Analisis Kesadahan Total Air Penyeduh Teh Pada PT. Sinar Sosro Pabrik Deli Serdang Medan

(1)

ANALISIS KESADAHAN TOTAL AIR PENYEDUH TEH

PADA PT. SINAR SOSRO PABRIK DELI SERDANG

MEDAN

TUGAS AKHIR

Oleh:

MAYA ARNITA SIREGAR

NIM 062410012

PROGRAM DIPLOMA III ANALIS FARMASI DAN MAKANAN FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

2009


(2)

LEMBAR PENGESAHAN

ANALISIS KESADAHAN TOTAL AIR PENYEDUH TEH PADA PT. SINAR SOSRO PABRIK DELI SERDANG MEDAN

TUGAS AKHIR

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya Pada Program Diploma III Analis Farmasi Dan Makanan

Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara

Oleh:

MAYA ARNITA SIREGAR NIM 062410012

Medan, Juni 2009 Disetujui Oleh: Dosen Pembimbing,

Dra. Saodah, M.Sc., Apt. NIP 130 535 836

Disahkan Oleh: Dekan,

Prof. Dr. Sumadio Hadisahputra, Apt. NIP 131 283 716


(3)

LEMBAR PENGESAHAN

ANALISIS KESADAHAN TOTAL AIR PENYEDUH TEH PADA PT. SINAR SOSRO PABRIK DELI SERDANG MEDAN

TUGAS AKHIR

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya Pada Program Diploma III Analis Farmasi Dan Makanan

Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara

Oleh:

MAYA ARNITA SIREGAR NIM 062410012

Medan, Juni 2009 Disetujui Oleh: Dosen Pembimbing,

Dra. Saodah, M.Sc., Apt. NIP 130 535 836

Disahkan Oleh: Dekan,

Prof. Dr. Sumadio Hadisahputra, Apt. NIP 131 283 716


(4)

Syukur alhamdulillah kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini.

Dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini, ternyata tidaklah semudah yang dibayangkan sebelumnya. Namun berkat dorongan, semangat dan dukungan berbagai pihak merupakan kekuatan yang sangat besar hingga terselesaikannya Tugas Akhir ini. Khususnya dorongan dan semangat serta do’a dari Ayahanda penulis Parmonangan Siregar, SE dan Ibunda penulis Rosmaini Lubis. Ayahanda dan Ibunda merupakan inspirator dan pemacu semangat penulis agar tidak pernah berhenti untuk menempuh cita-cita yang diharapkan.

Pada kesempatan kali ini penulis juga mengucapkan rasa terima kasih yang tak terhingga kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Sumadio Hadisahputra, Apt., selaku Dekan Fakultas

Farmasi USU.

2. Bapak Prof. Dr. Jansen Silalahi, M.App.Sc, Apt., selaku koordinator program Diploma-III Analis Farmasi dan Makanan USU.

3. Ibu Dra. Saodah, M.Sc., Apt., selaku dosen pembimbing yang telah

meluangkan waktunya untuk memberikan nasehat serta perhatiannya hingga selesainya Tugas akhir ini.

4. Ibu Dra. Anayanti Arianto, M.Si., Apt., selaku Dosen Wali penulis. 5. Seluruh dosen Fakultas Farmasi USU.

6. Abang Reynal Okta Prianto Siregar, SE., kakak Rosnipar Yuliani Siregar, SE., Adik-adik penulis Tony Van Arle Siregar dan Fitri Violita Siregar serta sepupu-sepupu penulis.


(5)

7. Para staf dan Karyawan PT. Sinar Sosro Pabrik Deli Serdang yang sudah meluangkan waktu untuk penulis dan memberikan materi-materi.

8. Sahabat-sahabat satu perjuangan Dinant, Dina dan Andri yang telah bekerja sama sepenuhnya sehingga terselesaikannya Tugas Akhir ini. 9. Sahabat-sahabat penulis Bayu, Nico, Angga, Irfan, Ririn, Fadli, dan Tatie

yang selalu memberikan semangat yang luar biasanya.

10.Soulmate penulis Mimi yang begitu besar membantu penulis dalam

penyelesaian Tugas Akhir ini dan yang selalu mendengar keluh dan kesah Saya.

11.Anak-anak kost di Gg. Sarmin K’Iin, K’Liza, K’Yuyun, Siska, Ayu,dan Diva yang selalu memberi support kepada penulis.

12.Seluruh teman-teman kuliah angkatan 2006 yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, namun tidak mengurangi arti keberadaan mereka.

Sebagai seorang manusia dengan keterbatasan ilmu pengetahuan yang dikuasai, penulis menyadari bahwa Tugas Akhir ini masih sangat jauh dari sempurna sehingga membutuhkan masukan dan kritikan yang bersifat membangun. Oleh karena itu penulis sangat membuka luas bagi yang ingin menyumbangkan masukan dan kritikan demi kesempurnaan Tugas Akhir ini.

Akhir kata penulis berharap semoga Tugas Akhir ini bermanfaat bagi penulis sendiri maupun bagi pembaca. Terima Kasih.

Medan, Mei 2009 Penulis,


(6)

Maya Arnita Siregar

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PENGESAHAN ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... v

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Tujuan dan Manfaat ... 2

1.2.1 Tujuan ... 2

1.2.2 Manfaat ... 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 3

2.1Air ... 3

2.1.1 Sumber Air ... 5

2.1.2 Syarat-syarat air Minum ... 8

2.2Kesadahan ... 11


(7)

2.2.1 Kesadahan Air Penyeduh ... 12

2.2.2 Metode Penghilangan Kesadahan Air ... 13

2.2.3 Penentuan Kesadahan Air ... 14

2.3Proses Pemurnian Air pada PT. Sinar Sosro ... 15

BAB III METODOLOGI PERCOBAAN ... 19

3.1 Alat ... 19

3.2 Bahan ... 19

3.3 Prosedur Percobaan ... 19

3.4 Perhitungan ... 20

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 21

4.1 Hasil ... 21

4.2 Pembahasan ... 21

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 23

5.1 Kesimpulan ... 23

5.2 Saran ... 23

DAFTAR PUSTAKA ... 24

LAMPIRAN ... 25


(8)

DAFTAR TABEL

Halaman TABEL 1. Data Perhitungan untuk Menghitung Kesadahan Total Air Penyeduh

Teh pada PT. SINAR SOSRO ... 21


(9)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Air merupakan salah satu kebutuhan yang vital bagi makhluk hidup juga untuk keperluan industri. Bagi makhluk hidup air digunakan untuk keperluan sehari-sehari seperti mandi, mencuci, memasak dan lain sebagainya. Sedangkan untuk industri seperti PT. SINAR SOSRO, air digunakan sebagai bahan baku produksi dan juga untuk keperluan domestik. Dengan mengingat pentingnya peranan air di PT. SINAR SOSRO tersebut maka perlu dilakukan pengolahan untuk menghilangkan organisme patogen dan zat-zat beracun yang mengganggu kesehatan salah satunya adalah dengan menghilangkan kesadahan air.

