Levine dan Zervos 1998 Rousseau dan Xiao 2007

Model VECM. Terdapat dua persamaan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu persamaan investasi riil dan persamaan pertumbuhan ekonomi. Analisis pengaruh indikator pasar modal terhadap investasi riil dan pertumbuhan ekonomi dapat dilihat berdasarkan hasil signifikansi, hasil impulse response, dan hasil variance decomposition. Hasil estimasi persamaan investasi menunjukkan bahwa dalam jangka pendek hanya kapitalisasi pasar saham yang signifikan dalam mempengaruhi investasi riil , sedangkan dalam jangka panjang seluruh variabel pasar modal kapitalisasi pasar saham, nilai saham yang diperdagangkan, dan indeks harga saham gabungan signifikan dalam mempengaruhi investasi riil. Pada hasil Variance Decomposition persamaan investasi riil menunjukkan bahwa indikator pasar modal memiliki pengaruh yang relatif kecil terhadap investasi riil di Indonesia. Hal ini terkait perkembangan pasar modal Indonesia lebih banyak didorong oleh perubahan harga inflasi atas saham itu sendiri sehingga tidak memiliki dampak yang besar bagi reinvestasi ataupun ekspansi korporasi pada sektor riil. Pada jangka pendek peran variabel-variabel 3 pasar modal terhadap investasi riil cenderung meningkat sampai pada periode 11. Setelah periode tersebut, peran variabel-variabel pasar modal terhadap investasi riil mengalami penurunan pada jangka panjang. Dari hasil Impulse Response Function persamaan investasi, dapat diketahui bahwa inovasi atau guncangan variabel investasi riil, produk domestik bruto riil dan nilai tukar riil memiliki pengaruh yang lebih besar terhadap investasi riil dibandingkan dengan inovasi atau guncangan variabel-variabel pasar modal. Hasil estimasi persamaan pertumbuhan ekonomi menunjukkan bahwa dalam jangka pendek variabel kapitalisasi pasar saham dan nilai saham yang diperdagangkan berpengaruh signifikan terhadap output riil atau pertumbuhan ekonomi. Sedangkan dalam jangka panjang seluruh variabel pasar modal kapitalisasi pasar saham, nilai saham yang diperdagangkan, dan indeks harga saham gabungan signifikan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi. Sementara hasil Variance Decomposition persamaan pertumbuhan ekonomi memperlihatkan bahwa pengaruh varians variabel-variabel pasar modal kapitalisasi pasar saham, nilai saham yang diperdagangkan, dan indeks harga saham gabungan terhadap pertumbuhan ekonomi relatif rendah pada jangka pendek, tetapi pengaruh varians variabel-variabel pasar modal tersebut terhadap pertumbuhan ekonomi mengalami peningkatan secara konsisten, hingga pada jangka panjang varians dari kapitalisasi pasar saham, nilai saham yang diperdagangkan, dan indeks harga saham gabungan dapat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi sebesar yang cukup signifikan. Dari hasil Impulse Response Function pertumbuhan ekonomi, dapat diketahui bahwa inovasi atau guncangan dari investasi riil terhadap GDPR memiliki pengaruh yang sangat besar. Inovasi atau guncangan kapitalisasi pasar saham merupakan variabel pasar modal yang memiliki pengaruh terbesar terhadap pertumbuhan ekonomi. Inovasi atau guncangan kapitalisasi pasar saham memberikan respon positif terhadap pertumbuhan ekonomi. Oleh karena itu, pengembangan dan pembangunan pasar modal yang lebih berfokus pada peningkatan sektor riil sangat diperlukan mengingat keterkaitannya yang semakin besar terhadap irama pertumbuhan ekonomi Indonesia baik dalam jangka pendek maupun dalam jangka panjang. Tabel 1. King dan Levine 1993 Judul TahunPengarang Finance and Growth. 