Respon Varietas Dan Pupuk Organik Terhadap Intensitas Serangan Penyakit Pada Pertanaman Padi (Oryza sativa L.) Secara Organik
RESPON VARIETAS DAN PUPUK ORGANIK TERHADAP
INTENSITAS SERANGAN PENYAKIT PADA PERTANAMAN
PADI (Oryza sativa L.) SECARA ORGANIK
SKRIPSI
Oleh :
SYAMSIAR
040302039
HPT
DEPARTEMEN ILMU HAMA DAN PENYAKIT TUMBUHAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2009
Syamsiar : Respon Varietas Dan Pupuk Organik Terhadap Intensitas Serangan Penyakit Pada Pertanaman
Padi (Oryza sativa L.) Secara Organik, 2009.
USU Repository © 2009
RESPON VARIETAS DAN PUPUK ORGANIK TERHADAP
INTENSITAS SERANGAN PENYAKIT PADA PERTANAMAN
PADI (Oryza sativa L.) SECARA ORGANIK
SKRIPSI
Oleh :
SYAMSIAR
040302039
HPT
Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Dapat Memperoleh Gelar Sarjana
Di Departemen Ilmu Hama dan Penyakit Tumbuhan Fakultas Pertanian
Universitas Sumatera Utara.Medan.
Disetujui Oleh :
(Ir. Lahmuddin Lubis, MP)
NIP : 130 936 324
Ketua Pembimbing
(Ir. Mukhtar Iskandar Pinem, M. Agr)
NIP : 130 806 535
Anggota Pembimbing
(Ir. Sabirin)
NIP : 080 0009119
Pembimbing Lapangan
DEPARTEMEN ILMU HAMA DAN PENYAKIT TUMBUHAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2009
Syamsiar : Respon Varietas Dan Pupuk Organik Terhadap Intensitas Serangan Penyakit Pada Pertanaman
Padi (Oryza sativa L.) Secara Organik, 2009.
USU Repository © 2009
ABSTRACT
Syamsiar,”Variety And Organic Fertilizer Response To The Intensity Of
Plant Deseases Attack On Rice (Oryza sativa L.) Organically. This research aims
to gain some responses of the variety and organic fertilizer to the intensity of
organically desease attack on rice (Oryza sativa L.). This research was held in the
people rice field of Benar village in the district of Pantai Cermin, Serdang
Begadai region its height of ± 5 m above the sea level surface. This research used
the Spit-Plot Design with twa factors and three remedials. The result of this
research shows that pathogenic fungus was found, they are
Helminthosporium oryzae, Cercospora janseana and Rhizopus oryzae. Rice is
very susceptible to desease attack without the use of fertilizer (Po). The variety of
Sarinah (V2) and Batang gadis (V3) can stand on fungus attack of C. janseana.
The percentage of the lost of yield caused by R. oryzae gives crucial effects on
P0V2 (the variety of Sarinah, without fertilizer) on 6,30 %. The highest size of
early rice is in Sarinah variety (V2) at 98,75 cm. The most productive of early rice
plant in its interaction to P2V3(goat waste fertilizer, Batang gadis variety)
is 32, 93. Optimal rice production using fertilizer of goat manure (P2) that is
Pandan wangi (V1) is 9.03 ton/ha, Sarinah (V2) 7,93 ton/ha and Ciherang variety
(V4) is 9,40 ton/ha.
Syamsiar : Respon Varietas Dan Pupuk Organik Terhadap Intensitas Serangan Penyakit Pada Pertanaman
Padi (Oryza sativa L.) Secara Organik, 2009.
USU Repository © 2009
ABSTRAK
Syamsiar “Respon Varietas Dan Pupuk Organik Terhadap Intensitas
Serangan Penyakit Pada Pertanaman Padi (Oryza sativa L.) Secara Organik”.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui respon varietas dan pupuk organik
terhadap intensitas serangan penyakit pada pertanaman padi (Oryza sativa L.)
secara organik. Penelitian ini dilaksanakan di lahan pertanian rakyat di Kampung
Benar Kecamatan Pantai Cermin Kab.Serdang Begadai dengan ketinggian ± 5 m
diatas permukaan laut. Penelitian ini menggunakan Rancangan Petak Terpisah
(RPT) 2 faktor dengan 3 ulangan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa jamur
patogenik yang ditemukan yaitu : Helmithosporium oryzae, Cercospsora janseana
dan Rhizopus oryzae. Tanaman padi sangat rentan terhadap serangan penyakit
pada perlakuan P0 (tanpa pemberian pupuk). Varietas V2 (Sarinah) dan V3
(Batang gadis) tahan terhadap serangan jamur C. janseana. Persentase kehilangan
hasil oleh jamur R. oryzae berpengaruh sangat nyata pada P0V2 (varietas Sarinah,
tanpa pupuk) sebesar 6,30 % . Tinggi tanaman padi tertinggi adalah pada Varietas
Sarinah (V2) sebesar 98, 75 cm. Anakan produktif tertinggi pada interaksi P2V3
(pupuk kandang kambing, varietas Batang gadis) yaitu sebesar 32,93 anakan.
Produksi padi optimal pada perlakuan pupuk kandang kambing (P2) yaitu Pandan
wangi (V1) sebesar 9,03 ton/ha, Sarinah (V2)
7,93 ton/ha, Batang gadis (V3)
6,73 ton/ha dan varietas Ciherang (V4) sebesar 9,40 ton/ha.
Syamsiar : Respon Varietas Dan Pupuk Organik Terhadap Intensitas Serangan Penyakit Pada Pertanaman
Padi (Oryza sativa L.) Secara Organik, 2009.
USU Repository © 2009
RIWAYAT HIDUP
Syamsiar lahir tanggal 15 Mei 1985 di Blangkejeren, Kab.Gayo Lues
Prov. Nanggroe Aceh Darussalam dari Ayah H. Abubakar Thamin dan Ibunda
Hj.Syahiri. Penulis Merupakan anak ke-7 dari 9 bersaudara.
Pendidikan formal yang pernah ditempuh:
-
Tahun 1997 lulus dari Sekolah Dasar Negri (SDN) Raklunung di
Blangkejeren.
-
Tahun 2000 lulus dari Madrasah Tsanawiyah Negri (MTsN) Blangkejeren
di Blangkejeren.
-
Tahun 2003 lulus dari Madrasah Aliyah Negri (MAN) Blangkejeren di
Blangkejeren.
-
Diterima sebagai mahasiswa di Departemen Ilmu Hama dan Penyakit
Tumbuhan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara (USU) pada
tahun 2004.
Pendidikan informal yang pernah di tempuh di antaranya :
-
Tahun 2008 mengikuti Pelatihan Kader Pengembangan Moral Etika
Pemuda Indonesia, Menpora. Tingkat Provinsi di Medan.
-
Tahun 2006 mengikuti Pelatihan Pengembangan Potensi Prestasi dan
Kreatifitas di Medan.
-
Tahun 2003 mengikuti Pelatihan
Tutor Pemberantasan Buta Aksara
Fungsional (PBAF) Tingkat Provinsi di Banda Aceh.
-
Tahun 2008 mengikuti Kuliah Umum “From Campus To Be An
Enterpreneuer” di Medan.
Syamsiar : Respon Varietas Dan Pupuk Organik Terhadap Intensitas Serangan Penyakit Pada Pertanaman
Padi (Oryza sativa L.) Secara Organik, 2009.
USU Repository © 2009
-
Tahun 2007 mengikuti “ESQ Leadership Training” di Medan.
-
Tahun 2008 mengikuti “Heart Intelligence Training” di Medan.
-
Tahun 2003 mengikuti Pendidikan Komputer di Blangkejeren
-
Tahun 2008 mengikuti Seminar Ilmiah “The Flowering of Research and
Innovation in Agriculture” di Medan.
-
Tahun 2009 mengikuti Simposium Nasional “Penguatan Civil Society
Pada Pemilu 2009” di Riau.
-
Tahun 2009 mengikuti Training Of The Trainers”Pendidikan Anti Korupsi
Untuk Mahasiswa” di Medan.
-
Tahun 2006 mengikuti Seminar “Pengendalian Hayati Sebagai Komponen
Pengendalian Hama Terpadu” di Medan.
-
Tahun 2007-2009 menjadi asisten praktikum pada mata kuliah Nematologi
Tumbuhan di Fakultas Pertanian USU, Medan.
-
Tahun 2006-2008 menjadi asisten Laboratorium Biokimia di Fakultas
Pertanian USU, Medan.
-
Tahun 2008 melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di PT.Buana
Estate Kebun Cinta Raja, Medan.
-
Tahun 2008-2009 melaksanakan penelitian di Dusun tujuh Desa Bener
Kampung Kuta Pari Kab.Serdang Berdagai, Medan.
Syamsiar : Respon Varietas Dan Pupuk Organik Terhadap Intensitas Serangan Penyakit Pada Pertanaman
Padi (Oryza sativa L.) Secara Organik, 2009.
USU Repository © 2009
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur Penulis Panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan
anugerah-Nyalah penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Adapun judul dari skripsi penelitian ini adalah “Respon Varietas Dan
Pupuk Organik Terhadap Intensitas Serangan Penyakit Pada Pertanaman
Padi (Oryza sativa L.) Secara Organik”, yang merupakan salah satu syarat
untuk dapat memperoleh gelar sarjana di Departemen Ilmu Hama dan Penyakit
Tumbuhan, Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada komisi
pembimbing Bapak Ir. Lahmuddin Lubis, MP. selaku ketua komisi pembimbing,
Bapak Ir. Mukhtar Iskandar Pinem, M. Agr. selaku anggota komisi pembimbing
dan Bapak Ir. Sabirin, selaku komisi pembimbing lapangan, yang telah
membimbing dan memberikan arahan kepada penulis dalam menyelesaikan
skripsi ini.
Penulis Mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam menyelesaikan skripsi ini
Medan,
Mei 2009
Penulis
Syamsiar : Respon Varietas Dan Pupuk Organik Terhadap Intensitas Serangan Penyakit Pada Pertanaman
Padi (Oryza sativa L.) Secara Organik, 2009.
USU Repository © 2009
DAFTAR ISI
ABSTRAC ...................................................................................................... ….i
ABSTRAK...................................................................................................... ....ii
RIWAYAT HIDUP ........................................................................................ ...iii
KATA PENGANTAR .................................................................................... ....v
DAFTAR ISI .................................................................................................. ...vi
DAFTAR TABEL .......................................................................................... .viii
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... ...ix
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. ....x
PENDAHULUAN
Latar Belakang ..................................................................................... ....1
Tujuan Penelitian ................................................................................. ....4
Hipotesa Penelitian ............................................................................... ....4
Kegunaan Penelitian ............................................................................. ....4
TINJAUAN PUSTAKA
Sistematika Tanaman ........................................................................... ....5
Botani Tanaman ................................................................................... ....5
Syarat Tumbuh ..................................................................................... ....7
Tanah ......................................................................................... ....7
Iklim ........................................................................................... ....7
Jamur Patogenik Pada Tanaman Padi ................................................... ....8
Bercak Coklat Sempit (Helminthosporium oryzae B. de Haan.) .. ....8
Biologi Jamur Penyebab Penyakit ................................... ....8
Gejala Penyakit ............................................................... ....9
Bercak Coklat (Cercospora janseana (Racib.) O. Const.) ........... ..10
Biologi Jamur Penyebab Penyakit ................................... ..10
Gejala Penyakit ............................................................... ..11
Penyakit Malai/ Gabah Padi ....................................................... ..11
Biologi Jamur Penyebab Penyakit ................................... ..11
Pengendalian Penyakit.......................................................................... ..13
Pertanian Organik ................................................................................. ..13
Pupuk Organik ..................................................................................... ..15
BAHAN DAN METODA
Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................... ..17
Bahan dan Alat ........................................................................... ..17
Syamsiar : Respon Varietas Dan Pupuk Organik Terhadap Intensitas Serangan Penyakit Pada Pertanaman
Padi (Oryza sativa L.) Secara Organik, 2009.
USU Repository © 2009
Metode Penelitian ....................................................................... ..17
Pelaksanaan Penelitian ................................................................ ..20
Persiapan Areal Penanaman ............................................ ..20
Persiapan Media Semai ................................................... ..20
Penyemaian ..................................................................... ..20
Penanam ......................................................................... ..20
Pemeliharaan Tanaman ................................................... ..21
Penyulaman ......................................................... ..21
Penyiangan .......................................................... ..21
Pemupukan .......................................................... ..21
Pengendalian Hama ............................................. ..21
Pemanenan ...................................................................... ..22
Pembuatan PDA .............................................................. ..22
Isolasi Jamur ................................................................... ..22
Identifikasi Jamur ............................................................ ..23
Peubah Amatan........................................................................... ..23
Jumlah Anakan Tanaman Padi ........................................ ..23
Tinggi Tanaman Padi ...................................................... ..23
Produksi Tanaman........................................................... ..23
Jenis-Jenis Jamur Patogenik yang Menyerang ................ ..23
Indeks Severitas Serangan Jamur Patogenik .................... ..24
Persentase Kehilangan Hasil Akibat Serangan
Jamur Patogenik .............................................................. ..25
HASIL DAN PEMBAHASAN
Tinggi Tanaman Padi ........................................................................... ..26
Jumlah Anakan ..................................................................................... ..28
Anakan Produktif ................................................................................. ..30
Produksi Tanaman ................................................................................ ..31
Berat Gabah Kering 1000 Butir (gr) ..................................................... ..33
Serangan Jamur Patogenik Pada Tanaman Padi .................................... ..33
Persentase Kehilangan Hasil Akibat Serangan Jamur Patogenik ........... ..37
Jenis-Jenis Jamur Patogenik yang Menyerang Tanaman Padi .............. ..39
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan .......................................................................................... ..42
Saran .................................................................................................... ..43
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Syamsiar : Respon Varietas Dan Pupuk Organik Terhadap Intensitas Serangan Penyakit Pada Pertanaman
Padi (Oryza sativa L.) Secara Organik, 2009.
USU Repository © 2009
DAFTAR TABEL
No
Judul
Hlm
1.
Kandungan pupuk kandang kambing dan pupuk kandang sapi…….
