Analisis strategi promosi teh botol sosro di PT Sinar Sosro Kantor Perwakilan Wilayah Banten

(1)

ANALISIS STRATEGI PROMOSI TEH BOTOL SOSRO

DI PT SINAR SOSRO

KANTOR PERWAKILAN WILAYAH BANTEN

SKRIPSI

CITA ARIANI ASHADI H34063225

DEPARTEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR


(2)

RINGKASAN

CITA ARIANI ASHADI. Strategi Promosi Teh Botol Sosro di PT Sinar Sosro Kantor Perwakilan Wilayah Banten.Skripsi. Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor (Di bawah bimbingan LUKMAN MOHAMMAD BAGA).

Industri minuman teh merupakan salah satu sub sektor industi pengolahan non migas yang sangat potensial untuk dikembangkan. Salah satu pelopor industri teh terbesar di Indonesia adalah PT Sinar Sosro dengan merek produknya ‘Teh Botol Sosro’. Dalam menjangkau konsumen Teh Botol Sosro secara nasional dengan membentuk Kantor Penjualan Wilayah (KPW). Salah satu kegiatan utama yang dilakukan setiap KPW adalah menangani kegiatan promosi media lini bawah (bellow the line). Kegiatan promosi media lini bawah setiap KPW berupa penyesuaian strategi promosi di masing-masing wilayah. Diantara KPW yang ada, KPW Banten telah mengalami penurunan Teh Botol Sosro hingga tahun 2009, tingkat pertumbuhan penjualan menurun sebesar -11,3 persen pada tahun 2008 dan -4,9 persen hingga Oktober 2009 dengan rata-rata penurunan 1000 krat perbulannya.

Penurunan penjualan ini menuntut KPW Banten untuk memperbaiki atau memastikan strategi promosi yang telah dilakukan sudah berjalan sesuai sasarannya. Karena itu, dibutuhkan suatu penelitian yang dapat menghasilkan strategi promosi yang sesuai untuk dijalankan dan diprioritaskan dalam upaya peningkatan penjualan. Tujuan dari penelitian ini adalah mengidentifikasi kegiatan promosi Teh Botol Sosro yang telah dilakukan oleh PT Sinar Sosro KPW Banten, menganalisis faktor kendala dan pendukung yang dapat mempengaruhi penyusunan strategi promosi Teh Botol Sosro di PT Sinar Sosro KPW Banten, dan merumuskan alternatif strategi promosi yang sesuai untuk produk Teh Botol Sosro di PT Sinar Sosro KPW Banten. Penelitian ini dilakukan di PT Sinar Sosro Kantor Perwakilan Wilayah Banten yang beralamat di Jalan Raya Legok Desa Cibogo Kulon, Kelurahan Kelapa Dua, Kecamatan Kelapa Dua, Tangerang, Banten.

Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan sekunder. Data primer berupa wawancara langsung dan pengisian kuesioner responden terpilih. Penentuan responden dilakukan secara sengaja (purposive) yang merupakan ahli (expert) dibidangnya, terdiri dari dua responden yaitu marketing support managerdanpromosion support. Data sekunder, diperoleh dari hasil riset, berbagai literatur baik dari perpustakaan maupun situs internet. Metode pengolahan dan analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis deskriptif dan Proses Hirarki Analitik (PHA). Analisis data dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif.

Kegiatan promosi yang dilakukan oleh PT Sinar Sosro KPW Banten dengan menjalankan lima bauran promosi, yaitu (1) Periklanan, kegiatan yang paling banyak dilakukan dengan membuat materi promosi atau alat bantu jual; (2) Hubungan masyarakat, kegiatan ini berupa kegiatan sponsor dan konsultasi pelanggan kepada perusahaan; (3) Penjualan personal, kegiatan ini khusus dilakukan pada saat eventtertentu dimana terdapat salesmanshipyang mendekati pelanggan, memberikan informasi produk, dan mendorong transaksi pembelian.


(3)

Selain itu, melakukan aktivitas marketing dengan mengikuti secara langsung kegiatan lapangan untuk melihat pelanggan potensial dan mendapatkan informasi pasar; (4) Promosi penjualan, meliputi customer promo, trade promo, dan branding dengan tujuan untuk mendorong para pelanggan melakukan pembelian secara cepat sehingga adanya pemesanan dan penjualan yang meningkat pesat; dan (5) Pemasaran langsung, berupa transaksi pembelian melalui telemarketing atauvia emailyang dapat dilakukan oleh pelanggan.

Terdapat dua faktor yang menjadi dasar pemilihan dalam menentukan alternatif strategi promosi Teh Botol Sosro di KPW Banten. Dua faktor tersebut adalah faktor kendala dan faktor pendukung. Faktor kendala adalah segala sesuatu yang menjadi faktor penghambat berjalannya kegiatan strategi promosi Teh Botol Sosro, terdiri dari kendala manajemen (data dan info, dana, dan pengontrolan) dan kendala pesaing (promosi, merek, dan harga). Faktor pendukung adalah segala sesuatu yang menjadi pendukung dalam menjalankan strategi promosi Teh Botol Sosro, terdiri dari perusahaan (sumber daya manusia dan sumber daya pendukung), produk (brand image dan harga), dan saluran distribusi (jaringan distribusi dan hubungan baik).

Berdasarkan hasil rumusan dan analisis pemilihan alternatif strategi promosi Teh Botol Sosro di KPW Banten yang sesuai dalam upaya peningkatan penjualan Teh Botol Sosro adalah promosi penjualan pada prioritas pertama dengan hasil pengolahan 0,375 dikarenakan alternatif ini dirasa paling efektif dalam peningkatan penjualan dimana dapat menjadi kekuatan perusahaan dalam mempertahankan loyalitas pelanggan dan memotivasi pelanggan untuk melakukan pembelian dengan cepat. Alternatif strategi promosi kedua dengan melakukan hubungan masyarakat dengan perolehan bobot sebesar 0,230. Strategi ini merupakan upaya perusahaan untuk tetap mempertahankan brand image Teh Botol Sosro sebagai produk minuman yang bercitra baik. Alternatif ketiga menitikberatkan pada kegiatan periklanan dengan bobot 0,170 karena strategi lebih banyak dilakukan oleh kantor pusat secara nasional. Alternatif keempat pada kegiatan pemasaran langsung dengan bobot sebesar 0,158 karena kegiatan ini dirasa perusahaan kurang efektif dimana produk Teh Botol Sosro bukan produk spesifik yang perlu dilakukan penjualan secara tatap muka, kegiatan ini lebih banyak dilakukan pada event tertentu sebagai bentuk menjaga hubungan baik antara perusahaan dengan channel outlet. Prioritas terakhir dengan bobot 0,067 adalah tidak melakukan perubahaan apa-apa pada strategi promosi yang akan dilakukan kedepannya. Ini menunjukkan bahwa KPW Banten ingin melakukan perubahan pada kegiatan promosi untuk dapat meningkatkan penjualan Teh Botol Sosro dan tercapainya tujuan promosi.


(4)

ANALISIS STRATEGI PROMOSI TEH BOTOL SOSRO

DI PT SINAR SOSRO

KANTOR PERWAKILAN WILAYAH BANTEN

CITA ARIANI ASHADI H34063225

Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada

Departemen Agribisnis

DEPARTEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR


(5)

Judul Skripsi : Analisis Strategi Promosi Teh Botol Sosro Di PT Sinar Sosro Kantor Perwakilan Wilayah Banten

Nama : Cita Ariani Ashadi

NIM : H34063225

Disetujui, Pembimbing

Ir. Lukman Mohammad Baga, MA.Ec NIP. 19640220 198903 1 001

Diketahui,

Ketua Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Manajemen

Institut Pertanian Bogor

Dr. Ir. Nunung Kusnadi, MS NIP. 19580908 198403 1 002


(6)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul “Analisis Strategi Promosi Teh Botol Sosro Di PT Sinar Sosro Kantor Perwakilan Wilayah Banten” adalah karya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam bentuk daftar pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Bogor, Januari 2011

Cita Ariani Ashadi H34063225


(7)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Jakarta pada tanggal 3 Juli 1988 sebagai anak kedua dari empat bersaudara. Penulis ialah anak kandung dari pasangan Ayahanda Rohadi dan Ibunda Sri Hastuti.

Penulis menyelesaikan pendidikan taman kanak-kanak di TK Islamic Village, Tangerang, Jawa Barat pada tahun 1994. Pendidikan dasar diselesaikan oleh penulis pada tahun 2000 selama menjalankan pendidikan di SD Islamic Village, Tangerang, Jawa Barat. Pendidikan menengah pertama diselesaikan pada tahun 2003 di SMP Islamic Centre, Tangerang, Jawa Barat. Pendidikan lanjutan menengah atas di SMU Negeri 7 Tangerang, Jawa Barat, diselesaikan pada tahun 2006.

Penulis diterima sebagai mahasiswa Institut Pertanian Bogor (IPB) melalui jalus Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB) pada tahun 2006. Penulis diterima sebagai mahasiswa Departemen Agribisnis pada tahun 2007 melalui seleksi pemilihan jurusan setelah melewati masa Tes Persiapan Bersama (TPB) yang diwajibkan bagi mahasiswa IPB untuk tahun pertama.

Selama masa pendidikan, penulis tercatat sebagai anggota Perkumpulan Mahasiswa Pencinta Alam (Lawalata) IPB dan Himpunan Profesi Mahasiswa Agribisnis (Hipma) sejak periode tahun 2007. Selama masa keanggotaan di Lawalata IPB, penulis pernah menjadi pengurus sebagai Badan Pembinaan Calon Anggota (BPCA) periode tahun 2007-2010 dan bendahara umum periode tahun 2008-2009. Penulis juga bergabung dalam kepanitiaan di berbagai event seperti Tapak Baduy 2008 sebagai bendahara;Rinjani Mountain Bike Tour 2008 sebagai support team; Young Entrepreneurs Award2008 sebagai seksi publikasi dekorasi dan dokumentasi; Gerakan dan Kampaye Menuju Kampus IPB Sehat, Bersih, Indah, dan Nyaman (KS-BERIMAN) sebagai tim penilai kebersihan kampus IPB yang diselenggarakan pada tahun 2008; Orientation For Agribusiness New Generation untuk mahasiswa baru Departemen Agribisnis IPB sebagai panitia divisi kesehatan pada tahun 2008; Ekspedisi Putri Leuser 2010 sebagai tim konsep; dan kepanitian di beberapaeventlainnya.


(8)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukut penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Analisis Strategi Promosi Teh Botol Sosro Di PT Sinar Sosro Kantor Perwakilan Wilayah Banten” Selama penyusunan skripsi ini, penulis dibimbing oleh Ir. Lukman Mohammad Baga, MA.Ec selaku dosen pembimbing skripsi.

Dalam upaya peningkatan penjualan dan perbaikan strategi promosi Teh Botol Sosro di PT Sinar Sosro Kantor Perwakilan Wilayah (KPW) Banten, penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi bauran promosi Teh Botol Sosro yang telah dilakukan oleh perusahaan, mengidentifikasi faktor-faktor dan subfaktornya yang dipertimbangkan dalam merumuskan strategi promosi Teh Botol Sosro, serta merumuskan dan menganalisis alternatif strategi promosi Teh Botol Sosro yang sesuai. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi penulis, pemerintah, perusahaan PT Sinar Sosro KPW Banten, pembaca, dan peneliti selanjutnya.

Penelitian ini dilakukan dengan sebaik-baiknya berdasarkan kondisi aktual di lapangan dan teori yang diperoleh selama masa perkuliahan di Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Namun, penulis sadar bahwa skripsi ini sangat jauh dari kesempurnaan namun meskipun demikian tersimpan harapan skripsi ini dapat berguna dan bermanfaat.

Bogor, Januari 2011 Cita Ariani Ashadi


(9)

UCAPAN TERIMA KASIH

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini sebagai bentuk puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa.

1. Ir. Lukman Mohammad Baga, MA.Ec., selaku dosen pembimbing skripsi atas bimbingan, arahan, waktu dan kesabaran yang telah diberikan kepada penulis selama penyusunan skripsi ini.

2. Dr. Heny K Daryanto, MEc dan Dra. Yusalina, MS selaku dosen penguji pada ujian siding penulis yang telah meluangkan waktu serta memberikan kritik dan saran demi perbaikan skripsi ini.

3. Dr. Ir. Suharno, selaku pembimbing akademik atas bimbingannya selama penulis menjadi mahasiswa Agribisnis hingga penulisan skripsi ini.

4. Seluruh dosen dan staf Departemen Agribisnis yang secara langsung dan tidak langsung membantu kelancaran penyusunan skripsi ini.

5. Bapak Wahyudi selaku pihak manajemen PT Sinar Sosro KPW Banten atas waktu, kesempatan, informasi, dan partisipasi yang telah diberikan kepada penulis selama penelitian berlangsung.

6. Ayahanda, Ibunda, dan saudara kandung (Teguh, Iwan, dan Ira) tercinta untuk motivasi, kasih sayang, dan doa yang diberikan kepada penulis. Semoga ini dapat menjadi persembahan terbaik.

7. Bang Parcok (Ganif Pramurya) atas saran dan masukannya.

8. Gilang Embang P. Pratama yang selalu memberikan motivasi dan waktunya. 9. Atika Sisilia, Nugroho B. Utomo, Aji M. Huda, dan Ina Marina atas motivasi,

waktu, bantuan serta kritik dan sarannya yang membangun untuk skripsi ini. 10. Perkumpulan Mahasiswa Pecinta Alam (Lawalata) IPB yang telah

menghadirkan semangat dan warna kehidupan bagi penulis.

11. Teman-teman Agribisnis Institut Pertanian Bogor khususnya angkatan 43. 12. Seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu atas dukungannya

secara tidak langsung demi kelancaran skripsi ini.

Bogor, Januari 2011 Cita Ariani Ashadi


(10)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL... v

DAFTAR GAMBAR... vi

I PENDAHULUAN... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Perumusan Masalah ... 4

1.3. Tujuan Penelitian ... 7

1.4. Manfaat Penelitian ... 7

1.5. Ruang Lingkup... 7

II TINJAUAN PUSTAKA... 8

2.1. Perkembangan Industri Pengolahan Teh... 8

2.2. Manfaat dan Kekurangan Komoditi Teh bagi Indonesia ... 11

2.3. Penelitian Terdahulu ... 13

III KERANGKA PEMIKIRAN... 18

3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis ... 18

3.1.1. Promosi ... 18

3.1.2. Bauran Promosi... 20

3.1.3. Strategi Promosi ... 32

3.1.4. Analisis Konjoin ... 39

3.1.5. Proses Hirarki Analitik (PHA) ... 40

3.2 Kerangka Operasional ... 42

IV METODE PENELITIAN... 45

4.1. Lokasi dan Waktu Pengumpulan Data... 45

4.2. Jenis dan Sumber Data ... 45

4.3. Metode dan Pengumpulan Data ... 45

4.3.1. Analisis Deskriptif ... 46

4.3.2. Metode Pengolahan Data ... 46

V GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN... 48

5.1. Sejarah Bisnis PT Sinar Sosro ... 48

5.2. Profil Perusahaan ... 50

5.3. Profil Produk ... 54

5.4 Gambaran Umum Kantor Penjualan Wilayah Banten ... 58

5.5. Struktur Organisasi Kantor Penjualan Wilayah Banten... 62

5.6. Tujuan Promosi Teh Botol Sosro di KPW Banten ... 67

5.7. Bauran Promosi Teh Botol Sosro di KPW Banten ... 68

5.7.1. Periklanan... 69

5.7.2. Hubungan Masyarakat ... 71

5.7.3. Penjualan Personal ... 73

5.7.4. Promosi Penjualan... 73

5.7.5. Pemasaran Langsung... 77

VI PERUMUSAN DAN ANALISIS ALTERNATIF STRATEGI PROMOSI TEH BOTOL SOSRO DI KPW BANTEN... 79


(11)

6.1. Faktor dan Subfaktor Dipertimbangkan dalam Merumuskan

Strategi Promosi Teh Botol Sosro di KPW Banten ... 79

6.2. Urutan Tingkatan Pada Model Hirarki Keputusan dalam Perumusan Alternatif Strategi Promosi Teh Botol Sosro di KPW Banten ... 82

6.3 Prioritas Faktor dan Subfaktor yang Dipertimbangkan dalam Merumuskan Strategi Promosi Teh Botol Sosro di KPW Banten ... 83

6.3.1. Prioritas Pertama: Kendala, Faktor, dan Subfaktornya yang Dipertimbangkan dalam Strategi Merumuskan Promosi Teh Botol Sosro di KPW Banten ... 84

6.3.2. Prioritas Kedua: Pendukung, Faktor, dan Subfaktornya yang Dipertimbangkan dalam Strategi Merumuskan Promosi Teh Botol Sosro di KPW Banten ... 87

6.4. Alternatif Strategi Promosi Teh Botol Sosro yang Sesuai untuk Dijalankan oleh KPW Banten ... 90

VII KESIMPULAN DAN SARAN... 94

7.1 Kesimpulan ... 94

7.2 Saran... 95

DAFTAR PUSTAKA... 96


(12)

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

1 Produsen dan Jenis Merek Minuman Teh di Indonesia ... 3

2 Penjualan Teh Botol Sosro PT Sinar Sosro KPW Banten Tahun 2008-2009 ... 5

3 Alat-Alat Promosi ... 21

4 Nilai Skala Banding Berpasangan... 54

5 Spesifikasi Teh Botol Sosro ... 55

6 Spesifikasi Produk Teh Botol Sosro per Kemasan Tahun 2009 56 7 Daftar Harga Produk Teh Botol Sosro (per Krat/Karton) Tahun 2009 ... 57

8 Istilah Saluran Distribusi KPW Banten ... 60

9 Prioritas Dasar Pemilihan yang Dipertimbangkan dalam Merumuskan Strategi Promosi Teh Botol Sosro di KPW Banten ... 83

10 Prioritas Faktor-Faktor dari Kendala yang Dipertimbangkan dalam Merumuskan Strategi Promosi Teh Botol Sosro di KPW Banten ... 84

11 Prioritas Subfaktor dari Faktor Manajemen yang Dipertimbangkan dalam Perumusan Strategi Promosi Teh Botol Sosro di KPW Banten ... 85

12 Prioritas Subfaktor dari Faktor Pesaing yang Dipertimbangkan dalam Perumusan Strategi Promosi Teh Botol Sosro di KPW Banten ... 86

13 Prioritas Faktor-Faktor dari Pendukung yang Dipertimbangkan dalam Perumusan Strategi Promosi Teh Botol Sosro di KPW Banten ... 87

14 Prioritas Subfaktor dari Faktor Produk yang Dipertimbangkan dalam Perumusan Strategi Promosi Teh Botol Sosro di KPW Banten ... 88

15 Prioritas Subfaktor dari Faktor Perusahaan yang Dipertimbangkan dalam Perumusan Strategi Promosi Teh Botol Sosro di KPW Banten ... 88

16 Prioritas Subfaktor dari Faktor Distribusi yang Dipertimbangkan dalam Perumusan Strategi Promosi Teh Botol Sosro di KPW Banten ... 89

17 Alternatif Strategi Promosi Teh Botol Sosro yang Sesuai untuk Dijalankan oleh KPW Banten ... 90


(13)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

1 Presentase Konsumsi Teh di Dunia Tahun 2007 ... 9

2 Bauran Pemasaran dan Bauran Promosi ... 20

3 Perbandingan Antara Strategi Dorong(Push Strategy) dengan Strategi Tarik(Pull Strategy)... 36

4 Kerangka Pemikiran Operasional ... 44

5 Model Teh Botol Sosro ... 49

6 Produk Unggulan(Umbrella Brand)PT Sinar Sosro ... 55

7 Diferensiasi Teh Botol Sosro dari Segi Kemasan Tahun 2009.. 67

8 Proses Pembuatan Teh Botol Sosro ... 58

9 Peta Wilayah KPW Banten Tahun 2008... 59

10 Skema Distribusi KPW Banten Tahun 2009... 59

11 Struktur Organisasi PT Sinar Sosro KPW Baten (Promosi) Tahun 2009 ... 63

12 Contoh Media Lini Bawah yang Menggunakan Media Cetak... 70

13 Materi Promosi dan Alat Bantu Jual yang Digunakan Channel OutletTahun 2009... 71

14 Sponsor Pasif: Kunjungan Sekolah (Games) Tahun 2009... 72

15 Promosi Penjualan Sayembara dan Pengocokan Undian Tahun 2009... 76

16 Promosi Penjualan Paket Harga Khusus Teh Botol Sosro Tahun 2008 ... 77


(14)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Halaman

1 Produk Domestik Bruto Atas Dasar Harga Berlaku Menurut

Sektor Ekonomi Tahun 2009 ... 99 2 Kuesioner Penelitian ... 100 3 Contoh Gambar Media Lini Bawah ... 108 4 Hasil Model Hirarki Pemilihan Alternatif Strategi Promosi

Teh Botol Sosro di KPW Banten ... 109 5 TreeviewPerumusan dan Analisis Strategi Promosi Teh

Botol Sosro di KPW Banten ... 110 6 Output Expert Choice 2000untuk Penetapan Alternatif


(15)

I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Sektor industri pengolahan sebagai the leading economic sectors, mempunyai peran yang sangat penting dalam pembangunan nasional Indonesia. Nilai tambah (value added) yang dihasilkan dari sektor industri pengolahan memberikan kontribusi terbesar diantara sembilan sektor ekonomi terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia dengan nilai Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar 26,4 persen hingga tahun 2009 (Lampiran 1).

Besarnya nilai PDB industri pengolahan sebagian besar dari sektor industri bukan migas (22,6), salah satunya adalah industri makanan dan minuman yang mengalami pertumbuhan produksi sebesar 7,5 persen pada tahun 2009.1Hal ini karena didukung oleh besarnya tingkat konsumsi di dalam negeri yang tumbuh sebesar 34 persen pada tahun 2009.2

Salah satu industri minuman yang semakin berkembang adalah industri minuman pengolahan teh. Perkembangan industri minuman teh di Indonesia dimulai dari pembangunan yang terintegrasi dengan industri pengolahan atau industri hulu, yaitu mengolah daun teh menjadi teh kering. Selanjutnya, pengolahan teh dapat dikembangkan lagi di industri hilir. Beberapa produk hilir non-konvensional yang dapat dihasilkan dari pucuk daun teh adalah teh celup, teh instan, kafein, katekin, decaf-tea, tea flavin, tea rubigin, tea flavor, dan aneka minuman siap saji (teh botol, teh kaleng, teh kemasan tetra), sedangkan dari daun tua teh dapat dihasilkan kafein mentah, kafein murni, dan air tonik. Beberapa produk hilir yang dapat dihasilkan dari biji teh antara lain minyak biji teh, saponin, dan pakan ternak (Gumbira et al dalam Suprihatini 2004). Hal ini juga didukung oleh ketersediaan bahan baku teh yang berkesinambungan, dimana teh di Indonesia telah diusahakan oleh perkebunan, baik yang dikelola oleh negara, swasta, maupun petani rakyat. Oleh karena itu, teh merupakan produk pertanian yang memiliki prospek cerah untuk terus dikembangkan.

1

[BPS] Badan Pusat Statistik Indonesia. 2009. Produk Domestik Bruto Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha (Miliar Rupiah). http://www.bps.go.id/tab_sub/view [Diakses tanggal 7 Desember 2010]

2

Modjo MI. 29 Desember 2009. Perekonomian Indonesia 2010: Berharap pada Investasi. http://www.lepmida.com/column.php?id=247&awal=40 [Diakses tanggal 8 Desember 2010]


(16)

PT Sinar Sosro merupakan pelopor industri minuman teh terbesar di Indonesia dengan menciptakan produk minuman teh dalam kemasan botol beling pertama di Indonesia dan di dunia, dengan merek produknya adalah ‘Teh Botol Sosro’. Produk Teh Botol Sosro, membuat PT Sinar Sosro menjadi perusahaan yang cukup berhasil dalam industri pengolahan teh, dengan menguasai pangsa pasar lebih dari 70 persen hingga tahun 2009.3Teh dalam kemasan botol beling ini, pertama kali diperkenalkan pada tahun 1970 dengan merek Teh Cap Botol. Untuk memenuhi kebutuhan pecintanya di manapun berada, PT Sinar Sosro kini melakukan inovasi pada Teh Botol Sosro dengan memiliki banyak pilihan kemasan produk yaitu kemasan botol beling dengan volume 220 ml, kemasan kotak dengan volume 1 liter, 250 mililiter, dan 200 mililiter, serta kemasan kantong dengan volume 150 ml. Inovasi terbaru dari produk Teh Botol Sosro adalah Teh Botol Sosro less sugar yang telah diluncurkan pada tanggal 20 Agustus 2008. Produk ini tersedia dalam kemasan botol PET volume 500 ml dan kemasan kotak volume 250 ml. Selain itu, PT Sinar Sosro juga sudah memiliki beberapa aneka jenis produk dari bahan baku teh, mulai teh seduh, teh celup, teh siap minum, teh siap bercitarasa buah, dan teh siap minum berkabornase dengan berbagai macam kemasan, seperti kemasan kotak, genggam, kaleng, dan botol PET. Namun, diantara produk yang ada, Teh Botol Sosro tetap menjadi produk utama dan unggulan bagi PT Sinar Sosro.