1993. Robert G. King dan Ross Levine Tujuan Meneliti hubungan antara perkembangan sistem keuangan terhadap pertumbuhan ekonomi Model estimasi Gj = a + ßFt + X + e Jenis data cross section 80 negara 1960-1989 Variabel Variabel pertumbuhan ekonomi: PDB per kapita, tingkat pertumbuhan modal per kapita, pertumbuhan produktivitas, rasio kewajiban lancar sistem keuangan terhadap PDB, Variabel sistem keuangan: rasio kredit bank umum terhadap total kredit bank umum dan bank sentral, rasio kredit kepada sektor swasta terhadap total kredit, rasio kredit kepada sektor swasta terhadap PDB riil. Variabel kontrol: pendapatan perkapita, tingkat pendidikan, kestabilan politik, nilai tukar, perdagangan, fiskal dan kebijakan moneter. Kesimpulan seluruh variabel sistem keuangan berpengaruh signifikan terhadap akselerasi pertumbuhan ekonomi Tabel 2. Levine dan zervos 1998 Judul TahunPengarang Stock Markets, Banks, and Economic Growth. 1998. Ross Levine dan Sara zervos Tujuan Meneliti hubungan antara perkembangan pasar modal dan perkembangan sistem keuangan terhadap pertumbuhan ekonomi Model estimasi Growthcap i,t = + 1 X i,t + 2 Stock i,t + i,t Jenis data cross section 49 negara 1976-1993 Variabel Variabel pasar modal: market capitalization, turn over dan value traded, Capital Asset Pricing ModelCAPM dan Internatioanl Arbitrage Pricing TheoryAPT , volatility. Variabel perbankan kredit kepada swasta. Variabel pertumbuhan : GDP per kapita, physical capital stock per capita, productivity growth dan private saving per GDP. Kesimpulan likuiditas pasar modal dan perkembangan sektor perbankan positif mempengaruhi pertumbuhan ekonomi, akumulasi modal dan peningkatan produktivitas. Tabel 3. Rousseau dan Xiao 2007 Judul TahunPengarang Banks, stock markets, and Chinas ‘great leap forward. β007. Peter L.Rousseau dan Sheng Xiao Tujuan untuk mengkaji hubungan antara perkembangan sistem keuangan perbankan dan pasar modal dan pertumbuhan ekonomi di China Model estimasi Growth i,t = + 1 X i,t + 2i,t + i,t Jenis data Time series single country 1995 - 2005. Variabel Variabel perbankan:total kredit domestik. Variabel pasar modal: kapitalisasi pasar saham, jumlah emiten yang tercatat di bursa,total nilai saham yang ditransaksikan. Variabel pertumbuhan :Produk Domestik Bruto, investasi tetap. Kesimpulan sektor perbankan memiliki hubungan yang positif dan pengaruh yang signifikan terhadap aktivitas perekonomian baik yang diukur dari PDB mapun investasi fixed investment di China. Pada saat yang sama, perkembangan pasar modal yang diukur berdasarkan ketiga variabel yang digunakan stock market capitalization, number of listed firms atau value of listed stock traded tidak satupun yang menunjukkan pengaruh yang signifikan terhadap aktivitas perekonomian PDB dan fixed investment di China. Tabel 4. Nugraha 2007 Judul TahunPengarang Analisis pengaruh perkembangan pasar modal Terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia. 2007. Gilman Pradana Nugraha Tujuan Menganalisis pengaruh perkembangan pasar modal terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia Model estimasi y t = A + A 1 y t-1 + A 2 y t-2 + ... + A p y t-p + e t Jenis data Time series 1999 - 2006 Variabel Variabel pertumbuhan :Produk Domestik Bruto Riil. Variabel pasar modal :Investasi Riil, Nilai Kapitalisasi Pasar Saham, Nilai Saham yang Diperdagangkan, Indeks Harga Saham – IHSG, Nilai Tukar Riil RpUSD Kesimpulan Dalam jangka pendek variabel kapitalisasi pasar saham dan nilai saham yang diperdagangkan berpengaruh signifikan terhadap output riil atau pertumbuhan ekonomi. Sedangkan dalam jangka panjang seluruh variabel pasar modal kapitalisasi pasar saham, nilai saham yang diperdagangkan, dan indeks harga saham gabungan signifikan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi. III. METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis dan Sumber Data