….16
2.
Kandungan pupuk Kompos
3.
Hubungan antara skor, posisi daun dan severitas
PANSU16.................................................16
serangan jamur patogenik.......................................................................24
4.
Rataan Tinggi Tanaman (cm) dari 1-8 MST………………………..…..26
5.
Jumlah Anakan 1-7 MS………………………………………………...28
6.
Rataan Anakan Produktif Pada Pengamatan 12 MST ...………….........30
7.
Rataan Produksi (kg) / Blok………………………………………........31
8.
Rataan Produksi ton/ha………………………………………………...32
9.
Rataan Berat 1000 butir (g)…………………………………………….33
.
10. Rataan Indeks Severitas Helminthosporium oryzae Pada Daun….........34
11. Rataan Indeks Severitas Cercospora janseana Pada Daun…………….35
12. Rataan Indeks Severitas Rhizopus oryzae Pada Malai………………….36
13. Rataan Persentase Kehilangan Hasil Akibat Serangan
Helminthosporium oryzae Pada Daun…………………………………..37
14. Rataan Persentase Kehilangan Hasil Akibat serangan Cercospora
janseana Pada Daun…………………………………………………….37
15. Rataan Persentase Kehilangan Hasil Akibat Serangan
Rhizopus oryzae Pada Malai……………………………………….. . ..38
16. Jenis-Jenis Jamur Patogenik yang Menyerang Tanaman Padi................39
Syamsiar : Respon Varietas Dan Pupuk Organik Terhadap Intensitas Serangan Penyakit Pada Pertanaman
Padi (Oryza sativa L.) Secara Organik, 2009.
USU Repository © 2009
DAFTAR GAMBAR
No
Judul
Hlm
1. Gejala Serangan H. oryzae .................................................................. …...10
2. Gejal Serangan C. janseana................................................................. …...11
3. Jamur R. oryzae ................................................................................... …...12
4. Gejala Serangan R. oryzae .................................................................. …...13
5.Biakan Murni H. oryzae & Konidia ...................................................... …...40
6.Biakan Murni C. janseana & Konidia .................................................. …...40
7. Biakan Murni R. oryzae & Jamur R. oryzae ......................................... …...41
Syamsiar : Respon Varietas Dan Pupuk Organik Terhadap Intensitas Serangan Penyakit Pada Pertanaman
Padi (Oryza sativa L.) Secara Organik, 2009.
USU Repository © 2009
DAFTAR LAMPIRAN
No
Judul
Hlm
1. Deskripsi Tananman Padi .................................................................... …...47
2. Data Tinggi Tanaman ........................................................................ …...51
3. Jumlah Anakan.................................................................................... …...59
4. Jumlah Anakan Produktif .................................................................... …...66
5. Data Produksi kg/Blok ........................................................................ …...67
6. Data Produksi Ton/ha .......................................................................... …...68
7. Bobot 1000 butir (g) ............................................................................ …...69
8. Indeks Severitas Helminthosporium oryzae Pada Daun ....................... …...70
9. Indeks Severitas Cercospora oryzae Pada Daun…………………………...72
10. Indeks Severitas Rhizopus oryzae Pada Malai……………………………..74
11. Persentase Kehilangan Hasil Akibat Serangan
Helminthosporium oryzae Pada Daun……………………………………...76
12. Persentase Kehilangan Hasil Akibat Serangan Cercospora oryzae
Pada Daun………………………………………………………………….78
13. Persentase Kehilangan Hasil Akibat Serangan Rhizopus oryzae
Pada Malai ......................................................................................... …...80
14. Perhitungan ........................................................................................ …...82
15. Data Kelembaban Dan Suhu ............................................................... …...88
16. Data Curah Hujan ............................................................................... …...89
17. Data Hasil Analisis Pupuk Kandang .................................................... …...90
Syamsiar : Respon Varietas Dan Pupuk Organik Terhadap Intensitas Serangan Penyakit Pada Pertanaman
Padi (Oryza sativa L.) Secara Organik, 2009.
USU Repository © 2009
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Padi adalah salah satu tanaman budidaya terpenting dalam peradaban
manusia. Produksi padi dunia menempati urutan ketiga dari semua serealia setelah
jagung dan gandum. Namun demikian, padi merupakan sumber karbohidrat utama
bagi mayoritas penduduk dunia (Anonima, 2008).
Penyediaan pangan terutama beras, dalam jumlah yang cukup dan harga
terjangkau tetap menjadi prioritas utama pembangunan nasional. Selain makanan
pokok sekitar 95 % juga telah menyediakan lapangan kerja bagi sekitar 20 juta
rumah tangga petani dipedesaan. Tingkat konsumsi beras masyarakat yang tinggi
mendorong
swasembada
pemerintah
beras
untuk
terus-menerus
untuk
mengusahakan
mengantisipasi
terwujudnya
kerawanan
pangan
(Imaningsih, 2006., Puslittan, 2007).
Produksi padi Indonesia pada tahun 2006 adalah 54 juta ton, kemudian
tahun 2007 adalah 57,15 juta ton (angka ramalan III), meleset dari target semula
yang 60 juta ton. Pada tahun 2008 sebesar 59,87 juta ton, namun peningkatan di
perkirakan terjadi karena peningkatan luas panen sebesar 1,96 % dan kenaikan
produktivitas padi 2, 76 % dari 2007 (Santoso, 2009.,Anonima, 2008).
Produksi padi Indonesia pada tahun 2020 diproyeksikan 57,4 juta ton
dengan asumsi tidak ada terobosan teknologi. Jumlah penduduk Indonesia 267
juta jiwa dengan laju pertumbuhan penduduk 1,27 % per tahun. Apabila
konsumen beras per kapita masih tetap 134 kg/tahun. Apabila konsumen beras
Syamsiar : Respon Varietas Dan Pupuk Organik Terhadap Intensitas Serangan Penyakit Pada Pertanaman
Padi (Oryza sativa L.) Secara Organik, 2009.
USU Repository © 2009
perkapita masih setara dengan 65,9 juta ton Gabah Kering Giling (GKG). Bila
produksi padi tidak meningkat, berarti tahun 2020 akan terjadi kekurangan beras
sebanyak 4,5 juta ton atau setara dengan 8,5 juta ton GKG (Effendi, 2006).
Penyebab terjadinya penurunan produktivitas dan efisiensi usaha padi
adalah sebagian besar petani menggunakan benih kualitas rendah dan berlebihan,
bibit relatif tua, penanaman yang intensif diikuti penggunaan pupuk yang tidak
rasional, berkembangnya Organisme Pengganggu Tanaman (OPT), pengusahaan
yang semakin menyempit. Cara pengelolaan lahan yang kurang terpadu,
eksploitasi secara intensif dan terus-menerus mengakibatkan menurunnya
kesuburan dan sifat fisik tanah (Kasijadi dkk, 2007).
Penyakit pada tanaman padi yang disebabkan oleh jamur diantaranya
adalah Bercak coklat (Helminthosporium oryzae B. de Haan.) ., Blast
(Pyricularia oryzae Cav.)., Bercak coklat sempit (Cercospora janseana (Racib.)
O.,Const).,
Hawar
upih
daun
dan
Busuk
batang
disebabkan
oleh
Rhizoctonia solani Kuhn. (Anonim, 2004., Semangun, 1993).
Penyakit penting tanaman padi yaitu bercak coklat disebabkan oleh jamur
Drechslera oryzae, sering menyerang tanah yang kurang subur atau tanah
beririgasi kurang baik. Penyakit blast faktor pemicunya adalah pemupukan N
terlalu tinggi serta curah hujan dan kelembaban tinggi(Andoko, 2002). Penyakit
hawar
pelepah
(Rhizoctonia
solani)
dan
busuk
batang
padi
(Helminthosporium sigmoideum) merupakan penyakit penting pada tanaman padi,
karena keduanya menyebabkan tanaman roboh dan pengisian gabah tak sempurna.
Didapatkan 10 lokasi yang tersebar diberbagai sentra produksi di jawa, dengan
persentase serangan mencapai 48,89 % (Sudir dkk, 2001).
Syamsiar : Respon Varietas Dan Pupuk Organik Terhadap Intensitas Serangan Penyakit Pada Pertanaman
Padi (Oryza sativa L.) Secara Organik, 2009.
USU Repository © 2009
Secara umum, tumbuhan (termasuk tanaman) tidak berdiam diri ketika
diserang patogen. Kenyataannya ada tumbuhan yang imun terhadap mayoritas
patogen. Sistem pertahanan sangat tergantung kepada interaksi inang, patogen,
dan lingkungan (Sinaga, 2001).
Padi sawah, yaitu tanaman padi yang dalam pertumbuhannya memerlukan
air, ditanam ditanah
pembibitan,
persawahan, pekerjaan penanaman padi sawah meliputi
pengolahan tanah,
penanaman,
pemeliharaan tanaman,
dan
pemungutan hasil (Sugeng, 2001).
Pertanian organik merupakan kegiatan bercocok tanam yang akrab dengan
lingkungan. Pertanian organik berusaha meminimalkan dampak negatif bagi alam
sekitar. Ciri utama pertanian organik adalah penggunaan varietas lokal yang relatif
masih alami, diikuti dengan penggunaan pupuk organik dan pestisida organik.
Pertanian organik merupakan tuntutan zaman, bahkan sebagian pertanian masa
depan (Andoko, 2002).
Sehubungan dengan pengaruh kesuburan tanah, penyakit tumbuhan dapat
dibagi menjadi dua golongan. Yang pertama terutama timbul pada tanaman subur,
golongan kedua terutama timbul pada tumbuhan yang lemah (Semangun, 1996).
Berhubungan dengan uraian diatas, maka untuk mengetahui keragaman
jamur patogenik yang menyerang pada tanaman padi (Oryza sativa L.) dengan
sistem pertanian organik, maka perlu dilakukan penelitian ini hingga dapat
menjadi informasi bagi kelanjutan pertanian organik yang lebih menguntungkan
dan ramah lingkungan.
Syamsiar : Respon Varietas Dan Pupuk Organik Terhadap Intensitas Serangan Penyakit Pada Pertanaman
Padi (Oryza sativa L.) Secara Organik, 2009.
USU Repository © 2009
Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui respon varietas dan pupuk organik terhadap intensitas
serangan penyakit pada pertanaman padi (Oryza sativa L.) secara organik.
Hipotesa Penelitian
-
Terdapat beberapa jenis jamur patogen yang menyerang pertanaman padi.
-
Adanya varietas yang tahan terhadap serangan jamur patogenik.
Kegunaan Penelitian
-
Sebagai salah satu syarat untuk dapat memperoleh gelar sarjana di
Departemen Ilmu Hama dan Penyakit Tumbuhan, Fakultas Pertanian
Universitas Sumatera Utara, Medan .
-
Sebagai bahan informasi bagi pihak yang membutuhkan .
Syamsiar : Respon Varietas Dan Pupuk Organik Terhadap Intensitas Serangan Penyakit Pada Pertanaman
Padi (Oryza sativa L.) Secara Organik, 2009.
USU Repository © 2009
TINJAUAN PUSTAKA
Sistematika Tanaman
Menurut Suparyono dan Setyono (1996), klasifikasi ilmiah tanaman padi
adalah sebagai berikut :
Divisio
: Angiospermae
Subdivisio : Spermatophyta
Kelas
: Monocotyledoneae
Ordo
: Poales / Graminaceae
Famili
: Poaceae
Genus
: Oryza
Species
: Oryza sativa L.
Botani Tanaman
Akar padi tergolong akar serabut. Akar yang tumbuh dari kecambah biji
disebut akar utama (primer, rakula). Akar lain yang yang tumbuh di dekat buku
disebut akar seminal. Akar padi tidak memiliki pertumbuhan sekunder sehingga
tidak banyak mengalami perubahan. Akar tanaman padi berfungsi untuk
menopang
batang,
menyerap
nutrisi dan
air,
serta
untuk pernapasan
(Suparyono dan Setyono,1996).
Batang padi bentuknya
bulat, berongga, dan beruas-ruas. Antarruas
dipisahkan oleh buku. Pada awal pertumbuhan, ruas-ruas sangat pendek dan
bertumpuk rapat. Setelah memasuki stadium reproduktif, ruas-ruas memanjang
dan berongga. Oleh karena itu, stadium reproduktif disebut juga stadium
Syamsiar : Respon Varietas Dan Pupuk Organik Terhadap Intensitas Serangan Penyakit Pada Pertanaman
Padi (Oryza sativa L.) Secara Organik, 2009.
USU Repository © 2009
perpanjangan ruas. Ruas batang makin ke bawah makin pendek. Pada buku paling
bawah tumbuh tunas yang akan menjadi batang sekunder. Selanjutnya batang
sekunder menghasilkan batang tersier, dan seterusnya. Peristiwa ini disebut
pertunasan . Pembentukan anakan sangat dipengaruhi oleh unsur hara, sinar, jarak
tanam, dan teknik budidaya (Suparyono dan Setyono, 1996).
Daun padi
berbentuk lanset (sempit memanjang), urat daun sejajar,
memiliki pelepah daun, helai daun, telinga daun, dan lidah daun. Daun yang
paling atas memiliki ukuran pendek dan disebut daun bendera. Daun berwarna
hijau muda sampai hijau tua tergantung varietasnya (Wikipedia, 2009).
Malai terdiri dari 8-10 buku yang menghasilkan cabang-cabang primer.
Dari buku pangkal malai umumnya hanya muncul satu cabang primer dan dari
cabang primer tersebut akan muncul lagi cabang-cabang sekunder. Panjang
sekunder. Panjang malai diukur dari buku terakhir sampai butir gabah paling
ujung. Kepadatan malai adalah perbandingan antarjumlah bunga tiap malai
dengan panjang malai (Suparyono dan Setyono,1996).
Bunga padi tersusun sebagai bunga majemuk dengan satuan bunga berupa
floret, floret tersusun dalam spikelet, khusus untuk padi satu spikelet hanya
memiliki satu floret, Setiap bunga padi memiliki enam kepala sari (anther) dan
kepala putik (stigma) bercabang dua berbentuk sikat botol. Kedua organ seksual
ini umumnya siap reproduksi dalam waktu yang bersamaan. Kepala sari kadangkadang keluar dari palea dan lemma jika telah masak. Dari segi reproduksi, padi
merupakan tanaman penyerbukan sendiri, karena 95% atau lebih serbuk sari
membuahi sel telur tanaman yang sama (Wikipedia, 2009).