Air sadah adalah air yang mengandung garam-garam mineral seperti kalsium dan magnesium. Air sadah pada penyeduh teh mengakibatkan warna seduhan teh menjadi gelap. Air yang dianggap bermutu adalah air yang mempunyai kesadahan rendah.

Air penyeduh teh yang digunakan pada PT. SINAR SOSRO berasal dari sumur bor dengan kedalaman ±200 meter. Air penyeduhan teh yang digunakan adalah Buffer III yang berasal dari Buffer I dan Buffer IV. Buffer I berasal dari tangki karbon filter dan Buffer IV berasal dari tangki softener. Agar air tersebut memenuhi persyaratan mutu air bersih maka diperlukan pemeriksaan terhadap parameter-parameter yang terdapat didalam standar mutu air. Salah satunya adalah analisis kesadahan air penyeduh teh. Di mana standar air penyeduh teh PT. SINAR SOSRO adalah berkisar antara 1,00dH-1,50dH.


(10)

Air sadah yang mengandung ion kalsium dan magnesium yang tinggi tidak baik digunakan pada air penyeduh. Karena kadar kesadahan yang tinggi mengakibatkan warna air teh yang gelap. Oleh karena itu, perlu diketahui kadar kesadahan air penyeduh teh pada PT. SINAR SOSRO. Apakah memenuhi standar air bersih untuk dijadikan air minum atau keprluan yang lainnya (Anonima, 2006).

Berdasarkan hal diatas untuk memahami, mencegah dan mengatasi kesadahan air, maka penulis mengambil judul “Analisis Kesadahan Total Air Penyeduh Teh pada PT. Sinar Sosro Pabrik Deli Serdang Medan”. Sehingga penulis berharap dapat mendalami hal tersebut dan membandingkan yang diperoleh dari teori dan penerapannya dalam praktek dan kehidupan sehari-hari.

1.2 Tujuan dan Manfaat 1.2.1 Tujuan

Untuk mengetahui kadar kesadahan total yang terdapat pada air penyeduh teh di PT. SINAR SOSRO PABRIK DELI SERDANG.

1.2.2 Manfaat

-Untuk memberikan informasi tentang tingkat kesadahan air penyeduh teh yang terdapat pada PT. SINAR SOSRO.

-Untuk memberikan sumbangan pemikiran kepada pembaca dalam hal


(11)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Air

Air merupakan sumber daya alam yang diperlukan untuk hajat hidup orang banyak, bahkan oleh semua makhluk hidup. Oleh karena itu, sumber daya air harus dilindungi agar tetap dapat dimanfaatkan dengan baik oleh manusia serta makhluk hidup yang lain. Pemanfaatan air untuk berbagai kepentingan harus dilakukan secara bijaksana, dengan memperhitungkan kepentingan generasi sekarang maupun generasi mendatang. Aspek pengamatan dan pelestarian sumber daya air harus ditanam pada segenap pengguna air (Effendi, 2003).

Air merupakan suatu sarana utama untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, karena air merupakan salah satu media dari berbagai macam penularan, terutama penyakit perut. Peningkatan kualitas air minum dengan jalan mengadakan pengelolaan terhadap air yang akan diperlukan sebagai air minum dengan mutlak diperlukan. Oleh karena itu dalam praktek sehari-hari maka pengolahan air adalah menjadi pertimbangan yang utama untuk menentukan apakah sumber tersebut bisa dipakai sebagai sumber persediaan atau tidak.

Pada prinsipnya, jumlah air di alam ini tetap dan mengikuti suatu aliran yang dinamakan “Cyclus Hydrologie”. Dengan adanya penyinaran matahari, maka semua air yang ada di permukaan bumi akan bersatu dan berada ditempat yang tinggi yang sering dikenal dengan nama awan. Oleh angin, awan ini akan terbawa makin lama makin tinggi dimana temperatur diatas semakin rendah, yang menyebabkan titik-titik air dan jatuh kebumi sebagai hujan. Air hujan ini sebagian


(12)

mengalir kedalam tanah, jika menjumpai lapisan rapat air, maka perserapan akan berkurang, dan sebagian air akan mengalir diatas lapisan rapat air ini. Jika air ini keluar pada permukaan bumi, umumnya berbentuk sungai-sungai dan jika melalui suatu tempat rendah (cekung) maka air akan berkumpal, membentuk suatu danau atau telaga. Tetapi banyak diantaranya yang mengalir ke laut kembali dan kemudian akan mengikuti siklus hidrologi ini (Sutrisno, 1994).

Saat ini, masalah utama yang dihadapi oleh sumber daya air meliput i kuantitas air yang sudah tidak mampu memenuhi kebutuhan yang terus meningkat dan kualitas air untuk keperluan domestik yang semakin turun. Kegiatan industri, domestik, dan kegiatan yang lain berdampak negatif terhadap sumber daya air, menyebabkan penurunan kualitas air. Kondisi ini menimbulkan gangguan, kerusakan, dan bahaya bagi semua makhluk hidup yang bergantung pada sumber daya air. Oleh karena itu, pengolahan sumber daya air sangat penting agar dimanfaatkan secara berkelanjutan dengan tingkat mutu yang diinginkan. Salah satu langkah pengelolaan yang dilakukan adalah pemantauan dan interprestasi data kualitas air, mencakup kualitas fisika, kimia, dan biologi. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 20 tahun 1990 tentang Pengendalian Pencemaran Air mendefenisikan kualiatas air sebagai sifat air dan kandungan makhluk hidup, zat, energi, atau komponen lain didalam air. Kualitas air dinyatakan dengan beberapa parameter, yaitu parameter fisika (suhu, kekeruhan, padatan terlarut dan sebagainya), parameter kimia (pH, BOD, COD, kadar logam, dan sebagainya). Dan parameter biologi (keberadaan plankton, bakteri, dan sebagainya).


