menggunakan sampel dan nilai blanko sesekali perlu diperiksa ulang terutama jika menggunakan enzim dari kemasan yang baru.
Perhitungan Soluble Dietary Fiber SDF
KS4-KS3 – CW4 – CW3 – B X 100
SDF berat sampel kering = Berat sampel g
Keterangan : KS
3
= kertas saring kosong g KS
4
= kertas saring + residu serat g CS
3
= cawan pengabuan kosong g CS
4
= cawan pengabuan + abu g B = blanko bebas serat g
Perhitungan Total Dietary Fiber TDF adalah : TDF = IDF + SDF
3.5.5 Kadar Fenol Biskuit Tepung Pisang Batu
Kadar fenol pada tepung pisang batu dapat ditentukan dengan Metode Folin
Ciocalteu Swain and Hillis dalam Irianti, 2010. Timbang 5 mg biskuit kemudian
dilarutkan dalam 100 ml ethanol 95. Pipet 0,2 ml larutan sampel tambahkan 0,2 ml aquadest lalu tambahkan 0,2 ml reagen Folin Ciocalteu. Homogenisasi selama
1 menit dengan menggunakan vortek. Tambahkan 4 ml Na
2
CO
3
2 kedalam campuran, lalu homegenisasi kembali selama 1 menit. Diamkan dalam ruang
gelap selama 30 menit. Ukur serapannya dengan spektrofotometer UV-Vis pada panjang gelombang serapan maksimum 760 nm yang akan memberikan komplek
biru.
Kurva standar dibuat dengan menggunakan asam tannat. Larutkan 5 mg asam tannat ke dalam 100 ml ethanol 95 50 ppm. Encerkan larutan hingga diperoleh
konsentrasi 37,5 ppm 7,5 ml larutan 50 ppm + 2,5 ml ethanol, 25 ppm 5 ml larutan 50 ppm + 5 ml ethanol, 12,5 ppm 2,5 ml larutan 50 ppm + 7,5 ml
ethanol, dan 0 ppm blanko. Selanjutnya larutan standar yang telah disiapkan tersebut dianalisis dengan prosedur yang sama dengan prosedur yang digunakan
pada penentuan total fenol sampel. Konsentrasi sampel ppm yang diperoleh dari pengukuran serapan dengan spektrofotometer UV-Vis menunjukkan total fenol
yang terdapat pada sampel.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Pengujian Organoleptik 4.1.1 Warna
Salah satu parameter penting dalam penilaian suatu produk pangan seperti biskuit
adalah warna. Hal ini karena warna adalah sifat sensori pertama yang dapat dilihat langsung sehingga menjadi daya tarik bagi para konsumen untuk mencicipi dan
membeli produk tersebut. Hasil analisis ragam Tabel 23 menunjukkan bahwa perlakuan formulasi tepung pisang batu dan tepung terigu berpengaruh sangat
nyata terhadap warna biskuit. Uji lanjut BNJ pada taraf 0,05 Tabel 9 menunjukkan bahwa skor nilai warna produk biskuit pada perbandingan tepung
pisang sebesar 90-65 adalah 2,84 - 4,38 yang berarti warna biskuit yang dihasilkan berkisar antara coklat muda sampai mendekati coklat kehitaman.
Tabel 9. Nilai warna produk biskuit tepung pisang batu pada berbagai perbandingan
Perlakuan Nilai tengah
F5 tepung pisang 70 4,38
a
F6 tepung pisang 65 4,28
a
F4 tepung pisang 75 3,95
a
F3 tepung pisang 80 3,60
ab
F2 tepung pisang 85 3,53
ab
F1 tepung pisang 90 2,84
b
BNJ
0,05
= 1,056 Keterangan: Angka-angka yang diikuti huruf yang sama berarti tidak berbeda
nyata pada uji Beda Nyata Jujur BNJ taraf 5.