Teknik Analisis Data METODOLOGI PENELITIAN

Keterangan : = Rata-rata persentase jawaban pertanyaan pada angket = Jumlah persentase jawaban pertanyaan total pada angket = jumlah pertanyaan pada angket. g. Menafsirkan persentase angket dengan menggunakan tafsiran Arikunto 1997 Tabel 3.2. Tafsiran persentase angket Persentase Kriteria 80,1-100 Sangat tinggi 60,1-80 Tinggi 40,1-60 Sedang 20,1-40 Rendah 0,0-20 Sangat rendah 3. Teknik analisis butir soal Analisis kualitatif biasa disebut validitas logis logical validity, analisis ini di- lakukan sebelum soal digunakan untuk melihat kelayakan suatu soal lihat ins- trumen validasi ahli. Analisis kuantitatif biasa disebut validitas empiris empi- rical validity yang dilakukan untuk melihat berfungsi tidaknya suatu soal, setelah soal diujicobakan ke sampel yang representatif. Hal yang diperhatikan dalam va- liditas isi suatu soal yaitu: a. Menentukan tingkat kesukaran dapat dinyatakan melalui proporsi menjawab benar p, yaitu dengan menghitung jumlah peserta tes yang menjawab benar pada butir yang dianalisis berbanding jumlah seluruh peserta tes, rumusnya adalah: p = Mulyasa, 2009 Keterangan : p = tingkat kesukaran butir soal x = banyak peserta tes yang menjawab benar i X  in X n Sm = Skor maksimum N = jumlah peserta tes b. Selanjutnya menentukan daya pembeda dengan persamaan: D = - Mulyasa, 2009 Keterangan : D = indeks daya pembeda soal ∑ A = Jumlah peserta tes kelompok atas yang menjawab benar ∑ B= Jumlah peserta tes kelompok bawah yang menjawab benar n A = Jumlah peserta tes kelompok atas n B = Jumlah peserta tes kelompok bawah c. Menentukan kategori daya pembeda dari tingkat kesukaran setiap soal menurut Nitko dalam Mulyasa 2009: Tabel 3.3. Tafsiran daya pembeda dengan tingkat kesukaran soal Tingkat kesukaran Nilai p D maksimum Kriteria Daya Pembeda Rekomendasi Sangat mudah 1.00 0.00 Sangat rendah Dibuang 0.90 0.20 Rendah Direvisi Mudah 0.80 0.40 Tinggi Digunakan 0.70 0.60 Sangat tinggi Digunakan Sedang 0.60 0.80 0.50 1.00 0.40 0.80 Sukar 0.30 0.60 0.20 0.40 Tinggi Digunakan Sangat sukar 0.10 0.20 Rendah Direvisi 0.00 0.00 Sangat rendah Dibuang d. Selanjutnya dihitung proporsi pengecoh pada soal pilihan jamak, dengan mengukur jumlah pemilih setiap opsi jawaban melalui penentuan jumlah respon peserta tes terhadap masing-masing opsi ∑ alternatif jawaban A = Jumlah peserta tes menjawab opsi A Mulyasa, 2009 Jumlah peserta tes Kemudian, ulangi untuk mengetahui proporsi pemilih opsi B, C, D dan E. Suatu pengecoh dapat dikatakan berfungsi dengan baik jika minimal dipilih oleh 5 peserta tes. Berikut tafsirannya Rosidin, 2013 e. Selanjutnya menentukan tafsiran setiap opsi jawaban Tabel 3.4. Tafsiran proporsi opsi jawaban pilihan jamak Kriteria Validitas Opsi Klasifikasi Tafsiran Proporsi Jawaban 0.000-0.010 Kurang Dibuang 0.011-0.050 Cukup Direvisi 0.051-1.000 Baik Dipakai f. Menentukan validitas butir Validitas butir soal dapat ditentukan dengan mencari korelasi product moment masing-masing soal berdasarkan skor item dengan skor total r xy = [ ][ ] Arikunto, 2002 Keterangan : r xy = koefisien validitas r hitung N = jumlah peserta tes ∑ X = jumlah skor item soal tes ∑ Y = skor total peserta Kemudian r hitung r xy dibandingkan dengan tabel r product moment yang disesuaikan dengan jumlah responden, penggunaan r tabel dengan pilihan taraf signifikansi 5 seperti pada Tabel 3.5. Tabel 3.5. daftar r tabel product moment dalam Sugiyono, 2008 N jumlah responden r tabel product moment taraf signifikansi 5 10 0,632 20 0,444 22 0,432 24 0,404 26 0,388 28 0,374 30 0,361 g. Menentukan taksiran validitas butir dengan kriteria butir soal dikatakan valid, jika r hitung r product moment Triyono, 2013. 