(13)

Berdasarkan peraturan Pemerintah No. 20 tahun 1990 mengelompokkan kualitas air menjadi beberapa golongan menurut peruntukkannya. Adapun pengolonggan air menurut Effendi (2003) adalah sebagai berikut:

1. Golongan A, yaitu air yang dapat digunakan sebagai air minum secara

langsung, tanpa pengolahan terlebih dahulu.

2. Golongan B, yaitu air yang dapat digunakan sebagai air baku air minum. 3. Golongan C, yaitu air yang dapat digunakan untuk keperluan perikanan dan

pertenakan.

4. Golonagan D, yaitu air yang dapat digunakan untuk keperluan pertanian, usaha di perkotaan, industri, dan pembangkit tenaga listrik.

2.1.1 Sumber Air

Menurut Sutrisno (1994), secara garis besar dapat dikatakan air bersumber dari:

1. Air Laut 2. Air Atmosfir 3. Air Permukaan 4. Air Tanah 1. Air Laut

Air yang dijumpai di dalam alam berupa air laut sebanyak 80%, sedangkan sisanya berupa air tanah/daratan, es, salju, dan hujan. Air laut mempunyai sifat asin, karena mengandung garam NaCl. Kadar NaCl dalam air laut 3%. Dengan keadaan ini, maka air laut tak memenuhi syarat untuk air minum.

2. Air Atmosfir


(14)

Dalam keadaan murni, sangat bersih, karena dengan adanya pengotoran udara yang disebabkan oleh kotoran-kotoran industri/debu dan lain sebagainya. Maka untuk menjadikan air hujan sebagai sumber air minum hendaknya pada waktu menampung air hujan jangan dimulai pada saat hujan mulai turun, karena masih mengandung banyak kotoran.

3. Air Permukaan

Air permukaan adalah air hujan yang mengalir di permukaan bumi. Pada umumnya air permukaan ini akan mendapat pengotoran selama pengalirannya, misalnya oleh lumpur, batang-batang kayu, daun-daun, kotoran industri kota dan sebagainya.

Setelah mengalami suatu pengotoran, pada suatu saat air permukaan itu akan mengalami suatu proses pembersihan sendiri. Udara yang mengandung oksigen atau gas O2 akan membantu mengalami proses pembusukan yang terjadi

pada air permukaan yang telah mengalami pengotoran, karena selama dalam perjalanan, O2 akan meresap ke dalam air permukaan.

Air permukaan ada dua macam yakni: a. Air sungai

b. Air rawa/danau

a. Air sungai

Dalam penggunaannya sebagai air minum, haruslah mengalami suatu pengolahan yang sempurna, mengingat bahwa air sungai ini pada umumnya mempunyai derajat pengotoran yang tinggi sekali. Debit yang tersedia untuk memenuhi kebutuhan akan air minum pada umumnya dapat mencukupi.


(15)

b. Air rawa/danau

Kebanyakan air rawa ini berwarna yang disebabkan oleh adanya zat-zat organik yang telah membusuk, misalnya asam humus yang larut dalam air yang menyebabkan warna kuning coklat.

4. Air Tanah

Air tanah adalah air yang berasal dari permukaan yang merembes ke dalam tanah, yang terdapat di dalam ruang-ruang butir antara butir-butir tanah di dalam lapisan bumi. Suatu saat air ini akan memenuhi lapisan tanah yang keras dan kuat, maka air ini akan keluar permukaan sebagai mata air.

Air tanah terbagi antara: a. Air tanah dangkal b. Air tanah dalam c. Mata air

a. Air tanah dangkal

Air tanah dangkal terjadi karena daya proses peresapan air dari permukaan tanah. Lumpur akan bertahan, demikian pula dengan sebagian bakteri, sehingga air tanah akan jernih tetapi lebih banyak mengandung zat kimia (garam-garam yang larut) karena melalui lapisan tanah yang mempunyai unsur-unsur kimia tertentu untuk masing-masing lapisan tanah. Lapisan tanah ini berfungsi sebagai saringan. Disamping penyaringan, pengotoran juga masih terus berlangsung, terutama pada muka air yang dekat dengan muka tanah, setelah lapisan rapat air, air yang terkumpul merupakan air tanah dangkal dimana air tanah ini dimanfaatkan sebagai air minum melalui sumur-sumur dangkal.

b. Air tanah dalam


(16)

Terdapat setelah lapis rapat air yang pertama. Pengambilan air tanah dalam, tidak semudah pada air tanah dangkal. Dalam hal ini harus digunakan bor dan memasukkan pipa ke dalamnya sehingga dalam suatu kedalaman (biasanya antara 100-300 m) akan didapatkan suatu lapis air.

Kualitas air tanah dalam pada umumnya lebih baik dari air dangkal, karena penyaringanya lebih sempurna dan bebas dari bakteri. Susunan dari unsur-unsur kimia tergantung pada lapis-lapis tanah yang dilalui. Jika melalui tanah kapur,

maka air itu akan menjadi sadah, karena mengandung Ca(HCO3)2 dan

Mg(HCO3)2.

c. Mata air

Mata air adalah air tanah yang keluar dengan sendirinya ke permukaan tanah. Mata air yang berasal dari tanah dalam, hampir tidak terpengaruh oleh musim dan kualitasnya sama dengan keadaan air tanah dalam.

2.1.2 Syarat-Syarat Air Minum

Air minum yang ideal seharusnya jernih, tidak berwarna, tidak berasa, dan tidak berbau. Air minum pun seharusnya tidak mengandung kuman patogen dan segala yang membahayakan kesehatan manusia. Tidak mengandung zat kimia yang dapat mengubah fungsi tubuh, tidak dapat diterima secara estetis, dan dapat merugikan secara ekonomis. Air itu seharusnya tidak korosif, tidak meninggalkan endapan pada seluruh jaringan distribusinya.

