2. Efek dingin, yang dijelaskan melalui penguapan lambat dari kulit
3. Tidak ada penghambatan fungsi rambut secara fisiologis
4. Kemudahan pencuciannya dengan air baik
5. Pelepasan obatnya baik.
Tingginya kandungan air dalam sediaan gel dapat menyebabkan terjadinya kontaminasi mikrobial, yang secara efektif dapat dihindari dengan penambahan
bahan pengawet. Untuk upaya stabilisasi dari segi mikrobial disamping penggunaan bahan-bahan seperti balsam, khususnya untuk basis in sangat cocok
pemakaian metil dan propil paraben yang umumnya disatukan dalam bentuk larutan pengawet voigt, 1994.
2.4.1 Hidroksi propil metil selulose HPMC
HPMC merupakan turunan dari metilselulosa yang memiliki ciri-ciri serbuk atau butiran putih, tidak memiliki bau dan rasa. Sangat sukar larut dalam
eter, etanol atau aseton. Dapat mudah larut dalam air panas dan akan segera menggumpal dan membentuk koloid. Mampu menjaga penguapan air sehingga
secara luas banyak digunakan. HPMC sebagai pengemulsi, pensuspensi dan sebagai penstabil pada sediaan topikal seperti gel dan salep. Sebagai koloid
pelindung yang dapat mencegah keluarnya tetesan air dan partikel dari penggabungan atau agromerasi, sehingga menghambat pembentukan sedimen
Rowe., dkk, 2005.
2.4.2 Propilen glikol
Propilenglikol adalah cairan kental, jernih, tidak berwarna, tidak berbau, rasa agak manis. Dapat bercampur dengan air, etanol, kloroform dan minyak
lemak Depkes, 1979. Propilen glikol telah banyak digunakan sebagai pelarut dan
pengawet dalam berbagai formulasi parental non parental. Proplilen glikol secara umum merupakan pelarut yang lebih baik dari gliserin dan dapat melarutkan
berbagai bahan seperti kortikosteroid, obat-obatan sulfa, barbiturat, vitamin A dan D, alkaloid dan banyak anastetik lokal Rowe., dkk, 2005.
2.4.3 Metil paraben
Metil paraben memiliki ciri-ciri serbuk hablur halus, berwarna putih, hampir tidak berwarna dan tidak mempunyai rasa kemudian agak membakar
diikuti rasa tebal Depkes, 1979; Rowe.,dkk, 2005. Metil paraben banyak digunakan sebagai antimikroba dalam kosmetik,
prodak makanan dan formulasi farmasi dan baik digunakan dalam kombinasi dengan antimikroba lain. Namun metil paraben dapat menurunkan kelarutan
terhadap air sehingga metil paraben sering dicampur dengan bahan tambahan yang berfungsi meningkatkan kelarutan. Kemampuan pengawet metil paraben
ditingkatkan dengan penambahan propilenglikol Rowe.,dkk, 2005.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Fitokimia dan Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Farmasi, Universitas Sumatera Utara, Medan.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimental parametrik. Yaitu pembuatan ekstrak etanol daun kecapi secara maserasi,
karakterisasi ekstrak, pembuatan gel dari ekstrak etanol daun kecapi dan evaluasi stabilitas sediaannya, pengujian aktivitas antibakteri ekstrak etanol dan sediaan
gel ekstrak etanol daun kecapi Sandoricum koetjape Merr. terhadap bakteri Staphylococcus aureus
, Staphylococcus epidermidis dan Pseudomonas aeruginosa
dengan metode difusi agar. Parameter yang digunakan untuk mengukur zona hambatnya adalah alat jangka sorong.
3.1 Alat-alat
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah: autoklaf Fisons, inkubator Fiber Scientific, spektofotometer visibel Dynamic, lemari pendingin
Toshiba, oven Memmert, Laminer Air Flow Cabinet Astec HLF 1200L, rotary evaporator
Haake D, freeze dryer Modulio, mikroskop, penangas air Yenaco, pH meter Trans instrumen, kompor Sharp, blender Philips, neraca
listrik Vibra AJ, neraca kasar Sun, pipet mikro Eppendorf, eksikator, alat-alat gelas, lumpang dan alu, bola karet, jarum ose, silinder logam, pinset, jangka
sorong, seperangkat alat penetapan kadar air dan cawan berdasar rata.