Salah satu keberhasilan PT Sinar Sosro adalah dilihat dari visi yang dibangun. Melalui visi ‘total beverage company”, menjadi perusahaam minuman yang dapat melepaskan rasa dahaga konsumen kapan saja dan dimana saja. Untuk mencapai visinya, PT Sinar Sosro melakukan pemerataan distribusi mencakup hampir seluruh wilayah nasional mulai dari Batam, Jakarta, Bogor, Tangerang, Bekasi, Jawa Barat, Jawa Timur, Kalimantan, dan Sulawesi. Bahkan sudah mulai diekspor ke Australia, Vietnam, Brunei Darussalam, dan Amerika Serikat. Pemerataan distribusi membuat produk Sosro dapat ditemukan dimana saja dan kapan saja, baik di outlet-outlet modern hingga warung-warung kecil di pinggir jalan, seperti gerobak dorong, kios, dan warung makan.

3

Winarno B. 2009. Teh Botol Sosro Kuasai 70 Persen Pasar Minuman Nasional. Majalah Tempo: http://www.gudono.com/apps/forums/topics/show/1888512-teh-botol-sosro-kuasai-70-pasar-minuman-nasional [Diakses tanggal 15 Agustus 2010]


(17)

Di dalam keberhasilan PT Sinar Sosro, semakin banyak bermunculan produsen pengolahan teh yang ingin mengikuti jejak Sosro, terutama pada produk Teh Botol Sosro. Pesaing ini muncul baik dari dalam negeri maupun dari luar negeri. Dalam Tabel 1 ditujukan produsen pengolahan teh di Indonesia dan merek-merek yang dihasilkan baik dalam kategori yang sama maupun tidak dengan Teh Botol Sosro.

Tabel 1. Produsen dan Jenis Merek Minuman Teh di Indonesia Tahun 2009

No Nama Perusahaan Lokasi Merek Produk

1 PT Coca Cola Amati Indonesia Bekasi Hi-C dan Frestea 2 PT Djarum Emas Unggul Palembang SGS

3 Perusahaan Teh Botol Giju Cirebon Giju 4 Perusahaan Hawai Banyuwangi Melati

5 PT ABC President Indonesia Jakarta NU Green Tea

6 Hong Kong Banyuwangi Pelangi

7 PT Indonesia Jaya Abadi Semarang Indo Teh Crown 8 PT Inti Citra Beverindo Pasuruan Nicky

9 PT Kutrindo Indonesia Bali Cool

10 Oriental Pekalongan Oriental

11 PT Pepsi Cola Indo Beverages Jakarta Tekita

12 Prima Sleman Fastco dan Prima

13 PT Perusahaan Minuman SAP Bogor SAP 14 PT Sariguna Primatirta Sidoarjo Anda

15 CV Shindu Bakti Sleman Indah

16 PT Sinar Sosro Jakarta Teh Botol, Fruit Tea, S-tee, Joytea

17 PT Tang Mas Bogor Zeatea, Teh Cap 2 Tang 18 PT Tiga Naga Mulia Cirebon Teh Botol Upet

19 PT Ultra Jaya Milk Industri Bandung Teh Kotak 20 PT Unilever Indonesia Jakarta Lipton Ice Tea

21 PT Garuda Food Jakarta Mount Tea

22 PT Unilever Indonesia tbk Bekasi Sari Wangi 23 PT Perkebunan Nusantara VIII Jawa Barat Walini 24 PT Varia Solusindo Jakarta Teh Gelas Sumber : indorating.com, 2009 (Sementara)4

Dalam menghadapi persaingan, PT Sinar Sosro harus memiliki strategi yang tepat agar dapat mempertahankan dan memperluas pangsa pasar. Hal tersebut dapat tercipta salah satunya adalah melalui strategi promosi. Strategi

4

____. 2009. Reting Minuman Teh. http://indorating.com/irating.php?vpid=880207 [Diakses tanggal 12 Agustus 2010]


(18)

promosi merupakan salah satu elemen penting dalam bauran pemasaran yang memiliki peran penting dalam rangka mencapai visi perusahaan yaitu mengkomunikasikan suatu produk sehingga keberadaanya dapat terus diingat oleh konsumen. Mengingat kecenderungan konsumen tidak loyal, dapat mudah berpindah ke produk lainnya dengan kualitas yang diinginkan, sepanjang harganya sesuai dengan ukurannya. Dengan demikian, dalam pelaksanaan strategi promosi diharapkan dapat berjalan secara efektif sepanjang daur hidup produk tersebut agar konsumen tetap loyal terhadap produk tersebut dengan adanya produk pendatang baru.

1.2. Perumusan Masalah

Produk minuman teh dalam kemasan pada masa sekarang ini sangat banyak diproduksi dan berkembang dimana-mana. Persaingan yang terjadi antara produk yang satu dengan produk yang lainnya berkembang dengan sangat pesat, dimana produk yang dijual memberikan kepuasan bagi para konsumen secara berbeda-beda.

PT Sinar Sosro dalam menjangkau konsumen Teh Botol Sosro secara nasional dilakukan dengan membentuk Kantor Perwakilan Wilayah (KPW) di seluruh pelosok wilayah Indonesia. Hingga kini, PT Sinar Sosro memiliki 11 KPW, diantaranya untuk wilayah Jakarta, Banten, Jawa Barat Selatan, Jawa Barat Utara, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali dan Nusa Tenggara, Sumatera Utara dan Kepulauan Riau, Sumatera bagian Selatan dan Bangka Belitung, serta Kalimatan dan Sulawesi. Untuk mempermudah proses distribusi Teh Botol Sosro, masing-masing KPW membentuk Kantor Penjualan (KP) dalam lingkup wilayah yang lebih kecil yang berfungsi sebagai distributor. Kantor perwakilan wilayah dan kantor penjualan ini dibentuk agar tercapainya produk Teh Botol Sosro ditangan konsumen dimanapun berada.

Salah satu kegiatan utama yang dilakukan setiap KPW adalah menangani kegiatan promosi media lini bawah (bellow the line), selain media lini atas (above the line). Kegiatan promosi media lini bawah berupa penyesuaian dari strategi yang telah ditetapkan oleh pusat dengan menyesuaikan kondisi eksternal di masing-masing wilayah tersebut, karena memiliki kondisi yang berbeda-beda. Selama ini, secara umum kegiatan promosi yang telah dilakukan per-KPW adalah


(19)

dengan pemanfaatan atau penempatan alat bantu jual dan materi promosi di outlet-outlet dan melaksanakan kegiatan bauran promosi. Pelaksanaan kegiatan promosi yang selama ini telah dilakukan perusahaan, ternyata tidak menunjukkan kenaikan angka penjualan Teh Botol Sosro. Diantara sebelas KPW yang dimiliki perusahaan, kantor perwakilan wilayah Banten telah mengalami penurunan penjualan selama dua tahun terakhir dari tahun 2008 hingga tahun 2009.

Tabel 2. Penjualan Teh Botol Sosro PT Sinar Sosro KPW Banten Tahun 2008-2009

No Kantor

Penjualan

Target 2009

Realisasi 2009

Realisasi 2008

Pertumbuhan (persen)

1 Tangerang 774.000 727.487 743.232 -2,1

2 Serpong 621.000 525.076 575.026 -8,7

3 Ciledug 518.800 508.751 570.061 -10,9

4 Sawangan 442.500 433.563 415.022 4,5

5 Modern 17.000 14.240 15.687 -9,2

6 Serang 662.000 587.129 620.830 -5,4

7 Labuan 175.100 161.864 163.729 -1,1

8 Malimping 8.500 8.283 7.116 16,4

9 Rangkas 156.600 141.876 146.692 -3,3

10 Jasinga 84.700 76.559 79.802 -4,1

11 Balaraja 438.000 376.977 408.508 -7,1

KPW Banten 3.998.200 3.561.895 3.746.605 -4,9

Sumber: Laporan Penjualan PT Sinar Sosro KPW Banten, 2009

Pada Tabel 2 ditunjukkan bahwa tingkat pertumbuhan yang menurun sebesar 11,3 persen pada tahun 20085dan 4,9 persen pada tahun 2009 dengan rata-rata terjadi penurunan di tingkat KP sebesar lima persen. Penurunan ini diakui perusahaan dikarenakan produsen minuman teh baru yang mulai bermunculan dan memikat konsumen khususnya di tingkat retailer tradisional. Sebagian besar produsen minuman teh baru ini berupa minuman teh dalam kemasan gelas yang relatif murah dan terjangkau bagi konsumen tingkat rendah. Walaupun, teh dalam kemasan gelas bukan menjadi pesaing tatap muka bagi Teh Botol Sosro, namun produk tersebut dapat menjadi pesaing tidak langsung karena terkait dengan daya beli masyarakat yang semakin menurun.

Penurunan penjualan menuntut KPW Banten untuk memperbaiki atau memastikan strategi promosi yang telah dilakukan sudah berjalan sesuai sasaran dan berjalan dengan efektif. Hal ini karena terkait dengan kegiatan yang dilakukan

5


(20)

oleh KPW Banten, strategi promosi merupakan kegiatan utama yang dilaksanakan perusahaan dengan menetapkan dan memutuskan sendiri dengan mengkondisikan wilayahnya. Sedangkan, bauran pemasaran lainnya seperti harga, produk, distribusi, dan lokasi yang sebagian besar menjadi ketetapan atau strategi kantor pusat.

Keberhasilan suatu produk untuk dapat terus dikonsumsi oleh konsumennya ditunjang oleh kegiatan-kegiatan promosi yang efektif. Promosi dapat mengkomunikasikan suatu produk sehingga keberadaanya dapat terus diingat oleh konsumen. Mengingat terhadap kecenderungan konsumen yang tidak loyal, dapat memilih produk yang terbaik dengan kualitas yang diinginkan, sepanjang harganya sesuai dengan ukuran. Dengan demikian, diharapkan dengan pelaksanaan promosi yang efektif dapat merangsang konsumen untuk membeli produk tersebut.

Untuk dapat menjalankan kegiatan promosi efektif oleh KPW Banten, dibutuhkan suatu penelitian yang dapat memberikan keputusan strategi promosi apa yang sesuai untuk dijalankan dan diprioritaskan dalam upaya melindungi pangsa pasar Teh Botol Sosro. Keputusan-keputusan yang diambil perusahaan, seperti promosi dengan mengutamakan periklanan, hubungan masyarakat, pemasaran langsung, promosi penjualan atau penjualan personal, adalah bersifat menentukan sukses tidaknya seluruh program pemasaran perusahaan dan perusahaan itu sendiri.

Berdasarkan uraian di atas maka rumusan permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian ini antara lain:

1. Bagaimana kegiatan promosi Teh Botol Sosro yang telah dilakukan oleh PT Sinar Sosro Kantor Perwakilan Wilayah Banten?

2. Faktor kendala dan pendukung apa saja yang dapat mempengaruhi penyusunan strategi promosi Teh Botol Sosro di Kantor Perwakilan Wilayah Banten?

3. Alternatif strategi promosi apakah yang sesuai untuk dilaksanakan oleh Kantor Perwakilan Wilayah Banten dalam upaya peningkatan penjualan Teh Botol Sosro?