Syamsiar : Respon Varietas Dan Pupuk Organik Terhadap Intensitas Serangan Penyakit Pada Pertanaman
Padi (Oryza sativa L.) Secara Organik, 2009.
USU Repository © 2009
Buah padi (gabah) terdiri dari luar yang disebut sekam dan bagian dalam
yang disebut karyopsis. Sekam terdiri dari lemma dan palea. Biji yang sering
disebut beras pecah kulit adalah karyopsis yang terdiri dari lembaga (embrio) dan
endosperm. Endosperm diselimuti oleh lapisan aleuron, tegmen, dan perikarp
(Suparyono dan Setyono,1996).
Syarat Tumbuh
Tanah
Di Indonesia tanah untuk tanaman padi adalah alluvial dan regosol yang
terbentuk dari material induk dan terbentuk di daerah lembab dan agak kering.
Pada dataran rendah padi tumbuh pada tanah alluvial, tanah liat, regosol,
grumosol, podzolik dan latosol dan tanah pertengahan (De data, 1981).
Padi sawah ditanam di tanah berlempung yang berat atau tanah yang
memiliki lapisan keras 30 cm di bawah permukaan tanah yang memiliki lapisan
keras 30 cm di bawah permukaan tanah. Menghendaki tanah lumpur yang subur
dengan ketebalan 18 cm - 22 cm. Kemasaman pH 4,0 - 7,0. Pada prinsipnya tanah
berkapur dengan pH 8,1 - 8,2 tidak merusak padi. Karena mengalami
penggenangan, tanah sawah memiliki lapisan reduksi yang tidak mendukung
oksigen dan pH sawah biasanya mendekati netral (Anonim, 2004).
Iklim
Padi tumbuh di daerah tropis atau subtropik pada 45oLU-45oLS dengan
cuaca panas dan kelembaban tinggi dengan musim hujan 4 bulan. Rata-rata curah
hujan 200 mm/bulan atau 1500-200 mm/tahun. Padi dapat ditanam di musim
kemarau atau hujan. pada musim kemarau produksi meningkat asalkan air irigasi
Syamsiar : Respon Varietas Dan Pupuk Organik Terhadap Intensitas Serangan Penyakit Pada Pertanaman
Padi (Oryza sativa L.) Secara Organik, 2009.
USU Repository © 2009
selalu tersedia. Di musim hujan, walaupun air melimpah produksi dapat menurun
karena penyerbukan kurang intensif. Di dataran rendah padi memerlukan
ketinggian 0 - 650 m dpl dengan temperatur 22 oC - 27 oC, sedangkan didataran
tinggi 650 -1500 m dpl dengan temperatur 19 oC - 23 oC. Tanaman padi
memerlukan penyinaran matahari penuh tanpa naungan (Anonim, 2004).
Padi dapat tumbuh dengan baik didaerah yang berhawa panas dan udara
banyak mengandung uap air. Di negeri kita padi ditanam dari dataran rendah
sampai 1300 m dpl (Sumartono dkk, 1990). Tanaman dapat tumbuh pada daerah
mulai dataran rendah sampai dataran tinggi. Untuk padi sawah, ketersediaan air
yang mampu menggenangi lahan tempat penanaman sangat penting. Tanah sawah
harus memiliki kemampuan menahan air yang tinggi, seperti tanah lempung
(Suparyono dan Setyono, 1997).
Jamur Patogenik Pada Tanaman Padi
Bercak Coklat Sempit (Helminthosporium oryzae B. de Haan.)
Biologi Jamur Penyebab Penyakit
Menurut
Dwidjoseputro
(1978),
jamur
Helminthosporium
oryzae
diklasifikasikan sebagai berikut :
Kingdom
: Myceteae
Divisio
: Amastigomycotae
Sub-divisio
: Deuteromycotina
Kelas
: Deuteromycetes
Ordo
: Moniliales
Famili
: Dematiaceae
Syamsiar : Respon Varietas Dan Pupuk Organik Terhadap Intensitas Serangan Penyakit Pada Pertanaman
Padi (Oryza sativa L.) Secara Organik, 2009.
USU Repository © 2009
Genus
: Helminthosporium
Spesies
: Helminthosporium oryzae
Miselium berwarna coklat kelabu sampai coklat tua di dalam dan diluar
jaringan tanaman sakit dan juga di dalam biakan murni. Konidiofor berwarna
coklat muda sampai coklat kehijauan, makin ke ujung makin muda, mempunyai
panjang dan lebar yang sangat bervariasi tergantung lingkungannya. Konidiofor
mempunyai panjang dan lebar seperti lutut yang khas, yang merupakan titik
melekatnya konidium. Konidium berwarna berwarna coklat, berbentuk kumparan,
kebanyakan agak bengkok, berdinding tebal, bersekat palsu 5-10, dengan ukuran
bervariasi dengan rata-rata 104 x 115,5 m. Pada biakan murni jamur membentuk
peritesium bulat hitam dengan ostiol yang membentuk paruh. Kebanyakan berisi
4-6 askospora (Semangun, 1993).
Gejala Penyakit
Pada daun terdapat bercak-bercak sempit memanjang, berwarna coklat
kemerahan, sejajar dengan ibu tulang daun. Banyaknya bercak makin meningkat
pada waktu tanaman membentuk anakan. Pada serangan yang berat bercak-bercak
terdapat pada upih daun, batang, dan bunga. pada saat tanaman mulai masak
gejala berat dapat terlihat pada daun bendera. Gejala mulai tampak 2-4 minggu
setelah pindah tanam dan gejala paling berat tampak lebih kurang satu bulan
sebelum panen (Semangun, 1993).
Syamsiar : Respon Varietas Dan Pupuk Organik Terhadap Intensitas Serangan Penyakit Pada Pertanaman
Padi (Oryza sativa L.) Secara Organik, 2009.
USU Repository © 2009
Bercak coklat sempit
Gambar 1. Gejala serangan Helminthosporium oryzae
Sumber : Foto langsung
Bercak Coklat (Cercospora janseana (Racib.) O. Const.)
Biologi Jamur Penyebab Penyakit
Menurut Alexopoulus and Mims (1979), jamur Cercospora sp di
klasifikasikan sebagai berikut :
Kingdom
: Myceteae
Divisio
: Amastigomycotae
Sub-divisio
: Deuteromycotina
Kelas
: Deuteromycetes
Sub-kelas
: Hypomycetidae
Ordo
: Moniliales
Famili
: Dematiaceae
Genus
: Cercospora
Spesies
: Cercospora sp.
Syamsiar : Respon Varietas Dan Pupuk Organik Terhadap Intensitas Serangan Penyakit Pada Pertanaman
Padi (Oryza sativa L.) Secara Organik, 2009.
USU Repository © 2009
Koniadia berwarna coklat, keluar melalui mulut kulit, sendiri-sendiri atau
berkumpul sampai 3, dengan ukuran 88-140 m x 4-5 m. Konidium berbentuk
gada terbalik, bersekat 3-10 dengan ukuran 20-60 m x 5 m (Semangun, 1993).
Gejala Penyakit
Penyakit dapat timbul pada semai pada semai, daun dan buah. Pada daun
tanaman yang sudah besar terjadi bercak-bercak coklat agak bulat. Bercak-bercak
kecil berwarna coklat tua atau coklat ungu, bercak yang besar tepinya berwarna
coklat tua, tetapi bagian tengahnya dapat berwarna kuning pucat, putih kotor,
coklat atau kelabu. Kadang-kadang bercak mempunyai halo kuning. Daun sakit
keras dapat menjadi kering. Jika keadaan membantu, batang dan tangkai bulir
dapat terjangkit. Infeksi ini dapat menyebabkan patahnya bagian-bagian tadi dan
menjadi keriputnya biji-biji (Semangun,1993).
Bercak coklat
Gambar 2. Gejala serangan Cercospora janseana
Sumber : Foto langsung
Penyakit Malai / Gabah Padi
Biologi Jamur Penyebab Penyakit
Syamsiar : Respon Varietas Dan Pupuk Organik Terhadap Intensitas Serangan Penyakit Pada Pertanaman
Padi (Oryza sativa L.) Secara Organik, 2009.
USU Repository © 2009
Menurut Alexopoulus and Mims (1979), jamur Rhizopus sp. di
klasifikasikan sebagai berikut :
Kingdom
: Myceteae
Divisio
: Amastigomycotae
Sub-divisio
: Eumycotina
Kelas
: Zygomycetes
Ordo
: Mucorales
Famili
: Mucoraceae
Genus
: Rhizopus
Spesies
: Rhizopus sp.
Beberapa spesies hidup sebagai saprofit dan beberapa spesies lainnya
hidup sebagai parasit pada tumbuh-tumbuhan. Semula miseliumnya tampak
seperti kapas, lama-kelamaan koloni menjadi berwarna kehitam-hitaman karena
banyaknya sporangium dan spora (Dwidjoseputro, 1978).
Miselium di luar jaringan tanaman berbentuk kasar, menjadi kecoklatan
warnanya. Terdapat banyak rizoid (bentuk seperti akar) dan sporangiofor dalam
kelompok-kelompok., sporangia bulat kehitaman. Zigospora hitam dengan bintilbintil yang bulat (Streets, 1980)
Syamsiar : Respon Varietas Dan Pupuk Organik Terhadap Intensitas Serangan Penyakit Pada Pertanaman
Padi (Oryza sativa L.) Secara Organik, 2009.
USU Repository © 2009
Gambar 3. Jamur Rhizopus oryzae
Sumber : http://www.uq.edu.au/_school_science_lessons//9.196.1GIF8.
Gabah yang terserang
Gambar 4. Gejala serangan Rhizopus oryzae
Sumber : Foto langsung
Pengendalian Penyakit
Pengendalian dapat dilakukan dengan meningkatkan budidaya tanaman
yakni dengan cara agronomi yang baik, pengairan yang cukup, pemupukan yang
berimbang dan waktu penanaman yang tepat, pemakaian varietas resisten.
Melakukan sanitasi dan pergiliran tanaman, memberikan perawatan kepada benih,
tidak memakai benih dari tempat-tempat terjangkit. Serta dengan penyemprotan
dengan fungisida (Semangun, 1993., Sudarmo, 1995).
Pertanian Organik
Pertanian
meningkatkan
organik adalah sistem manajemen produksi holistik yang
dan
mengembangkan
kesehatan
agro-ekosistem,
termasuk
keragaman hayati, siklus biologi, dan aktivitas biologi tanah. Pertanian organik
menekankan penggunaan praktek manajemen yang lebih menggunakan masukan
Syamsiar : Respon Varietas Dan Pupuk Organik Terhadap Intensitas Serangan Penyakit Pada Pertanaman
Padi (Oryza sativa L.) Secara Organik, 2009.
USU Repository © 2009
setempat, hal ini dapat dicapai dengan menggunakan cara-cara kultural, biologis,
mekanis, yang merupakan kebalikan dari pengguna bahan-bahan sintetis untuk
memenuhi fungsi spesifik dalam sistem (BSN, 2002).
Padi organik adalah padi yang disahkan oleh sebuah badan independen,
untuk ditanam dan diolah menurut standar ”organik” yang di tetapkan. Pada
umumnya yang diterapkan pada padi sawah :
1. Tidak ada pestisida dan pupuk dari bahan kimia sintesis atau buatan yang
telah digunakan.
2. Kesuburan tanah dipelihara melalui proses ”alami” seperti penanaman
tumbuhan penutup atau penggunaan pupuk kandang yang dikompos dan
limbah tumbuhan.
3. Tanaman dirotasikan di sawah untuk menghindari penanaman tanaman
yang sama dari tahun ke tahun di sawah yang sama.
4. Pergantian bentuk-bentuk bukan kimia dari pengendalian hama misalnya
serangga yang bermanfaat untuk memangsa hama, jerami setengah busuk
untuk menekan gulam, dan lain-lain. Digunakan untuk mengendalikan
serangga, penyakit dan gulma.
(Bawolye dan Syam, 2006).
Keunggulan utama beras organik dibandingkan beras biasa (ditanam
dengan aplikasi pupuk buatan dan pestisida kimia) adalah relatif aman untuk
dikonsumsi. Selain itu, rasa nasi dari beras organik lebih empuk dan pulen
(Andoko, 2002).
Pertanian organik tidak hanya memikirkan kelestarian lingkungan saja,
tetapi juga memandang bahwa pengingkatan produksi tinggi bukan sebagai tujuan
Syamsiar : Respon Varietas Dan Pupuk Organik Terhadap Intensitas Serangan Penyakit Pada Pertanaman
Padi (Oryza sativa L.) Secara Organik, 2009.
USU Repository © 2009
utama bertani. Dari hasil penelitian Vardaya (2007) menunjukkan bahwa hasil
produksi dari pertanian organik lebih besar dari pada pertanian modern. Akan
tetapi perlu dicatatan bahwa hasil yang baik dari pertanian organik ini didapat
setelah melewati masa peralihan sekitar dua sampai empat tahun. Dalam
penyebarannya terdapat beberapa kendala seperti ada kesadaran dari pemerintah,
kebiasaan dan kenyamanan petani akan pertanian modern, hasil yang sedikit dari
masa peralihan, dan juga petani penggarap maka harus izin kepada pihak pemilik
(Vardaya, 2007).
Pupuk Organik
Menurut pakar Rusia, cairan tanaman yang dipupuk
dengan pupuk
organik lebih bersifat bakterisida dari pada tanaman yang tidak dipupuk dengan
bahan organik. Senyawa kandungan humus mendorong tanaman lebih tahan
terhadap serangan hama dan penyakit (Sutanto, 2002).
Pupuk organik dan pupuk hayati mempunyai berbagai keunggulan nyata
dibanding pupuk kimia. Berdaya ameliorasi ganda dengan bermacam-macam
proses yang saling mendukung. Bekerja menyuburkan tanah, memperbaiki
struktur tanah, menaikkan daya serap tanah terhadap air, menaikkan kondisi
kehidupan di dalam tanah
dan sebagai sumber zat makanan bagi tanaman
(Sutanto, 2002., Lingga dan Marsono, 2007).