Atas dasar pemikiran tersebut dibuat suatu standar air minum yaitu suatu peraturan yang memberi petunjuk tentang konsentrasi sebagai parameter yang sebaiknya diperbolehkan di dalam air minum (Slamet, 1994).


(17)

Menurut Sutrisno (1994), dari segi kualitas air minum harus memenuhi: a. Syarat Fisik

1) Air tidak boleh berbau

Air minum yang berbau selain tidak estetis juga tidak akan disukai oleh masyarakat. Bau air dapat memberi petunjuk akan kualitas air. Misalnya, bau amis dapat disebabkan oleh tumbuhnya Algae.

2) Air tidak boleh berasa

Air minum biasanya tidak memberi rasa/tawar. Air yang tidak tawar dapat menunjukkan kehadiran berbagai zat yang dapat membahayakan kesehatan. Rasa logam/amis, rasa pahit, asin, dan sebagainya. Efeknya tergantung pada penyebab timbulnya bau tersebut.

3) Air tidak boleh berwarna

Air minum sebaiknya tidak berwarna untuk alasan estetis dan untuk mencegah keracunan dari berbagai zat kimia maupun mikroorganisme yang berwarna.

4) Kekeruhan

Kekeruhan air disebabkan oleh zat padat yang tersuspensi, baik yang bersifat anorganik maupun organik. Zat anorganik, biasanya berasal dari lapukan tanaman dan hewan. Buangan industri juga dapat menyebabkan kekeruhan. Zat organik dapat menjadi makanan bakteri, sehingga mendukung perkembang biakannya. 5) Suhu air hendaknya di bawah sela udara (sejuk ± 250C) agar:

- Tidak terjadi pelarutan kimia yang ada pada saluran/pipa yang dapat

membahayakan kesehatan

- Menghambat reaksi-reaksi biokimia didalam saluran/pipa


(18)

- Mikroorganisme patogen tidak mudah berkembang biak - Bila diminum air dapat menghilangkan dahaga.

6) Jumlah zat padat terlarut (TDS)

TDS biasanya terdiri dari zat organik, garam anorganik dan gas terlarut. Bila TDS bertambah maka kesadahan juga akan naik pula.

b. Syarat Kimia

Air minum tidak boleh mengandung racun, zat-zat mineral atau zat-zat kimia tertentu dalam jumlah melampui batas yang telah ditentukan.

c. Syarat Bakteriologik

Air minum tidak boleh mengandung bakteri-bakteri penyakit (patogen) dan tidak boleh mengandung bakteri-bakteri golongan Coli melebihi batas-batas yang telah ditentukan yaitu 1 Coli/100 ml air.

Bakteri golongan Coli ini berasal dari usus besar (feaces) dan tanah. Bakteri patogen yang mungkin ada dalam air antara lain adalah:

- Bakteri typshum

- Vibrio colereae - Bakteri dysentriae - Entamoeba histolyhes

- Bakteri enteritis (penyakit perut)

Air yang mengandung Coli dianggap telah terkontaminasi (tercemar) dengan kotoran manusia.


(19)

2.2 Kesadahan

Istilah kesadahan digunakan untuk menunjukkan kandungan garam kalsium dan magnesium yang terlarut, dinyatakan sebagai ekuivalen (setara) kalsium karbonat.

Air sadah adalah air yang mengandung beberapa jenis mineral yaitu Ca, Mg, Sr, Fe dan Mn yang konsentrasinya tinggi sehingga mengakibatkan air menjadi keruh dan dapat mengurangi daya kerja sabun serta menimbulkan kerak pada dasar ketel. Kesadahan air dikenal dengan nama kekerasan air (hard water).

Menurut Gabriel (2001), berdasarkan kadar kalsium di dalam air maka tingkat kesadahan air digolongkan dalam 4 (empat) kelompok yaitu:

1. Kadar CaCO3 terdapat dalam air 0-75 mg/l disebut air lunak (soft water)

2. Kadar CaCO3 terdapat dalam air 75-150 mg/l disebut moderately hard water

3. Kadar CaCO3 terdapat dalam air 150-300 mg/l disebut hard water

4. Kadar CaCO3 terdapat dalam air 300 mg/l ke atas disebut very hard water

Menurut Gaman (1992), berdasarkan kandungan mineral maka kesadahan air dibagi dalam 2 (dua) golongan yaitu:

a. Kesadahan air sementara/temporer disebut pula kesadahan karbonat.

Air disebut mempunyai kesadahan sementara apabila kesadahannya dapat dihilangkan dengan pendidihan, mengandung kalsium dam magnesium bikarbonat. Air dengan tipe ini terdapat di daerah berkapur. Sejumlah kecil karbon dioksidasi terlarut dalam air hujan membentuk asam lemah yaitu asam bikarbonat.

H2O + CO2 → H2CO3

Air dioksida Karbon dioksida Asam karbonat

Asam karbonat secara perlahan-lahan melarutkan kalsium karbonat membentuk kalsium bikarbonat yang larut.


(20)

b. Kesadahan air tetap/permanen disebut pula kesadahan non karbonat.

Air dengan kesadahan tetap mengandung sulfat dan klorida kalsium dan magnesium yang terlarut dalam air hujan yang lewat menerobos batu-batuan yang mengandung garam-garam tersebut.

2.2.1 Kesadahan Air Penyeduh

Air merupakan komponen terbesar dalam produk minuman. Peranannya terhadap produk yang dihasilkan adalah sangat besar. Dengan demikian, perlu pertimbangan yang matang dalam memilih jenis air yang sesuai untuk menghasilkan produk yang baik tidak terkecuali dalam menyeduh teh.

Kualitas air secara kimia ditentukan oleh pH dan kandungan garam-garam terlarut. Kandungan garam-garam-garam-garam terlarut akan mempengaruhi sifat kesadahan dan daya ekstraksi air.

Pengaruh air terhadap warna dan rasa seduhan teh dihubungkan dengan kemampuan air untuk mengekstraksi komponen teh terutama katekin pada teh hijau. Kemampuan air untuk mengekstraksi akan berkurang bila kandungan zat terlarutnya tinggi. Jika air yang digunakan untuk menyeduh teh bersifat sadah sementara, maka Ca(HCO3)2 dan Mg(HCO3)2 akan bereaksi dengan asam dan

membentuk garam-garam Ca dan Mg dengan melepaskan CO2 sehingga warna

seduhan menjadi gelap.

