c. Tahap Pengamatan
Dalam tahap ini dilakukan pengamatan oleh observer tentang jalannya proses pembelajaran
yang dilaksanakan oleh guru. Pengamatan dilakukan dengan mengamati aktivitas guru dan
motivasi siswa selama proses pembelajaran, menggunakan lembar panduan observasi.
d. Tahap Refleksi
Berdasarkan hasil pengamatan yang diperoleh maka peneliti dapat merefleksi tentang berhasil atau tidaknya kegiatan yang
dilakukan pada siklus II. Hasil refleksi siklus II digunakan untuk menentukan tindakan pada siklus berikutnya.
H. Indikator Keberhasilan
Indikator keberhasilan pada penelitian tindakan kelas ini antara lain sebagai berikut:
1. Rata-rata motivasi belajar siswa meningkat dengan kategori baik dan mencapai ≥75 dari jumlah siswa
2. Adanya peningkatan hasil belajar secara klasikal, yaitu siswa dianggap tuntas belajar apabila memperoleh nilai ≥66 KKM dan mencapai ≥75
dari jumlah siswa
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dibahas pada bab IV, dapat disimpulkan sebagai berikut.
1. Pembelajaran tematik melalui penerapan model cooperative learning tipe GI dapat meningkatkan motivasi belajar siswa. Pada siklus 1 nilai rata-rata
motivasi siswa 59,34 dengan kategori cukup baik dan pada siklus II nilai rata-rata motivasi siswa 73,15 dengan kategori baik
2. Penerapan model cooperative learning tipe GI pada pembelajaran tematik dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini tampak pada persentase
ketuntasan kelas dan nilai rata-rata hasil belajar dari siklus I mencapai 67,86 dengan nilai rata-rata 71,44 dan pada siklus II persentase
ketuntasan kelas 85,71 dengan nilai rata-rata kelas 81,17.
B. SARAN
Berdasarkan kesimpulan yang dipaparkan di atas, berikut disampaikan saran-saran dalam menggunakan model cooperative learning
tipe GI yakni:
1. Bagi siswa Siswa harus mempersiapkan bahan materi yang akan dipelajari
terlebih dahulu. Selain itu, siswa juga harus berani berperan aktif dalam pelaksanaan model cooperative learning tipe GI
2. Bagi guru Diperlukan persiapan yang matang untuk menggunakan model
cooperative learning tipe GI yaitu perangkat pembelajaran berupa pemetaan, silabus, RPP, LKS serta guru harus memperhatikan
alokasi waktu dalam pembelajaran. 3. Bagi sekolah
Sekolah dapat mengikutsertakan guru-guru menghadiri
workshop untuk menambah wawasan dan pengetahuan guru. Hal-hal tersebut dapat meningkatkan kualitas pendidikan. Sarana dan
prasarana yang dapat menunjang peningkatan kualitas pendidikan perlu ditingkatkan.
4. Bagi peneliti berikutnya Peneliti
berikutnya dapat melakukan penelitian dengan
menerapkan model cooperative learning tipe GI pada tema di kelas yang berbeda. Di samping itu model cooperative learning tipe GI
dapat diterapkan secara terpisah, seperti model cooperative learning tipe GI dengan media yang berbeda ataupun sebaliknya.
DAFTAR PUSTAKA
Agung, Iskandar. 2012. Panduan Penelitian Tindakan Kelas Bagi Guru. Jakarta Bentari Buana Murni.
Andayani. 2009. Pemantapan Kemampuan Professional. Jakarta. Universitas terbuka.
Angga, kadek. 2012. Contoh kisi-kisi. http:anggagocill.blogspot.com201112contoh-kisi-kisi,html. Diakses
Jumat, 17 Januari 2013 15.00 WIB.
Arifin, Zainal. 2011. Evaluasi Pembelajaran. Bandung. Remaja Rosdakarya. Aunurrahman. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Bandung. Alfabeta.
Aqib. Zainal, dkk. 2009. Penelitian Tindakan Kelas Untuk Guru SD, SLB, TK. Bandung. Yrama Widya.
Arikunto, Suharsimi, dkk. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta. Bumi Aksara.
Fathurrohman, Pupuh M. Sobry Sutikno. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Bandung. Refika Aditama.
Hamalik, Oemar. 2008. Proses Belajar Mengajar. Jakarta. Bumi Aksara. _______, 2011. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta. Bumi Aksara.
Hanafiah, Nanang Cucu Suhana. 2010. Konsep Strategi Pembelajaran. Bandung. Refika Aditama.
Hermawan, Rendi. 2012. Penerapan Metode Group Investigation GI untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas VC SDN 6
Metro Barat
Huda, Miftahul. 2013. Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta. Pustaka Pelajar.