Pupuk kandang adalah pupuk yang berasal dari kandang ternak, baik
berupa kotoran padat (feses) yang bercampur sisa makanan, maupun air kencing
(urine). Kompos merupakan hasil dari pelapukan bahan-bahan berupa dedaunan,
jerami, alang-alang, rumput, kotoran hewan, sampah kota, dan sebagainya.
Kandungan utama dengan kadar tertinggi dari kompos adalah bahan organik yang
Syamsiar : Respon Varietas Dan Pupuk Organik Terhadap Intensitas Serangan Penyakit Pada Pertanaman
Padi (Oryza sativa L.) Secara Organik, 2009.
USU Repository © 2009
mujarab dan terkenal manjur untuk memperbaiki kondisi tanah. Susunan hara dari
kompos memang tidak pernah tetap, ditentukan oleh bahan yang dikomposkan,
cara pengomposan, dan cara penyimpanannya(Lingga dan Marsono, 2007).
Tabel 1. Kandungan pupuk kandang kambing dan pupuk kandang sapi
Parameter
Satuan
Pupuk Kandang Kambing
Pupuk Kandang Sapi
Nitrogen
%
0.41
0.95
C-organik
%
4.17
7.64
C/N
---
10.17
8.04
P2O5 eks.HCl
%
0.29
0.41
K2O eks HCL
%
5.926
6.553
pH H2O
---
7.61
7.26
Sumber : Laboratorium Riset & Teknologi FP-USU
Tabel 2. Kandungan pupuk kompos
Parameter
C
N
C/N
P2O5
K2O
Mg
CaO
Fe
Zn
Satuan
%
%
%
%
%
%
%
Ppm
Ppm
PANSU
Kompos
PANSU
14.42
2.1
7.17
0.96
0.02
0.173
0.186
800
484
Sumber : Yayasan Pertanian Alternatif Nusantara ( PANSU), Medan.
Syamsiar : Respon Varietas Dan Pupuk Organik Terhadap Intensitas Serangan Penyakit Pada Pertanaman
Padi (Oryza sativa L.) Secara Organik, 2009.
USU Repository © 2009
BAHAN DAN METODA
Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di lahan pertanian masyarakat di Dusun 7
Kampung Benar Desa Kuta Pari Kecamatan Pantai Cermin Kab.Serdang Begadai
dengan ketinggian ± 5 m dpl dan di Laboratorium penyakit tanaman Fakultas
Pertanian Universitas Sumatera Utara dengan ketinggian tempat ± 25 m dpl.
Penelitian ini dilaksanakan pada Oktober 2008 sampai Maret 2009.
Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah lahan sawah pertanian
padi organik, benih padi, pupuk organik, air, bagian tanaman padi yang terserang
penyakit, Potato Dextrose Agar (PDA), aquades steril, kloroks, alkohol 96 %,
metil blue, minyak imersi dan bahan-bahan yang dibutuhkan lainnya.
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah bajak, parang, alat
pengatur jarak tanam, patok sampel, tempurung kelapa, sosrok, cawan petri,
jarum inokulasi, kotak inokulasi, erlenmeyer, gelas ukur, beaker glass, corong
gelas, kain muslim, autoklave, oven, inkubator, kompor gas, mikroskop, objek
glass, deck glass, aluminium foil, kapas, tissue, pisau, timbangan, gunting, label
nama, alat tulis dan alat pendukung lainnya.
Metode Penelitian
Syamsiar : Respon Varietas Dan Pupuk Organik Terhadap Intensitas Serangan Penyakit Pada Pertanaman
Padi (Oryza sativa L.) Secara Organik, 2009.
USU Repository © 2009
Penelitian ini menggunakan Rancangan Petak Terpisah (RPT) yang di
teliti dengan dua faktor perlakuan, yaitu :
1. Faktor yang diteliti sebagai petak utama (Main Plot) adalah pemberian
pupuk organik (P) dengan empat taraf :
P0 = Tanpa Pupuk
P1 = Pupuk Kandang Sapi
P2 = Pupuk Kandang Kambing
P3 = Kompos PANSU
2. Faktor yang diteliti sebagai anak petak (Sub Plot) adalah Varietas Padi (V)
terdiri atas empat varietas :
V1 = Varietas Pandan Wangi
V2 = Varietas Sarinah
V3 = Varietas Batang Gadis
V4 = Varietas Ciherang
Jumlah kombinasi perlakuan 4 x 4 = 16 Kombinasi :
P0V1
P1V1
P2V1
P3V1
P0V2
P1V2
P2V2
P3V2
P0V3
P1V3
P2V3
P3V3
P0V4
P1V4
P2V4
P3V4
Jumlah ulangan
:3
a (r-1) (b-1) ≥ 15
4(r-1) (4-1) ≥ 15
12r-12 ≥ 15
r ≥ 27/12
Syamsiar : Respon Varietas Dan Pupuk Organik Terhadap Intensitas Serangan Penyakit Pada Pertanaman
Padi (Oryza sativa L.) Secara Organik, 2009.
USU Repository © 2009
r ≥ 2,25
r=3
Jarak tanam
: 40 cm
Panjang plot
: 260 cm
Lebar plot
: 460 cm
Panjang blok
: 860 cm
Lebar blok
: 1160 cm
Jumlah tanaman/lubang tanam : 1 tanaman
Jumlah tanaman sampel
: 240 tanaman
Jumlah tanaman per plot
: 50 tanaman
Jumlah tanaman seluruhnya
: 2400 tanaman
Jumlah plot
: 48 plot
Luas lahan
: 465 m2
Model linier yang diasumsikan untuk Rancangan Petak Terpisah (RPT)
adalah :
Yijk
=
+ j + j + ij + k + (
)jk + ijk
Dimana :
Yijk
= data pengamatan yang disebutkan pupuk organik (main plot) ke-j dan
sub ke-k pada blok ke-i
= rata-rata
j
= efek blok ke-i
j
= efek pupuk organik ke-i
ij
= efek error yang disebabkan main plot ke-j pada blok ke-i
k
= efek sub plot ke-k
Syamsiar : Respon Varietas Dan Pupuk Organik Terhadap Intensitas Serangan Penyakit Pada Pertanaman
Padi (Oryza sativa L.) Secara Organik, 2009.
USU Repository © 2009
(
)jk = efek intertaksi dari main plot ke-j dengan sub plot ke-k
ijk
= efek error yang disebabkan main plot ke-j dan sub plot ke-k pada blok
ke-i.
Data hasil penelitian yang berpengaruh nyata dilanjutkan dengan uji beda
rataan berdasarkan Uji Jarak Berganda Duncan (DMRT) pada taraf 5 %
(Bangun, 1991).
Pelaksanaan Penelitian
Persiapan Areal Penanaman
Areal penanaman di bajak sehingga tanah menjadi lumpur dan di ratakan
.dan dimasukkan air sehingga terendam selama seminggu. Sehari sebelum
penanaman lahan di keringkan sehingga memudahkan pada saat penanaman.
Persiapan Media Semai
Media tanam untuk penyemaian yaitu tanah diambil dari tanah sawah
yang telah diolah. Tempurung kelapa dilapisi selembar daun pisang kemudian
tanah di masukkan ke dalam tempurung kelapa 2/3 bagian, kemudian di sediakan
abu sisa pembakaran sekam padi yang ditaburkan secara merata di atasnya setebal
2-3 mm.
Penyemaian
Benih padi direndam dengan air selama 24 jam. Kemudian diendapkan
selama ± 36 jam. Selanjutnya benih di taburkan di atas media tanam yang telah
disediakan dengan jarak yang tidak terlalu rapat.
Penanam
Penanaman dilakukan setelah persemaian berumur 7 hari. Penanaman
dilakukan dengan sistem SRI ( System of Rice Intensification ). Penanaman
Syamsiar : Respon Varietas Dan Pupuk Organik Terhadap Intensitas Serangan Penyakit Pada Pertanaman
Padi (Oryza sativa L.) Secara Organik, 2009.
USU Repository © 2009
dilakukan langsung sebanyak satu semai perlubang tanam, Peletakan semai tidak
boleh terlalu dalam, maksimal 1 cm. Dengan jarak tanam 40 cm x 40 cm
Pemeliharaan Tanaman
Penyulaman
Penyulaman dilakukan pada tanaman mati atau karena faktor kondisi
lingkungan, dilakukan dalam masa seminggu setelah tanam.
Penyiangan
Penyiangan dilakukan dengan penggunaan alat sosrok dan secara manual,
hal ini dilakukan untuk menghindari terjadinya perebutan unsur hara dari dalam
tanah. Penyiangan disesuaikan dengan kondisi lahan.
Pemupukan
Pemupukan diberikan dengan dosis 5 ton/ha, ½ diberikan pada pemupukan
dasar, ¼ pada pemupukan kedua dan ¼ pada pemupukan ke tiga. Pemupukan
dasar dilakukan
setelah pengolahan lahan, 4 hari sebelum penanaman.
Pemupukan kedua pada saat tanaman berumur 23 hari hst. Kemudian pemupukan
ketiga pada 38 hari setelah tanam. Dan ditambah dengan Pupuk Pelengkap Cair
(PPC) organik yang dibuat sendiri, yang diberikan setiap minggu, selama 7 kali
dari minggu kedua setelah tanam.
Pengendalian Hama
Pengendalian dilakukan dengan melihat gejala serangan di lapangan, bila
membutuhkan pengendalian maka pengendalian dilakukan secara hayati, seperti
secara mekanis dan pelestarian musuh alami.
Syamsiar : Respon Varietas Dan Pupuk Organik Terhadap Intensitas Serangan Penyakit Pada Pertanaman
Padi (Oryza sativa L.) Secara Organik, 2009.
USU Repository © 2009
Pemanenan
Pemanenan dilakukan pada saat 80 % butir gabah sudah menguning,
tangkainya sudah merunduk karena sarat dengan butir gabah bernas. Bagian
bawah malai masih terdapat sedikit gabah hijau.
Pembuatan PDA
Kentang dikupas dan dicuci bersih lalu ditimbang 250 gr, lalu kentang
dipotong seperti dadu kecil. kemudian dimasak dengan aquades steril 500 ml pada
api kecil selama 30 menit. Kemudian disaring ekstraknya dengan kain muslim
sampai volume 500 ml. Pada waktu yang sama aquades steril dipanaskan
sebanyak 500 ml bersama dengan agar sebanyak 20 gr, lalu ditambahkan lagi
kedalamannya dextrose 20 gr. Setelah itu ekstrak kentang dan agar dimasukkan ke
dalam erlenmeyer 1 liter, lalu ditambahkan ke dalamnya sedikit streptomycin
sebagai anti bakteri, setelah itu erlenmeyer ditutup dengan aluminium foil, lalu
dimasukkan ke dalam autoklaf untuk disterilkan selama 15 menit dengan suhu 121
ºC-124 ºC pada tekanan 1,25 atm. Setelah di autoklaf, PDA dibiarkan dahulu
dalam udara terbuka hingga panasnya menjadi hangan kuku, lalu dimasukkan ke
dalam lemari es dengan suhu 4 ºC-10 ºC.
Isolasi Jamur
Diambil bagian tanaman padi yang terinfeksi kemudian dibersihkan
dengan menggunakan aquades steril, digunting bagian yang akan dibiakkan, lalu
disterilkan dengan khloroks 0,1 % selama ± 15-30 detik, potongan tersebut
diambil dengn pinset steril dan dicuci dengan air lalu dikeringanginkan di atas
tissue. Selanjutnya bagian tanaman yang terserang tersebut dibiakkan dalam
media PDA, dimana tiap petridish ditanam secara three point dan dibiarkan
Syamsiar : Respon Varietas Dan Pupuk Organik Terhadap Intensitas Serangan Penyakit Pada Pertanaman
Padi (Oryza sativa L.) Secara Organik, 2009.
USU Repository © 2009
sampai miselium jamur tumbuh pada media biakan tersebut. Kemudian diisolasi
kembali ke dalam media biakan baru sampai diperoleh biakan murni
(Agrios, 1978).
Identifikasi Jamur
Jamur yang tumbuh di media biakan murni diamati di bawah mikroskop
untuk diidentifikasi.
Peubah Amatan
Jumlah Anakan Tanaman Padi
Jumlah anakan dihitung mulai dari minggu pertama setelah tananam
sampai masa primordia, tanaman berumur ± 56 hari, dihitung setiap minggu.
Tinggi Tanaman Padi
Tinggi tanaman diukur mulai dari minggu pertama sampai masa keluar
bulir, tanaman berumur 65 hari, diukur setiap minggu.
Produksi Tanaman
Setelah tanaman dipanen, ditimbang bobot tanaman per plot dan
selanjutnya dikalkulasikan dalam hasil skala perhektar.
Berat Gabah Kering 1000 Butir (gr)
Dihitung gabah padi, kemudian ditimbang bobot padi 1000 butir per plot.
Jenis-Jenis Jamur Patogenik yang Menyerang
Pengamatan dilakukan pada tanaman padi dilahan percobaan. Dengan
melihat secara langsung serangan jamur patogenik pada tanaman padi.
Perkembangan penyakit di amati setiap minggu sampai tanaman berumur 89 hari.
Syamsiar : Respon Varietas Dan Pupuk Organik Terhadap Intensitas Serangan Penyakit Pada Pertanaman
Padi (Oryza sativa L.) Secara Organik, 2009.
USU Repository © 2009
Di catat jenis-jenis jamur yang menyerang. Sampel penyakit yang didapat di
biakkan di laboratorium.
Indeks Severitas Serangan Jamur Patogenik
Pengamatan dilakukan seminggu sekali, dimulai pada minggu pertama hst
sampai tanaman berumur 89 hari.
Indeks severitas serangan jamur H. oryzae dan C. janseana dihitung
dengan rumus :
Indeks Severitas = 1(N1) + 5(N3) + 20 (N5) + 50 (N7) + 100(N9) x 100 %
N
Keterangan :
N1 adalah jumlah rumpun terserang dengan skor 1... dst.
N adalah jumlah semua rumpun yang diamati
Ta
INTENSITAS SERANGAN PENYAKIT PADA PERTANAMAN
PADI (Oryza sativa L.) SECARA ORGANIK
SKRIPSI
Oleh :
SYAMSIAR
040302039
HPT
DEPARTEMEN ILMU HAMA DAN PENYAKIT TUMBUHAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2009
Syamsiar : Respon Varietas Dan Pupuk Organik Terhadap Intensitas Serangan Penyakit Pada Pertanaman
Padi (Oryza sativa L.) Secara Organik, 2009.
USU Repository © 2009
RESPON VARIETAS DAN PUPUK ORGANIK TERHADAP
INTENSITAS SERANGAN PENYAKIT PADA PERTANAMAN
PADI (Oryza sativa L.) SECARA ORGANIK
SKRIPSI
Oleh :
SYAMSIAR
040302039
HPT
Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Dapat Memperoleh Gelar Sarjana
Di Departemen Ilmu Hama dan Penyakit Tumbuhan Fakultas Pertanian
Universitas Sumatera Utara.Medan.
Disetujui Oleh :
(Ir. Lahmuddin Lubis, MP)
NIP : 130 936 324
Ketua Pembimbing
(Ir. Mukhtar Iskandar Pinem, M. Agr)
NIP : 130 806 535
Anggota Pembimbing
(Ir. Sabirin)
NIP : 080 0009119
Pembimbing Lapangan
DEPARTEMEN ILMU HAMA DAN PENYAKIT TUMBUHAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2009
Syamsiar : Respon Varietas Dan Pupuk Organik Terhadap Intensitas Serangan Penyakit Pada Pertanaman
Padi (Oryza sativa L.) Secara Organik, 2009.
USU Repository © 2009
ABSTRACT
Syamsiar,”Variety And Organic Fertilizer Response To The Intensity Of
Plant Deseases Attack On Rice (Oryza sativa L.) Organically. This research aims
to gain some responses of the variety and organic fertilizer to the intensity of
organically desease attack on rice (Oryza sativa L.). This research was held in the
people rice field of Benar village in the district of Pantai Cermin, Serdang
Begadai region its height of ± 5 m above the sea level surface. This research used
the Spit-Plot Design with twa factors and three remedials. The result of this
research shows that pathogenic fungus was found, they are
Helminthosporium oryzae, Cercospora janseana and Rhizopus oryzae. Rice is
very susceptible to desease attack without the use of fertilizer (Po). The variety of
Sarinah (V2) and Batang gadis (V3) can stand on fungus attack of C. janseana.
The percentage of the lost of yield caused by R. oryzae gives crucial effects on
P0V2 (the variety of Sarinah, without fertilizer) on 6,30 %. The highest size of
early rice is in Sarinah variety (V2) at 98,75 cm. The most productive of early rice
plant in its interaction to P2V3(goat waste fertilizer, Batang gadis variety)
is 32, 93. Optimal rice production using fertilizer of goat manure (P2) that is
Pandan wangi (V1) is 9.03 ton/ha, Sarinah (V2) 7,93 ton/ha and Ciherang variety
(V4) is 9,40 ton/ha.
Syamsiar : Respon Varietas Dan Pupuk Organik Terhadap Intensitas Serangan Penyakit Pada Pertanaman
Padi (Oryza sativa L.) Secara Organik, 2009.
USU Repository © 2009
ABSTRAK
Syamsiar “Respon Varietas Dan Pupuk Organik Terhadap Intensitas
Serangan Penyakit Pada Pertanaman Padi (Oryza sativa L.) Secara Organik”.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui respon varietas dan pupuk organik
terhadap intensitas serangan penyakit pada pertanaman padi (Oryza sativa L.)
secara organik. Penelitian ini dilaksanakan di lahan pertanian rakyat di Kampung
Benar Kecamatan Pantai Cermin Kab.Serdang Begadai dengan ketinggian ± 5 m
diatas permukaan laut. Penelitian ini menggunakan Rancangan Petak Terpisah
(RPT) 2 faktor dengan 3 ulangan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa jamur
patogenik yang ditemukan yaitu : Helmithosporium oryzae, Cercospsora janseana
dan Rhizopus oryzae. Tanaman padi sangat rentan terhadap serangan penyakit
pada perlakuan P0 (tanpa pemberian pupuk). Varietas V2 (Sarinah) dan V3
(Batang gadis) tahan terhadap serangan jamur C. janseana. Persentase kehilangan
hasil oleh jamur R. oryzae berpengaruh sangat nyata pada P0V2 (varietas Sarinah,
tanpa pupuk) sebesar 6,30 % . Tinggi tanaman padi tertinggi adalah pada Varietas
Sarinah (V2) sebesar 98, 75 cm. Anakan produktif tertinggi pada interaksi P2V3
(pupuk kandang kambing, varietas Batang gadis) yaitu sebesar 32,93 anakan.
Produksi padi optimal pada perlakuan pupuk kandang kambing (P2) yaitu Pandan
wangi (V1) sebesar 9,03 ton/ha, Sarinah (V2)
7,93 ton/ha, Batang gadis (V3)
6,73 ton/ha dan varietas Ciherang (V4) sebesar 9,40 ton/ha.
Syamsiar : Respon Varietas Dan Pupuk Organik Terhadap Intensitas Serangan Penyakit Pada Pertanaman
Padi (Oryza sativa L.) Secara Organik, 2009.
USU Repository © 2009
RIWAYAT HIDUP
Syamsiar lahir tanggal 15 Mei 1985 di Blangkejeren, Kab.Gayo Lues
Prov. Nanggroe Aceh Darussalam dari Ayah H. Abubakar Thamin dan Ibunda
Hj.Syahiri. Penulis Merupakan anak ke-7 dari 9 bersaudara.
Pendidikan formal yang pernah ditempuh:
-
Tahun 1997 lulus dari Sekolah Dasar Negri (SDN) Raklunung di
Blangkejeren.
-
Tahun 2000 lulus dari Madrasah Tsanawiyah Negri (MTsN) Blangkejeren
di Blangkejeren.
-
Tahun 2003 lulus dari Madrasah Aliyah Negri (MAN) Blangkejeren di
Blangkejeren.
-
Diterima sebagai mahasiswa di Departemen Ilmu Hama dan Penyakit
Tumbuhan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara (USU) pada
tahun 2004.
Pendidikan informal yang pernah di tempuh di antaranya :
-
Tahun 2008 mengikuti Pelatihan Kader Pengembangan Moral Etika
Pemuda Indonesia, Menpora. Tingkat Provinsi di Medan.
-
Tahun 2006 mengikuti Pelatihan Pengembangan Potensi Prestasi dan
Kreatifitas di Medan.
-
Tahun 2003 mengikuti Pelatihan
Tutor Pemberantasan Buta Aksara
Fungsional (PBAF) Tingkat Provinsi di Banda Aceh.
-
Tahun 2008 mengikuti Kuliah Umum “From Campus To Be An
Enterpreneuer” di Medan.
Syamsiar : Respon Varietas Dan Pupuk Organik Terhadap Intensitas Serangan Penyakit Pada Pertanaman
Padi (Oryza sativa L.) Secara Organik, 2009.
USU Repository © 2009
-
Tahun 2007 mengikuti “ESQ Leadership Training” di Medan.
-
Tahun 2008 mengikuti “Heart Intelligence Training” di Medan.
-
Tahun 2003 mengikuti Pendidikan Komputer di Blangkejeren
-
Tahun 2008 mengikuti Seminar Ilmiah “The Flowering of Research and
Innovation in Agriculture” di Medan.
-
Tahun 2009 mengikuti Simposium Nasional “Penguatan Civil Society
Pada Pemilu 2009” di Riau.
-
Tahun 2009 mengikuti Training Of The Trainers”Pendidikan Anti Korupsi
Untuk Mahasiswa” di Medan.
-
Tahun 2006 mengikuti Seminar “Pengendalian Hayati Sebagai Komponen
Pengendalian Hama Terpadu” di Medan.
-
Tahun 2007-2009 menjadi asisten praktikum pada mata kuliah Nematologi
Tumbuhan di Fakultas Pertanian USU, Medan.
-
Tahun 2006-2008 menjadi asisten Laboratorium Biokimia di Fakultas
Pertanian USU, Medan.
-
Tahun 2008 melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di PT.Buana
Estate Kebun Cinta Raja, Medan.
-
Tahun 2008-2009 melaksanakan penelitian di Dusun tujuh Desa Bener
Kampung Kuta Pari Kab.Serdang Berdagai, Medan.
Syamsiar : Respon Varietas Dan Pupuk Organik Terhadap Intensitas Serangan Penyakit Pada Pertanaman
Padi (Oryza sativa L.) Secara Organik, 2009.
USU Repository © 2009
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur Penulis Panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan
anugerah-Nyalah penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Adapun judul dari skripsi penelitian ini adalah “Respon Varietas Dan
Pupuk Organik Terhadap Intensitas Serangan Penyakit Pada Pertanaman
Padi (Oryza sativa L.) Secara Organik”, yang merupakan salah satu syarat
untuk dapat memperoleh gelar sarjana di Departemen Ilmu Hama dan Penyakit
Tumbuhan, Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada komisi
pembimbing Bapak Ir. Lahmuddin Lubis, MP. selaku ketua komisi pembimbing,
Bapak Ir. Mukhtar Iskandar Pinem, M. Agr. selaku anggota komisi pembimbing
dan Bapak Ir. Sabirin, selaku komisi pembimbing lapangan, yang telah
membimbing dan memberikan arahan kepada penulis dalam menyelesaikan
skripsi ini.
Penulis Mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam menyelesaikan skripsi ini
Medan,
Mei 2009
Penulis
Syamsiar : Respon Varietas Dan Pupuk Organik Terhadap Intensitas Serangan Penyakit Pada Pertanaman
Padi (Oryza sativa L.) Secara Organik, 2009.
USU Repository © 2009
DAFTAR ISI
ABSTRAC ...................................................................................................... ….i
ABSTRAK...................................................................................................... ....ii
RIWAYAT HIDUP ........................................................................................ ...iii
KATA PENGANTAR .................................................................................... ....v
DAFTAR ISI .................................................................................................. ...vi
DAFTAR TABEL .......................................................................................... .viii
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... ...ix
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. ....x
PENDAHULUAN
Latar Belakang ..................................................................................... ....1
Tujuan Penelitian ................................................................................. ....4
Hipotesa Penelitian ............................................................................... ....4
Kegunaan Penelitian ............................................................................. ....4
TINJAUAN PUSTAKA
Sistematika Tanaman ........................................................................... ....5
Botani Tanaman ................................................................................... ....5
Syarat Tumbuh ..................................................................................... ....7
Tanah ......................................................................................... ....7
Iklim ........................................................................................... ....7
Jamur Patogenik Pada Tanaman Padi ................................................... ....8
Bercak Coklat Sempit (Helminthosporium oryzae B. de Haan.) .. ....8
Biologi Jamur Penyebab Penyakit ................................... ....8
Gejala Penyakit ............................................................... ....9
Bercak Coklat (Cercospora janseana (Racib.) O. Const.) ........... ..10
Biologi Jamur Penyebab Penyakit ................................... ..10
Gejala Penyakit ............................................................... ..11
Penyakit Malai/ Gabah Padi ....................................................... ..11
Biologi Jamur Penyebab Penyakit ................................... ..11
Pengendalian Penyakit.......................................................................... ..13
Pertanian Organik ................................................................................. ..13
Pupuk Organik ..................................................................................... ..15
BAHAN DAN METODA
Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................... ..17
Bahan dan Alat ........................................................................... ..17
Syamsiar : Respon Varietas Dan Pupuk Organik Terhadap Intensitas Serangan Penyakit Pada Pertanaman
Padi (Oryza sativa L.) Secara Organik, 2009.
USU Repository © 2009
Metode Penelitian ....................................................................... ..17
Pelaksanaan Penelitian ................................................................ ..20
Persiapan Areal Penanaman ............................................ ..20
Persiapan Media Semai ................................................... ..20
Penyemaian ..................................................................... ..20
Penanam ......................................................................... ..20
Pemeliharaan Tanaman ................................................... ..21
Penyulaman ......................................................... ..21
Penyiangan .......................................................... ..21
Pemupukan .......................................................... ..21
Pengendalian Hama ............................................. ..21
Pemanenan ...................................................................... ..22
Pembuatan PDA .............................................................. ..22
Isolasi Jamur ................................................................... ..22
Identifikasi Jamur ............................................................ ..23
Peubah Amatan........................................................................... ..23
Jumlah Anakan Tanaman Padi ........................................ ..23
Tinggi Tanaman Padi ...................................................... ..23
Produksi Tanaman........................................................... ..23
Jenis-Jenis Jamur Patogenik yang Menyerang ................ ..23
Indeks Severitas Serangan Jamur Patogenik .................... ..24
Persentase Kehilangan Hasil Akibat Serangan
Jamur Patogenik .............................................................. ..25
HASIL DAN PEMBAHASAN
Tinggi Tanaman Padi ........................................................................... ..26
Jumlah Anakan ..................................................................................... ..28
Anakan Produktif ................................................................................. ..30
Produksi Tanaman ................................................................................ ..31
Berat Gabah Kering 1000 Butir (gr) ..................................................... ..33
Serangan Jamur Patogenik Pada Tanaman Padi .................................... ..33
Persentase Kehilangan Hasil Akibat Serangan Jamur Patogenik ........... ..37
Jenis-Jenis Jamur Patogenik yang Menyerang Tanaman Padi .............. ..39
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan .......................................................................................... ..42
Saran .................................................................................................... ..43
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Syamsiar : Respon Varietas Dan Pupuk Organik Terhadap Intensitas Serangan Penyakit Pada Pertanaman
Padi (Oryza sativa L.) Secara Organik, 2009.
USU Repository © 2009
DAFTAR TABEL
No
Judul
Hlm
1.
Kandungan pupuk kandang kambing dan pupuk kandang sapi…….
….16
2.
Kandungan pupuk Kompos
3.