Air yang bersifat basa atau mengandung besi dalam jumlah tertentu akan memberikan warna seduhan teh yang gelap dan suram. Komponen kimia teh lebih cepat larut dalam air lunak dibandingkan dengan air yang bersifat sadah (Anonimb, 2008).


(21)

2.2.2 Metode Penghilangan Kesadahan Air

1. Pendidihan

Jika air dididihkan, hanya kesadahan sementara yang dapat dihilangkan. Bikarbonat dipecah menjadi karbonat, air dan karbon dioksida. Persamaan berikut menunjukkan pemecahan kalsium karbonat:

Ca(HCO3)2 → CaCO3 ↓ + H2O + CO2

Kalsium Bikarbonat Kalsium Karbonat Air Karbon Dioksida Persamaan untuk magnesium bikarbonat adalah serupa. Karbonat adalah endapan dan oleh karena itu tidak bereaksi dengan sabun dan keluar dari larutan. 2. Penambahan kapur mati

Kapur mati (kalsium hidroksida) juga hanya memisahkan kesadahan sementara. Kapur harus ditambahkan pada jumlah yang telah diperhitungkan sehingga kapur tersebut hanya cukup untuk menetralkan bikarbonat.

Terbentuknya kalsium karbonat yang tidak larut

Ca(HCO3)2 + Ca(OH)2 → 2CaCO ↓ + 2H2O

Kalsium Bikarbonat Kalsium Hidroksida Kalsium Karbonat Air (air sadah) (kapur mati) (tidak larut)

3. Penambahan soda pencuci

Metoda ini menghilangkan kesadahan sementara dan kesadahan tetap. Soda pencuci (natrium karbonat) bereaksi dengan garam kalsium dan magnesium dalam air sadah membentuk garam natrium yang larut dengan garam kalsium dan magnesium yang tidak larut yang tertinggal sebagai endapan. Sebagai contoh:

CaSO4 + Na2CO3 → CaCO3 ↓ + Na2SO4

Kalsium sulfat Natrium karbonat Kalsium karbonat Natrium sulfat (air sulfat) (soda pencuci) (tidak larut) (larut)


(22)

4. Proses pertukaran ion

Metoda ini digunakan dalam rumah tangga dan industri untuk menghilangkan kedua tipe kesadahan. Proses ini meliputi penggunaan resin alami dan resin buatan seperti permutit dan zeolit. Air sadah dilewatkan melalui kolom yang diisi resin dan ion-ion kalsium dan magnesium dalam air ditukar dengan ion natrium dalam resin. Resin diregenerasi dengan dialiri larutan garam pekat (natrium klorida). Hal ini akan mengisi ion natrium lagi (Gaman, 1992 ).

2.2.3 Penentuan Kesadahan Air

Kesadahan total yaitu jumlah ion-ion Ca2+ dan Mg2+ yang dapat ditentukan melalui titrasi dengan EDTA sebagai titran dan menggunakan indikator yang peka terhadap semua kation tersebut.

Pada penentuan kesadahan air, diperlukan modifikasi dari cara titrasi larutan Mg-Ca murni, karena dalam air sering dijumpai pengotoran oleh ion besi dan logam-logam lain. Penggunaan indikator Eriochrome Black T atau Calmagit akan terjadi indikator oleh ion besi karena bereaksi secara. Oleh sebab itu, penambahan buffer pH 10 jumlah molekul EDTA dapat membuat pasangan kimiawi dengan ion-ion kesadahan dan beberapa jenis ion lainnya. Pasangan tersebut lebih kuat dari pada hubungan antara indikator dengan ion-ion kesadahan. Oleh karena itu, pada pH 10 jumlah molekul EDTA yang ditambahkan sebagai titran sama (ekuivalen) dengan jumlah ion-ion kesadahan dalam sampel, dan molekul indikator terlepas dari ion kesadahan (Santika, 1984).

Pada umumnya kesadahan dinyatakan dalam satuan ppm (part per milloion/satu persejuta bagian) kalsium karbonat (CaCO3), tingkat kekerasan

(dH), atau dengan menggunakan konsentrasi molar CaCO3. Satu satuan


(23)

Kesadahan Jerman atau dH sama dengan 10 mg CaO (kalsium oksida) per liter air. Dengan demikian satu satuan Jerman (dH) dapat diekspresikan sebagai 17,85 ppm CaCO3. Sedangkan satuan konsentrasi molar dari 1 mili ekuivalen=2,8dH=

50 ppm (Anonimc, 2007).

2.3Proses Pemurnian Air pada PT. Sinar Sosro

Air yang digunakan untuk penyeduhan teh pada PT. Sinar Sosro berasal dari sumur bor. Sebelum digunakan untuk menyeduh teh, air tersebut terlebih dahulu harus melalui proses pemurnian. Proses pemurnian air pada PT. Sinar Sosro Pabrik Deli Serdang meliputi langkah-langkah berikut:

- Pendulangan Air

Pendulangan air adalah proses pemompaan air dari sumur. Air yang berasal dari sumur bor dengan kedalamannya ± 200 meter dipompakan ke dalam bak reservoar.

- Aerasi

Aerasi adalah proses menjatuhkan air dari ketinggian sehingga oksigen terlarut dalam air dan mengoksidasi besi dan mangan agar tidak terlarut di dalam air.

- Klorinasi

Klorinasi adalah proses penambahan Sodium Hypochlorid yang bertujuan untuk mengurangi jumlah mikroorganisme di dalam air, mengendapkan lumpur, dan sebagai oksidator untuk mengurangi kadar besi atau mangan.


(24)

- Sedimentasi

Sedimentasi adalah proses pengendapan partikel-partikel yang ada dalam air.