4. Teknik analisis reliabilitas soal a. Untuk pilihan jamak dan disajikan dalam satu kali tes dapat digunakan per- samaan split-half dan Spearman-Brown, sebelumnya harus menghitung ko- relasi soal ganjil genap sebagai berikut Mulyasa,2009. Pertama item tes di- bagi menjadi dua bagian, bagian ganjil sebagai X dan bagian genap sebagai Y. Keterangan : r 11 = koefisien reliabilitas soal tes r xy = reliabilitas korelasi Spearman-Brown N = jumlah peserta tes ∑ X = jumlah skor jawaban benar belahan ganjil ∑ Y = jumlah skor jawaban benar belahan genap Perhitungan reliabilitas ini dilakukan dengan menggunakan bantuan program Microsoft Excel Simpel Pas. b. Menafsirkan mutu reliabilitas menurut Rosidin 2013 soal seperti pada Tabel 3.6. Tabel 3.6. Tafsiran reliabilitas soal Reliabilitas soal tes Klasifikasi Tafsiran 0.000 – 0.400 Rendah Revisi 0.401 – 0.700 Sedang Revisi kecil 0.701 – 1.000 Tinggi Dipakai dengan 6. Teknik analisis sensitivitas soal Sensitivitas butir tes digunakan untuk menentukan apakah suatu butir soal mampu mengukur efek pembelajaran yang telah dilaksanakan. Sensitivitas butir soal di- nyatakan dengan indeks sensitivitas S, yaitu suatu ukuran seberapa baik suatu butir soal dapat membedakan tingkat pemahaman antara siswa yang telah meneri- ma pembelajaran dengan siswa yang belum menerima pembelajaran. Indeks sensi- tivitas soal tes pilihan dihitung dengan rumus Mehrens Lehmann, dan Osuji dalam Sunyono, 2014: Keterangan: Ra = Jumlah siswa yang menjawab benar pada saat pretes. Rb = Jumlah siswa yang menjawab benar pada saat postes. T = Jumlah rata-rata siswa yang mengikuti pretes dan postes Suatu butir soal dikatakan sensitif bila harga sensitivitasnya berharga positif dan tidak kurang dari 0,30 S ≥ 0,30. Semakin besar harga sensitivitasnya maka se- makin besar kepekaan butir soal terhadap efek pembelajaran Mehrens Lehmann, dan Osuji dalam Sunyono, 2014. b a R R S T  

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Adapun kesimpulan yang dapat dipaparkan berdasarkan hasil penelitian dan pem- bahasan adalah sebagai berikut : 1. Validitas atau kelayakan instrumen asesmen pengetahuan pada materi struk- tur atom menurut teori atom Bohr dan mekanika kantum yang dikembangkan adalah valid atau layak digunakan. Hal ini dilihat dari hasil validasi ahli pada aspek keterbacaan, konstruksi, dan kesesuaian soal dengan materi mendapat kategori sangat tingi, sehingga layak digunakan di sekolah. 2. Reliabilitas dari instrumen asesmen pengetahuan pada materi teori atom Bohr dan mekanika kuantum yang dikembangkan termasuk kategori tinggi atau da- pat menggambarkan keajegan kemampuan siswa. 3. Validitas butir dari instrumen asesmen pengetahuan pada materi teori atom Bohr dan mekanika kuantum yang dikembangkan terdiri dari kategori sangat rendah, rendah, sedang dan tinggi. Soal yang dikembangkan dominan memi- liki validitas soal kategori sedang, artinya soal sudah sahih dalam mengukur kemampuan siswa sesuai indikator. 4. Tingkat kesukaran dari instrumen asesmen pengetahuan pada materi teori atom Bohr dan mekanika kuantum yang dikembangkan sudah memiliki soal dengan kategori sukar, mudah, dan sedang, meskipun proporsinya sedikit berbeda antara tahap pengembangan dengan hasil analisis butir soal. Tingkat kesukaran dari soal yang dikembangkan sudah baik, karena dari soal yang do- minan terdiri dari soal dengan kategori sedang. 