4.4.2 Kadar Abu
Unsur mineral juga dikenal sebagai zat organik atau kadar abu. Pada proses
pembakaran, bahan-bahan organik akan terbakar tetapi zat anorganiknya tidak terbakar, karena itulah disebut abu. Unsur-unsur seperti natrium, klor, kalsium,
fosfor, magnesium, dan belerang merupakan unsur-unsur yang terdapat dalam tubuh dalam jumlah cukup besar dan disebut dengan unsur mineral makro
Winarno,1992. Hasil analisis kadar abu biskuit formulasi tepung pisang batu dan tepung terigu
dengan perbandingan 85:15 F2 menghasilkan kadar abu sebesar 2,57. Kadar abu maksimum biskuit berdasarkan SNI 01-2973-1992 adalah 1,6. Hal ini
menyatakan bahwa nilai kadar abu biskuit F2 berada diatas batas maksimum dan belum memenuhi syarat mutu SNI 01-2973-1992.
4.4.3
Kadar Lemak
Lemak dan minyak hampir terdapat didalam semua bahan pangan dengan kandungan yang berbeda-beda. Lemak dan minyak sering ditambahkan dengan
sengaja kedalam bahan pangan dengan tujuan seperti memperbaiki tekstur dan citarasa bahan pangan Winarno,1992. Menurut Driyani 2007, Lemak
merupakan komponen penting dalam pembuatan biskuit karena berfungsi sebagai bahan untuk menimbulkan rasa gurih, menambah aroma dan menghasilkan tekstur
produk yang renyah.
Hasil analisis kadar lemak biskuit formulasi tepung pisang batu dan tepung terigu dengan perbandingan 85:15 F2 menghasilkan kadar lemak sebesar 20,71.
Kadar lemak minumum biskuit berdasarkan SNI 01-2973-1992 adalah 9,5. Hal ini menyatakan bahwa nilai kadar lemak biskuit F2 berada diatas batas minimun
SNI 01-2973-1992. Kadar lemak yang tinggi pada biskuit F2 dikarenakan penggunaan bahan-bahan yang banyak mengandung lemak seperti margarin, telur,
dan coklat bubuk.
4.4.4 Kadar Protein Protein merupakan suatu zat makanan penting bagi tubuh, karena berfungsi
sebagai bahan bakar apabila keperluan energi tubuh tidak terpenuhi oleh karbohidrat dan lemak. Selain itu protein juga berfungsi sebagai zat pembangun
pada jaringan tubuh dan zat pengatur. Protein dalam bahan makanan yang dikonsumsi manusia akan diserap oleh dinding usus halus dalam bentuk asam
amino Winarno,1992.
Hasil analisis kadar protein biskuit formulasi tepung pisang batu dan tepung terigu dengan perbandingan 85:15 F2 menghasilkan kadar protein sebesar 5,66.
Kadar protein minimum biskuit berdasarkan SNI 01-2973-1992 adalah 9. Hal ini menyatakan bahwa nilai kadar protein biskuit F2 berada dibawah batas
minimum dan belum memenuhi syarat mutu SNI 01-2973-1992.
4.4.5 Kadar Karbohidrat by different