4.2.3 Temperatur Kalorik
Untuk menghitung temperatur kalorik fluida panas tube dan fluida dingin shell maka harus mengetahui harga f
c
masing – masing fluida. Harga f
c
dapat diketahui pada grafik faktor temperatur kalori dengan mengetahui nilai
∆t
c
∆t
h
.
API gravity residual oil pada 60 F = 17,18 dan selisih temperatur fluida
residual 158,4 F, maka k
c
= 1 dan dari lampiran N faktor f
c
temperatur kalori dengan data diatas diperoleh f
c
= 0.53 Maka :
Karena pada fluida steam tube temperatur fluida masuk dan keluar sama, maka harga tc = 165
4.2.4 Bilangan Reynold
a. Bilangan Reynold Pada Shell
Universitas Sumatera Utara
Untuk menentukan besarnya bilangan Reynold pada shell, maka harus mengetahui luas laluan aliran shell, kecepatan aliran massa pada
shell, dan diameter ekuivalen. Adapun untuk mengetahui luas laluan aliran shell dapat dinyatakan dengan rumus :
Untuk menghitung kecepatan aliran massa pada shell dapat dinyatakan dengan rumus berikut :
Dan untuk menentukan diameter ekuivalen shell dengan susunan tube berbentuk segitiga, maka dapat dinyatakan dengan rumus berikut:
Universitas Sumatera Utara
Maka dari data diatas, dapat kita peroleh bilangan Reynold pada shell dengan rumus berikut :
Dimana : µ = viskositas fluida dalam shell residual oil pada
temperatur kalorik 73,36
o
C, diperoleh dari lampiran K 101,1 mPa.s
Sehingga :
b. Bilangan Reynold Pada Tube Untuk menentukan bilangan Reynold pada tube, maka terlebih
dahulu harus mengetahui luas laluan aliran pada tube, kecepatan aliran
Universitas Sumatera Utara
massa, dan viskositas fluida yang mengalir dalam tube. Adapun untuk mengetahui luas laluan aliran tube dapat dinyatakan dengan rumus :
Dimana nilai diperoleh dari lampiran “O”, untuk tube diameter 12,1
mm dan 14 BWG, maka = 0,0876 in
2
= 56,516 x 10
-6
m
2
maka :
Untuk menghitung kecepatan aliran massa pada tube dapat dinyatakan dengan rumus berikut :
Maka dari data diatas, dapat diperoleh bilangan Reynold pada tube dengan rumus berikut :
Dimana : µ = viskositas fluida dalam tube uap jenuh pada
Universitas Sumatera Utara
temperatur kalorik 165
o
C, diperoleh dari daftar lampiran D 0,01447 mPa.s
sehingga :
4.2.5 Koefisien Perpindahan Panas
a. Koefisien Perpindahan Panas Pada Shell Untuk menentukan koefisien perpindahan panas pada shell dapat
dinyatakan dengan rumus berikut :
Dimana : JH = faktor perpindahan panas pada shell
=
=
Universitas Sumatera Utara
= 1,57 k = konduktivitas residual oil pada temperatur kalorik 73,36
o
C =
lihat lampiran K
P
r
= Prandtl number residual oil pada temperatur kalorik 73,36
o
C = 1701 lihat lampiran K
Sehingga :
b. Koefisien Perpindahan Panas Pada Tube Untuk menentukan koefisien perpindahan panas pada tube dapat
dinyatakan dengan rumus berikut :
Dimana : JH = faktor perpindahan panas pada tube, dimana dapat diperoleh pada
lampiran kurva perpindahan panas pada tube didapat hubungan LD = 2560,2 8,5 = 301,2 dengan bilangan Reynold 20037
maka diperoleh JH = 70 lihat lampiran P
Universitas Sumatera Utara
k = konduktivitas steam pada temperatur kalorik 165
o
C =
lihat lampiran D
P
r
= Prandtl number steam pada temperatur kalorik 165
o
C = 1,116 lihat lampiran D
Sehingga :
4.2.6 Temperatur Dinding Tube dan Koefisien Perpindahan Panas yang