Dengan melakukan semua perlakuan diatas maka kita dapat menentukan nilai konduktivitas hidrolik Ks bambu kuning dari setiap perlakuan yang diberikan
dan dengan parameter luasan yang berbeda.
3.3.3 Pengujian Kerapatan Bambu
Pengujian kerapatan bambu dilakukan setelah pengujian konduktivitas hidrolik selesai. Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui kerapatan serat dari setiap
bambu yang digunakan. Berikut ini adalah tahapan-tahapan yang dilakukan pada pengujian kerapatan serat bambu:
1. Pengambilan sampel bambu, yaitu dengan cara memotong bambu pada
setiap perlakuan dengan dimensi 1cm x 1cm. 2.
Masing-masing sampel ditimbang beratnya dengan menggunakan timbangan analitik untuk mengetahui berat basah bambu.
3. Semua sampel bambu dimasukkan kedalam oven selama 1 x 24 jam.
4. Setelah dioven, bambu dimasukkan kedalam decicator selama 10 menit
dan kemudian bambu ditimbang kembali untuk mengetahui berat kering bambu.
5. Nilai kerapatan bambu, akan diketahui dengan cara menghitung berat
kering bambu dibagi volume awal bambu.
3.4 Parameter Pengamatan
Adapun parameter yang diamati dalam penelitian ini adalah konduktivitas hidrolik pada tanaman bambu kuning Bambusa vulgaris schard Es J.C.
3.5 Pengolahan Data
Pengolahan data hasil penelitian dilakukan menggunakan software Ms. Excel, yaitu dengan cara membuat tabulasi data dan grafik untuk hasil konduktivitas
hidrolik bambu kuning, kerapatan bambu, spesifik tabung mariotte yang digunakan, dan endurance. Pada perhitungan nilai konduktivitas hidrolik ,
digunakan rumus sebagai berikut:
K
s
=
Keterangan: Ks
= Konduktivitas hidrolik jenuh cmdetik Q
= Debit terukur cm
3
det A
= Luas permukaan selubung luar cm
2
L = Tebal dinding kendi cm
H = Beda tinggi permukaan air cm
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan diperoleh kesimpulan yaitu, sebagai berikut:
1. Batang bambu kuning Bambusa vulgaris schard Es J.C memiliki nilai
konduktivitas hidrolik Ks yang lebih kecil dibandingkan dengan nilai konduktivitas hidrolik kendi dan tanah lempung.
2. Nilai konduktivitas hidrolik rata-rata dari perlakuan yang tidak dikikis
lapisan epidermis dan lapisan endosermisnya adalah 0 cmdet. 3.
Nilai konduktivitas hidrolik rata-rata dari perlakuan C2 sampai C6 adalah 7,23 x 10
-8
cmdet; 6,87 x 10
-8
cmdet; 8,56 x 10
-8
cmdet; 6,93 x 10
-8
cmdet; dan 7,06 x 10
-8
cmdet. 4.
Nilai konduktivitas hidrolik batang bambu kuning dari minggu pertama sampai minggu kelima mengalami penurunan yang diakibatkan oleh pori-
pori bambu tersumbat oleh adanya cendawan dan lumut disekitar dinding bambu serta terjadinya perubahan kekentalan air viskositas yang semula
encer menjadi kental dan berbau.
5.2 Saran
Saran dari hasil penelitian ini yaitu, sebagai berikut: 1.
Perlu diadakan kajian lebih lanjut mengenai nilai konduktivitas hidrolik batang bambu pada varietas yang berbeda, sehingga hasil dari pengujian
ini dapat dibandingkan dengan nilai Ks bambu hasil penelitian lainnya. 2.
Disarankan agar penelitian ini dapat dilanjutkan ke media tanah, sehingga dapat diketahui nilai konduktivias hidrolik batang bambu kuning dalam
keadaan tidak jenuh. 3.
Perlu diadakan kajian lebih lanjut mengenai kemampuan batang bambu kuning yang diduga berpotensi untuk dapat digunakan sebagai alat
pemurnian air.