5. Daya beda dari instrumen asesmen pengetahuan pada materi teori atom Bohr dan mekanika kuantum yang dikembangkan terdiri dari soal dengan daya be- da yang termasuk kategori sangat rendah, rendah, sedang, dan tinggi. Soal yang dikembangkan dominan terdiri dari kategori tinggi. 6. Daya pengecoh opsi jawaban dari instrumen asesmen pengetahuan pada ma- teri teori atom Bohr dan mekanika kuantum yang dikembangkan terdiri dari opsi jawaban yang berfungsi kurang baik, cukup baik, dan baik. Opsi ja- waban soal hasil pengembangan dominan sudah berfungsi baik. 7. Butir soal instrumen asesmen pengetahuan pada materi teori atom Bohr dan mekanika kuantum yang dikembangkan terdiri dari soal yang sensitif, kurang sensitif dan tidak sensitif, namun soal dominan kurang sensitif. Hal ini me- nunjukkan bahwa soal belum mampu membedakan kemampuan siswa se- belum dan sesudah mendapatkan pembelajaran. 8. Kepraktisan instrumen asesmen pengetahuan pada materi teori atom Bohr dan mekanika kuantum yang dikembangkan adalah sudah praktis, bila dilihat dari respon penilaian guru memiliki kategori tinggi, dan respon penilaian siswa termasuk kategori sangat tinggi.

B. Saran

Adapun saran yang dapat peneliti berikan yaitu penelitian ini hanya menghasilkan suatu produk instrumen asesmen pengetahuan pada materi teori atom Bohr dan mekanika kuantum. Oleh karena itu penelitian lanjut diharapkan dapat dilakukan pada materi kimia yang lain dengan penyempurnaan dan penggunaan produk. Penelitian ini juga memiliki kendala yang disebabkan karena untuk pengujian bu- tir soal, waktu pengembangan tidak sesuai dengan waktu pembelajaran materi teori atom Bohr dan mekanika kuantum di sekolah, sehingga untuk penelitian se- lanjutnya sebaiknya mempertimbangkan kesesuaian materi yang akan dijadikan penelitian dengan waktu pembelajaran yang akan dilaksanakan di sekolah. Pene- litian pada materi yang sudah lewat dari waktu belajar di sekolah seperti pada penelitian ini sebaiknya dihindari, karena dapat menimbulkan banyak kendala dan dapat memberikan hasil yang bias atau tidak menggambarkan pengaruh produk hasil pengembangan. DAFTAR PUSTAKA Anderson, L. W., Krathwohl, D. R., Bloom, B. S. 2001. A Taxonomy for Learning, Teaching, And Assessing: A Revision of Blooms Taxonomy of Educational Objectives. Longman. Newyork Arikunto, S. 1997. Penilaian Program Pendidikan Edisi III. Bina Aksara. Jakarta. __________. 2002. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan Edisi Revisi. Bumi Aksara. Jakarta. __________. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Rineka Cipta. Jakarta. Baehaki, F. 2014. Pengembangan Instrumen Assesment Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan Berbasis Keterampilan Proses Sains. Skripsi. Universitas Lampung. Bandarlampung. Daryanto, H. 2012. Evaluasi Pendidikan. Rineka Cipta. Jakarta. Dimyanti dan Mudjiono. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Rineka Cipta. Jakarta. Fadiawati, N. 2011. Perkembangan Konsepsi Pembelajaran tentang Struktur Atom dari SMA hingga Perguruan Tinggi. Disertasi. SPs-UPI. Bandung. Firman, H. 2000. Evaluasi Pembelajaran Kimia. Jurusan Pendidikan Kimia. FPMIPA UPI. Bandung. Kerlinger, F. N. 1990. Asas-asas Penelitian Behavioral. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. Mulyasa, E. 2009. Analisis, Validitas, Reliabilitas, dan Interpretasi Hasil Tes Implementasi Kurikulum 2004. Remaja Rosdakarya. Bandung. Nieveen. 1999. Prototyping to Reach Product Quality, In Alker, Jan Vander, “Design Approaches and Tools in Education and Training”. Kluwer Academic Pubhlisher. Dordrecht.