2.Bahan yang dibutuhkan :
- NaOH 10 - Semen PC
- tandan kosong kelapa sawit - pasir
- air
3.4 Metoda pengukuran 3.4.1 Metoda pengukuran densitas
. 1.
.Sampel yang telah mengalami pengerasan ageing 28 hari kemudian ditimbang massa sampel kering beton, m
k
dengan menggunakan neraca digital.
2. .Selanjutnya diukur dimensi dari masing-masing sampel uji dengan
menggunakan jangka sorong. Dengan diketahui dimensi maka dapat dihitung volume dari sampel uji.
Dengan mengetahui besaran-besaran tersebut diatas, maka nilai densitas beton sludge
dapat ditentukan sesuai dengan persamaan densitas 1.
3.4.2 Penyerapan Air Water absoption
Untuk mengetahui besarnya penyerapan air dari beton sludge yang telah
dibuat, maka perlu dilakukan pengujian yang mengacu pada standar ASTM C 20 – 00
. Prosedur pengukuran penyerapan air adalah sebagai berikut:
1. .Sampel yang telah dikeringkan selama 28 hari, ditimbang massanya
dengan menggunakan neraca digital, disebut massa sampel kering.
Universitas Sumatera Utara
2. Kemudian sampel direndam di dalam air selama 1 jam sampai massa
sampel jenuh dan catat massanya m
b
. Dengan menggunakan persamaan 2 maka nilai penyerapan air dari beton
sludge dapat ditentukan.
3.4.3 Kuat tekan Compressive strength
Untuk mengetahui besarnya nilai kuat tekan dari beton, maka perlu
dilakukan pengujian yang mengacu pada standar ASTM C 1386 – 98 dan ASTM C 39C 39M - 01
. Alat yang digunakan untuk menguji kuat tekan adalah Universal Testing Mechine
UTM. Model uji kuat tekan dengan benda uji berupa kubus.
Prosedur pengujian kuat tekan adalah sebagai berikut: 1.
Sampel berbentuk kubus, minimal dilakukan tiga kali pengulangan. Dengan mengetahui diameternya maka luas penampang dapat dihitung, A
= π d
2
4. 2.
Atur tegangan supply sebesar 40 volt, untuk menggerakkan motor penggerak kearah atas maupun bawah. Sebelum pengujian berlangsung,
alat ukur gaya terlebih dahulu dikalibrasi dengan jarum penunjuk tepat pada angka nol.
3. .Kemudian tempatkan sampel tepat berada di tengah pada posisi
pemberian gaya lihat gambar, dan arahkan switch ONOFF ke arah ON,
maka pembebanan secara otomatis akan bergerak dengan kecepatan konstan sebesar 4 mmmenit.
4.
.Apabila sampel telah pecah, arahkan switch kearah OF maka motor
penggerak akan berhenti. Kemudian catat besarnya gaya yang ditampilkan pada panel display, saat beton serat tersebut rusak.
Universitas Sumatera Utara
5. Dengan menggunakan persamaan 3 maka nilai kuat tekan dari beton
dapat ditentukan.
3.4.4 Kuat Patah Flexural Strength
Untuk mengetahui besarnya kuat patah dari beton, maka perlu dilakukan
pengujian yang mengacu pada standar ASTM C 133 – 97 dan ASTM C 348 – 97.
Alat yang digunakan untuk menguji kuat patah adalah Universal Testing Mechine UTM. Pengujian kuat patah dengan Universal Testing Mechine UTM dan
benda uji untuk kuat patah benda berbentuk balok. Prosedur pengujian kuat patah adalah sebagai berikut:
1.
Sampel berbentuk balok diukur lebar dan tingginya, minimal dilakukan tiga kali pengulangan, kemudian atur jarak titik tumpu
span sebesar 10 cm sebagai dudukan sampel .
2.
Atur tegangan supply sebesar 40 volt, untuk menggerakkan motor penggerak kearah atas maupun bawah. Sebelum pengujian
berlangsung, alat ukur gaya terlebih dahulu dikalibrasi dengan jarum penunjuk tepat pada angka nol.
3.
Kemudian tempatkan sampel tepat berada di tengah pada posisi
pemberian gaya lihat gambar, dan arahkan switch ONOFF ke arah ON
, maka pembebanan secara otomatis akan bergerak dengan kecepatan konstan sebesar 4 mmmenit.
4.
Apabila sampel telah patah, arahkan switch kearah OF maka motor
penggerak akan berhenti. Kemudian catat besarnya gaya yang ditampilkan pada panel display, saat beton tersebut patah.
Dengan menggunakan persamaan 3 maka nilai kuat patah dari beton dapat diperoleh.
3.4.5 Peredaman suara