1
BAB 1 PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Anak merupakan individu yang berada dalam satu rentang perubahan perkembangan yang dimulai dari bayi hingga remaja. Masa anak merupakan masa
pertumbuhan dan perkembangan yang dimulai dari bayi 0-1 tahun, usia bermaintoddler 1-2,5 tahun, pra sekolah 2,5-5 tahun , usia sekolah 5-11 tahun
hingga remaja 11-18 tahun Azis, 2005. Data dari Badan Pusat Statistik BPS jumlah anak Indonesia tahun 2010
yakni penduduk Indonesia berusia 0-17 tahun mencapai 82,1 juta jiwa atau sebesar 33,4 dari jumlah penduduk Indonesia yang berjumlah 237,6 juta jiwa.
Hal yang akhir-akhir ini sangat mengkhawatirkan bangsa ini khususnya mengenai kesejahteraan anak adalah kasus kekerasan yang sangat banyak terjadi di seluruh
pelosok negeri.
Peningkatan korban
kekerasan pada
anak semakin
mengkhawatirkan di dunia bahkan di Indonesia. Kekerasan yang dialami anak- anak bukan hanya kekerasan berupa penelantaran atau pemukulan tetapi juga
kekerasan seksual. Menurut WHO 2014 sekitar 25-50 anak mengalami kekerasan fisik, 20 perempuan mengalami kekerasan seksual dan 5-10 laki-
laki mengalami kekerasan seksual. Menurut data Komisi Nasional Pelindungan Anak Komnas Anak hingga Oktober 2013 tercatat 2.792 kasus pada anak, 1.424
kekerasan dan sekitar 52 adalah kekerasan seksual. Menurut The National Child Traumatic Stress Network 2007 kekerasan
seksual pada anak adalah semua interaksi antara anak dan orang dewasa atau
1
Universitas Sumatera Utara
2
dengan anak lainnya dimana anak digunakan untuk rangsangan seksual oleh pelaku. Kekerasan seksual dapat mencakup perilaku menyentuh dan tidak
menyentuh. Perilaku menyentuh diantaranya adalah menyentuh vagina atau penis, dada atau bokong, kontak oral-genital atau hubungan seksual. Perilaku tidak
menyentuh diantaranya veyeurism, exhibitionism dan menunjukkan pornografi. Sesuai dengan yang diungkapkan oleh NCTSN International Rescue Committee
2012 juga menambahkan bahwa menunjukkan area tertentu, menunjukkan area tertentu anak, mengeksploitasi anak di prostitusi atau untuk pornografi juga
merupakan kekerasan seksual. Menurut Holmes Slap 1998, dalam Sharon 2005 kekerasan seksual juga mengacu pada perilaku orang dewasa terhadap
anak-anak seperti mencumbu, melakukan tindakan sodomi. Kekerasan yang dialami oleh anak akan menimbulkan banyak dampak
negatif bagi anak, seperti yang diungkapkan oleh WHO 2014 efek jangka panjang anak yang mengalami kekerasan alah kerusakan fisik, gangguan mental,
hubungan yang buruk, bahkan akan menyebabkan pertumbuhan sosial dan ekonomi negara yang buruk.
Maltz 2002 dalam Hall Hall, 2011 menyebutkan bahwa kekerasan seksual yang terjadi masa anak-anak melanggar hak dasar hidup manusia. Anak-
anak seharusnya memiliki pengalaman seksual pada waktu masa perkembangan yang tepat dan berada dalam kontrol anak. Pada saat kekerasan seksual terjadi
pada masa anak-anak bisa menghalangi pertumbuhan sosial anak dan banyak menyebabkan banyak masalah psikososial.
Universitas Sumatera Utara
3
Kekerasan seksual yang dialami anak bisa memberi dampak yang buruk bagi anak. Menurut Afifi 2012, dalam Sandra et all 2012 menyatakan bahwa efek
dari kekerasan seksual pada anak antara lain, anxiety disorder, depresi, gangguan tidur, penyalahgunaan obat-obatan dan Post Traumatic Stress Disorder.Menurut
Briere Eliot 2003; Fater dan Mullaney 2000 dalam Thomas et al, 2012 Anak laki-laki yang mengalami kekerasan seksual oleh pemuka agama akan berdampak
anak tersebut akan kehilangan spiritualitasnya, tidak percaya pada orang tua, saudara kandung dan support system, meninggalkan mereka dengan harga diri
yang negatif dan menyalahkan diri sendiri. Cruise 2004 menyatakan bahwa anak perempuan cenderung menjadi korban
kekerasan seksual, meskipun diyakini bahwa anak laki-laki cenderung tidak melaporkan pelecehan yang dialami dibandingkan anak perempuan.
Purcell, Mallow, Dolezal Carballo-Dieguez 2004 dalam Wilson dan Widom, 2010 menyatakan laki-laki yang melakukan hubungan seksual dengan
laki-laki melaporkan tingkat kekerasan seksual pada masa kecil kira-kira tiga kali lebih tinggi dibanding laki-laki pada umumnya.
Penelitian Kurniawati 2013 menerangkan bahwa penyebab tindakan kekerasan seksual pada anak adalah kemiskinan, retardasi mental, balas dendam
pelaku dan ingin membuat malu keluarga, adanya kesempatan, korban takut ancaman pelaku, kurang pengawasan orang tua dan kurangnya pengetahuan
tentang kesehatan reproduksi.
Universitas Sumatera Utara
4
2. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengalaman anak perempuan usia remaja terhadap kekerasan seksual yang pernah dialaminya.
3. Manfaat Penelitian
Ada 4 manfaat penelitian ini, antara lain bagi pendidikan keperawatan, pelayanan keperawatan, keluarga dan penelitian selanjutnya.
1. Pendidikan Keperawatan
Penelitian ini diharapkan berguna untuk pendidikan keperawatan yakni memberi pengetahuan bagi pendidikan keperawatan gambaran anak yang
mengalami trauma dan bagaimana tumbuh kembangnya setelah mengalami kekerasan seksual.
2. Pelayanan Keperawatan
Penelitian ini diharapkan memberi gambaran tentang bagaimana pengalaman anak pasca trauma kekerasan seksual yang dialaminya
sehingga penelitian ini bisa menjadi landasan pemberian implementasi pada anak korban kekerasan seksual.
3. Keluarga dan Masyarakat
Penelititan ini diharapkan memberi gambaran pada keluarga dan masyarakat seperti apa sebaiknya memperlakukan anak korban kekerasan
seksual. Serta memberi informasi pada orang tua untuk membantu anak dalam proses penyembuhan trauma yang dialaminya.
Universitas Sumatera Utara
5
4. Penelitian selanjutnya
Diharapkan peneliti selanjutnya meneliti usia dewasa yang pernah menjadi korban kekerasan seksual pada masa anak-anak dan diharapkan
juga untuk peneliti selanjutnya untuk mengembangkan suatu model perawatan yang bisa cocok digunakan untuk meminimalisir stress pasca
trauma yang dialami anak.
Universitas Sumatera Utara
6
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA