belajar Kimia Menggunakan Pembelajaran Tipe TPS dengan Tipe NHT di SMA YPPK teruna Bakti
Waena Jayapura, Jurnal Pendidikan Kimia 5 : 70 – 78
Sitohang, H., (2009), Penggunaan Media VCD Pada Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe Team Games Tornament Dalam Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa, Skripsi, FMIPA, Unimed, Medan.
Slavin, R.E., (2005), Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktek Terjemahan. Nusa Media, Bandung.
Sudjana, N., (2009), Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. PT Remaja Rosdakarya, Bandung.
Sudjana, (2005), Metode Statistik,. Tarsitas, Bandung.
Sutresna, N., (2008), Cerdas Belajar Kimia, Grafindo. Bandung.
Trianto, (2010), Mendesain Model Pembelajaran Inofatif Progresif, Kencana Prenada Group, Jakarta.
Wena, M., (2011), Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer, Bumi Aksara, Jakarta.
(1)
berlomba dengan siswa yang berkemampuan akademiknya rendah juga. Oleh karena itu, setiap siswa punya kesempatan yang sama untuk menjadi yang terbaik di meja turnamennya. Hal ini tentu akan memotivasi siswa dalam belajar sehingga berpengaruh juga terhadap prestasi belajar siswa (Nuril, 2009).
Melalui model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dan tipe TGT diharapkan dapat memberikan solusi dan suasana baru yang menarik dalam pengajaran sehingga memberikan pengalaman belajar dengan konsep baru. Pembelajaran tipe jigsaw dan tipe TGT membawa konsep pemahaman inovatif, dan menekankan keaktifan siswa, diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Beberapa penelitian yang telah dilaksanakan tentang pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dan tipe TGT ternyata berhasil dengan baik antara lain : Bahri (2012) mengatakan bahwa hasil belajar kimia siswa yang diajarkan dengan menggunkan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw terintegrasi pendidikan karakter lebih baik daripada hasil belajar siswa yang diajarkan tanpa menggunakan model tersebut pada pokok bahasan ikatan kimia, dengan hasil hipotesis 1,754 > 1,668 pada taraf signifikan α = 0,05. Sitohang (2009) memperoleh hasil bahwa peningkatan hasil belajar siswa setelah diberikan perlakuan model pembelajaran kooperatif tipe TGT dengan media VCD lebih tinggi dibandingkan dengan metode ceramah, dengan thitung = 8,493 untuk α =
0,05. Pasaribu (2014) mengatakan bahwa peningkatan hasil belajar kimia siswa kelas eksperimen I lebih besar dari pada hasil belajar kimia kelas eksperimen II, yaitu 50,5% dan 30,5% dengan rata-rata nilai keseluruhan kedisiplinan belajar siswa kelas eksperimen I adalah 82,52 dan kelas eksperimen II adalah 78,91. Hasil uji t diperoleh thitung = 1,833 dan ttabel = 1,677, sehingga thitung> ttabel pada
pengaruh macromedia flash dan peta konsep dengan model pembelajaran PBL terhadap hasil belajar siswa SMA kelas X pada pokok bahasan struktur atom.
Berdasarkan uraian di atas perlu dilakukan penelitian dengan judul:
“Hasil Belajar Kimia Siswa SMA Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Dengan Tipe Team Games Tournament Pada Pokok Bahasan Struktur Atom.”
(2)
1.2.Ruang Lingkup
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas maka ruang lingkup dalam penelitian ini adalah Perbedaan Hasil Belajar Kimia Siswa SMA Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Dengan Tipe TGT Pada Pokok Bahasan Struktur Atom.
1.3.Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Adakah perbedaan hasil belajar kimia siswa SMA melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dengan tipe TGT pada pokok bahasan struktur atom?
1.4.Batasan Masalah
Agar penelitian lebih terarah maka penulis membatasi masalah sebagai berikut :
1. Materi pelajaran yang diteliti pada penelitian ini adalah struktur atom pada kompetensi dasar menjelaskan teori atom Bohr dan mekanika kuantum untuk menuliskan konfigurasi elektron dan diagram orbital serta menentukan letak unsur dalam tabel periodik.
2. Pengaruhnya dilihat dari perbedaan hasil belajar kimia siswa antara yang diajarkan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dengan model pembelajaran kooperatif tipe TGT.
3. Hasil belajar yang dimaksud adalah hasil belajar kimia siswa setelah proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw pada kelas eksperimen pertama dan model pembelajaran kooperatif tipe TGT pada kelas eksperimen kedua dilihat dari aspek kognitifnya.
1.5.Tujuan Penelitian
Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan hasil belajar kimia siswa SMA melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dengan tipe TGT pada pokok bahasan struktur atom.
(3)
1.6.Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Sebagai masukan bagi para guru kimia dalam memilih model pembelajaran yang efektif untuk meningkatkan kualitas pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan.
2. Menambah pengetahuan dan pengalaman bagi peneliti sebagai calon guru tentang penggunaan model pembelajaran yang tepat sehingga siswa dapat menyerap lebih banyak informasi yang berhubungan dengan materi yang diajarkan dan dapat bertahan dalam jangka waktu yang lama.
3. Sebagai bahan pertimbangan bagi peneliti lain dalam menciptakan model pembelajaran kimia yang inovatif yang mampu menciptakan suasana belajar yang aktif dan menyenangkan.
(4)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1Kesimpulan
Setelah melakukan penelitian, perhitungan data dan pengujian hipotesis, peneliti memperoleh kesimpulan sebagai berikut :
Ada perbedaan Hasil belajar kimia siswa yang menerapkan model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw dengan hasil belajar siswa yang menerapkan model pembelajaran Kooperatif Tipe TGT pada materi Struktur atom di Kelas XI IPA SMA Swasta Deli Murni Delitua.