- Filtrasi

Filtrasi adalah proses penyaringan dengan menggunakan media Sand

Filter dan Carbon Filter, sehingga diperoleh air yang jernih, tidak berasa,

tidak berbau dan tidak berwarna.

a. Penyaringan Pada TangkiSand Filter

Tangki Sand Filter berisi pasir kuarsa kasar dan pasir kuarsa halus

yang masing-masing 750 kg. Sand Filter berfungsi untuk menyaring kotoran atau untuk menjernihkan air dan untuk menurunkan kadar Fe. b. Penyaringan Pada Tangki Carbon Filter

Air yang digunakan pada tangki ini berasal dari Tangki sand Filter. Tangki ini berfungsi untuk menghilangkan rasa, bau, warna, dan sisa sodium hipoklorit.

- Demineralisasi

Demineralisasi adalah proses pelunakkan air untuk menghilangkan zat kapur yang terlarut didalam air.

a. Penyaringan Pada Tangki Softener

Air yang dari karbon filter dilunakkan dalam Tangki Softener. Tangki

Softener yang berisi resin dan pasir kuarsa. Pemberian resin berfungsi

untuk mengikat kapur yang terlarut didalam air dan menghilangkan kesadahan air sampai 0.


(25)

Bila resin tersebut sudah habis kemampuannya untuk menghasilkan air lunak, maka Tangki Softener dihentikan. Lalu dicuci kembali dengan tujuan memekarkan kembali resin yang memadat selama pengoperasian. Pengaliran air pencucian kembali berlawanan arah dengan proses pelunakan air, dimana air masuk melalui bawah dan keluar melalui atas. Sesuai proses pencucian kembali maka dilanjutkan proses regenerasi dengan larutan NaCl. Kemudian tangki tersebut dibasuh lagi untuk membersihkannya agar sisa-sisa ion kesadahan dalam tangki ikut terbuang. Kemudian tangki digunakan kembali untuk menghilangkan ion-ion kesadahan.

b. Penampungan di Tangki Buffer

Air yang sudah memenuhi standar ditampung di dalam Tangki Buffer.

Tangki Buffer ada tiga yaitu:

1. Tangki Buffer I, berasal dari Tangki Carbon filter yang digunakan

untuk keperluan domestik.

2. Tangki Buffer IV, berasal dari Tangki Softener yang digunakan untuk

pencucian botol dan pelarutan gula.

3. Tangki Buffer III, berasal dari campuran Tangki Buffer I dan Tangki

Buffer IV yang digunakan untuk menyeduh teh dan bahan baku

AMDK atau disebut Air Minum Dalam Kemasan (Anonima, 2006).


(26)

BAB III

METODOLOGI PERCOBAAN

3.1 Alat

- Buret

- Gelas erlenmeyer - Gelas ukur - Pipet volume - Bola karet - Spatula

3.2 Bahan

- Indikator buffer tablet

- Larutan NH4OH

- Larutan EDTA 0,01 N

- Sampel (air penyeduh)

3.3 Prosedur Percobaan

- Diukur 100 ml sampel, dimasukkan ke dalam erlenmayer - Ditambah 1 butir indikator buffer tablet

- Ditambah 1 ml larutan NH4OH

- Diaduk sampai tercampur sempurna. Jika terbentuk warna hijau maka

kesadahan= 0

- Jika tidak, dititrasi dengan EDTA 0,01 N sampai terbentuk warna hijau

- Dicatat volume EDTA 0,01 N yang terpakai


(27)

3.4 Perhitungan

Kesadahan = jumlah ml EDTA 0,01 N yang terpakai x 10dH = jumlah EDTA 0,01 N yang terpakai x 17,9 mg/L


(28)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Dari hasil pemeriksaan Kesadahan Total Air Penyeduh Teh pada PT. SINAR SOSRO yang dilaksanakan di Laboratorium Quality Countrol PT. SINAR SOSRO pada tanggal 16 Februari 2009; 17 Februari 2009; 18 Februari 2009; dan 20 Februari 2009; 26 Februari 2009 dapat dilihat pada tabel di bawah.

Tabel 1. Data Perhitungan untuk Menghitung Kesadahan Total Air Penyeduh Teh pada PT. SINAR SOSRO

No Tanggal

ml EDTA 0,01N yang terpakai

Kesadahan (0dH)

Kesadahan (mg/L)

1. 16 Februari 2009 1,3 1,3 23,27

2. 17 Februari 2009 1,35 1,35 24,165

3. 18 Februari 2009 1,4 1,4 24,99

4. 20 Februari 2009 1,3 1,3 23,27

5. 26 Februari 2009 1,45 1,45 25,88

4.2 Pembahasan

Dari data yang diperoleh dapat diketahui bahwa konsentrasi kesadahan total pada air penyeduh teh berkisar antara 1,3-1,40dH (23,27 mg/L-24,99 mg/L), sedangkan standart untuk kesadahan total air penyeduh teh yang ditentukan oleh perusahaan tidak kurang dari 1,50dH= 26,85 mg/L (tergantung pada kesadahan


(29)

gula yang digunakan). Ini berarti bahwa, kesadahan air penyeduh teh pada PT. SINAR SOSRO masih memenuhi standar.

Seperti yang telah diuraikan sebelumnya, pada tahapan klorinasi ditambahkan sodium hipoklorit yang menyebabkan bertambahnya konsentrasi ion kalsium dan magnesium didalam air yang akan diolah. Oleh sebab itu, akan mempercepat jenuhnya lapisan resin dalam tangki softener. Lapisan resin yang sudah jenuh, jika tetap dilalui dengan air maka resin tersebut tidak mampu lagi mengikat ion-ion kesadahan sehingga air tersebut apabila dipakai untuk menyeduh teh maka air seduhan teh akan gelap.

Dari hasil analisa ini, dapat diketahui bahwa air penyeduh teh yang digunakan di PT. Sinar Sosro telah bersifat lunak. Hal ini berarti proses pelunakan air dengan menggunakan penukaran kation terhadap resin yang bersifat asam kuat yang dapat melarutkan kalsium dan magnesium dalam bentuk klorida.

Contoh Perhitungan:

Sampel air penyeduh teh Tanggal 20 Februari 2009

Dik : ml EDTA terpakai= 1,3 ml Dit : Kesadahan...?