Hubungan antara skor, posisi daun dan severitas
PANSU16.................................................16
serangan jamur patogenik.......................................................................24
4.
Rataan Tinggi Tanaman (cm) dari 1-8 MST………………………..…..26
5.
Jumlah Anakan 1-7 MS………………………………………………...28
6.
Rataan Anakan Produktif Pada Pengamatan 12 MST ...………….........30
7.
Rataan Produksi (kg) / Blok………………………………………........31
8.
Rataan Produksi ton/ha………………………………………………...32
9.
Rataan Berat 1000 butir (g)…………………………………………….33
.
10. Rataan Indeks Severitas Helminthosporium oryzae Pada Daun….........34
11. Rataan Indeks Severitas Cercospora janseana Pada Daun…………….35
12. Rataan Indeks Severitas Rhizopus oryzae Pada Malai………………….36
13. Rataan Persentase Kehilangan Hasil Akibat Serangan
Helminthosporium oryzae Pada Daun…………………………………..37
14. Rataan Persentase Kehilangan Hasil Akibat serangan Cercospora
janseana Pada Daun…………………………………………………….37
15. Rataan Persentase Kehilangan Hasil Akibat Serangan
Rhizopus oryzae Pada Malai……………………………………….. . ..38
16. Jenis-Jenis Jamur Patogenik yang Menyerang Tanaman Padi................39
Syamsiar : Respon Varietas Dan Pupuk Organik Terhadap Intensitas Serangan Penyakit Pada Pertanaman
Padi (Oryza sativa L.) Secara Organik, 2009.
USU Repository © 2009
DAFTAR GAMBAR
No
Judul
Hlm
1. Gejala Serangan H. oryzae .................................................................. …...10
2. Gejal Serangan C. janseana................................................................. …...11
3. Jamur R. oryzae ................................................................................... …...12
4. Gejala Serangan R. oryzae .................................................................. …...13
5.Biakan Murni H. oryzae & Konidia ...................................................... …...40
6.Biakan Murni C. janseana & Konidia .................................................. …...40
7. Biakan Murni R. oryzae & Jamur R. oryzae ......................................... …...41
Syamsiar : Respon Varietas Dan Pupuk Organik Terhadap Intensitas Serangan Penyakit Pada Pertanaman
Padi (Oryza sativa L.) Secara Organik, 2009.
USU Repository © 2009
DAFTAR LAMPIRAN
No
Judul
Hlm
1. Deskripsi Tananman Padi .................................................................... …...47
2. Data Tinggi Tanaman ........................................................................ …...51
3. Jumlah Anakan.................................................................................... …...59
4. Jumlah Anakan Produktif .................................................................... …...66
5. Data Produksi kg/Blok ........................................................................ …...67
6. Data Produksi Ton/ha .......................................................................... …...68
7. Bobot 1000 butir (g) ............................................................................ …...69
8. Indeks Severitas Helminthosporium oryzae Pada Daun ....................... …...70
9. Indeks Severitas Cercospora oryzae Pada Daun…………………………...72
10. Indeks Severitas Rhizopus oryzae Pada Malai……………………………..74
11. Persentase Kehilangan Hasil Akibat Serangan
Helminthosporium oryzae Pada Daun……………………………………...76
12. Persentase Kehilangan Hasil Akibat Serangan Cercospora oryzae
Pada Daun………………………………………………………………….78
13. Persentase Kehilangan Hasil Akibat Serangan Rhizopus oryzae
Pada Malai ......................................................................................... …...80
14. Perhitungan ........................................................................................ …...82
15. Data Kelembaban Dan Suhu ............................................................... …...88
16. Data Curah Hujan ............................................................................... …...89
17. Data Hasil Analisis Pupuk Kandang .................................................... …...90
Syamsiar : Respon Varietas Dan Pupuk Organik Terhadap Intensitas Serangan Penyakit Pada Pertanaman
Padi (Oryza sativa L.) Secara Organik, 2009.
USU Repository © 2009
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Padi adalah salah satu tanaman budidaya terpenting dalam peradaban
manusia. Produksi padi dunia menempati urutan ketiga dari semua serealia setelah
jagung dan gandum. Namun demikian, padi merupakan sumber karbohidrat utama
bagi mayoritas penduduk dunia (Anonima, 2008).
Penyediaan pangan terutama beras, dalam jumlah yang cukup dan harga
terjangkau tetap menjadi prioritas utama pembangunan nasional. Selain makanan
pokok sekitar 95 % juga telah menyediakan lapangan kerja bagi sekitar 20 juta
rumah tangga petani dipedesaan. Tingkat konsumsi beras masyarakat yang tinggi
mendorong
swasembada
pemerintah
beras
untuk
terus-menerus
untuk
mengusahakan
mengantisipasi
terwujudnya
kerawanan
pangan
(Imaningsih, 2006., Puslittan, 2007).
Produksi padi Indonesia pada tahun 2006 adalah 54 juta ton, kemudian
tahun 2007 adalah 57,15 juta ton (angka ramalan III), meleset dari target semula
yang 60 juta ton. Pada tahun 2008 sebesar 59,87 juta ton, namun peningkatan di
perkirakan terjadi karena peningkatan luas panen sebesar 1,96 % dan kenaikan
produktivitas padi 2, 76 % dari 2007 (Santoso, 2009.,Anonima, 2008).
Produksi padi Indonesia pada tahun 2020 diproyeksikan 57,4 juta ton
dengan asumsi tidak ada terobosan teknologi. Jumlah penduduk Indonesia 267
juta jiwa dengan laju pertumbuhan penduduk 1,27 % per tahun. Apabila
konsumen beras per kapita masih tetap 134 kg/tahun. Apabila konsumen beras
Syamsiar : Respon Varietas Dan Pupuk Organik Terhadap Intensitas Serangan Penyakit Pada Pertanaman
Padi (Oryza sativa L.) Secara Organik, 2009.
USU Repository © 2009
perkapita masih setara dengan 65,9 juta ton Gabah Kering Giling (GKG). Bila
produksi padi tidak meningkat, berarti tahun 2020 akan terjadi kekurangan beras
sebanyak 4,5 juta ton atau setara dengan 8,5 juta ton GKG (Effendi, 2006).
Penyebab terjadinya penurunan produktivitas dan efisiensi usaha padi
adalah sebagian besar petani menggunakan benih kualitas rendah dan berlebihan,
bibit relatif tua, penanaman yang intensif diikuti penggunaan pupuk yang tidak
rasional, berkembangnya Organisme Pengganggu Tanaman (OPT), pengusahaan
yang semakin menyempit. Cara pengelolaan lahan yang kurang terpadu,
eksploitasi secara intensif dan terus-menerus mengakibatkan menurunnya
kesuburan dan sifat fisik tanah (Kasijadi dkk, 2007).
Penyakit pada tanaman padi yang disebabkan oleh jamur diantaranya
adalah Bercak coklat (Helminthosporium oryzae B. de Haan.) ., Blast
(Pyricularia oryzae Cav.)., Bercak coklat sempit (Cercospora janseana (Racib.)
O.,Const).,
Hawar
upih
daun
dan
Busuk
batang
disebabkan
oleh
Rhizoctonia solani Kuhn. (Anonim, 2004., Semangun, 1993).
Penyakit penting tanaman padi yaitu bercak coklat disebabkan oleh jamur
Drechslera oryzae, sering menyerang tanah yang kurang subur atau tanah
beririgasi kurang baik. Penyakit blast faktor pemicunya adalah pemupukan N
terlalu tinggi serta curah hujan dan kelembaban tinggi(Andoko, 2002). Penyakit
hawar
pelepah
(Rhizoctonia
solani)
dan
busuk
batang
padi
(Helminthosporium sigmoideum) merupakan penyakit penting pada tanaman padi,
karena keduanya menyebabkan tanaman roboh dan pengisian gabah tak sempurna.
Didapatkan 10 lokasi yang tersebar diberbagai sentra produksi di jawa, dengan
persentase serangan mencapai 48,89 % (Sudir dkk, 2001).
Syamsiar : Respon Varietas Dan Pupuk Organik Terhadap Intensitas Serangan Penyakit Pada Pertanaman
Padi (Oryza sativa L.) Secara Organik, 2009.
USU Repository © 2009
Secara umum, tumbuhan (termasuk tanaman) tidak berdiam diri ketika
diserang patogen. Kenyataannya ada tumbuhan yang imun terhadap mayoritas
patogen. Sistem pertahanan sangat tergantung kepada interaksi inang, patogen,
dan lingkungan (Sinaga, 2001).
Padi sawah, yaitu tanaman padi yang dalam pertumbuhannya memerlukan
air, ditanam ditanah
pembibitan,
persawahan, pekerjaan penanaman padi sawah meliputi
pengolahan tanah,
penanaman,
pemeliharaan tanaman,
dan
pemungutan hasil (Sugeng, 2001).
Pertanian organik merupakan kegiatan bercocok tanam yang akrab dengan
lingkungan. Pertanian organik berusaha meminimalkan dampak negatif bagi alam
sekitar. Ciri utama pertanian organik adalah penggunaan varietas lokal yang relatif
masih alami, diikuti dengan penggunaan pupuk organik dan pestisida organik.
Pertanian organik merupakan tuntutan zaman, bahkan sebagian pertanian masa
depan (Andoko, 2002).
Sehubungan dengan pengaruh kesuburan tanah, penyakit tumbuhan dapat
dibagi menjadi dua golongan. Yang pertama terutama timbul pada tanaman subur,
golongan kedua terutama timbul pada tumbuhan yang lemah (Semangun, 1996).
Berhubungan dengan uraian diatas, maka untuk mengetahui keragaman
jamur patogenik yang menyerang pada tanaman padi (Oryza sativa L.) dengan
sistem pertanian organik, maka perlu dilakukan penelitian ini hingga dapat
menjadi informasi bagi kelanjutan pertanian organik yang lebih menguntungkan
dan ramah lingkungan.
Syamsiar : Respon Varietas Dan Pupuk Organik Terhadap Intensitas Serangan Penyakit Pada Pertanaman
Padi (Oryza sativa L.) Secara Organik, 2009.
USU Repository © 2009
Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui respon varietas dan pupuk organik terhadap intensitas
serangan penyakit pada pertanaman padi (Oryza sativa L.) secara organik.
Hipotesa Penelitian
-
Terdapat beberapa jenis jamur patogen yang menyerang pertanaman padi.
-
Adanya varietas yang tahan terhadap serangan jamur patogenik.
Kegunaan Penelitian
-
Sebagai salah satu syarat untuk dapat memperoleh gelar sarjana di
Departemen Ilmu Hama dan Penyakit Tumbuhan, Fakultas Pertanian
Universitas Sumatera Utara, Medan .
-
Sebagai bahan informasi bagi pihak yang membutuhkan .
Syamsiar : Respon Varietas Dan Pupuk Organik Terhadap Intensitas Serangan Penyakit Pada Pertanaman
Padi (Oryza sativa L.) Secara Organik, 2009.
USU Repository © 2009
TINJAUAN PUSTAKA
Sistematika Tanaman
Menurut Suparyono dan Setyono (1996), klasifikasi ilmiah tanaman padi
adalah sebagai berikut :
Divisio
: Angiospermae
Subdivisio : Spermatophyta
Kelas
: Monocotyledoneae
Ordo
: Poales / Graminaceae
Famili
: Poaceae
Genus
: Oryza
Species
: Oryza sativa L.
Botani Tanaman
Akar padi tergolong akar serabut. Akar yang tumbuh dari kecambah biji
disebut akar utama (primer, rakula). Akar lain yang yang tumbuh di dekat buku
disebut akar seminal. Akar padi tidak memiliki pertumbuhan sekunder sehingga
tidak banyak mengalami perubahan. Akar tanaman padi berfungsi untuk
menopang
batang,
menyerap
nutrisi dan
air,
serta
untuk pernapasan
(Suparyono dan Setyono,1996).
Batang padi bentuknya
bulat, berongga, dan beruas-ruas. Antarruas
dipisahkan oleh buku. Pada awal pertumbuhan, ruas-ruas sangat pendek dan
bertumpuk rapat. Setelah memasuki stadium reproduktif, ruas-ruas memanjang
dan berongga. Oleh karena itu, stadium reproduktif disebut juga stadium
Syamsiar : Respon Varietas Dan Pupuk Organik Terhadap Intensitas Serangan Penyakit Pada Pertanaman
Padi (Oryza sativa L.) Secara Organik, 2009.
USU Repository © 2009
perpanjangan ruas. Ruas batang makin ke bawah makin pendek. Pada buku paling
bawah tumbuh tunas yang akan menjadi batang sekunder. Selanjutnya batang
sekunder menghasilkan batang tersier, dan seterusnya. Peristiwa ini disebut
pertunasan . Pembentukan anakan sangat dipengaruhi oleh unsur hara, sinar, jarak
tanam, dan teknik budidaya (Suparyono dan Setyono, 1996).
Daun padi
berbentuk lanset (sempit memanjang), urat daun sejajar,
memiliki pelepah daun, helai daun, telinga daun, dan lidah daun. Daun yang
paling atas memiliki ukuran pendek dan disebut daun bendera. Daun berwarna
hijau muda sampai hijau tua tergantung varietasnya (Wikipedia, 2009).
Malai terdiri dari 8-10 buku yang menghasilkan cabang-cabang primer.
Dari buku pangkal malai umumnya hanya muncul satu cabang primer dan dari
cabang primer tersebut akan muncul lagi cabang-cabang sekunder. Panjang
sekunder. Panjang malai diukur dari buku terakhir sampai butir gabah paling
ujung. Kepadatan malai adalah perbandingan antarjumlah bunga tiap malai
dengan panjang malai (Suparyono dan Setyono,1996).
Bunga padi tersusun sebagai bunga majemuk dengan satuan bunga berupa
floret, floret tersusun dalam spikelet, khusus untuk padi satu spikelet hanya
memiliki satu floret, Setiap bunga padi memiliki enam kepala sari (anther) dan
kepala putik (stigma) bercabang dua berbentuk sikat botol. Kedua organ seksual
ini umumnya siap reproduksi dalam waktu yang bersamaan. Kepala sari kadangkadang keluar dari palea dan lemma jika telah masak. Dari segi reproduksi, padi
merupakan tanaman penyerbukan sendiri, karena 95% atau lebih serbuk sari
membuahi sel telur tanaman yang sama (Wikipedia, 2009).