(21)

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah diatas, tujuan dari penelitian ini adalah untuk:

1. Mengidentifikasi kegiatan promosi Teh Botol Sosro yang telah dilakukan oleh PT Sinar Sosro KPW Banten.

2. Mengidentifikasi faktor kendala dan pendukung yang dapat mempengaruhi penyusunan strategi promosi Teh Botol Sosro di PT Sinar Sosro KPW Banten.

3. Merumuskan alternatif strategi promosi yang sesuai untuk produk Teh Botol Sosro di PT Sinar Sosro KPW Banten.

1.4. Manfaat Penelitian

Manfaat dilaksanakannya penelitian ini antara lain :

1. Bagi penulis, diharapkan mampu mengaplikasikan ilmu yang diperoleh selama masa perkuliahan dan dapat mencari solusi bagi permasalahan yang timbul dalam kehidupan masyarakat.

2. Bagi perusahaan, hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan dan bahan pertimbangan mengenai strategi promosi dalam mempromosikan produk Teh Botol Sosro.

3. Masyarakat akademik, penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan mengenai penerapan strategi promosi Teh Botol Sosro secara umum dan sebagai bahan pertimbangan untuk penelitian selanjutnya.

1.5. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini dititikberatkan pada bidang promosi dan menganalisis prioritas strategi promosi Teh Botol Sosro di PT Sinar Sosro KPW Banten dengan menggunakan metode Proses Hirarki Analitik (PHA) yang diolah dengansoftware Expert Choice 2000. Penelitian ini juga tidak menganalisis bauran pemasaran lainnya seperti harga, produk, distribusi, dan lokasi secara terperinci. Produk yang diteliti adalah Teh Botol Sosro dalam kemasan botol karena merupakan produk unggulan bagi PT Sinar Sosro, sedangkan produk lainnya yang dihasilkan perusahaan hanya sebagai produk lawan bagi produk pesaing dan hanya memberikan market share yang kecil bagi perusahaan.


(22)

II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Perkembangan Industri Pengolahan Teh

Teh adalah minuman yang mengandung kafein, sebuah infusi yang dibuat dengan cara menyeduh daun, pucuk daun, atau tangkai daun yang dikeringkan dengan air panas. Jenis teh di dunia secara garis besar terdiri dari teh hitam, teh hijau, teh putih, teh Oolong, dan teh melati. Semua jenis teh tersebut berasal dari keluarga tanaman yang sama, yaituCamellia sinensi. Hal yang menjadi perbedaan diantara jenis teh adalah proses pengolahannya6, yaitu dijelaskan sebagai berikut: 1. Teh hitam adalah daun teh yang mengalami proses penghancuran yang intens

dan proses fermentasi yang lama.Teh hitam dibuat dari pucuk daun teh segar yang dibiarkan menjadi layu sebelum digulung, kemudian dipanaskan dan dikeringkan.

2. Teh hijau diproses secara lebih ringan dan tidak mengalami fermentasi akan tetapi mengalami proses pengeringan dan penguapan daun yang sedikit lebih lama dibandingkan teh putih. Teh hijau lebih banyak mengandung katekin sehingga teh ini lebih dikenal sebagai jenis teh yang dapat mencegah pertumbuhan penyakit kanker. Hal ini juga membuat semakin banyaknya produsen minuman teh yang menghasilkan produk dengan cap Green Tea, termasuk yang dilakukan oleh PT Sinar Sosro untuk mengimbangi produk pesaing, yaitu Joy Green Tea.

3. Teh putih merupakan jenis teh yang tidak mengalami proses fermentasi. Pada saat proses pengeringan dan penguapan juga dilakukan sangat singkat. Teh Putih diambil hanya dari daun teh pilihan yang dipetik dan dipanen sebelum benar-benar mekar. Disebut teh putih karena ketika dipetik kuncup daunnya masih ditutupi seperti rambut putih yang halus. Karena proses yang lebih singkat ini kandungan katekin pada teh putih adalah yang tertinggi untuk menangkal radikal bebas lebih ampuh dibanding teh lainnya serta berfungsi sebagai antioksidan dalam tubuh. Teh putih terkenal sebagai dewa dewinya teh karena diambil dari kuncup daun terbaik dari setiap pohonnya.

6

[SSR] SOSRO. 2008. Jenis dan Manfaat Teh. http://www.sosro.com/jenis-manfaat-teh-hitam.php?PHPSESSID=4458a216eb17daf1e5b1434e19c67f14 [Diakses tanggal 27 Januari 2010]


(23)

4. Teh Oolong sebagai teh semi fermentasi. Jenis teh Oolong belum begitu popular dibandingkan dengan jenis teh hijau atau teh hitam. Saat ini teh Oolong telah dibudidayakan dan diproduksi di Indonesia dengan nama Jawa Oolong.

5. Teh melati disebut juga teh wangi, sangat populer di Indonesia, yaitu teh hijau yang dicampur dengan bunga melati dan bunga gambir sehingga menimbulkan aroma melati atau wangi yang khas. Teh jenis ini menjadi bahan utama pembuatan Teh Botol Sosro.

Diantara jenis teh tersebut, teh hitam merupakan jenis teh yang paling banyak dikonsumsi oleh negara-negara di dunia. Dari jumlah konsumsi teh dunia pada tahun 2007 sebesar 3,4 juta ton, konsumsi teh hitam mencapai 69 persen dari total konsumsi teh dunia (Gambar 1). Hal ini dikarenakan rasa dan aroma dari teh hitam lebih menarik yang terbentuk dari proses oksidasi enzimatik pada proses pengolahan teh hitam.

Gambar 1. Presentase Konsumsi Teh di Dunia Tahun 2007 Sumber: Rohayati (2007)7

Terdapat beberapa penelitian yang dilakukan oleh para ahli mengenai manfaat teh hitam.8Penelitian tersebut, antara lain:

1. Penelitian terbaru oleh Aging Cell Journal pada Februari 2008 di University of Dundee, Scotland. Penelitian tersebut menyebutkan bahwa Theaflavins dan

7

Rohayati S. 2007. Teh Hitam Untuk Pengendalian Diabetes. http://www.ritc.or.id/berita/teh-hitam-untuk-pengendalian-diabetes.html [Diakses tanggal 10 Januari 2010]

8

Satriyo. 2008. Berbagai Manfaat Ou Tea (Teh Hitam) Menurut Para Ahli. http://satria75.wordpress.com/2008/08/28/berbagai-manfaat-ou-tea-teh-hitam-menurut-penelitian-para-ahli [Diakses tanggal 10 Januari 2010]


(24)

Thearubigin dari teh hitam dapat meniru kerja insulin dalam mengendalikan diabetes. Terdapat tiga jenis Theaflavins yang diidentifikasi meniru kerja insulin tersebut yaitu Theaflavin 3-O-gallate, Theaflavin 3'-O-gallate, dan Theaflavin 3,3'di-O-gallate.

2. Menurut Joseph McLaughlin, seorang peneliti di National Cancer Institute, teh hitam sangat efektif dalam melindungi tubuh dari kanker esofagus, yaitu saluran yang berjalan dari mulut ke lambung. Penelitian dilakukan melalui kelompok orang yang merokok dan minum alkohol serta kelompok orang yang tidak merokok atau minum alkohol. Kelompok orang yang merokok dan minum alkohol minum teh hitam lima cangkir setiap hari mengalami penurunan resiko kanker sebesar 20 persen pada pria dan 50 persen pada wanita. Sedangkan, kelompok yang tidak merokok atau minum alkohol, risiko kanker esofagus bagi peminum teh hitam turun sebesar 57 persen pada pria dan 60 persen pada wanita.

3. Penelitian oleh Dr. Yoshikazu Sata, seorang ahli neurologi di Tohoku University School of Medicine di Jepang mengatakan bahwa antioksidan yang dimiliki oleh teh hitam dapat membantu menjaga kesehatan pembuluh darah dan mencegah stroke. Penelitian ini dilakukan terhadap lebih dari 9.500 wanita menegaskan bahwa mereka yang minum kurang dari lima cangkir teh hitam setiap hari memiliki tingkat stroke dua kali dibandingkan mereka yang minum lebih dari lima cangkir teh hitam setiap harinya. Hasil tersebut lebih jelas terlihat pada wanita yang konsumsi garamnya cukup tinggi, suatu faktor yang berhubungan dengan tekanan darah tinggi dan stroke.

4. Para peneliti di American Medical Association menemukan bahwa Flavonoid mampu meningkatkan sistem kekebalan tubuh yang banyak ditemukan dalam tumbuhan, termasuk teh hitam yang dapat mengurangi resiko stroke. Menurut Dr. Ralph Sacco dari Nothern Manhattan Stroke Study di Columbia Presbyeterian Medical Center, New York, teh hitam mampu mencegah penyumbatan arteri.

5. Penelitian di Belanda selama lima tahun terhadap lebih dari 8.000 pria berusia antara 65 sampai 84 tahun, menemukan bahwa mereka yang minum dua cangkir teh setiap hari mengalami penurunan risiko serangan jantung dan


(25)

kerusakan arteri koroner sebesar 68 persen. Para peneliti menemukan bahwa kandungan Flavonoid dan Catechins (dua komponen utama dari teh hitam) dapat menurunkan tekanan darah, menormalkan mekanisme pembekuan darah, membantu pembakaran lemak dan mengatur kadar gula darah serta insulin di dalam tubuh.

6. Para ilmuwan di Skin Disease Research Center di Cleveland, menyatakan bahwa teh hitam dapat melawan kanker pada kulit dan menyebabkan perlambatan pertumbuhan tumor sebesar 40 persen serta mengecilkan ukuran tumor yang telah ada. Teh hitam yang dioleskan langsung kepada kulit dapat mencegah kanker kulit yang disebabkan oleh pemanasan sinar matahari dan menghindari keriput pada kulit.

7. Dr. Earl Mindell di dalam bukunya”What You Should Know about the Super Antioxidan Miracle”menemukan bahwa teh hitam memiliki sifat antibakteria yang kuat. Teh hitam dapat melawan hampir semua jenis bakteri, termasuk Kolera, Salmonela, dan Tifiod. Tidak seperti antibiotika, teh hitam memiliki sifat selektif dalam memilih bakteri yang dibunuhnya, dengan meninggalkan bakteri yang baik dan membunuh bakteri yang menyebabkan kerusakan. 2.2. Manfaat dan Kekurangan Komoditi Teh bagi Indonesia

Ada beberapa manfaat bagi Indonesia menjadikan komoditi teh sebagai salah satu industri (Spillane 1992), yaitu sebagai berikut:

1. Memberikan kesempatan kerja

Industri komoditi teh merupakan kegiatan usaha matarantai yang sangat panjang, sehingga membuka kesempatan kerja bagi masyarakat sekitarnya. Tenaga kerja yang diserap dalam budidaya dan industri teh tahun 2009 mencapai 203.208 kepala keluarga dengan rasio tenaga kerja 3 orang/ ha. Rasio tenaga kerja ini lebih besar dibandingkan dengan komoditi perkebunan yang lain, seperti kopi yang membutuhkan 1,8 tenaga kerja/ ha, dan sawit yang membutuhkan 0,5 tenaga kerja/ ha.9Hal ini disebabkan karena proses-proses budidaya dan industri teh sebagian besar masih menggunakan tenaga manual.

9

LihatSinar Tani Online: Pengembangan Teh di Indonesia. http://www.sinartani. com /kebun/pengembangan-teh-indonesia-1293426013.htm [Diakses tanggal 19 Januari 2011]


(26)

2. Menambah pendapatan masyarakat daerah dan pemerintah daerah. 3. Menambah devisa negara

Devisa yang dihasilkan komoditi teh pada tahun 2008 adalah 14.306,22 milyar rupiah setara dengan 0,32 persen dari total devisa non migas.10Jika dengan diimbangi semakin meningkatnya volume ekspor dan kenaikan harga, maka akan semakin banyak penerimaan devisa negara.

4. Menunjang gerak pembangunan daerah

Keberadaan perkebunan teh dan pengolahannya di daerah tertentu dapat memberikan dampak positif bagi lingkungan sekitarnya, seperti pembangunan fasilitas infrastruktur dan fasilitas-fasilitas umum (klinik kesehatan, sekolah, dan tempat ibadah) yang turut memberikan manfaat bagi masyarakat sekitar yang ikut menggunakan fasilitas tersebut. Selain itu, dapat meningkatkan kemajuan dan perkembangan pembangunan daerah tersebut.