Jawab :

Kesadahan= jumlah ml EDTA 0,01 N yang terpakai x 10dH = 1,3 ml x 17,9 mg/L

= 23,27 mg/L


(30)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1KESIMPULAN

- Dari percobaan yang dilakukan pada Air Penyeduh Teh di laboratorium PT. Sinar Sosro Pabrik Deli Serdang Medan dapat disimpulkan bahwa Kadar kesadahan total pada air penyeduh teh berkisar antara 1,30 dH-1,40dH (23,27 mg/L-24,99 mg/L). Hal ini berarti air penyeduh teh telah memenuhi standar yang telah ditetapkan oleh PT. Sinar Sosro. Dimana kadar kesadahan total yang ditetapkan oleh PT. Sinar Sosro 1,00dH-1,50dH (17,9 mg/L-26,85 mg/L).

5.2 SARAN

- Diharapkan dilakukan pemantauan proses pengolahan air agar air

penyeduh teh tetap berada dalam range kesadahan total yang diizinkan. - Diharapkan dilakukan pemantauan pada resin dalam pengolahan air setiap

saat, agar resin yang digunakan tetap bekerja sesuai dengan fungsinya.


(31)

DAFTAR PUSTAKA

Anonima. (2006). Standart Operating Procedure. PT. Sinar Sosro Pabrik Deli Serdang. Medan.

Anonimb. (2008). Menyeduh Teh Dengan Baik, Benar dan Menyehatkan.

14 Januari.

Anonimc. (2007). Kesadahan Air.

Tanggal 02 Juni.

Effendi, H. (2003). Telaah Kualitas Air. Yogyakarta: Penerbit Kanisius. Hal.11, 14.

Gabriel, J. F. ( 2001). Fisika Lingkungan. Jakarta: Penerbit Hipokrates. Hal. 96.

Gaman, M. (1992). Ilmu Pangan. Edisi Kedua. Bandung: Gadjah Mada

University Press. Hal. 145-147.

Santika, S. S. (1987). Metode Penelitian Air. Surabaya: Penerbit Usaha Nasional. Hal. 79.

Slamet, J. S. (1994). Kesehatan Lingkungan. Cetakan Pertama. Bandung: Gadjah Mada University Press. Hal. 110.

Sutrisno, C. T. (1994). Teknologi Penyediaan Air Bersih. Cetakan Kedua. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Hal. 12-19, 21-23.


(32)

Lampiran I

PERATURAN PEMERINTAHAN NOMOR 82 TAHUN 2001

TANGGAL 14 DESEMBER 2001

TENTANG

PENGOLAHAN KUALITAS AIR DAN PENGENDALIAN

PENCEMARAN AIR

No Parameter Satuan Kelas

I II III IV

FISIKA

1 Temperatur 0C ±3 ±3 ±3 ±3

2 Residu terlarut mg/ml 1000 1000 1000 2000

3 Kekeruhan NTU 5 5

KIMIA

1 pH 6-9 6-9 6-9 5-9

2 BOD mg/L 2 3 6 12

3 COD mg/L 10 25 50 100

4 DO mg/L 6 4 3 0

5 Phospat mg/L 0,2 0,2 1 5

6 NO3- mg/L 10 10 20 20

7 NH3 mg/L 0,5 - - -

8 Arsen mg/L 0,05 1 1 1

9 Kobalt mg/L 0,2 0,2 0,2 0,2

10 Barium mg/L 1 - - -

11 Boron mg/L 1 1 1 1

12 Selenium mg/L 0,01 0,05 0,05 0,05

13 Kadmium mg/L 0,01 0,01 0,01 0,01

14 Khrom (VI) mg/L 0,05 0,05 0,05 0,01

15 Tembaga mg/L 0,02 0,02 0,02 0,2

16 Besi mg/L 0,3 - - -

17 Timbal mg/L 0,03 0,03 0,03 1

18 Mangan mg/L 1 - - -

19 Air Raksa mg/L 0,001 0,002 0,002 0,005

20 Seng mg/L 0,05 0,05 0,05 2

21 Klorida mg/L 1 - - -

22 Sianida mg/L 0,02 0,02 0,02 -

23 Flourida mg/L 0,5 1,5 1,5 -

24 Sulfat mg/L 400 - - -

25 Khlorin bebas mg/L 0,03 0,03 0,03 -

26 Belerang mg/L 0,002 0,002 0,003 -


(33)

Lampiran II

PERATURAN MENTERI KESEHATAN R.I NOMOR 416/MENKES/PER/IX/1990

TANGGAL 3 SEPTEMBER 1990 TENTANG

SYARAT-SYARAT DAN PENGAWASAN KUALITAS AIR

Daftar persyaratan Kualitas Air Bersih

No Parameter Satuan Kadar

Maksimum yang diperbolehkan

Keterangan

A.Fisika

1 Bau - - Tidak Berbau

2 Jumlah Zat Pada terlarut mg/L 1000 -

3 Kekeruhan Skala NTU 5 -

4 Rasa - - Tidak Berasa

5 Suhu 0C Suhu Udara±30C -

6 Warna TCU 50 -

B.Kimia

a.Kimia Anorganik

1 Air Raksa mg/L 0,001

2 Arsen mg/L 0,05

3 Besi mg/L 0,3

4 Flourida mg/L 1,5

5 Kadmium mg/L 0,01

6 Kesadahan mg/L 500

7 Klorida mg/L 600

8 Kromium Valensi 6 mg/L 0,05

9 Mangan mg/L 0,5

10 Nitrat mg/L 10

11 Nitrit mg/L 1,0

12 pH 6,5-9

13 Selenium mg/L 0,01

14 Seng mg/L 15

15 Sianida mg/L 0,1

16 Sulfat mg/L 400

17 Timbal mg/L 0,05


(34)

Lampiran III

PROSES PENGOLAHAN AIR

PT SINAR SOSRO PABRIK DELI SERDANG

Sumur

Reservoar

Buffer I Buffer III Buffer IV

Anion Softener

Buffer II Sand Filter

NaOCl

Carbon Filter

kation


(35)

Lampiran IV

PROSES PEMBUATAN TEH CAIR MANIS (TCM)

PT. SINAR SOSRO PABRIK DELI SERDANG

Filtrox Filter Buffer Syrup

Mixing Tank

Bag Filter Teh Kering

Air Buffer III Gula Pasir

Plate Heat Exchanger (PHT)

Ekstrak Tank Dissolving Tank

Cosmos Filter

Softener


(1)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1KESIMPULAN

- Dari percobaan yang dilakukan pada Air Penyeduh Teh di laboratorium PT. Sinar Sosro Pabrik Deli Serdang Medan dapat disimpulkan bahwa Kadar kesadahan total pada air penyeduh teh berkisar antara 1,30 dH-1,40dH (23,27 mg/L-24,99 mg/L). Hal ini berarti air penyeduh teh telah memenuhi standar yang telah ditetapkan oleh PT. Sinar Sosro. Dimana kadar kesadahan total yang ditetapkan oleh PT. Sinar Sosro 1,00dH-1,50dH (17,9 mg/L-26,85 mg/L).

