Perkembangan Seksual Remaja Perilaku Seksual Remaja

b. Masa remaja tengah middle adolesence Terjadi pada usia 13-15 tahun. Pada masa ini remaja mencari identitas diri, timbul keinginan untuk mengenal lawan jenis, mempunyai rasa cinta yang mendalam, mengembangkan kemampuan berpikir abstrak, berkhayal tentang aktifitas seks. c. Masa remaja akhir late adolesence Terjadi pada usia 15-19 tahun. Pada masa ini remaja ditandai dengan pengungkapan kebebasan diri, lebih selektif dalam memilih teman sebaya, mempunyai citra jasmani dirinya, dapat mewujudkan rasa cinta, dan mampu berpikir abstrak.

2. Perkembangan Seksual Remaja

Pada masa remaja terjadi pertumbuhan fisik yang cepat, termasuk pertumbuhan organ-organ seksual untuk mencapai kematangan sehingga mampu melangsungkan fungsi reproduksi. Perkembangan seks remaja ditandai dengan : a. Munculnya tanda Seks Primer Tanda seks primer pada remaja putri adalah dengan terjadinya haid pertama menarche dan pada remaja putra terjadi mimpi basah wet dream. Masa dimana tanda seks primer ini muncul disebut juga masa pubertas. b. Munculnya tanda Seks Sekunder Tanda seks sekunder pada remaja putri ditandai dengan pinggul mulai melebar, payudara membesar, timbulnya bulu-bulu halus Universitas Sumatera Utara diketiak dan sekitar kemaluan. Sedangkan pada remaja putra terjadi perubahan suara, timbulnya jakun, tumbuh rambut disekitar kemaluan dan ketiak. Perubahan tersebut diatas dialami oleh setiap remaja. Kadangkala hal tersebut sangat membingungkan mereka apalgi jika pengetahuan mereka kurang. Oleh karena itu pendidikan yang tepat tentang perubahan fisik tersebut terutama perubahna organ-organ seksual sangat penting agar remaja siap menghadapinya.

3. Perilaku Seksual Remaja

Perilaku seksual remaja adalah segala tingkah laku yang didorong hasrat seksual, baik dengan lawan jenisnya dan sesama jenisnya. Bentuk- bentuk perilaku seksual dapat bermacam-macam mulai dari perasaan tertarik pada lawan jenisnya, berpacaran, bercumbu bahkan sampai bersenggama. Objek seksualnya dapat berupa orang orang dalam khayalan atau dirinya sendiri Sarwono, 2003. Perilaku seksual yang sering terjadi pada remaja antara lain : a. Masturbasi atau Onani Masturbasi atau onani adalah suatu kegiayan memanipulasi alat genital untuk memuaskan keinginan seksual. b. Berpacaran Merupakan kegiatan seksual yang ringan mulai dari sentuhan, pegangan tangan, sampai pada ciuman dan sentuhan-sentuhan seks Universitas Sumatera Utara yang pada dasarnya adalah keinginan untuk menikmati dan memuaskan dorongan seksual. c. Bersenggama Merupakan perilaku seksual yang lebih dalam yang melibatkan hubungan organ-organ seksual untuk memuaskan dorongan seksual. Dalam bukunya Psikologi Remaja Sarwono, 2003 menyebutkan beberapa faktor-faktor yang dapat mempengaruhi perilaku seksual remaja antara lain : a. Perubahan-perubahan hormonal yang meningkatkan hasrat seksual remaja. Peningkatan hormon tersebut menyebabkan remaja membutuhkan penyaluran dalam bentuk tingkah laku tertentu. Penyaluran tersebut tidak dapat segera dilakukan karena adanya penundaan usia perkawinan maupun karena norma sosial yang semakin lama semakin menuntut persyaratan yang terus meningkat seperti pendidikan, pekerjaan, persiapan mental dan lain-lain. b. Norma-norma agama yang berlaku, dimana seseorang dilarang untuk berhubungan seksual sebelum menikah, untuk remaja yang tidak dapat menahan diri memiliki kecendrungan untuk hal-hal tersebut. c. Kecenderungan pelanggaran makin meningkat karena adanya penyebaran informasi dan rangsangan melalui media massa Universitas Sumatera Utara dengan teknologi yang canggih menjadi tidak terbendung lagi. Remaja yang ingin tahunya besar dan suka coba-coba akan meniru apa yang dilihat dan didengar dari media massa karena pada umumnya mereka belum mengetahui masalah seksual secara lengkap dari orang tuanya. d. Orang tua sendiri baik karena ketidaktahuannya maupun karena mentabukan pembicaraan mengenai seks dalam masalah ini tidak dapat menjelaskan kepada remajanya. e. Adanya kecenderungan yang makin bebas antara pria dan wanita dalam masyarakat, sebagai akibat berkembangnya peran dan pendidikan wanita sehingga wanita semakin sejajar dengan pria. Remaja lebih cenderung berbagi pengalaman dan menceritakan masalah seksualnya dengan teman-teman sebaya daripada dengan orangtuanya. Terbukti pada penelitian yang dilakukan “Synovate” sebuah perusahaan yang bergerak dibidang jasa dan pemasaran pada tahun 2004 terhadap 450 remaja di Jakarta, Bandung, Surabaya dan Medan yang menyimpulkan bahwa 65 persen informasi tentang seks diperoleh dari teman sebaya, 35 persen dari film porno, 19 persen dari sekolah mereka dan hanya 5 persen diperoleh dari orang tua. Sebagian informasi yang diterima remaja dari teman-temannya salah dan mau tidak mau orang tua harus menyadari pentingnya pendidikan seks bagi remaja. Hubungan komunikasi yang baik antara orang tua dan Universitas Sumatera Utara remaja dapat membuat remaja terbuka membicarakan masalahnya, dan menganggap orang tua sebagai teman yang dapat mengerti kebutuhannya. Saat ini karena pendidikan seks dari orang tua belum optimal, sementara sekolah juga belum melaksanakan pendidikan seks secara formal, maka informasi mengenai seks dapat diperoleh remaja melalui LSM-LSM yang peduli remaja dan menyediakan pelayanan kesehatan reproduksi bagi remaja namun tetap dengan pengawasan orangtua. Universitas Sumatera Utara BAB III KERANGKA KONSEP KONSEPTUAL

A. Kerangka Konsep