5. Sebagai komoditas substitusi dengan harga yang relatif rendah. 6. Melayani semua golongan ekonomi

Sebagian besar konsumen komoditi teh, tidak hanya golongan ekonomi atas, tetapi dapat dikonsumsi oleh semua golongan, karena harga yang relatif rendah dibandingkan dengan harga jenis minuman lainnya.

7. Memberikan manfaat bagi kesehatan. 8. Mempertahankan dalam kelestarian alam

Saat ini kondisi lingkungan alam banyak mengalami penurunan kualitas, antara lain semakin berkurangnya kuantitas air tanah. Namun demikian, hal tersebut tidak terjadi pada daerah yang memiliki perkebunan teh, hal ini disebabkan karena perkebunan teh, memiliki dampak positif terhadap lingkungan ekologi, antara lain karena dapat mempertahankan hidroorologis, mencegah erosi pada tanaman teh yang telah produktif (tajuk sudah menutup), menyerap CO2 (Carbon dioxide), menyediakan O2 (Oxygen). Selain itu, saat ini perkebunan teh banyak dimanfaatkan sebagai salah satu tujuan wisata (agrowisata).11

10

Ibid, Hlm 11 11


(27)

Sedangkan, kekurangan komoditi teh di industri Indonesia (Spillane 1992), yaitu sebagai berikut:

1. Tergantung pada pengaruh alam

Tanaman teh tidak dapat tumbuh di sembarang tempat dan membutuhkan tanah, iklim atau cuaca, dan suhu udara tertentu agar dapat memberikan hasil dan mutu terbaik.

2. Membutuhkan banyak waktu produksi

Tanaman teh yang sudah dapat diproduksi adalah yang sudah mencapai umur minimal lima tahun.

3. Tingkat penghasilan rendah bagi tenaga kerja pemetik. 4. Membutuhkan modal yang besar

Membuka lahan perkebunan baru, membutuhkan dana yang cukup besar untuk saranan dan prasarana operasional. Sedangkan, hasilnya dapat diperoleh dengan waktu yang cukup lama.

5. Perluasan produksi cukup sulit karena membutuhkan waktu yang relatif lama. 6. Memerlukan pengawasan yang intensif dalam pemetikan agar mutu komoditi

teh tidak menurun. 2.3. Penelitian Terdahulu

Analisis positioning Teh Botol Sosro dan implikasinya terhadap bauran pemasaran PT Sasana Caraka Mekarjaya dilakukan oleh Widianingrum (2001) dengan menggunakan metodesurveydanmulti stage random sampling. Data yang diperoleh dianalisis dengan tabulasi sederhana untuk analisis konsumen dan menggunakan analisis biplot dengan menggunakan skala likert untuk pengolahan data mengenai kepuasan terhadap teh kemasan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa positioning Teh Botol Sosro lebih unggul dibandingkan merek teh dalam botol pesaing dilihat dari tingkat kepuasan konsumen terhadap Sosro, secara berurutan karena produk mudah ditemui, teh sangat terasa, manisnya pas, mutunya terjamin, harga sesuai mutu, kemasannya bersih, higienis, aromanya wangi, dan tersedia dalam kemasan dingin.

Analisis strategi promosi Super Bihun pada PT Kuala Pangan, yang dilakukan oleh Agustina (2001) bertujuan untuk mengkaji bentuk strategi promosi yang dijalankan perusahaan, menganalisis pengaruh biaya promosi terhadap


(28)

penjualan, mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi perusahaan dalam memilih media iklan, dan melakukan analisis terhadap pemilihan jenis media iklan.

Dalam mengkaji bentuk strategi promosi dan menganalisis pemilihan jenis media, menurut Agustina (2001), perlu diketahui terlebih dahulu tujuan dari kegiatan promosi dan sasaran yang dituju, yaitu segmentasi dan target pasar serta penempatan produk. Analisis pengaruh biaya promosi terhadap penjualan dan pemilihan jenis media iklan yang efektif dilakukan dengan menggunakan metode Ordinary Least Square(OLS).

Hasil pengolahan dengan OLS diketahui bahwa biaya pomosi secara bersama-sama berpengaruh terhadap penjualan dengan koefisien determinasi sebesar 99,2 persen. Strategi promosi yang tepat adalah strategi periklanan, mengingat masyarakat belum terlalu familiar untuk mengkonsumsi bihun sebagai makanan alternatif.

Analisis strategi promosi Nata De Coco pada PT Halilintar Bahana yang dilakukan oleh Nugroho (2003) menggunakan metode Proses Hirarki Analitik (PHA) dengan dua model hirarki. Hasil untuk model hirarki pertama adalah identifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan strategi promosi Nata De Coco adalah anggaran promosi karena berkaitan dengan dana promosi yang terbatas. Hasil analisis hirarki kedua adalah alternatif strategi promosi yang tepat berdasarkan kendala dan pendukung yang dimiliki yaitu menitikberatkan pada promosi penjualan kepada distributor.

Analisis strategi promosi Teh Botol Sosro di PT Sinar Sosro Kantor Perwakilan Wilayah (KPW) Jawa Barat Area 1 Bandung oleh Tatik (2005) dengan menggunakan metode PHA dengan dua model hirarki. Hirarki pertama disusun untuk mengidentifikasi target operasi yang menjadi prioritas utama berdasarkan tujuan promosi yang ditetapkan. Sedangkan, hirarki kedua bertujuan untuk memperoleh alternatif strategi promosi yang sesuai bagi PT Sinar Sosro KPW Jabar Area 1 berdasarkan kendala dan pendukung yang dimiliki oleh perusahaan.

Hasil dari pengolahan hirarki pertama diketahui bahwa tujuan utama perusahaan adalah menghambat aktivitas pesaing dan upaya dalam


(29)

mempertahankan positioning-nya dengan produk ready to drink. Dari tujuh channel outlet, yang dijadikan target operasi utama untuk produk Teh Botol Sosro, dihasilkan bahwa lokasi makan dengan food court sebagai dinilai paling penting dalam melaksanakan kegiatan promosi. Kegiatan promosi yang diutamakan adalah branding pada lokasi makan, yaitu dengan pemasangan beberapa materi promosi, seperti jam dinding, tempat tisu, dan lainnya.

Berdasarkan hasil pengolahan pada hirarki kedua, diketahui bahwa dalam melaksanakan promosi Teh Botol Sosro, kendala manajemen dan promosi produk lain merupakan dasar pemilihan yang dianggap paling mempengaruhi dalam penentuan strategi promosi. Alternatif strategi promosi yang dihasilkan dengan menitikberatkan pada kegiatan pemasaran langsung.

Analisis pengaruh promosi terhadap tingkat penjualan produk SimPATI PT Telkomsel oleh Annisa (2008) bertujuan untuk mengetahui pengaruh promosi produk SimPATI secara keseluruhan dan parsial terhadap tingkat penjualan. Annisa (2008) mengatakan bahwa Telkomsel melakukan kegiatan promosi melalui media lini atas (above the line) dan media lini bawah (below the line). Dengan menggunakan metode regresi berganda didapatkan bahwa hasil promosi berpengaruh secara signifikan terhadap tingkat penjualan, sedangkan secara parsial hanya media lini atas yang berpengaruh secara signifikan terhadap tingkat penjualan sebesar 0,39.

Analisis strategi promosi Teh Botol Sosro pada PT Sinar Sosro Kantor Penjualan (KP) Bogor oleh Sembiring (2010) dengan menggunakan matriks Internal-External (IE) dan matriks Strength-Weakness-Opportunitu-Threat (SWOT). Untuk tahap keputusan, metode yang digunakan adalah PHA. Berdasarkan hasil analisis lingkungan internal perusahaan yang dilakukan oleh Sembiring (2010) bahwa PT Sinar Sosro KP Bogor memiliki kekuatan dan kelemahan. Faktor kekuatan tersebut antara lain kualitas produk, brand image, citra perusahaan, harga produk yang kompetitif, jaringan distribusi, sumber daya manusia yang berkualitas dan terlatih, dan kondisi keuangan yang baik. Sedangkan, faktor kelemahan antara lain mesin produksi yang sudah menua, produksi tergantung dengan jumlah permintaan, diversifikasi produk yang belum banyak diketahui oleh konsumen, dan promosi belum intensif.


(30)

Analisis lingkungan eksternal PT Sinar Sosro yang dilakukan oleh Sembiring (2010) menghasilkan faktor peluang dan ancaman bagi perusahaan. faktor peluang tersebut antara lain pertumbuhan jumlah penduduk yang terus meningkat, pengurangan dan pengapusan pajak barang minuman ringan, perubahan gaya hidup masyarakat menuju sehat, peningkatan teknologi informasi dan pengolahan pangan, dan budaya minuman ringan. Sedangkan, faktor ancaman antara lain konsumsi minuman ringan di Indonesia masih rendah, perusahaan pesaing gencar dalam kegiatan promosi, banyaknya produk subsitusi, kondisi sosial ekonomi yang belum kondusif, gejolak nilai rupiah, dan kekurangan daya listrik.

Berdasarkan hasil matriks IE (Sembiring 2010), posisi PT Sinar Sosro berada dalam sel IV, yaitu pada kondisi bertumbuh dan membangun. Strategi yang dapat dikembangkan adalah strategi penetrasi pasar serta pengembangan pasar dan produk. Dari matiks SWOT terdapat enam alternatif strategi promosi yang dapat digunakan dan dari hasil PHA bahwa prioritas pertama hingga terakhir yang dapat dijalankan perusahaan adalah (1) melakukan promosi secara insentif; (2) strategi mempertahankan saluran distribusi yang ada dengan cara menjalin kerjasama yang baik dengan pihak terkait; (3) strategi optiomalisasi biaya operasional; (4) strategi meningkatkan kapasitas persediaan produk; (5) meningkatkan kualitas produk; dan (6) aktif melakukan kegiatan pengembangan produk yang berbeda dengan pesaing.

Berdasarkan hasil-hasil penelitian terdahulu, dapat diambil kesimpulan, yaitu:

1. Positioning Teh Botol Sosro lebih unggul dibandingkan merek teh dalam kemasan botol lain dilihat dari tingkat kepuasaan konsumen terhadap Sosro secara berurutan karena produk mudah ditemui, teh sangat terasa, manisnya pas, mutunya terjamin, harga sesuai mutu, kemasannya bersih, higienis, aromanya wangi, dan tersedia dalam kemasan dingin.

2. Promosi merupakan hal yang penting sebagai cara untuk mengkomunikasikan produk ke konsumen. Hal ini ditunjukan dengan adanya korelasi positif antara promosi dengan peningkatan penjualan.


(31)

Promosi tersebut dapat dilakukan melalui media lini atas dan media lini bawah.

3. Salah satu alternatif strategi promosi yang dapat dilaksanakan dengan tepat adalah dengan menitikberatkan pada promosi penjualan kepada distributor. 4. Terdapat penelitian strategi promosi di salah satu KPW PT Sinar Sosro

dengan metode PHA yang dapat disimpulkan bahwa alternatif strategi dengan menitikberatkan pada pemasaran langsung untuk menghambat aktivitas pesaing dan diimplementasikan pada target operasi lokasi makan dengan kegiatanbranding.

Dari kesimpulan diatas, peneliti dalam penelitian ini mengambil topik mengenai analisis strategi promosi Teh Botol Sosro dengan menggunakan metode PHA. Point-point pada kesimpulan diatas dapat dijadikan masukan bagi peneliti dalam melakukan penelitian dan penentuan hirarki yang akan diambil untuk menganalisis strategi promosi di PT Sinar Sosro KPW Banten.


(32)

III KERANGKA PEMIKIRAN

3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis

3.1.1. Promosi

Promosi adalah salah satu dari empat instrumen dasar pemasaran yang memiliki tujuan untuk menginformasikan mengenai instrumen lain dari bauran pemasaran dan memberikan kontribusi untuk meningkatkan penjualan pada jangka panjang. Menurut Iskandar (2009), promosi merupakan kegiatan terpenting yang berperan aktif dalam memperkenalkan, memberitahukan, dan mengingatkan kembali manfaat suatu produk agar mendorong konsumen unluk membeli produk yang dipromosikan tersebut. Untuk mengadakan promosi, setiap perusahaan harus dapat menentukan dengan tepat alat promosi manakah yang dipergunakan agar dapat mencapai keberhasilan dalam penjualan.