Syamsiar : Respon Varietas Dan Pupuk Organik Terhadap Intensitas Serangan Penyakit Pada Pertanaman
Padi (Oryza sativa L.) Secara Organik, 2009.
USU Repository © 2009
Buah padi (gabah) terdiri dari luar yang disebut sekam dan bagian dalam
yang disebut karyopsis. Sekam terdiri dari lemma dan palea. Biji yang sering
disebut beras pecah kulit adalah karyopsis yang terdiri dari lembaga (embrio) dan
endosperm. Endosperm diselimuti oleh lapisan aleuron, tegmen, dan perikarp
(Suparyono dan Setyono,1996).
Syarat Tumbuh
Tanah
Di Indonesia tanah untuk tanaman padi adalah alluvial dan regosol yang
terbentuk dari material induk dan terbentuk di daerah lembab dan agak kering.
Pada dataran rendah padi tumbuh pada tanah alluvial, tanah liat, regosol,
grumosol, podzolik dan latosol dan tanah pertengahan (De data, 1981).
Padi sawah ditanam di tanah berlempung yang berat atau tanah yang
memiliki lapisan keras 30 cm di bawah permukaan tanah yang memiliki lapisan
keras 30 cm di bawah permukaan tanah. Menghendaki tanah lumpur yang subur
dengan ketebalan 18 cm - 22 cm. Kemasaman pH 4,0 - 7,0. Pada prinsipnya tanah
berkapur dengan pH 8,1 - 8,2 tidak merusak padi. Karena mengalami
penggenangan, tanah sawah memiliki lapisan reduksi yang tidak mendukung
oksigen dan pH sawah biasanya mendekati netral (Anonim, 2004).
Iklim
Padi tumbuh di daerah tropis atau subtropik pada 45oLU-45oLS dengan
cuaca panas dan kelembaban tinggi dengan musim hujan 4 bulan. Rata-rata curah
hujan 200 mm/bulan atau 1500-200 mm/tahun. Padi dapat ditanam di musim
kemarau atau hujan. pada musim kemarau produksi meningkat asalkan air irigasi
Syamsiar : Respon Varietas Dan Pupuk Organik Terhadap Intensitas Serangan Penyakit Pada Pertanaman
Padi (Oryza sativa L.) Secara Organik, 2009.
USU Repository © 2009
selalu tersedia. Di musim hujan, walaupun air melimpah produksi dapat menurun
karena penyerbukan kurang intensif. Di dataran rendah padi memerlukan
ketinggian 0 - 650 m dpl dengan temperatur 22 oC - 27 oC, sedangkan didataran
tinggi 650 -1500 m dpl dengan temperatur 19 oC - 23 oC. Tanaman padi
memerlukan penyinaran matahari penuh tanpa naungan (Anonim, 2004).
Padi dapat tumbuh dengan baik didaerah yang berhawa panas dan udara
banyak mengandung uap air. Di negeri kita padi ditanam dari dataran rendah
sampai 1300 m dpl (Sumartono dkk, 1990). Tanaman dapat tumbuh pada daerah
mulai dataran rendah sampai dataran tinggi. Untuk padi sawah, ketersediaan air
yang mampu menggenangi lahan tempat penanaman sangat penting. Tanah sawah
harus memiliki kemampuan menahan air yang tinggi, seperti tanah lempung
(Suparyono dan Setyono, 1997).
Jamur Patogenik Pada Tanaman Padi
Bercak Coklat Sempit (Helminthosporium oryzae B. de Haan.)
Biologi Jamur Penyebab Penyakit
Menurut
Dwidjoseputro
(1978),
jamur
Helminthosporium
oryzae
diklasifikasikan sebagai berikut :
Kingdom
: Myceteae
Divisio
: Amastigomycotae
Sub-divisio
: Deuteromycotina
Kelas
: Deuteromycetes
Ordo
: Moniliales
Famili
: Dematiaceae
Syamsiar : Respon Varietas Dan Pupuk Organik Terhadap Intensitas Serangan Penyakit Pada Pertanaman
Padi (Oryza sativa L.) Secara Organik, 2009.
USU Repository © 2009
Genus
: Helminthosporium
Spesies
: Helminthosporium oryzae
Miselium berwarna coklat kelabu sampai coklat tua di dalam dan diluar
jaringan tanaman sakit dan juga di dalam biakan murni. Konidiofor berwarna
coklat muda sampai coklat kehijauan, makin ke ujung makin muda, mempunyai
panjang dan lebar yang sangat bervariasi tergantung lingkungannya. Konidiofor
mempunyai panjang dan lebar seperti lutut yang khas, yang merupakan titik
melekatnya konidium. Konidium berwarna berwarna coklat, berbentuk kumparan,
kebanyakan agak bengkok, berdinding tebal, bersekat palsu 5-10, dengan ukuran
bervariasi dengan rata-rata 104 x 115,5 m. Pada biakan murni jamur membentuk
peritesium bulat hitam dengan ostiol yang membentuk paruh. Kebanyakan berisi
4-6 askospora (Semangun, 1993).
Gejala Penyakit
Pada daun terdapat bercak-bercak sempit memanjang, berwarna coklat
kemerahan, sejajar dengan ibu tulang daun. Banyaknya bercak makin meningkat
pada waktu tanaman membentuk anakan. Pada serangan yang berat bercak-bercak
terdapat pada upih daun, batang, dan bunga. pada saat tanaman mulai masak
gejala berat dapat terlihat pada daun bendera. Gejala mulai tampak 2-4 minggu
setelah pindah tanam dan gejala paling berat tampak lebih kurang satu bulan
sebelum panen (Semangun, 1993).
Syamsiar : Respon Varietas Dan Pupuk Organik Terhadap Intensitas Serangan Penyakit Pada Pertanaman
Padi (Oryza sativa L.) Secara Organik, 2009.
USU Repository © 2009
Bercak coklat sempit
Gambar 1. Gejala serangan Helminthosporium oryzae
Sumber : Foto langsung
Bercak Coklat (Cercospora janseana (Racib.) O. Const.)
Biologi Jamur Penyebab Penyakit
Menurut Alexopoulus and Mims (1979), jamur Cercospora sp di
klasifikasikan sebagai berikut :
Kingdom
: Myceteae
Divisio
: Amastigomycotae
Sub-divisio
: Deuteromycotina
Kelas
: Deuteromycetes
Sub-kelas
: Hypomycetidae
Ordo
: Moniliales
Famili
: Dematiaceae
Genus
: Cercospora
Spesies
: Cercospora sp.
Syamsiar : Respon Varietas Dan Pupuk Organik Terhadap Intensitas Serangan Penyakit Pada Pertanaman
Padi (Oryza sativa L.) Secara Organik, 2009.
USU Repository © 2009
Koniadia berwarna coklat, keluar melalui mulut kulit, sendiri-sendiri atau
berkumpul sampai 3, dengan ukuran 88-140 m x 4-5 m. Konidium berbentuk
gada terbalik, bersekat 3-10 dengan ukuran 20-60 m x 5 m (Semangun, 1993).
Gejala Penyakit
Penyakit dapat timbul pada semai pada semai, daun dan buah. Pada daun
tanaman yang sudah besar terjadi bercak-bercak coklat agak bulat. Bercak-bercak
kecil berwarna coklat tua atau coklat ungu, bercak yang besar tepinya berwarna
coklat tua, tetapi bagian tengahnya dapat berwarna kuning pucat, putih kotor,
coklat atau kelabu. Kadang-kadang bercak mempunyai halo kuning. Daun sakit
keras dapat menjadi kering. Jika keadaan membantu, batang dan tangkai bulir
dapat terjangkit. Infeksi ini dapat menyebabkan patahnya bagian-bagian tadi dan
menjadi keriputnya biji-biji (Semangun,1993).
Bercak coklat
Gambar 2. Gejala serangan Cercospora janseana
Sumber : Foto langsung
Penyakit Malai / Gabah Padi
Biologi Jamur Penyebab Penyakit
Syamsiar : Respon Varietas Dan Pupuk Organik Terhadap Intensitas Serangan Penyakit Pada Pertanaman
Padi (Oryza sativa L.) Secara Organik, 2009.
USU Repository © 2009
Menurut Alexopoulus and Mims (1979), jamur Rhizopus sp. di
klasifikasikan sebagai berikut :
Kingdom
: Myceteae
Divisio
: Amastigomycotae
Sub-divisio
: Eumycotina
Kelas
: Zygomycetes
Ordo
: Mucorales
Famili
: Mucoraceae
Genus
: Rhizopus
Spesies
: Rhizopus sp.
Beberapa spesies hidup sebagai saprofit dan beberapa spesies lainnya
hidup sebagai parasit pada tumbuh-tumbuhan. Semula miseliumnya tampak
seperti kapas, lama-kelamaan koloni menjadi berwarna kehitam-hitaman karena
banyaknya sporangium dan spora (Dwidjoseputro, 1978).
Miselium di luar jaringan tanaman berbentuk kasar, menjadi kecoklatan
warnanya. Terdapat banyak rizoid (bentuk seperti akar) dan sporangiofor dalam
kelompok-kelompok., sporangia bulat kehitaman. Zigospora hitam dengan bintilbintil yang bulat (Streets, 1980)
Syamsiar : Respon Varietas Dan Pupuk Organik Terhadap Intensitas Serangan Penyakit Pada Pertanaman
Padi (Oryza sativa L.) Secara Organik, 2009.
USU Repository © 2009
Gambar 3. Jamur Rhizopus oryzae
Sumber : http://www.uq.edu.au/_school_science_lessons//9.196.1GIF8.
Gabah yang terserang
Gambar 4. Gejala serangan Rhizopus oryzae
Sumber : Foto langsung
Pengendalian Penyakit
Pengendalian dapat dilakukan dengan meningkatkan budidaya tanaman
yakni dengan cara agronomi yang baik, pengairan yang cukup, pemupukan yang
berimbang dan waktu penanaman yang tepat, pemakaian varietas resisten.
Melakukan sanitasi dan pergiliran tanaman, memberikan perawatan kepada benih,
tidak memakai benih dari tempat-tempat terjangkit. Serta dengan penyemprotan
dengan fungisida (Semangun, 1993., Sudarmo, 1995).
Pertanian Organik
Pertanian
meningkatkan
organik adalah sistem manajemen produksi holistik yang
dan
mengembangkan
kesehatan
agro-ekosistem,
termasuk
keragaman hayati, siklus biologi, dan aktivitas biologi tanah. Pertanian organik
menekankan penggunaan praktek manajemen yang lebih menggunakan masukan
Syamsiar : Respon Varietas Dan Pupuk Organik Terhadap Intensitas Serangan Penyakit Pada Pertanaman
Padi (Oryza sativa L.) Secara Organik, 2009.
USU Repository © 2009
setempat, hal ini dapat dicapai dengan menggunakan cara-cara kultural, biologis,
mekanis, yang merupakan kebalikan dari pengguna bahan-bahan sintetis untuk
memenuhi fungsi spesifik dalam sistem (BSN, 2002).
Padi organik adalah padi yang disahkan oleh sebuah badan independen,
untuk ditanam dan diolah menurut standar ”organik” yang di tetapkan. Pada
umumnya yang diterapkan pada padi sawah :
1. Tidak ada pestisida dan pupuk dari bahan kimia sintesis atau buatan yang
telah digunakan.
2. Kesuburan tanah dipelihara melalui proses ”alami” seperti penanaman
tumbuhan penutup atau penggunaan pupuk kandang yang dikompos dan
limbah tumbuhan.
3. Tanaman dirotasikan di sawah untuk menghindari penanaman tanaman
yang sama dari tahun ke tahun di sawah yang sama.
4. Pergantian bentuk-bentuk bukan kimia dari pengendalian hama misalnya
serangga yang bermanfaat untuk memangsa hama, jerami setengah busuk
untuk menekan gulam, dan lain-lain. Digunakan untuk mengendalikan
serangga, penyakit dan gulma.
(Bawolye dan Syam, 2006).
Keunggulan utama beras organik dibandingkan beras biasa (ditanam
dengan aplikasi pupuk buatan dan pestisida kimia) adalah relatif aman untuk
dikonsumsi. Selain itu, rasa nasi dari beras organik lebih empuk dan pulen
(Andoko, 2002).
Pertanian organik tidak hanya memikirkan kelestarian lingkungan saja,
tetapi juga memandang bahwa pengingkatan produksi tinggi bukan sebagai tujuan
Syamsiar : Respon Varietas Dan Pupuk Organik Terhadap Intensitas Serangan Penyakit Pada Pertanaman
Padi (Oryza sativa L.) Secara Organik, 2009.
USU Repository © 2009
utama bertani. Dari hasil penelitian Vardaya (2007) menunjukkan bahwa hasil
produksi dari pertanian organik lebih besar dari pada pertanian modern. Akan
tetapi perlu dicatatan bahwa hasil yang baik dari pertanian organik ini didapat
setelah melewati masa peralihan sekitar dua sampai empat tahun. Dalam
penyebarannya terdapat beberapa kendala seperti ada kesadaran dari pemerintah,
kebiasaan dan kenyamanan petani akan pertanian modern, hasil yang sedikit dari
masa peralihan, dan juga petani penggarap maka harus izin kepada pihak pemilik
(Vardaya, 2007).
Pupuk Organik
Menurut pakar Rusia, cairan tanaman yang dipupuk
dengan pupuk
organik lebih bersifat bakterisida dari pada tanaman yang tidak dipupuk dengan
bahan organik. Senyawa kandungan humus mendorong tanaman lebih tahan
terhadap serangan hama dan penyakit (Sutanto, 2002).
Pupuk organik dan pupuk hayati mempunyai berbagai keunggulan nyata
dibanding pupuk kimia. Berdaya ameliorasi ganda dengan bermacam-macam
proses yang saling mendukung. Bekerja menyuburkan tanah, memperbaiki
struktur tanah, menaikkan daya serap tanah terhadap air, menaikkan kondisi
kehidupan di dalam tanah
dan sebagai sumber zat makanan bagi tanaman
(Sutanto, 2002., Lingga dan Marsono, 2007).
