Kondisi Sosial Ekonomi Keluarga Nelayan

sesuai dengan kadar kemampuan masing-masing. Selain itu bantuan swadaya masyarakat sekitar juga digerakkan bersama sehingga pada akhirnya para nelayan mampu memenangkan tanah pantai perawean dan pantai tersebut hingga saat ini masih digunakan para nelayan untuk beraktivitas. Pantai perawean pernah dijadikan sebagai tempat uji coba penanaman rumput laut pada tahun 2003 dan 2005. Hanya saja pelatihan dan percobaan budidaya rumput laut tersebut tidak dapat bertahan lama karena kondisi kadar air yang tidak cocok untuk digunakan. Sejak kejadian tersebut, pantai perawean tidak digunakan lagi sebagai tempat budidaya rumput laut. Kelompok nelayan terus berkembang dan berkumpul menjadi satu. Agar perkumpulan tersebut dapat bertahan dan tali silaturahmi tidak terputus, maka kelompok nelayan membuat sebuat perkumpulan arisan yang dilakukan selama satu minggu satu kali. Hingga sekarang kelompok tersebut masih berjalan, bahkan sudah memiliki generasi penerus yang baru.

4.1.3 Kondisi Sosial Ekonomi Keluarga Nelayan

Keluarga merupakan tempat atau wadah dimana anak seharusnya mampu menuangkan segala pengalaman yang mereka alami dalam perjalanan hidupnya.Kondisi sosial ekonomi keluarga nelayan dapat dilihat dari tingkat pendidikan, jumlah tanggungan anak, pekerjaan, pendapatan dan tempat tinggal. Tingkat pendidikan keluarga nelayan masih tergolong rendah. Pendidikan terakhir yang ditempuh oleh orang tua nelayan rata-rata adalah SDMI. Dari beberapa subyek yang ditemui, mereka telah mengikuti kegiatan non formal seperti Kejar Paket, Kursus memasak, menjahit, rias salon dan komputer.Hal yang cukup disayangkan adalah keterbatasan alat dan pendidikan yang belum mumpuni sehingga sebagian ilmu tersebut tidak dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Perjalanan hidup yang mereka alami selama berumah tangga juga berbeda dan hampir memiliki kesamaan. Sama sama mengalami suka duka, dan hal tersebut merupakan hal yang wajar bagi setiap rumah tangga.Bagi para nelayan, kesalahpahaman yang terjadi dalam rumah tangga adalah hal yang wajar.Tergantung dari bagaimana masing-masing anggota menyikapinya.Hal-hal yang memicu juga tidak jauh berbeda dari persoalan-persoalan yang dihadapi oleh stiap keluarga. Jumlah anggota keluarga memiliki pengaruh pada besar kecilnya pengeluaran keluarga sehingga dapat mempengaruhi kondisi sosial ekonomi. Berdasarkan pengamatan pada keluarga nelayan, jumlah anggota keluarga inti yang terbesar berjumlah 6 orang, dan yang terkecil 4 orang.Jumlah anak yang masih berusia sekolah terbesar berjumlah 3 anak dan terkecil 1.Kesadaran orang tua akan pendidikan anak sudah baik. Dengan jumlah anak yang masih bersekolah menunjukkan bahwa keinginan orang tua agar anak-anak mereka sukses dan hidup lebih baik dari orang tuanya cukup besar. Pekerjaan nelayan rata-rata adalah menangkap ikan.Mereka menangkap ikan sendiri menggunakan jaring dan branjang.Transportasi yang digunakan yaitu perahu kecil dan gethekan.Mereka bekerja setiap hari, mulai dari pagi hingga sore maupun dari sore sampai pagi.Para nelayan juga memiliki pekerjaan sampingan untuk menambah penghasilan yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan pokok.Suami dan Istri dari para nelayan juga memiliki pekerjaan masing- masing.Rasa lelah tak jarang mereka rasakan, namun ketika mengingat kebutuhan keluarga dan anak, seketika motivasi untuk bekerja kembali muncul. Sebagaimana yang disampaikan oleh Ibu DT sebagai berikut: “Selama bekerja ya capek, pernah merasa seperti bosen tidak punya semangat. Tapi ingat akan kebutuhan dan kasihan dengan kambing. Ketika butuh pun, ada yang bisa digunakan untuk kebutuhan,bisa dibuat untuk nyalur, membuat kandang, dan sekolah anak”. Pendapatan yang dihasilkan para nelayan serta besarnya pengeluaran dapat berpengaruh pada kondisi sosial ekonomi keluarga tersebut.Rata-rata penghasilan yang didapat oleh para nelayan perhari yaitu tiga puluh ribu rupiah. Hasil yang didapat dari pekerjaan sampinganpara nelayan bergantung padaperjanjian yang disepakati dan pemberian secara cuma-cuma dari para pemilik. Untuk mencukupi kebutuhan yang kurang tercukupi, sebagian nelayan memiliki sistem “Gali Lubang Tutup Lubang” yaitu mencari pinjaman kepada orang lain dan tempat lain, apabila ada rizki lebih baru dikembalikan. Selain dilihat dari pendapatan dan pengeluaran juga dapat dilihat dari tempat tinggal nelayan.Kondisi tempat tinggal tersebut dapat dilihat dari status tempat tinggal, jenis rumah, jenis lantai yang ditempati.Rata-rata rumah yang ditempati adalah hasil dari jerih payah Suami dan Istri nelayan.Memiliki rumah sendiri merupakan cita-cita dari setia orang, yang berbeda hanyalah upaya yang dilakukan agar bisa memiliki rumah sendiri. Meskipun dalam keadaan yang serba cukup dan pas-pasan, para nelayan tetap mementingkan kebutuhan sekunder rumah tangga antara lain dengan memiliki alat elektronik yang memiliki fungsi pribadi masing-masing. Karena saat ini, kemajuan teknologi semakin canggih, sehingga apabila tidak memiliki alat- alat tersebut maka para nelayan akan merasa kesulitan sendiri. Terlebih akses jalan rumah yang rata-rata hanya bisa dilewati motor dan pejalan kaki.

4.1.4 Upaya Orang Tua dalam Pendidikan Anak