Promosi merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan dalam menjalankan program pemasaran. Betapapun berkualitasnya suatu produk namun jika konsumen tidak pernah mengetahui atau mendengar produk tersebut, maka konsumen tidak akan pernah membelinya, seperti yang dikatakan Tjiptono (2008), pentingnya promosi dapat digambarkan lewat perumpamaan bahwa pemasaran tanpa promosi dapat diibaratkan seorang pria berkaca mata hitam yang dari tempat gelap pada malam kelam mengedipkan matanya pada seorang gadis cantik dari kejauhan. Tak seorang pun tahu apa yang dilakukan pria tersebut selain dirinya sendiri. Pada hakikatnya promosi adalah suatu bentuk komunikasi pemasaran.

Dalam Tjiptono (2008), tujuan utama promosi adalah menginformasikan, mempengaruhi dan membujuk, serta mengingatkan pelanggan sasaran tentang perusahaan dan bauran pemasaran. Secara rinci ketiga tujuan promosi dapat dijabarkan sebagai berikut:

1. Menginformasikan (informing), dapat berupa:

a. Menginformasikan pasar mengenai keberadaan suatu produk baru b. Memperkenalkan cara pemakaian yang baru dari suatu produk c. Menyampaikan perubahan harga kepada pasar


(33)

e. Menginformasikan jasa-jasa yang disediakan perusahaan f. Meluruskan kesan yang keliru

g. Mengurangi ketakutan atau kekhawatiran pembeli h. Membangun citra perusahaan.

2. Membujuk pelanggan sasaran (persuading), dapat berupa: a. Pelanggan pilihan merek

b. Mengalihkan pilihan ke merek tertentu

c. Mengubah persepsi pelanggan terhadap atribut produk d. Mendorong pembeli untuk belanja saat ini juga

e. Mendorong pembeli untuk menerima kunjungan wiraniaga(salesman). 3. Mengingatkan (reminding),dapat berupa:

a. Mengingatkan pembeli bahwa produk yang bersangkutan dibutuhkan dalam waktu dekat

b. Mengingatkan pembeli akan tempat-tempat yang menjual produk perusahaan

c. Membuat pembeli tetap ingat walaupun tidak ada kampaye iklan

d. Menjaga agar ingatan pertama pembeli jatuh pada produk perusahaan. Misalkan, bila pembeli ingin membeli sabun mandi, diharapkan ingatan pertamanya adalah merek Lux.

Sudut pandang ekonomi (Tjiptono, 2008), tujuan promosi adalah menggeser kurva permintaan akan produk perusahaan ke kanan dan membuat permintaan menjadi inelastis (dalam kasus harga naik) dan elastis (dalam kasus harga turun). Sementara itu Prayitno (dalam Tjiptono 2008) mengklasifikasikan tujuan promosi sebagai efek dari komunikasi, sebagai berikut:

1. Menumbuhkan persepsi pelanggan terhadap suatu kebutuhan (category need). 2. Memperkenalkan dan memberikan pemahaman tentang suatu produk kepada

konsumen (brand awarenes).

3. Mendorong pemilihan terhadap suatu produk (brand attitude).

4. Membujuk pelanggan untuk membeli suatu produk (brand purchase intention).

5. Mengimbangi kelemahan unsur bauran pemasaran lain (purchase facilitation). 6. Menanamkan citra produk dan perusahaan (positioning).


(34)

3.1.2. Bauran Promosi

Pemasaran tidak hanya membicarakan produk, harga produk, dan mendistribusikan produk, tetapi juga mengkomunikasikan produk tersebut kepada masyarakat agar produk tersebut dikenal dan pada akhirnya dibeli. Untuk mengkomunikasikan produk ini perusahaan perlu menyusun suatu strategi yang sering disebut dengan bauran promosi (promotion mix) yang terdiri lima komponen utama, yaitu periklanan (advertising), promosi penjualan (sales promotion), hubungan masyarakat (public relations), penjualan personal (personal selling), dan pemasaran langsung (direct marketing)(Gambar 2).

Gambar 2. Bauran Pemasaran dan Bauran Promosi

Elqorni (2008), bauran promosi merupakan program komunikasi pernasaran total sebuah perusahaan yang terdiri dari iklan, penjualan personal, promosi penjualan, dan hubungan masyarakat yang dipergunakan perusahaan untuk mencapai tujuan iklan dan pemasarannya. Menurut Kotler dalam Iskandar (2009), bauran promosi adalah ramuan khusus dari iklan pribadi, promosi penjualan dan hubungan masyarakat yang dipergunakan perusahaan untuk mencapai tujuan iklan dan pemasarannya.

Bauran Pemasaran

Produk Harga Promosi Tempat

Bauran Promosi

Periklanan Hubungan Masyarakat

Penjualan Personal

Promosi Penjualan Market Goals


(35)

Dalam Tjiptono (2008), masing-masing bauran promosi dapat diterapkan dengan memanfaatkan berbagai alat yang tersaji dalam Tabel 3.

Tabel 3.Alat-Alat Promosi

Iklan Promosi Penjualan Hubungan Masyarakat Penjualan Personal Pemasaran Langsung 1. Iklan cetak

dan siaran 2. Kemasan 3. Film 4. Brosur dan

buklet 5. Poster dan

selebaran 6. Direktori 7. Baliho 8. Pajangan 9. Audio-visual 10. Simbol dan logo 11. Titik pembelian 1. Kontes, permainan, undian, lotere 2. Premium dan

hadiah 3. Produk sampel 4. Pameran 5. Demonstrasi 6. Pemberian kupon 7. Potongan rabat/diskon 8. Pendanaan dengan bunga rendah 9. Hiburan 10. Kelonggaran tukar tambah 11. Hadiah bagi

pelanggan 12. Jaminan

produk

1. Kontak pers 2. Pidato 3. Seminar 4. Laporan tahunan 5. Donasi/ sumbangan 6. Sponsor 7. Publikasi 8. Hubungan masyarakat 9. Media identitas 10. Majalah perusahaan 11. Peringatan peristiwa tertentu 12. Berita 13. Aktivitas layanan masyarakat 1. Presentasi penjualan 2. Pertemuan penjualan 3. Program insentif 4. Contoh/ sampel 5. Pasar malam dan pameran dagang 1. Katalog 2. Surat 3. Telepon 4. Belanja online 5. Toko 6. Respon pembelian langsung melalui TV 7. Respon pembelian langsung melalui majalah/ koran

Sumber: Tjiptono (2008)

3.1.2.1. Periklanan (Advertising)

Iklan merupakan salah satu bentuk promosi yang paling banyak digunakan perusahaan dalam mempromosikan produknya. Paling tidak dapat dilihat dari besarnya anggaran belanja iklan yang dikeluarkan setiap perusahaan untuk merek-merek yang dihasilkannya. Institut Praktisi Periklanan Inggris dalam Jefkins (1995) mendefinisikan istilah periklanan sebagai pesan-pesan penjualan yang paling persuasif yang diarahkan kepada para calon pembeli yang paling potensial atas produk barang atau jasa tertentu dengan biaya semurah-murahnya.


(36)

Dalam Tjiptono (2008), iklan adalah bentuk komunikasi tidak langsung, yang didasari pada informasi tentang keunggulan atau keuntungan suatu produk, yang disusun sedemikian rupa sehingga menimbulkan rasa menyenangkan yang akan mengubah pikiran seseorang untuk melakukan pembelian.

Dalam periklanan ditemukan suatu kombinasi kreativitas, riset pemasaran, dan pembelian media berdasarkan perhitungan yang ekonomis. Kegiatan-kegiatan periklanan memang bisa menelan biaya yang sangat mahal, namun selama itu berdasarkan pada tujuan dan perhitungan yang serba jelas maka semuanya bisa dibenarkan. Hal terpenting, semua kegiatan itu tetap efektif dan ekonomis, dalam pengertian dapat mencapai sasaran dan tetap menjamin keuntungan perusahaan.

Suatu iklan memiliki sifat-sifat sebagai berikut yaitu:

1. Public presentation, iklan yang memungkinkan setiap orang menerima pesan yang sama tentang produk yang diiklankan

2. Pervasiveness, pesan iklan yang sama dapat diulang-ulang untuk memantapkan penerimaan iklan

3. Amplified expressiveness, iklan mampu mendramatisasi perusahaan dan produknya melalui gambar dan suara untuk menggugah dan mempengaruhi perasaan khalayak

4. Impersonality, iklan tidak bersifat memaksa khalayak untuk memperhatikan dan menanggapinya, karena merupakan komunikasi yang monolog (satu arah).

Iklan dibedakan menjadi dua klasifikasi menurut Jefkins (1995), yaitu: 1. Iklan lini atas (above the line) adalah jenis iklan yang mengharuskan

pembayaran komisi kepada biro iklan, contoh: tayangan iklan di media cetak, televisi, radio, dan bioskop. Iklan lini atas dikuasai oleh lima media yang berhak mengatur pengakuan dan pembayaran komisi kepada biro-biro iklan, yaitu: pers (koran dan majalah), radio, televisi, lembaga jasa iklan luar ruang, dan bioskop/cinema.

2. Iklan lini bawah (below the line) adalah jenis-jenis iklan yang tidak mengharuskan adanya komisi dan dapat digunakan untuk menyebut segala media iklan yang ada di luar lima media lini atas seperti iklan pada pameran, brosur, lembaran informasi, dan sebagainya.


(37)

Adapun berbagai macam jenis media lini bawah menurut Jefkins (1995), beberapa di antaranya adalah:

1. Literatur penjualan

Banyak barang dan jasa bisa dijual dengan lebih mudah bila diberi tulisan atau literatur yang secara lebih rinci menjelaskan kegunaan, karakteristik, dan berbagai aspek lainnya dari produk yang bersangkutan. Tulisan yang membuat aneka informasi mengenai produk disebut sebagai literatur penjualan. Bentuk-bentuk literatur cukup bervariasi, yaitu seperti leaflet, folder, brosur, broadsheet, katalog, kartu pos berwarna, peralatan tulis menulis, agenda, dan formulir sayembara. Cara penawaran literatur ini bisa lewat iklan, disertakan lewat kiriman pos, disertakan dengan produknya sendiri (misalnya pada pembungkus atau kemasannya) atau bisa disediakan di tempat penjualan (point of sale).

2. Benda-benda pajangan di tempat penjualan

Benda-benda pajangan di tempat penjualan dirancang untuk dapat menarik perhatian pengunjung, serta mempertinggi terjadinya penjualan. Pajangan tersebut bisa juga menjadi pertanda bahwa suatu tempat atau pihak atau perusahaan tertentu merupakan pemasok produk tersebut. Benda-benda pajangan tersebut antara lain mobil atau alat peraga bergerak, poster, stiker, contoh kemasan, produk sisa, kartu pajangan, kotak-kotak dispenser, jam dinding, tokoh-tokoh iklan, model, model bergerak, pajangan berlampu, lokasi perdagangan, kartu/kotak dispenser, pajangan luar, tutup botol, stiker dan transfer, bantalan kas, contoh produk, tatakan gelas/botol, asbak rokok, tiket, sudut rak, iklan di dalam toko, dan daftar menu.

3. Iklan di udara

Bentuk iklan seperti ini bisa digolongkan sebagai iklan luar ruangan tapi jarang digolongkan sebagai iklan media lini atas. Media ini memanfaatkan unsur drama dan kejutan, termasuk memancing rasa ingin tahu penonton. Bentuk iklan udara, seperti tulisan di langit, seruan dari langit, spanduk di langit, pesawat, balon udara, atau balon bercahaya, dan proyeksi iklan di langit.


(38)

4. Kalender

Kalender merupakan media yang sudah tua sekali umurnya, kalender merupakan perpaduan antara maksud baik hubungan masyarakat dan nilai pengingat iklan. Bentuk-bentuk utama dari kalender, antara lain bergambar, blok, digital, gulung, dan kalender catur wulan.

5. Catatan plastik, kaset audio, dan video

Benda-benda ini semakin banyak digunakan untuk keperluan iklan, apalagi semakin banyaknya tape dan VCR di berbagai rumah tangga. Banyak para produsen menawarkan produk-produk mereka dalam bentuk kaset, kemudian disebarkan ke berbagai toko, atau ditawarkan dalam iklan di media cetak.