Pupuk kandang adalah pupuk yang berasal dari kandang ternak, baik
berupa kotoran padat (feses) yang bercampur sisa makanan, maupun air kencing
(urine). Kompos merupakan hasil dari pelapukan bahan-bahan berupa dedaunan,
jerami, alang-alang, rumput, kotoran hewan, sampah kota, dan sebagainya.
Kandungan utama dengan kadar tertinggi dari kompos adalah bahan organik yang
Syamsiar : Respon Varietas Dan Pupuk Organik Terhadap Intensitas Serangan Penyakit Pada Pertanaman
Padi (Oryza sativa L.) Secara Organik, 2009.
USU Repository © 2009
mujarab dan terkenal manjur untuk memperbaiki kondisi tanah. Susunan hara dari
kompos memang tidak pernah tetap, ditentukan oleh bahan yang dikomposkan,
cara pengomposan, dan cara penyimpanannya(Lingga dan Marsono, 2007).
Tabel 1. Kandungan pupuk kandang kambing dan pupuk kandang sapi
Parameter
Satuan
Pupuk Kandang Kambing
Pupuk Kandang Sapi
Nitrogen
%
0.41
0.95
C-organik
%
4.17
7.64
C/N
---
10.17
8.04
P2O5 eks.HCl
%
0.29
0.41
K2O eks HCL
%
5.926
6.553
pH H2O
---
7.61
7.26
Sumber : Laboratorium Riset & Teknologi FP-USU
Tabel 2. Kandungan pupuk kompos
Parameter
C
N
C/N
P2O5
K2O
Mg
CaO
Fe
Zn
Satuan
%
%
%
%
%
%
%
Ppm
Ppm
PANSU
Kompos
PANSU
14.42
2.1
7.17
0.96
0.02
0.173
0.186
800
484
Sumber : Yayasan Pertanian Alternatif Nusantara ( PANSU), Medan.
Syamsiar : Respon Varietas Dan Pupuk Organik Terhadap Intensitas Serangan Penyakit Pada Pertanaman
Padi (Oryza sativa L.) Secara Organik, 2009.
USU Repository © 2009
BAHAN DAN METODA
Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di lahan pertanian masyarakat di Dusun 7
Kampung Benar Desa Kuta Pari Kecamatan Pantai Cermin Kab.Serdang Begadai
dengan ketinggian ± 5 m dpl dan di Laboratorium penyakit tanaman Fakultas
Pertanian Universitas Sumatera Utara dengan ketinggian tempat ± 25 m dpl.
Penelitian ini dilaksanakan pada Oktober 2008 sampai Maret 2009.
Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah lahan sawah pertanian
padi organik, benih padi, pupuk organik, air, bagian tanaman padi yang terserang
penyakit, Potato Dextrose Agar (PDA), aquades steril, kloroks, alkohol 96 %,
metil blue, minyak imersi dan bahan-bahan yang dibutuhkan lainnya.
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah bajak, parang, alat
pengatur jarak tanam, patok sampel, tempurung kelapa, sosrok, cawan petri,
jarum inokulasi, kotak inokulasi, erlenmeyer, gelas ukur, beaker glass, corong
gelas, kain muslim, autoklave, oven, inkubator, kompor gas, mikroskop, objek
glass, deck glass, aluminium foil, kapas, tissue, pisau, timbangan, gunting, label
nama, alat tulis dan alat pendukung lainnya.
Metode Penelitian
Syamsiar : Respon Varietas Dan Pupuk Organik Terhadap Intensitas Serangan Penyakit Pada Pertanaman
Padi (Oryza sativa L.) Secara Organik, 2009.
USU Repository © 2009
Penelitian ini menggunakan Rancangan Petak Terpisah (RPT) yang di
teliti dengan dua faktor perlakuan, yaitu :
1. Faktor yang diteliti sebagai petak utama (Main Plot) adalah pemberian
pupuk organik (P) dengan empat taraf :
P0 = Tanpa Pupuk
P1 = Pupuk Kandang Sapi
P2 = Pupuk Kandang Kambing
P3 = Kompos PANSU
2. Faktor yang diteliti sebagai anak petak (Sub Plot) adalah Varietas Padi (V)
terdiri atas empat varietas :
V1 = Varietas Pandan Wangi
V2 = Varietas Sarinah
V3 = Varietas Batang Gadis
V4 = Varietas Ciherang
Jumlah kombinasi perlakuan 4 x 4 = 16 Kombinasi :
P0V1
P1V1
P2V1
P3V1
P0V2
P1V2
P2V2
P3V2
P0V3
P1V3
P2V3
P3V3
P0V4
P1V4
P2V4
P3V4
Jumlah ulangan
:3
a (r-1) (b-1) ≥ 15
4(r-1) (4-1) ≥ 15
12r-12 ≥ 15
r ≥ 27/12
Syamsiar : Respon Varietas Dan Pupuk Organik Terhadap Intensitas Serangan Penyakit Pada Pertanaman
Padi (Oryza sativa L.) Secara Organik, 2009.
USU Repository © 2009
r ≥ 2,25
r=3
Jarak tanam
: 40 cm
Panjang plot
: 260 cm
Lebar plot
: 460 cm
Panjang blok
: 860 cm
Lebar blok
: 1160 cm
Jumlah tanaman/lubang tanam : 1 tanaman
Jumlah tanaman sampel
: 240 tanaman
Jumlah tanaman per plot
: 50 tanaman
Jumlah tanaman seluruhnya
: 2400 tanaman
Jumlah plot
: 48 plot
Luas lahan
: 465 m2
Model linier yang diasumsikan untuk Rancangan Petak Terpisah (RPT)
adalah :
Yijk
=
+ j + j + ij + k + (
)jk + ijk
Dimana :
Yijk
= data pengamatan yang disebutkan pupuk organik (main plot) ke-j dan
sub ke-k pada blok ke-i
= rata-rata
j
= efek blok ke-i
j
= efek pupuk organik ke-i
ij
= efek error yang disebabkan main plot ke-j pada blok ke-i
k
= efek sub plot ke-k
Syamsiar : Respon Varietas Dan Pupuk Organik Terhadap Intensitas Serangan Penyakit Pada Pertanaman
Padi (Oryza sativa L.) Secara Organik, 2009.
USU Repository © 2009
(
)jk = efek intertaksi dari main plot ke-j dengan sub plot ke-k
ijk
= efek error yang disebabkan main plot ke-j dan sub plot ke-k pada blok
ke-i.
Data hasil penelitian yang berpengaruh nyata dilanjutkan dengan uji beda
rataan berdasarkan Uji Jarak Berganda Duncan (DMRT) pada taraf 5 %
(Bangun, 1991).
Pelaksanaan Penelitian
Persiapan Areal Penanaman
Areal penanaman di bajak sehingga tanah menjadi lumpur dan di ratakan
.dan dimasukkan air sehingga terendam selama seminggu. Sehari sebelum
penanaman lahan di keringkan sehingga memudahkan pada saat penanaman.
Persiapan Media Semai
Media tanam untuk penyemaian yaitu tanah diambil dari tanah sawah
yang telah diolah. Tempurung kelapa dilapisi selembar daun pisang kemudian
tanah di masukkan ke dalam tempurung kelapa 2/3 bagian, kemudian di sediakan
abu sisa pembakaran sekam padi yang ditaburkan secara merata di atasnya setebal
2-3 mm.
Penyemaian
Benih padi direndam dengan air selama 24 jam. Kemudian diendapkan
selama ± 36 jam. Selanjutnya benih di taburkan di atas media tanam yang telah
disediakan dengan jarak yang tidak terlalu rapat.
Penanam
Penanaman dilakukan setelah persemaian berumur 7 hari. Penanaman
dilakukan dengan sistem SRI ( System of Rice Intensification ). Penanaman
Syamsiar : Respon Varietas Dan Pupuk Organik Terhadap Intensitas Serangan Penyakit Pada Pertanaman
Padi (Oryza sativa L.) Secara Organik, 2009.
USU Repository © 2009
dilakukan langsung sebanyak satu semai perlubang tanam, Peletakan semai tidak
boleh terlalu dalam, maksimal 1 cm. Dengan jarak tanam 40 cm x 40 cm
Pemeliharaan Tanaman
Penyulaman
Penyulaman dilakukan pada tanaman mati atau karena faktor kondisi
lingkungan, dilakukan dalam masa seminggu setelah tanam.
Penyiangan
Penyiangan dilakukan dengan penggunaan alat sosrok dan secara manual,
hal ini dilakukan untuk menghindari terjadinya perebutan unsur hara dari dalam
tanah. Penyiangan disesuaikan dengan kondisi lahan.
Pemupukan
Pemupukan diberikan dengan dosis 5 ton/ha, ½ diberikan pada pemupukan
dasar, ¼ pada pemupukan kedua dan ¼ pada pemupukan ke tiga. Pemupukan
dasar dilakukan
setelah pengolahan lahan, 4 hari sebelum penanaman.
Pemupukan kedua pada saat tanaman berumur 23 hari hst. Kemudian pemupukan
ketiga pada 38 hari setelah tanam. Dan ditambah dengan Pupuk Pelengkap Cair
(PPC) organik yang dibuat sendiri, yang diberikan setiap minggu, selama 7 kali
dari minggu kedua setelah tanam.
Pengendalian Hama
Pengendalian dilakukan dengan melihat gejala serangan di lapangan, bila
membutuhkan pengendalian maka pengendalian dilakukan secara hayati, seperti
secara mekanis dan pelestarian musuh alami.
Syamsiar : Respon Varietas Dan Pupuk Organik Terhadap Intensitas Serangan Penyakit Pada Pertanaman
Padi (Oryza sativa L.) Secara Organik, 2009.
USU Repository © 2009
Pemanenan
Pemanenan dilakukan pada saat 80 % butir gabah sudah menguning,
tangkainya sudah merunduk karena sarat dengan butir gabah bernas. Bagian
bawah malai masih terdapat sedikit gabah hijau.
Pembuatan PDA
Kentang dikupas dan dicuci bersih lalu ditimbang 250 gr, lalu kentang
dipotong seperti dadu kecil. kemudian dimasak dengan aquades steril 500 ml pada
api kecil selama 30 menit. Kemudian disaring ekstraknya dengan kain muslim
sampai volume 500 ml. Pada waktu yang sama aquades steril dipanaskan
sebanyak 500 ml bersama dengan agar sebanyak 20 gr, lalu ditambahkan lagi
kedalamannya dextrose 20 gr. Setelah itu ekstrak kentang dan agar dimasukkan ke
dalam erlenmeyer 1 liter, lalu ditambahkan ke dalamnya sedikit streptomycin
sebagai anti bakteri, setelah itu erlenmeyer ditutup dengan aluminium foil, lalu
dimasukkan ke dalam autoklaf untuk disterilkan selama 15 menit dengan suhu 121
ºC-124 ºC pada tekanan 1,25 atm. Setelah di autoklaf, PDA dibiarkan dahulu
dalam udara terbuka hingga panasnya menjadi hangan kuku, lalu dimasukkan ke
dalam lemari es dengan suhu 4 ºC-10 ºC.
Isolasi Jamur
Diambil bagian tanaman padi yang terinfeksi kemudian dibersihkan
dengan menggunakan aquades steril, digunting bagian yang akan dibiakkan, lalu
disterilkan dengan khloroks 0,1 % selama ± 15-30 detik, potongan tersebut
diambil dengn pinset steril dan dicuci dengan air lalu dikeringanginkan di atas
tissue. Selanjutnya bagian tanaman yang terserang tersebut dibiakkan dalam
media PDA, dimana tiap petridish ditanam secara three point dan dibiarkan
Syamsiar : Respon Varietas Dan Pupuk Organik Terhadap Intensitas Serangan Penyakit Pada Pertanaman
Padi (Oryza sativa L.) Secara Organik, 2009.
USU Repository © 2009
sampai miselium jamur tumbuh pada media biakan tersebut. Kemudian diisolasi
kembali ke dalam media biakan baru sampai diperoleh biakan murni
(Agrios, 1978).
Identifikasi Jamur
Jamur yang tumbuh di media biakan murni diamati di bawah mikroskop
untuk diidentifikasi.
Peubah Amatan
Jumlah Anakan Tanaman Padi
Jumlah anakan dihitung mulai dari minggu pertama setelah tananam
sampai masa primordia, tanaman berumur ± 56 hari, dihitung setiap minggu.
Tinggi Tanaman Padi
Tinggi tanaman diukur mulai dari minggu pertama sampai masa keluar
bulir, tanaman berumur 65 hari, diukur setiap minggu.
Produksi Tanaman
Setelah tanaman dipanen, ditimbang bobot tanaman per plot dan
selanjutnya dikalkulasikan dalam hasil skala perhektar.
Berat Gabah Kering 1000 Butir (gr)
Dihitung gabah padi, kemudian ditimbang bobot padi 1000 butir per plot.
Jenis-Jenis Jamur Patogenik yang Menyerang
Pengamatan dilakukan pada tanaman padi dilahan percobaan. Dengan
melihat secara langsung serangan jamur patogenik pada tanaman padi.
Perkembangan penyakit di amati setiap minggu sampai tanaman berumur 89 hari.
Syamsiar : Respon Varietas Dan Pupuk Organik Terhadap Intensitas Serangan Penyakit Pada Pertanaman
Padi (Oryza sativa L.) Secara Organik, 2009.
USU Repository © 2009
Di catat jenis-jenis jamur yang menyerang. Sampel penyakit yang didapat di
biakkan di laboratorium.
Indeks Severitas Serangan Jamur Patogenik
Pengamatan dilakukan seminggu sekali, dimulai pada minggu pertama hst
sampai tanaman berumur 89 hari.
Indeks severitas serangan jamur H. oryzae dan C. janseana dihitung
dengan rumus :
Indeks Severitas = 1(N1) + 5(N3) + 20 (N5) + 50 (N7) + 100(N9) x 100 %
N
Keterangan :
N1 adalah jumlah rumpun terserang dengan skor 1... dst.
N adalah jumlah semua rumpun yang diamati
Ta