BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil pengukuran susut massa
Hasil pengukuran susut berat weight loss dan penimbangan massa sampel selama proses penuaan aging time dari beton serat sampai 28 hari dan
dengan variasi penambahan serat 0 – 10 dalam persen volume diperlihatkan pada tabel 4.1 sampai tabel 4.6 dan gambar 4.1-4.6 seperti berikut ini.
Dengan keterangan tabel : m-mi
=
penyusutan massa ujji bbeton gram m-mi m
=
penyusutan massa terhadap massa sampel m-mim x 100
=
persentase penyusutan massa terhadap massa sampel
Tabel 4.1 Data pengukuran massa sampel uji beton tanpa penambahan serat hari ke
massa g
m-mi m-mim
m-mim x 100
4 810
5 770
40 0,04878049
4,87804878 6
765 45
0,05487805 5,487804878 7
760 50
0,06097561 6,097560976 8
750 60
0,07317073 7,317073171 11
740 70
0,08536585 8,536585366 12
740 70
0,08536585 8,536585366 13
740 70
0,08536585 8,536585366 14
740 70
0,08536585 8,536585366 18
740 70
0,08536585 8,536585366 19
740 70
0,08536585 8,536585366 20
740 70
0,08536585 8,536585366 21
740 70
0,08536585 8,536585366 22
740 70
0,08536585 8,536585366 26
740 70
0,08536585 8,536585366 27
740 70
0,08536585 8,536585366 28
740 70
0,08536585 8,536585366 29
740 70
0,08536585 8,536585366
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.2 Data pengukuran massa sampel uji beton dengan penambahan serat 2 hari ke
massa g
m-mi m-mim
m-mim x 100
4 820
5 820
6 820
7 810
10 0,01219512 1,219512195
8 800
20 0,02439024
2,43902439 11
790 30
0,03658537 3,658536585 12
790 30
0,03658537 3,658536585 13
790 30
0,03658537 3,658536585 14
785 35
0,04268293 4,268292683 18
780 40
0,04878049 4,87804878
19 780
40 0,04878049
4,87804878 20
780 40
0,04878049 4,87804878
21 780
40 0,04878049
4,87804878 22
780 40
0,04878049 4,87804878
26 780
40 0,04878049
4,87804878 27
780 40
0,04878049 4,87804878
28 780
40 0,04878049
4,87804878 29
780 40
0,04878049 4,87804878
720 740
760 780
800 820
840
2 4
6 8
10
5 10
15 20
25 30
Mas sa S
am p
e l
g
W e
ig h
t L o
ss
Aging Time hari
Weigh loss
Massa sampel
Gambar 4.1. Hubungan antara susut berat weight loss dan massa sampel terhadap waktu penuaan aging time pada beton tanpa serat.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.3 Data pengukuran massa sampel uji beton dengan penambahan serat 4 hari ke
massa g
m-mi m-mim
m-mim x 100
4 730
5 720
10 0,01219512 1,219512195
6 700
30 0,03658537 3,658536585
7 685
45 0,05487805 5,487804878
8 675
55 0,06707317 6,707317073
11 675
55 0,06707317 6,707317073
12 670
60 0,07317073 7,317073171
13 660
70 0,08536585 8,536585366
14 660
70 0,08536585 8,536585366
18 650
80 0,09756098 9,756097561
19 650
80 0,09756098 9,756097561
20 650
80 0,09756098 9,756097561
21 650
80 0,09756098 9,756097561
22 650
80 0,09756098 9,756097561
26 650
80 0,09756098 9,756097561
27 650
80 0,09756098 9,756097561
28 650
80 0,09756098 9,756097561
29 650
80 0,09756098 9,756097561
760 780
800 820
840
2 4
6
5 10
15 20
25 30
Mas sa S
am p
e l
g
W e
ig h
t L o
ss
Aging Time hari
Weigh loss
Massa sampel
2 Serat
Gambar4.2. Hubungan antara susut berat weigh loss dan massa sampel terhadap waktu penuaan aging time pada beton dengan 2 serat.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.4 Data pengukuran massa sampel uji beton dengan penambahan serat 6 hari ke
massa g
m-mi m-mim
m-mim x 100
4 755
5 750
5 0,00609756 0,609756098
6 730
25 0,0304878
3,048780488 7