6. Tas-tas iklan

Selain dapat membawa berbagai macam barang, tas-tas iklan tentu saja membawa pesan perusahaan yang membuatnya.

7. Iklan tubuh

Maksudnya adalah iklan yang tertera pada kaos, atau pakaian sehari-hari. Kini banyak perusahaan yang telah memanfaatkan kaos, jaket, topi, ikat kepala, selendang, emblem, pakaian olah raga untuk mengiklankan produk-produknya.

8. Bendera

Bendera merupakan media yang sangat popular disejumlah negara seperti Jerman. Bendera berfungsi lebih jauh daripada sekendar hiasan, yakni sebagai simbol atau identitas pembeda dari perusahaan lain.

9. Cendera mata

Bentuknya sangat bervariatif dan akan semakin efektif jika bendanya sendiri sangat berguna dan awet. Cendera mata yang paling popular adalah pena, gantungan kunci, pensil, pisau pembuka surat, pembuka tutup botol, dompet, penyimpan kartu, kalkulator mini, cangkir, dan kertas akrilik berhias indah. 10. Media video

Video menjadi media komunikasi yang tersebar luas, menyaingi program-program acara televisi. Sehingga, video dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan iklan.


(39)

11. Iklan-iklan buku

Cara ini efektif untuk menurunkan harga jual buku, karena penerbit memperoleh penghasilan tambahan dari pemasang iklan termasuk jika yang memasang iklan adalah penerbit iklan itu sendiri yang tentunya telah menghemat biaya iklannya. Bentuk iklan buku dapat berupa kupon sisipan yang mudah disobek atau pembatas buku.

12. Stiker

Stiker memiliki banyak fungsi, selain sebagai hiasan, stiker bisa menjadi identitas, dan bisa menjadi wahana informasi yang berguna bagi perusahaan. Stiker yang dipasang di berbagai tempat strategis secara tidak langsung dapat dilihat banyak orang dan diharapkan teringat akan merek perusahaan tersebut.

3.1.2.2. Hubungan Masyarakat (Public Relation)

Tjiptono (2008) menyatakan bahwa hubungan masyarakat merupakan upaya komunikasi menyeluruh dari suatu perusahaan untuk mempengaruhi persepsi, opini, keyakinan, dan sikap berbagai kelompok terhadap perusahaan tersebut. Kelompok-kelompok yang dimaksud adalah mereka yang terlibat, mempunyai kepentingan, dan dapat mempengaruhi kemampuan dalam mencapai tujuannya, yakni terdiri dari karyawan dan keluarganya, pemegang saham, pelanggan, khalayak/ orang-orang yang tinggal disekitar organisasi, pemasok, perantara, pemerintah, serta media massa. Metode hubungan masyarakat yang utama adalah publikasi, kegiatan penting, sponsor kegiatan, berita, acara, kegiatan pelayanan masyarakat, media identitas perusahaan, hubungan karyawan, penempatan produk pada program acara televisi atau film, dan pelayanan informasi telepon maupun internet.

Kegiatan-kegiatan hubungan masyarakat meliputi hal-hal sebagai berikut: 1. Hubungan pers(press relations)

Tujuan hubungan dengan pers adalah untuk memberikan informasi yang pantas/ layak dimuat di surat kabar agar dapat menarik perhatian publik terhadap seseorang, produk, jasa, atau organisasi


(40)

2. Publikasi produk(product publicity)

Aktivitas ini meliputi berbagai upaya untuk mempublikasikan produk-produk tertentu

3. Komunikasi korporat(corporate communication)

Kegiatan ini mencakup komunikasi internal dan eksternal, serta mempromosikan pemahaman tentang organisasi

4. Lobi(lobbying)

Lobi merupakan usaha untuk bekerjasama dengan pembuat undang-undang dan pejabat pemerintah sehingga perusahaan mendapatkan informasi-informasi penting yang berharga. Bahkan kadangkala juga dimaksudkan untuk mempengaruhi keputusan yang akan diambil

5. Konsultasi(counseling)

Aktivitas ini dilakukan dengan jalan memberi saran dan pendapat kepada manajemen mengenai masalah-masalah yang berkaitan dengan publik dan mengenai posisi serta citra perusahaan.

Menurut Junaidi (2009), hubungan masyarakat memiliki peran, antara lain: 1. Membantu dalam meluncurkan produk baru

2. Membantu dalam melakukan penempatan posisi kembali produk yang sudah dewasa

3. Membangun minat dalam sebuah kategori produk 4. Mempengaruhi kelompok target yang spesifik

5. Mempertahankan produk yang mengalami masalah di masyarakat 6. Membangun citra perusahaan sehingga mendukung produknya. 3.1.2.3. Penjualan Personal (Personal Selling)

Penjualan personal merupakan komunikasi langsung (tatap muka) antara penjual dan calon pelanggan untuk memperkenalkan suatu produk kepada calon pelanggan dan membentuk pemahaman pelanggan terhadap produk sehingga mereka kemudian mencoba dan membelinya (Tjiptono 2008). Penjualan personal dapat dilakukan dengan menyediakan sumberdaya manusia sebagai pengantar produk ke konsumen (driver sale person), pencarian konsumen di luar (order getter), pelayanan dalam kios (order taker), dan penjualan produk dengan


(41)

kreativitas tinggi (demand creator). Tiga ciri khusus dari penjualan personal, yaitu:

1. Konfrontasi personal (personal confrontation), yaitu mencakup hubungan yang hidup, langsung, dan interaktif antara dua atau lebih

2. Mempererat (cultivation), yaitu memungkinkan timbulnya berbagai jenis hubungan mulai dari hubungan penjualan hingga hubungan persahabatan 3. Tanggapan (response), yaitu membuat pembeli merasa berkewajiban untuk

mendengarkan pembicaraan wiraniaga.

Oleh karena sifat-sifat tersebut maka metode ini mempunyai kelebihan antara lain operasinya lebih fleksibel karena penjual dapat mengamati reaksi pelanggan dan menyesuaikan pendekatannya, usaha sia-sia dapat diminimalkan, pelanggan yang berminat biasanya langsung membeli, dan penjual dapat membina hubungan jangka panjang dengan pelanggannya.

Aktivitas penjualan personal memiliki beberapa fungsi yaitu sebagai berikut:

1. Prospecting,mencari pembeli dan menjalin hubungan dengan mereka 2. Targeting, mengalokasikan kelangkaan waktu penjual demi pembeli

3. Communicating, memberi informasi mengenai produk perusahaan kepada pelanggan

4. Selling, mendekati, mempresentasikan dan mendemonstrasikan, mengatasi penolakan, serta menjual produk kepada pelanggan

5. Servicing, memberikan berbagai jasa dan pelayanan kepada pelanggan 6. Information gathering, yakni melakukan riset dan intelijen pasar 7. Allocating, menentukan pelanggan yang akan dituju.

3.1.2.4. Promosi Penjualan(Sales Promotion)

Istilah promosi penjualan telah diterima secara luas sebagai sebutan untuk kegiatan-kegiatan promosi yang bersifat khusus, biasanya berjangka pendek, yang dilakukan di berbagai tempat atau titik-titik penjualan atau titik pembelian.

Promosi penjualan merupakan unsur kunci dalam kampanye pemasaran. Promosi penjualan adalah bentuk persuasi langsung melalui penggunaan berbagai insentif yang dapat diatur untuk merangsang pembelian produk dengan segera dan atau meningkatkan jumlah barang yang dibeli pelanggan (Tjiptono 2008). Melalui


(42)

promosi penjualan, perusahaan dapat menarik pelanggan baru, mempengaruhi pelanggan untuk mencoba produk baru, mendorong pelanggan membeli lebih banyak, menyerang aktivitas promosi pesaing, meningkatkan impuls buying, atau mengupayakan kerja sama yang lebih erat dengan pengecer. Secara umum, tujuan dilaksanakannya promosi penjualan adalah untuk meningkatkan permintaan dari para pemakai industrial dan atau konsumen akhir, meningkatkan kinerja pemasaran perantara, mendukung dan mengkoordinasikan kegiatan penjualan personal dan iklan.

Sifat-sifat yang terkandung dalam promosi penjualan, diantaranya adalah komunikasi (mampu menarik perhatian dan memberi informasi dalam memperkenalkan produk kepada pelanggan), insentif (memberikan keistimewaan dan rangsangan yang bernilai kepada pelanggan), dan undangan (mengundang khalayak untuk membeli saat itu juga.

Promosi yang dilakukan oleh penjual dapat dikelompokkan berdasarkan tujuan yang ingin dicapai/ pengelompokkan tersebut, sebagai berikut:

1. Customer promotion, promosi penjualan yang bertujuan untuk merangsang pelanggan untuk membeli

2. Trade promotion, bertujuan untuk mendorong pedagang grosir, pengecer, eksportir, dan importir untuk memperdagangkan barang/jasa dari sponsor 3. Sales-force promotion, bertujuan untuk memotivasi armada penjualan

4. Business promotion, bertujuan untuk memperoleh pelanggan baru, mempertahankan pelanggan baru, mempertahankan kontak hubungan dengan pelanggan, memperkenalkan produk baru, menjual lebih banyak kepada pelanggan lama, dan mendidik pelanggan.

Tujuan promosi penjualan menurut Iskandar (2009) dibagi menjadi tiga bagian, yaitu:

1. Tujuan promosi penjualan intern adalah untuk meningkatkan atau mempertahankan moral karyawan, melatih karyawan, kerjasama, serta semangat bagi usaha promosinya. Promosi penjualan juga menambah dan melengkapi kegiatan-kegiatan bagian humas dengan memberikan beberapa peralatan dan materi yang diperlukan untuk melaksanakan program humas internal. Sebagai contoh: slide, film, brosur, dan selebaran.


(43)

2. Tujuan promosi penjualan perantara

1. Usaha-usaha promosi penjualan dengan perantara (pedagang besar, pengecer, lembaga perkreditan, dan lembaga jasa) dapat dipakai untuk memperlancar atau mengatasi perubahan-perubahan musiman dalam pesanan, untuk mendorong jumlah pembelian yang lebih besar, untuk mendapatkan dukungan yang luas dalam saluran terhadap usaha promosi, atau untuk memperoleh tempat serta ruang gerak yang lebih baik.

2. Untuk mengatasi fluktuasi yang bersifat musiman dalam pesanan, misalnya ditawarkan kepada perantara dua unit gratis apabila membeli 10 unit, atau memberika potongan musiman 25 persen. Teknik promosi semacam ini dapat mendorong jumlah pemesanan yang lebih besar.

3. Tujuan promosi penjualan konsumen adalah untuk mendapatkan orang yang bersedia mencoba produk baru, untuk meningkatkan volume per penjualan (seperti, mendapat potongan 20 persen apabila membeli satu produk), untuk mendorong penggunaan baru dari produk yang ada, untuk menyaingi promosi yang dilakukan oleh pesaing dan untuk mempertahankan penjualan. Jadi, promosi penjualan perusahaan yang ditujukan pada konsumen dapat dibedakan ke dalam dua kelompok, yaitu:

a. Kegiatan yang ditujukan untuk mendidik atau memberitahukan konsumen. b. Kegiatan yang ditujukan untuk medorong para konsumen.