Berdsarkan kajian beberapa literatur penelitian ini akan menggunakan data sekunder. Data-data tersebut berupa data bulanan dalam rentang waktu time series Januari 2005 – Juni 2013, yang diperoleh dari Statistik Ekonomi Keuangan Indonesia yang dilansir Bank Indonesia dan beberapa sumber lain yang kemudian di analisa dengan alat bantu E-views 5.0.

B. Batasan Variabel

Batasan atau variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Produk Domestik Bruto Produk Domestik Bruto PDB digunakan sebagai proxy perkembangan ekonomi. Data PDB yang digunakan adakah PDB riil dengan harga konstan tahun 2000 dinyatakan dalam rupiah dimana data PDB adalah data triwulan yang di interpolasi menjadi data bulanan dengan eviews 5.0, yang diperoleh dari situs Bank Indonesia di http:www.bi.go.id, Penggunaan variabel ini mengacu pada penelitian sebelumnya dan beberapa literatur yang di jabarkan pada tinjauan pustaka. 2. Total Kredit Domestik Total kredit domestik TK yang disalurkan oleh bank digunakan sebagai indikator perkembangan sektor perbankan. Dalam hal ini data yang digunakan adalah data bulanan volume kredit yaitu posisi kredit rupiah dan valas yang disalurkan bank umum kepada sektor swasta yang juga diperoleh dari dari situs Bank Indonesia di http:www.bi.go.id , yang dinyatakan dalam rupiah akan digunakan sebagai indikator perkembangan sektor perbankan. Penggunaan variabel ini juga mengacu pada penelitian sebelumnya dan beberapa literatur yang di jabarkan pada tinjauan pustaka. 3. Kapitalisasi pasar Saham Indidakator pasar modal menggunakan data kapitalisasi pasar saham KPS yang diperoleh dari situs http:www.bapepam.go.id, dan dinyatakan dalam satuan rupiah, yang juga merupakan data bulanan dlam satuan rupiah. Pemilihan kapitalisasi pasar saham juga didukung oleh hasil penelitian yang dilakukan oleh Nugraha 2007 , yang meneliti mengenai pengaruh perkembangan pasar modal terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia . Dari hasil penelitian tersebut, diperoleh kesimpulan bahwa secara statistik kapitalisasi pasar saham memiliki peran yang paling besar dalam mempengaruhi pertumbuhan ekonomi dibanding indikator pasar modal lainnya digunakan sebagai indikator perkembangan pasar modal.

C. Metode Analisis

Rousseau dan Xiao 2007 melakukan penelitian single country, untuk meneliti peran sektor keuangan terhadap sektor riil di China juga menggunakan metode VAR dan VECM dengan menggunakan data time series periode 1995 sampai dengan 2005. Secara spesifik, VAR digunakan untuk melakukan uji kausalitas antara variabel output dengan variabel sistem keuangan dan untuk melihat hubungan jangka panjangnya. Sementara VECM digunakanuntuk melihat intensitas dan speed of adjustment atau respon dari masing- masing variabel. Berdasarkan kajian beberapa literatur dan penelitian sebelumnya yang telah dilakukan oleh Rousseau dan Xiao 2007 maka penelitian ini akan menggunakan pendekatan VAR dan VECM.

D. Proses Dan Identifikasi Model Penelitian

1. Uji Stationary

Uji stasioneritas merupakan langkah pertama dalam membangun model VAR guna memastikan bahwa data yang digunakan adalah data yang stasioner sehingga hasil regresi yang dihasilkan tidak menggambarkan hubungan variabel yang nampaknya signifikan secara statistik namun dalam kenyataannya tidak demikian spurious. Pengujian ini dilakukan dengan melakukan pengujian unit root, yang bertujuan untuk mengetahui apakah data tersebut mengandung unit root atau tidak. Jika data mengandung unit root maka data tersebut dikatakan data yang tidak stationary, sebaliknya data dikatakan stasioner jika data tersebut mendekati rata- ratanya dan tidak terpengaruhi waktu. Jika data yang diamati dalam uji akar-akar unit ternyata belum stasioner maka haris dilakukan uji integrasi integration test sampai memperoleh data stasioner. Penentuan orde integrasi dilakukan dengan uji unit root untuk mengetahui sampai berapa kali diferensiasi harus dilakukan agar series menjadi stasioner. Apabila data telah stasioner pada level series, maka data tersebut adalah integreted of order zero atau I0. Apabila data stasioner pada diferensiasi tahap 1, maka data tersebut adalah integreted of order one atau I1. Terdapat beberapa metode pengujian unit root, dua diantaranya yang saat ini secara luas dipergunakan secara luas adalah Dickey-Fuller dan Phillips-Perron unit root test. Tahapan-tahapan pengujian stasionary adalah sebagai berikut Awaluddin, 2004; Santoso, 2008: 1. Langkah pertama dalam uji unit root adalah melakukan uji terhadap level series. Jika hasil dari unit root menolak hipotesis nol bahwa ada unit root, berarti series adalah stasionary pada tingkat level atau series terintegrasi pada I0. 2. Jika semua variabel adalah stasionary, maka estimasi terhadap model yang digunakan adalah dengan regresi Ordinary Least Square OLS.