5.2 SARAN

- Diharapkan dilakukan pemantauan proses pengolahan air agar air penyeduh teh tetap berada dalam range kesadahan total yang diizinkan. - Diharapkan dilakukan pemantauan pada resin dalam pengolahan air setiap


(2)

DAFTAR PUSTAKA

Anonima. (2006). Standart Operating Procedure. PT. Sinar Sosro Pabrik Deli Serdang. Medan.

Anonimb. (2008). Menyeduh Teh Dengan Baik, Benar dan Menyehatkan. 14 Januari.

Anonimc. (2007). Kesadahan Air.

Tanggal 02 Juni.

Effendi, H. (2003). Telaah Kualitas Air. Yogyakarta: Penerbit Kanisius. Hal.11, 14.

Gabriel, J. F. ( 2001). Fisika Lingkungan. Jakarta: Penerbit Hipokrates. Hal. 96. Gaman, M. (1992). Ilmu Pangan. Edisi Kedua. Bandung: Gadjah Mada

University Press. Hal. 145-147.

Santika, S. S. (1987). Metode Penelitian Air. Surabaya: Penerbit Usaha Nasional. Hal. 79.

Slamet, J. S. (1994). Kesehatan Lingkungan. Cetakan Pertama. Bandung: Gadjah Mada University Press. Hal. 110.

Sutrisno, C. T. (1994). Teknologi Penyediaan Air Bersih. Cetakan Kedua. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Hal. 12-19, 21-23.


(3)

Lampiran I

PERATURAN PEMERINTAHAN NOMOR 82 TAHUN 2001

TANGGAL 14 DESEMBER 2001

TENTANG

PENGOLAHAN KUALITAS AIR DAN PENGENDALIAN

PENCEMARAN AIR

No Parameter Satuan Kelas

I II III IV

FISIKA

1 Temperatur 0C ±3 ±3 ±3 ±3

2 Residu terlarut mg/ml 1000 1000 1000 2000

3 Kekeruhan NTU 5 5

KIMIA

1 pH 6-9 6-9 6-9 5-9

2 BOD mg/L 2 3 6 12

3 COD mg/L 10 25 50 100

4 DO mg/L 6 4 3 0

5 Phospat mg/L 0,2 0,2 1 5

6 NO3- mg/L 10 10 20 20

7 NH3 mg/L 0,5 - - -

8 Arsen mg/L 0,05 1 1 1

9 Kobalt mg/L 0,2 0,2 0,2 0,2

10 Barium mg/L 1 - - -

11 Boron mg/L 1 1 1 1

12 Selenium mg/L 0,01 0,05 0,05 0,05 13 Kadmium mg/L 0,01 0,01 0,01 0,01 14 Khrom (VI) mg/L 0,05 0,05 0,05 0,01

15 Tembaga mg/L 0,02 0,02 0,02 0,2

16 Besi mg/L 0,3 - - -

17 Timbal mg/L 0,03 0,03 0,03 1

18 Mangan mg/L 1 - - -

19 Air Raksa mg/L 0,001 0,002 0,002 0,005

20 Seng mg/L 0,05 0,05 0,05 2

21 Klorida mg/L 1 - - -

22 Sianida mg/L 0,02 0,02 0,02 -

23 Flourida mg/L 0,5 1,5 1,5 -

24 Sulfat mg/L 400 - - -

25 Khlorin bebas mg/L 0,03 0,03 0,03 - 26 Belerang mg/L 0,002 0,002 0,003 -


(4)

Lampiran II

PERATURAN MENTERI KESEHATAN R.I NOMOR 416/MENKES/PER/IX/1990

TANGGAL 3 SEPTEMBER 1990 TENTANG

SYARAT-SYARAT DAN PENGAWASAN KUALITAS AIR Daftar persyaratan Kualitas Air Bersih

No Parameter Satuan Kadar

Maksimum yang diperbolehkan

Keterangan

A.Fisika

1 Bau - - Tidak Berbau

2 Jumlah Zat Pada terlarut mg/L 1000 -

3 Kekeruhan Skala NTU 5 -

4 Rasa - - Tidak Berasa

5 Suhu 0C Suhu Udara±30C -

6 Warna TCU 50 -

B.Kimia

a.Kimia Anorganik

1 Air Raksa mg/L 0,001

2 Arsen mg/L 0,05

3 Besi mg/L 0,3

4 Flourida mg/L 1,5

5 Kadmium mg/L 0,01

6 Kesadahan mg/L 500

7 Klorida mg/L 600

8 Kromium Valensi 6 mg/L 0,05

9 Mangan mg/L 0,5

10 Nitrat mg/L 10

11 Nitrit mg/L 1,0

12 pH 6,5-9

13 Selenium mg/L 0,01

14 Seng mg/L 15

15 Sianida mg/L 0,1

16 Sulfat mg/L 400


(5)

Lampiran III

PROSES PENGOLAHAN AIR

PT SINAR SOSRO PABRIK DELI SERDANG

Sumur

Reservoar

Buffer I Buffer III Buffer IV

Anion Softener

Buffer II Sand Filter

NaOCl

Carbon Filter


(6)

Lampiran IV

PROSES PEMBUATAN TEH CAIR MANIS (TCM)

PT. SINAR SOSRO PABRIK DELI SERDANG

Filtrox Filter Buffer Syrup

Mixing Tank

Bag Filter Teh Kering

Air Buffer III Gula Pasir

Plate Heat Exchanger (PHT)

Ekstrak Tank Dissolving Tank

Cosmos Filter