Menurut Jefkins (1995) ada beraneka ragam kegiatan promosi penjualan, antara lain:

1. Undian tanpa syarat dan sayembara

Keberhasilan sayembara berhadiah tergantung pada besarnya hadiah yang diiming-imingkan atau keunikannya, dan bergantung juga pada besarnya peluang untuk memenangkan hadiah tersebut. Bukti pembelian seperti kupon atau tanda terima yang disobek dari kemasan, biasa dijadikan syarat untuk mengikuti sayembara. Bagi perusahaan, semakin banyaknya kupon yang dikirimkan konsumen menjadi bukti bahwa transaksi pembelian semakin banyak


(44)

2. Penawaran harga cuci gudang

Cuci gudang artinya bukan penjualan barang-barang stok lama atau yang kurang laku dengan harga murah, melainkan penjualan barang-barang yang sengaja diproduksi khusus untuk dijual dengan harga di bawah harga eceran. Harga seperti ini menjadi menarik bagi konsumen, sekalipun mereka tahu kualitasnya tidak sebaik dengan produk sejenis yang dijual dengan harga normal

3. Hadiah dalam kemasan

Biasanya hadiah langsung ditempelkan pada kemasaran produk atau lazimnya pembeli diminta untuk mengambil sendiri hadiah yang disediakan perusahaan di toko-toko pengecer

4. Kupon-kupon berhadiah

Kupon-kupon ini harus dikumpulkan sampai jumlah tertentu agar dapat ditukar dengan hadiah atau berupa hadiah uang tunai. Guna menarik konsumen, katalog hadiah disediakan agar konsumen mengetahui hadiah apa saja yang bisa diperolehnya

5. Voucheratau kupon potongan harga

Voucher seperti ini dapat ditukar di pengecer-pengecer untuk mendapat potongan harga atau dipasang di iklan media cetak untuk digunting konsumen yang berminat dan dapat digunakan sebagai potongan harga bagi pembelian berikutnya

6. Penawaran kupon silang

Kupon silang merupakan suatu bentuk kegiatan kerja sama promosi dengan cara kupon pada suatu produk dapat digunakan untuk membeli produk lainnya dengan potongan harga tertentu

7. Kemasan ukuran jumbo/ gabungan/ bertanda khusus

Kemasaran semacan jumbo dapat berupa barang yang dikemas menjadi satu atau ukuran kemasan dibuat lebih besar dari biasanya. Untuk kemasan gabungan yakni sejumlah produk dibuat menjadi satu dan dijual dengan harga lebih murah. Sedangkan, bertanda khusus berupa pengemasan produk yang ditempelkan tanda penawaran khusus atau potongan harga, sehingga merangsang konsumen untuk membeli.


(45)

3.1.2.5. Pemasaran Langsung (Direct Marketing)

Pemasaran langsung merupakan sistem pemasaran yang bersifat interaktif dengan memanfaatkan satu atau beberapa media iklan untuk menimbulkan respon yang terukur dan atau transaksi di sembarang lokasi (Tjiptono 2008). Pemasaran langsung menyertakan komunikasi pribadi antara pemasar dan konsumen. Dalam pemasaran langsung, komunikasi promosi ditujukan langsung kepada konsumen individual, dengan tujuan agar pesan-pesan tersebut ditanggapi konsumen yang bersangkutan, baik melalui telepon, pos atau dengan datang langsung ke tempat pemasar.

Menurut Suyanto (2008), pemasaran langsung merupakan sistem pemasaran yang menggunakan saluran langsung untuk mencapai konsumen dan menyerahkan barang dan jasa kepada konsumen tanpa melalui perantara pemasaran untuk menghasilkan tanggapan dan atau transaksi yang dapat diukur pada suatu lokasi. Manfaat pemasaran langsung mencakup penghematan waktu dan memperkenalkan konsumen dengan berbagai pilihan, dapat membandingkan baik melalui katalog maupun secara online, dapat mengorder barang untuk dirinya dan orang lain, bagi konsumen bisnis dapat belajar tentang produk dan jasa tanpa harus bertemu dengan menyediakan waktu khusus dengan wiraniaga.

Menurut Tjiptono (2008), konsumen akan memperoleh manfaat dari adanya pemasaran langsung ini, yaitu penghematan waktu dalam berbelanja dan dapat secara rahasia (diam-diam). Sedangkan bagi penjual, manfaat yang diperoleh adalah dapat memilih calon pembeli secara selektif, dapat menjalin hubungan jangka panjang dengan pelangganya, dan memperoleh peluang baru yang menguntungkan.

Saluran pemasaran secara langsung meliputi penjualan tatap muka(face to face selling), pos langsung, pemasaran katalog, telepon, TV, dan media tanggapan langsung lainnya, pemasaran kios, pemasaran interaktif, dan e-pemasaran (e-commerce). Pemasaran pos langsung meliputi pengiriman penawaran, pemberitahuan, pengingatan, atau hal-hal lain kepada seseorang di alamat tertentu. Berdasarkan alamat selektif pemasar langsung mengirim lewat pos ribuan dan kadangkala mencapai jutaan surat, selebaran, brosur, CD, kaset, dan disket kepada konsumen per tahun. Pemasaran katalog dilakukan dengan mengirim katalog


(1)

Instruksi 4.12

Dalam

sub pendukung Hubungan Baik

bandingkanlah alternatif

strategi promosi dibawah ini

Alternatif 1 dibandingkan dengan alternatif 2

Alternatif 1 dibandingkan dengan alternatif 3

Alternatif 1 dibandingkan dengan alternatif 4

Alternatif 1 dibandingkan dengan alternatif 5

Alternatif 2 dibandingkan dengan alternatif 3

Alternatif 2 dibandingkan dengan alternatif 4

Alternatif 2 dibandingkan dengan alternatif 5

Alternatif 3 dibandingkan dengan alternatif 4

Alternatif 3 dibandingkan dengan alternatif 5

Alternatif 4 dibandingkan dengan alternatif 5

Instruksi 4.13

Dalam

sub pendukung

Brand Image

bandingkanlah alternatif

strategi promosi dibawah ini

Alternatif 1 dibandingkan dengan alternatif 2

Alternatif 1 dibandingkan dengan alternatif 3

Alternatif 1 dibandingkan dengan alternatif 4

Alternatif 1 dibandingkan dengan alternatif 5

Alternatif 2 dibandingkan dengan alternatif 3

Alternatif 2 dibandingkan dengan alternatif 4

Alternatif 2 dibandingkan dengan alternatif 5

Alternatif 3 dibandingkan dengan alternatif 4

Alternatif 3 dibandingkan dengan alternatif 5

Alternatif 4 dibandingkan dengan alternatif 5

Instruksi 4.14

Dalam

sub pendukung Harga

bandingkanlah alternatif strategi

promosi dibawah ini

Alternatif 1 dibandingkan dengan alternatif 2

Alternatif 1 dibandingkan dengan alternatif 3

Alternatif 1 dibandingkan dengan alternatif 4

Alternatif 1 dibandingkan dengan alternatif 5

Alternatif 2 dibandingkan dengan alternatif 3

Alternatif 2 dibandingkan dengan alternatif 4

Alternatif 2 dibandingkan dengan alternatif 5

Alternatif 3 dibandingkan dengan alternatif 4

Alternatif 3 dibandingkan dengan alternatif 5

Alternatif 4 dibandingkan dengan alternatif 5


(2)

Lampiran 3.

Contoh Gambar Media Lini Bawah

Kaos

Topi

Spanduk


(3)

Lampiran 4.

Hasil Model Hirarki Pemilihan Alternatif Strategi Promosi Teh

Botol Sosro di KPW Banten

Tingkat 1

Tingkat 2

Tingkat 3

Tingkat 4

Tingkat 5

Pendukung (0,436) Data&Info (0,630) Biaya (0,177) Kontrol (0,193) Promosi (0,535) Merek (0,340) Harga (0,125) SDM (0,604) Perusahaan (0,304) Jaringan (0,613) Hubungan (0,387) Analisis Pemilihan Strategi Promosi TBS di KPW Banten

Harga (0,366) Brand Image (0,634 ) Alt. 1 (0,067) Alt. 2 (0,170) Alt. 3 (0,230) Alt. 4 (0,375) Alt. 5 (0,158) Kendala (0,564) Manajemen (0,634) Pesaing (0,366) SDP (0,396) Produk (0,562) Distribusi (0,134)


(4)

Lampiran 5.

Treeview

Perumusan dan Analisis Strategi Promosi Teh Botol

Sosro di KPW Banten

Goal: Alt ernat if St rat egi Prom osi Teh Bot ol Sosro di KPW Bant en Kendala ( L: .5 6 4 )

M anaj em en ( L: .6 3 4 ) D at a dan I nfo ( L: .6 3 0 )

Alt ernat if 1 ( L: .0 4 6 ) Alt ernat if 2 ( L: .1 0 2 ) Alt ernat if 3 ( L: .2 3 7 ) Alt ernat if 4 ( L: .4 5 7 ) Alt ernat if 5 ( L: .1 5 7 ) Biaya ( L: .1 7 7 )

Alt ernat if 1 ( L: .0 5 4 ) Alt ernat if 2 ( L: .0 8 7 ) Alt ernat if 3 ( L: .2 3 0 ) Alt ernat if 4 ( L: .5 0 4 ) Alt ernat if 5 ( L: .1 2 5 ) Kont rol ( L: .1 9 3 )

Alt ernat if 1 ( L: .0 5 4 ) Alt ernat if 2 ( L: .0 7 1 ) Alt ernat if 3 ( L: .2 3 0 ) Alt ernat if 4 ( L: .4 9 6 ) Alt ernat if 5 ( L: .1 4 9 ) Pesaing ( L: .3 6 6 )

Prom osi ( L: .5 3 5 ) Alt ernat if 1 ( L: .0 5 9 ) Alt ernat if 2 ( L: .0 8 7 ) Alt ernat if 3 ( L: .1 8 9 ) Alt ernat if 4 ( L: .4 9 4 ) Alt ernat if 5 ( L: .1 7 1 ) M erek ( L: .3 4 0 )

Alt ernat if 1 ( L: .0 4 6 ) Alt ernat if 2 ( L: .3 1 4 ) Alt ernat if 3 ( L: .2 6 0 ) Alt ernat if 4 ( L: .1 9 3 ) Alt ernat if 5 ( L: .1 8 8 ) H arga ( L: .1 2 5 )

Alt ernat if 1 ( L: .0 6 0 ) Alt ernat if 2 ( L: .3 6 5 ) Alt ernat if 3 ( L: .2 2 1 )


(5)

Lampiran 4.

Treeview

Perumusan dan Analisis Strategi Promosi Teh Botol

Sosro di KPW Banten (lanjutan)

Alt e r n a t if 4 ( L: .2 7 1 ) Alt e r n a t if 5 ( L: .0 8 4 ) Pe n d u k u n g ( L: .4 3 6 )

Pe r u sa h a a n ( L: .3 0 4 ) SD M ( L: .6 0 4 )

Alt e r n a t if 1 ( L: .0 7 6 ) Alt e r n a t if 2 ( L: .1 0 9 ) Alt e r n a t if 3 ( L: .2 3 6 ) Alt e r n a t if 4 ( L: .4 2 0 ) Alt e r n a t if 5 ( L: .1 5 9 ) SD P ( L: .3 9 6 )

Alt e r n a t if 1 ( L: .0 7 8 ) Alt e r n a t if 2 ( L: .0 9 0 ) Alt e r n a t if 3 ( L: .1 4 2 ) Alt e r n a t if 4 ( L: .4 1 1 ) Alt e r n a t if 5 ( L: .2 7 9 ) Pr od u k ( L: .5 6 2 )

Br a n d I m a g e ( L: .6 3 4 ) Alt e r n a t if 1 ( L: .0 6 7 ) Alt e r n a t if 2 ( L: .3 4 3 ) Alt e r n a t if 3 ( L: .3 4 3 ) Alt e r n a t if 4 ( L: .1 8 9 ) Alt e r n a t if 5 ( L: .0 5 8 ) H a r g a ( L: .3 6 6 )

Alt e r n a t if 1 ( L: .1 2 7 ) Alt e r n a t if 2 ( L: .0 7 1 ) Alt e r n a t if 3 ( L: .0 6 8 ) Alt e r n a t if 4 ( L: .5 2 5 ) Alt e r n a t if 5 ( L: .2 0 9 ) D ist r ib u si ( L: .1 3 4 )

Ja r in g a n ( L: .6 1 3 ) Alt e r n a t if 1 ( L: .1 2 5 ) Alt e r n a t if 2 ( L: .0 6 8 ) Alt e r n a t if 3 ( L: .0 6 6 ) Alt e r n a t if 4 ( L: .3 5 7 ) Alt e r n a t if 5 ( L: .3 8 4 ) H u b u n g a n ( L: .3 8 7 )

Alt e r n a t if 1 ( L: .0 9 9 ) Alt e r n a t if 2 ( L: .0 6 4 )


(6)

Lampiran 6.

Output Expert Choice 2000

untuk Penetapan Alternatif Strategi

Promosi TBS di KPW Banten

Model Name: Sosro

Synthesis: Summary

Synthesis with respect to:

Goal: Alternatif Strategi Promosi Teh Botol Sosro di KPW Banten

Overall Inconsistency = .04

.067 .170 .230 .375 .158

Alternatif 1 Alternatif 2 Alternatif 3 Alternatif 4 Alternatif 5