Kolektor Bak Pengering Spesifikasi

Seperti dijelaskan sebelumnya, penerapan sistem energi matahari ini adalah untuk mereduksi waktu proses pengeringan dari pengeringan yang biasa dilakukan yaitu dengan penjemuran langsung. Sistem pengeringan dengan energi matahari seperti yang akan diterapkan pada percobaan ini merupakan sistem tidak langsung Indirect type dryer dimana pengumpulan energi matahari dilakukan di tempat terpisah diluar bagian pengeringan, kemudian dihubungkan ke tempat pengeringan melalui suatu fluida yang berfungsi sebagai fluida pengering yang dalam hal ini adalah udara. Pengumpulan energi surya dan transfernya pada fluida kerja dilakukan melalui suatu alat yang disebut kolektor matahari solar collector . Pada sistem yang dirancang hanya menggunakan udara lingkungan dan pemanasan hanya dilakukan pad perhari.

2.4 Spesifikasi

Alat Uji Hasil Perancangan

2.4.1 Kolektor

Untuk ukuran bersih kolektor ruang pengumpul udara panas yang di rancang dalam penelitian ini adalah disesuakan dengan ukuran kaca yang tersedia di pasaran dan sesuai dengan yang dibutuhkan pada penelitian ini, yaitu : Gambar 2.1 Kolektor - Panjang = 2 m - Lebar = 1,5 m - Tinggi = 0,1 m  Plat seng Jenis absorber yang di gunakan adalah plat seng dengan ketebalan 0,3 mm yang mudah dijumpai di pasaran dimana kehantaran termalnya adalah 112.2 W m C, sedangkan emisivitasnya adalah 0,97. Plat ini cukup tipis dan ringan, maka di harapkan respon kenaikan temperatur terhadap peningkatan intensitas radiasi matahari juga cukup cepat. Kemudian Absorbernya di cat dengan warna hitam buram black paint .  Kaca Cover yang digunakan dalam kolektor ini dipilih tipe kaca yang umum dipakai untuk bangunan kaca jendela atau yang disebut dengan ordinary glass dengan ketebalan 5mm. Kaca jenis ini memiliki sifat – sifat sebagai berikut : Konduktivitas termal = 0,78 Wm. C Densitas = 2700 kgm 3 Reflektivitas = 0,08 – 0,09 Absorbsivitas 1 Emisivitas = 0,88  Isolator Pemilihan isolator ini didasarkan pada selisih temperatur, yaitu antara temperatur yang dihasilkan degan temperatur udara lingkungan dimana isolator ini akan meminimalisasi terjadinya fluks atau kehilangan panas ke arah bawah absorber. Untuk isolator yang digunakan dalam penelitian ini mempertimbangan faktor biaya dan berat isolator itu sendiri, agar kolektor yang dibuat nantinya tidak terlalu berat. Untuk isolator yang telah kita pilih terbuat dari kertas dimana kehantaran termalnya adalah 0,06 Wm C. Untuk menggunakan kertas sebagai bahan isolator pada penelitian ini, peneliti menyusun kertas tersebut dibawah absorber dengan ketebalan 2cm. Hal ini dilakukan agar isolator yang dibuat tidak terlalu berat.

2.4.2 Bak Pengering

Rangka bak pengering terbuat dari besi siku ukuran 30mm x 30mm x 6000mm, rangka bak pengerik di bentuk dan dilas sesuai dengan gambar yang didisain Gambar 2.2 kemudian dibuat dinding untuk penyekat udara dari bahan plat seng dengan tebal 0,3mm. Dinding tersebut dilengketkan pada rangka bak pengering dengan cara di revet serta dilakukan pematrian untuk menghundari kebocoran udara panas. Kemudian plat seng dicat dengan warna hitam buram,agar dapat menyerap panas dengan lebih cepat. Pada bak pengering dilengkapi dengan pintu yang berguna untuk memasukan dan mengeluarkan produk yang dikeringkan. Di pintu tersebut dibuat kaca yang mamungkinkan kita dapat mengetahui temperature tiap rak, dengan cara melihat thermometer yang sengaja digantungkan pada setiap rak pengering. Di bagian atas bak pengering dibuat cerobong udara, bertujuan untuk memperlancar sirkulasi udara pada proses pengeringan. Ukuran bersih ruang pengering adalalah: -Panjang bak pengering = 1,5 m - Lebar bak pengering = 1 m - Tinggi bak pengering = 1 m - Tinggi kaki bak pengering = 1,2 m - Jarak dari setiap rak kearah atas = 0,2 m - Tinggi bagian yang akan memberikan efek thermal chimney = 0,86 m - Sudut bagian yang akan memberikan efek thermal chimney = 60 - Tinggi cerobong = 0,5 m - Diameter cerobong = 0,4 m Gambar 2.2 Bak pengering

2.4.3 Tray