Persen peningkatan hasil belajar kimia siswa yang menerapkan model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw lebih rendah dibandingkan persen peningkatan hasil belajar siswa yang menerapkan model pembelajaran Kooperatif Tipe TGT pada materi Struktur Atom di Kelas XI IPA SMA RK Deli Murni. ”Hasil belajar kimia siswa yang diajar dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw memberikan hasil yang lebih rendah ( 82,7 + 4,661), daripada hasil belajar siswa yang menerapkan model pembelajaran koopratif tipe Team Games Tournamen (TGT) (86,125 + 6,043).”
5.2 Saran
Berdasarkan hasil dan kesimpulan penelitian, maka peneliti mempunyai beberapa saran :
1. Bagi peneliti selanjutnya yang ingin melakukan penelitian dengan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw maupun tipe TGT sebaiknya dikolaburasikan dengan model pembelajaran kooperatif yang lain dan dengan media tertentu agar meningkatkan hasil belajar kimia siswa.
2. Bagi guru maupun peneliti selanjutnya yang ingin menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TGT hendaknya mampu menguasai kelas, mengatur waktu dengan baik, serta telah mempersiapkan hal-hal yang diperlukan untuk melakukan turnamen, sehingga tiap tahap dalam model pembelajaran dapat berjalan dengan baik.
(5)
DAFTAR PUSTAKA
Arianti, (2011), Pengaruh Metode Learning Game Terhadap Motivasi dan Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran Kimia di Kelas X SMK pada Pokok Bahasan Tata Nama Senyawa Kimia., Skripsi, FMIPA, Unimed, Medan. Arikunto, S., (1992), Prosedur Penelitian, Rineka Cipta, Jakarta.
Arikunto, S., (2006), Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Bina Aksara, Bandung. Bahri, Y., (2012), Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
Jigsaw Terintegrasi Pendidikan Karakter Terhadap Hasil Belajar Kimia Siswa Pada Pokok Bahasan Ikatan Kimia Di Kelas X SMA, Skripsi, FMIPA, Unimed, Medan.
Devi, P.K., (2009), kimia 1, Penerbit Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta. Djamarah, S.B., (2011), Psikologi Belajar, Rineka Cipta, Jakarta.
Isjoni, (2010), Cooperative Learning Efektivitas Pembelajaran Kelompok. Alfabeta, Bandung.
Lie, A., (2010), Cooperative Liarning, PT. Grasindo, Jakarta.
Mareta, (2011), Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Terhadap Hasil Belajar Kimia Siswa Pada Konsep Laju Reaksi, Skripsi, FITDK, UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta.
Muhibuddin, (2008), Pengaruh Penggunaan Strategi Cooperative Learning Tipe Jigsaw Terhadap Hasil Belajar Kimia Siswa Kelas X pada Konsep Redoks, Skripsi, FITDK, UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta.
Mursaha, (2011), Analisis Sosialisasi dan Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Mata Pelajaran Kimia SMA di Provinsi Aceh, Tesis, Program Pascasarjana, Unimed, Medan.
Nuril, (2009), Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT (Teams Games Turnament) untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika Siswa Kelas V Madrasah Ibtidaiyah Ar-Rahmah Jabung Malang, Skripsi, Fakultas Tarbiyah, UIN Maulana Malik Ibrahim, Malang.
Pasaribu, Z.H., (2014), Pengaruh Macromedia Flash Dan Peta Konsep Dengan Model Pembelajaran Problem Based Learning Terhadap Hasil Belajar Dan
(6)
Sikap Disiplin Siswa SMA Kelas X Pada Pokok Bahasan Struktur Atom, Skripsi, FMIPA, Unimed, Medan.
Parning, (2006), Kimia, Penerbit Yudhistira, Jakarta.
Rahayu, Iman., (2009), Praktis Belajar Kimia 1, Penerbit Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta.
Rusman, (2010), Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru. Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Silaban, S., (2011), Kajian Pelaksanaan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Kimia SMA Negeri di Sumatera Utara. Artikel, FMIPA, Unimed, Medan.
Silitonga, P.M., (2011), Statistik Teori dan Aplikasi dalam Penelitian, FMIPA Unimed, Medan.
Simorangkir, M., Juita, T., Nurfajriani, (2009), Analisis Pelaksanaan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Pada Pembelajaran Kimia di Sekolah Mitra PPL Universitas Negeri Medan, Jurnal Pendidikan Kimia Vol. 1 No. 2 Siregar, T., Parera, T.V., (2013), Perbedaan Hasil Belajar Kimia Menggunakan Pembelajaran Tipe TPS dengan Tipe NHT di SMA YPPK teruna Bakti Waena Jayapura, Jurnal Pendidikan Kimia 5 : 70 – 78
Sitohang, H., (2009), Penggunaan Media VCD Pada Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Games Tornament Dalam Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa, Skripsi, FMIPA, Unimed, Medan.
Slavin, R.E., (2005), Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktek Terjemahan. Nusa Media, Bandung.
Sudjana, N., (2009), Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. PT Remaja Rosdakarya, Bandung.
Sudjana, (2005), Metode Statistik,. Tarsitas, Bandung.
Sutresna, N., (2008), Cerdas Belajar Kimia, Grafindo. Bandung.
Trianto, (2010), Mendesain Model Pembelajaran Inofatif Progresif, Kencana Prenada Group, Jakarta.
Wena, M., (2011), Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer, Bumi Aksara, Jakarta.