tersebut menjadi sistematis dan dipermudah olehnya
.
Adapun instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1 Lembar tes performance atau unjuk kerja dibuat sebagai bagian dari tes
lisan, sedangkan tes tertulis yang digunakan sebagai alat evaluasi dalam pelaksanaan pembelajaran setelah kegiatan pembelajaran berlangsung untuk
mengukur pemahaman materi peserta didik setlah melakukan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran nondirective untuk meingkatkan
kemampuan berbicara dan kepercayan diri peserta didik. Berikut adalah kisi-kisi soal untuk tes tertulis.
Tabel 3.2. Kisi-kisi soal No
Siklus ke- materi Skor
Nomor soal
1 Siklus awal Prasiklus
Materi tentang kegiatan yang disukai oleh peserta didik.
Menceritakan kegiatan yang disukai menjadi sebuah karangan
yang padu 40
5 20
2 dan 4 10
1 dan 2
2 Siklus I
Materi tentang kegiatan yang sering dilakukan di rumah atau di
sekolah Mendeskripsikan kegiatan
tersebut ke dalam sebuah karangan deskripstif
50 4
20 3
15 1 dan 2
3 Siklus II
Membuat kerangka karangan tentang kegiatan yang sering
dilakukan di rumah atau di sekolah
Membuat karangan yang padu dari kerangka yang telah dibuat
30 1
70 2
diadaptasi dari Arifin, Z. 2009 hlm. 163
6. Analisis Data
Agar data-data yang terkumpul mempunyai makna, maka data-data tersebut perlu dianalisa dengan cara tertentu dan untuk itu kita tidak terlepas dari
penggunaan statistik. Seperti dikemukakan oleh Sudijono 1994 hlm. 2. bahwa : “Statistik adalah data angka yang dapat memberikan gambaran mengenai keadaan
peristiwa atau gejala- gejala tertentu”. Adapun untuk keperluan analisa data
digunakan tehnik analisis yang sesuai dengan sifat dan jenis data yang ada serta tujuan dalam pembahasan penelitian ini. Dalam hal ini peneliti menggunakan
pendekatan reflektif thinking untuk data yang sifatnya kualitatif. Sedang untuk data yang bersifat kuantitatif penulis gunakan analisis statistik guna memperoleh
kualitas data. ”Analisis data yang dilakukan setiap tindakan pembelajaran
berakhir. Analisis data yang digunakan adalah analisis data deskriptif kualitatif Arikunto, 2006, hal 239. Dalam penelitian deskriptif kualitatif, analisis data
ditunjukkan berupa uraian paparan data berupa kalimat-kalimat atau kata-kata. Kemudian data atau informasi yang diperoleh dianalisis secara deskriptif.
Analisis data pada hasil belajar diperoleh melalui pengukuran hasil test. Pada siklus I II diadakan hanya satu kali test, skor maksimal yang diperoleh
peserta didik setiap mengikuti test adalah 100. Skor rata-rata test klasikal dapat dihitung dengan menggunakan statistik sederhana.
Keterangan : NA
= Nilai yang diperoleh peserta didik Skor Perolehan
= Skor yang diperoleh dari sejumlah indikator yang munculnampak dalam observasi.
Skor Maksimal = Jumlah skor keseluruhan
Nilai tersebut diinterpretasikan ke dalam prosentase dengan rumus sebagai berikut :
Dimana : P
= Angka Persentase F
= Frekuensiskor mentah yang sedang dicari persentase N
= Jumlah responden
Data yang diperoleh dari skor test peserta didik, kemudian ditetapkan kriterianya. Dalam hal ini kriteria kategori skor peserta didik bisa dilihat pada tabel 3.3.
Tabel 3.3. Kriteria Nilai Peserta didik Interval
skor Konversi Nilai
Taraf keberhasilan hasil observasi proses belajar
peserta didik Nilai dengan
huruf 21-25
90-98 Amat baik Baik sekali
A 16-20
80-88 Baik
B 11-15
70-78 Cukup baik
C 6-10
60-68 Kurang
D 0-5
50-58 Sangat kurang
E Sumber : Arikunto 2001 hlm. 345
Peningkatan hasil belajar peserta didik di tentukan dengan ketuntasan belajar secara individual dan secara klasikal. Kriteria penguasaan minimal hasil
belajar yang digunakan dalam penelitian ini adalah: a.
Secara perorangan individual dianggap telah tuntas belajar apabila daya serap peserta didik mencapai 70. Adapun rumus yang digunakan adalah
sebagai berikut:
b. Secara klasikal, dianggap telah tuntas belajar apabila mencapai 80 dari
jumlah peserta didik yang mencapai daya serap minimal 70. Adapun rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:
Bila ketuntasan peserta didik lebih dari 80 maka pembelajaran yang dilaksanakan guru dapat dikatakan berhasil. Tetapi bila ketuntasan belajar
peserta didik kurang dari 80 maka pengajaran yang dilaksanakan guru belum berhasil.
7. Indikator Kinerja