Total Dissolve Solid TDS dan Total Suspended Solid TSS Validasi Metode

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada penelitian ini, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut : 1. Konsentrasi Total Dissolve Solid TDS pada titik B1, B2, C, D, E, F, G, H dan I yaitu masing- masing sebesar 32.999 ppm, 28.774ppm, 32.299 ppm, 35.552 ppm, 30.628 ppm, 27.868 ppm, 36.642 ppm, 36.417 ppm dan 36.286 ppm. 2. Konsentrasi Total Suspended Solid TSS pada titik B1, B2, C, D, E, F, G, H dan I yaitu masing- masing sebesar 96 ppm, 118 ppm, 90 ppm, 85 ppm, 111 ppm, 74 ppm, 74 ppm, 67 ppm dan 64 ppm. Berdasarkan Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Tahun 2004, baku mutu konsentrasi Total Suspended Solid TSS yaitu berada pada rentang 23,77- 80,07 ppm. Hasil analisis kadar Total Suspended Solid TSS pada air laut di perairan Teluk Lampung pada semua titik berada di atas baku mutu. 3. Konsentrasi Total Dissolve Solid TDS dan Total Suspended Solid TSS pada air laut dipengharui oleh limbah-limbah dari berbagai kegiatan yang terdapat disekitar Teluk Lampung, baik limbah industri, limbah rumah tangga, limbah perdagangan dan limbah pariwisata. 4. Analisis kadar Total Dissolve Solid TDS dan Total Suspended Solid TSS pada sampel air laut dapat dilakukan dengan menggunakan metode Gravimetri karena pada analisis dengan metode merupakan metode yang lebih sederhana dan sangat sering digunakan.

B. Saran

Keberadaan kadar Total Dissolve Solid TDS dan Total Suspended Solid TSS yang telah melebihi baku mutu yang ditetapkan oleh Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Tahun 2004, secara langsung memiliki dampak negatif terhadap biota perairan maupun kesehatan masyarakat yang tinggal disekitar Teluk Lampung. Untuk selanjutnya, perlu dilakukan penelitian lanjutan mengenai Total Dissolve Solid TDS dengan menggunakan alat TDS meter portable In situ. Sedangkan untuk pengukuran Total Suspended Solid TSS pada metode Gravimetri pada proses penyaringan menggunakan membran dengan diameter 0,45µm. DAFTAR PUSTAKA Achmad, R. 2004. Kimia Lingkungan. Penerbit Andi. Yogyakarta. Alaerts, G. 1984. Metode Penelitian Air. Usaha Nasional. Surabaya. Amalia.2002. Studi Pencemaran Sungai Ciliwung oleh Limbah Cair Industri. FKM-UI. Depok. American Public Health Association APHA. 2005. Standard Methods for The Examination of Water and Waste Water Including Bottom Sediment and Sludges. Publ. Health Association Inc, New York. Hal: 1296. Angel, H. and Wolseley, P. 1992. The Family of WaterNaturalist. Bloomsbury Books, London. Anonim 1. Kesadahan Air. Wikipedia, 2011.diakses tanggal 4 November 2014.dalam http:id.wikipedia.orgwikiKesadahan_air. Anonim 2. 2010. Total Dissolve Solid. Diakses tanggal 4 November 2014. Dalam http:en.wikipedia.orgwiki Total_dissolve_solid. Anonim 3. 2010. Dampak TDS pada Kualitas Perairan. Diakses Pada Tanggal 26 Juni 2014 pukul 19.00 WIB. http:en.wikipedia.orgwiki Total_dissolved_solids. Aswandy, I. Pratiwi, R. 2010. Keanekaragaman fauna krustasea pada ekosistem lamun Teluk Lampung. Dalam: Pramudji, Fahmi Ruyitno editor Status sumber daya laut di perairan Teluk Lampung. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. Jakarta. Hal. 40-50. ATLAS. 1999. Sumber daya Wilayah Pesisir Lampung. Kerjasama Pemerintah Daerah Propinsi Lampung dengan Proyek Pesisir Lampung. Bandar Lampung. Hal 1-4. Boyd, C.E. 1982. Water Quality Management for Pond Fish Culture. Elsevier Scientific Publishing Company. New York. Boyd, C.E. 1988. Water Quality in Warmwater Fish Pond. Forth Printing. Alabama, USA : Agricultural Experiment Station, Auburn University.