720 35
0,04268293 4,268292683 8
720 35
0,04268293 4,268292683 11
720 35
0,04268293 4,268292683 12
710 45
0,05487805 5,487804878 13
700 55
0,06707317 6,707317073 14
700 55
0,06707317 6,707317073 18
690 65
0,07926829 7,926829268 19
690 65
0,07926829 7,926829268 20
685 70
0,08536585 8,536585366 21
680 75
0,09146341 9,146341463 22
680 75
0,09146341 9,146341463 26
680 75
0,09146341 9,146341463 27
680 75
0,09146341 9,146341463 28
680 75
0,09146341 9,146341463 29
680 75
0,09146341 9,146341463
625 650
675 700
725 750
1 3,5
6 8,5
11
5 10
15 20
25 30
Mas sa S
am p
e l
g
W e
ig h
t L o
ss
Aging Time hari
Weigh loss
Massa sampel
4 Serat
Gambar4.3. Hubungan antara susut berat weigh loss dan massa sampel terhadap waktu penuaan aging time pada beton dengan 4 serat.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.5 Data pengukuran massa sampel uji beton dengan penambahan serat 8 hari ke
massa g
m-mi m-mim
m-mim x 100
4 780
5 770
10 0,01219512 1,219512195
6 750
30 0,03658537 3,658536585
7 735
45 0,05487805 5,487804878
8 720
60 0,07317073 7,317073171
11 720
60 0,07317073 7,317073171
12 710
70 0,08536585 8,536585366
13 705
75 0,09146341 9,146341463
14 695
85 0,10365854 10,36585366
18 685
95 0,11585366 11,58536585
19 685
95 0,11585366 11,58536585
20 685
95 0,11585366 11,58536585
21 680
100 0,12195122 12,19512195
22 680
100 0,12195122 12,19512195
26 680
100 0,12195122 12,19512195
27 680
100 0,12195122 12,19512195
28 680
100 0,12195122 12,19512195
29 680
100 0,12195122 12,19512195
670 695
720 745
770
1 3,5
6 8,5
11
5 10
15 20
25 30
Mas sa S
am p
e l
g
W e
ig h
t L o
ss
Aging Time hari
Weigh loss
Massa sampel
6 S
t
Gambar 4.4. Hubungan antara susut berat weigh loss dan massa sampel terhadap
waktu penuaan aging time pada beton dengan 6 serat.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.6 Data pengukuran massa sampel uji beton dengan penambahan serat 10
hari ke massa
g m-mi
m-mim m-mim x
100 4
900 5
890 10
0,01219512 1,219512195 6
860 40
0,04878049 4,87804878
7 850
50 0,06097561 6,097560976
8 850
50 0,06097561 6,097560976
11 850
50 0,06097561 6,097560976
12 830
70 0,08536585 8,536585366
13 830
70 0,08536585 8,536585366
14 820
80 0,09756098 9,756097561
18 805
95 0,11585366 11,58536585
19 800
100 0,12195122 12,19512195
20 800
100 0,12195122 12,19512195
21 800
100 0,12195122 12,19512195
22 800
100 0,12195122 12,19512195
26 800
100 0,12195122 12,19512195
27 800
100 0,12195122 12,19512195
28 800
100 0,12195122 12,19512195
29 800
100 0,12195122 12,19512195
Gambar4.5. Hubungan antara susut berat weigh loss dan massa sampel terhadap waktu penuaan aging time pada beton dengan 8 serat.
670 690
710 730
750 770
790
1 3
5 7
9 11
13
5 10
15 20
25 30
Mas sa S
am p
e l
g
W e
ig h
t L o
ss
Aging Time hari
Weigh loss
Massa sampel
8 Serat
Universitas Sumatera Utara
Dari tabel 4.1 dan gambar4.1, beton tanpa serat terlihat bahwa susut berat weight loss cenderung terjadi mulai saat pengeringan sampai hari ke 12, setelah
itu massa sampel cenderung konstan dan tidak ada pengurangn massa. Pada pembuatan beton serat dengan menggunakan 2 dan 4 serat
tandan kelapa sawit, dimana penyusutan massa cenderung konstan pada hari ke 15, artinya massa beton sudah mulai konstan diatas hari ke 15.
Beton serat dengan penambahan serat sebanyak 6, 8 dan 10 serat tandan kelapa sawit perubahan massa sudah tidak terjadi pada hari 19 – 21.
Apabila dilihat dari efek penambahan serat terhadap perubahan massa weight loss
pada pembuatan beton serat berkisar antara 8 – 10. Sedangkan menurut Candramouli et all, 2011 menyatakan bahwa nilai weight loss pada beton keras
sebagai fungsi temperatur dan waktu dapat mencapai sebesar 5 .
4.2Pengujian densitas dan penyerapan air
Data densitas dan penyerapan air dari sampel beton dengan variasi penambahan serat tandan kosong kelapa sawit 0, 2, 4 ,6, 8, 10, volum
dapat dilihat pada tabel 4.7 di bawah inI
780 800
820 840
860 880
900 920
1 3
5 7
9 11
13
5 10
15 20
25 30
Mas sa S
am p
e l
g
W e
ig h
t L o
ss
Aging Time hari
Weigh loss
Massa sampel
10 Serat
Gambar 4.6. Hubungan antara susut berat weigh loss dan massa sampel terhadap waktu penuaan aging time pada beton dengan 10 serat.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.7 Data pengukuran densitas dan penyerapan air dari samel beton dengan penambahan serat 0,2,4,6,8,10,
Gambar 4.7.Hubungan antara bulk density dan water absorption terhadap penambahan serat volum pada beton serat.
Serat Density
WA 1,727862 5,263157895
2 1,631869 8,108108108
4 1,75186
8,75 6
2,40024 13,04347826 8
1,883849 12,77777778 10
1,847852 13,48314607
5 8
11 14
1 1,5
2 2,5
3
2 4
6 8
10
W a
te r
A bs
o rpti
o n
B u
lk De n
si ty
g c
m
3
Penambahan Serat Volum
Water Absorption
Bulk Density
Universitas Sumatera Utara
Hasil pengukuran rapat massa bulk density dan penyerapan air water absorptuion sebagai fungsi penambahan serat tandan kosong
kelapa sawit dalam volum diperlihatkan pada Gambar 7. Besarnya nilai rapat massa dari beton serat yang diperoleh berkisar antara 1,5 – 2,5
gcm
3
. Rapat massa beton tanpa serat adalah 1,73 gcm
3
dengan nilai penyerapan air diperoleh terkecil, yaitu sekitar 5,26. Pengaruh
penambahan serat hingga mencapai 2 volum menghasilkan nilai rapat massa cenderung turun dan mencapai nilai tertinggi pada penambahan
serat tandan kelapa sawit sebanyak 6 volum, yaitu sebesar 2,4 gcm
3
. Sedangkan nilai penyerapan air dari beton serat adalah berkisar antara 5,26
– 13, 48 dan nilai penyerapan air pada beton serat yang tertinggi adalah pada penambahan 10 serat. Hasil pengamatan Roslan Kolop, dkk.,
dengan perbandingan semen dengan serat kelapa sawit dalam berat semen menunjukkan bahwa penyerapan air akan berbanding lurus dengan
penambahan serat yang ditambahkan. Nilai penyerapan air yang diperoleh Roslan Kolop, dkk., adalah mulai dari 8 – 15 untuk penambahan serat
hingga mencapai 30 dari berat semen. Menurut Braga 1985, beton konvensional semen portland menghasilkan nilai penyerapan air sebesar
5,5. Sedangkan nilai densitas yang diperoleh Roslan Kolop, dkk., adalah berkisar 1 – 2 gcm
3
pada umur beton 28 hari dan pengaruh penambahan serat cenderung menurunkan nilai densitas beton yang
dihasilkan. Hal ini menunjukkan bahwa serat tandan kosong kelapa sawit relatif mengikat air bebas H
2
O. Sebagai pembanding nilai densitas untuk beton konvensional semen portland adalah sekitar 2,4 gcm
3
, sumber
Van Vlack, 2004Apabila dilihat dari nilai densitas yang diperoleh maka beton serat ini dapat diklasifikasikan sebagian termasuk beton ringan dan
sisanya termasuk beton normal, dimana nilai rapat massa beton ringan 2 gcm
3
, dan beton normal 2 - 2,4 gcm
3
Mulyono dan Gina, 2002. Hasil penelitian lain Mulyono, 2005 dengan menggunakan serat ijuk dan sabut
kelapa dengan variasi 0 – 16 dari berat semen diperoleh nilai
Universitas Sumatera Utara
densitasnya adalah sekitar 2 - 2,2 gcm
3
dan penyerapan air berkisar 9 – 12 .
4.3 Pengujian MOR kuat bendimg beton