7. Fleksibilitas nilai informasi semakin sempurna apabila memiliki fleksibilitas yang tinggi. Fleksibilitas informasi diperlukan oleh para manajerpimpinan
suatu organisasi pada saat pengambilan keputusan. 8. Dapat dibuktikan nilai informasi semaki sempurna apabila infromasi tersebut
dapat dibuktikan kebenarannya. Kebenaran informasi bergantung pada validitas data sumber yang diolah.
9. Tidak ada prasangka nilai informasi semaki sempurna apabila infromasi tersebut tidak menimbulkan prasangka dan keraguan adanya kesalahan
infromasi. 10. Dapat diukur informasi untuk pengambilan keputusan seharusnya dapat diukur
agar dapat mencapai nilai yang sempurna.
2.2. Keamanan Informasi
Informasi merupakan aset yang sangat berharga bagi suatu organisasi karena merupakan salah satu sumber daya strategis dalam meningkatkan usaha dan
kepercayaan publik. Oleh karena itu perlindungan terhadap informasi keamanan informasi merupakan hal yang sangat penting untuk diperhatikan secara sungguh-
sungguh oleh segenap jajaran pemilik, dan manajemen yang bersangkutan. Keamanan informasi yang dimaksud yaitu menyangkut kebijakan, prosedur, proses dan aktifitas
untuk melindungi informasi dari berbagai jenis ancaman terhadap informasi tersebut sehingga dapat menyebabkan terjadinya kerugian-kerugian bagi kelangsungan hidup
organisasi. Aset informasi hardware, software, sistem, informasi dan manusia
merupakan aset yang penting bagi suatu organisasi yang perlu dilindungi dari risiko keamanannya baik dari pihak luar dan dalam organisasi. Keamanan informasi tidak
bisa hanya disandarkan pada tools atau teknologi keamanan informasi, melainkan perlu adanya pemahaman dari organisasi tentang apa yang harus dilindungi dan
menentukan secara tepat solusi yang dapat menangani permasalahan kebutuhan keamanan informasi Supradono, 2009.
Keamanan informasi bukan hanya berkaitan dengan aspek teknologi dan aspek sumber daya manusia saja tetapi juga terkait dengan berbagai aspek lain, seperti aspek
manajemen termasuk kebijakan organisasi, sistem manajemen dan perilaku manusia.
Universitas Sumatera Utara
Untuk itu diperlukan pengolahan keamanan informasi yang sistemik dan komprehensif.
Dalam membangun sistem pengelolaan keamanan informasi di institusi pendidikan tinggi harus memperhatikan aspek-aspek keamanan informasi secara
umum paling tidak memuat tiga unsur penting sembiring Lubis, 2012, yaitu : a. Confidentiality kerahasiaan yaitu aspek yang menjamin kerahasiaan data atau
informasi, memastikan bahwa informasi yang diakses hanya dapat dilakukan atau diakses oleh orang yang berwenang dan menjamin kerahasiaan data yang
dikirim, diterima dan disimpan. b. Integrity integritas yaitu aspek yang menjamin bahwa data tidak diubah tanpa
ada izin pihak-pihak yang berwenang authorized harus terjaga keakuratan dan keutuhan informasi.
c. Availability ketersediaan yaitu aspek yang menjamin bahwa data akan tersedia saat dibutuhkan, memastikan user pengguna yang berhak dapat
menggunakan atau mengakses informasi dan perangkat terkait jika diperlukan. Keamanan informasi diperoleh dengan mengimplementasi seperangkat alat kontrol
yang layak dan dapat berupa kebijakan-kebijakan, praktek-praktek, prosedur-prosedur, struktur-struktur organisasi dan piranti lunak. Jaminan keamanan informasi dapat
dicapai melalui aktivitas penerapan sejumlah kontrol yang sesuai, meliputi penerapan kebijakan, prosedur, struktur, praktek dan fungsi-fungsi tertentu.
Keseluruhan kontrol tersebut harus diterapkan oleh organisasi agar seluruh sasaran keamanan yang dimaksud tercapai. Dengan amannya keseluruhan lingkungan
tempat informasi tersebut berada, maka kerahasiaan, integritas dan ketersediaan informasi akan dapat secara efektif berperan dalam meningkatkan keunggulan,
keuntungan, nilai komersial dan citra organisasi yang memilki aset penting tersebut.
2.2.1.Indeks keamanan informasi KAMI Indeks Keamanan Informasi KAMI merupakan model pengukuran terhadap kesiapan
atau kematangan suatu instansi dalam pengamanan informasi. Indeks KAMI umumnya digunakan untuk pengukuran kesiapan atau kematangan instansi pemerintah, namun
bisa juga digunakan untuk pengukuran kesiapan suatu organisasi. Indeks KAMI juga dapat untuk mengidentifikasi kondisi saat ini, identifikasi keperluan pembenahan dan
Universitas Sumatera Utara
prioritasnya, pemetaan kesiapan atau kematangan instansi dalam pengamanan informasi. Indeks KAMI juga dapat dimanfaatkan untuk kelengkapan pengamanan
informasi yang sesuai dengan kesiapan sertifikasi ISO 27001 ISMS. Alat evaluasi ini kemudian bisa digunakan secara berkala untuk mendapatkan
gambaran perubahan kondisi keamanan informasi sebagai hasil dari program kerja yang dijalankan, serta sebagai sarana untuk menyampaikan peningkatan kesiapan
kepada pihak yang terkait. Proses evaluasi dilakukan melalui sejumlah pertanyaan di masing-masing area sebagai
berikut : − Peran TIK dalam instansi.
− Tata kelola keamanan informasi − Pengelolaan risiko keamanan informasi
− Kerangka kerja keamanan informasi − Pengelolaan aset informasi, dan
− Teknologi dan keamanan informasi Adapun korelasi antara peran atau tingkat kepentingan TIK dalam instansi dapat
dilihat pada Gambar 2.2.
Gambar 2.2 Skoring Peran dan Kepentingan TIK Sumber: Sembiring Lubis, 2014
Tingkat kematangan digunakan sebagai alat untuk melaporkan pemetaan dan peningkatan kesiapan keamanan informasi di kementerian. Untuk keperluan tersebut,
tingkat kematangan didefinisikan sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
− Tingkat I – Kondisi awal − Tingkat II – Penerapan kerangka kerja dasar
− Tingkat III – Terdefinisi dan konsisten − Tingkat IV – Terkelola dan terukur
− Tingkat V – Optimal Tingkatan ini ditambah dengan tingkatan antara I+, II+, II+, dan IV+, sehingga total
terdapat 9 tingkatan kematangan. Sebagai awal, semua responden akan diberikan kategori kematangan Tingkat I. Sebagai padanan terhadap standar ISOIEC
27001:2005, tingkat kematangan yang diharapkan untuk ambang batas minimum kesiapan sertifikasi adalah Tingkat III+.
2.3. Informasi Pada Institusi Perguruan Tinggi