terlihat sebagai bakteri tunggal, berpasangan kadang – kadang membentuk rantai yang pendek. Pseudomonas aeruginosa membentuk koloni halus bulat dengan
fluoresensi kehijauan. Bakteri ini menghasilkan piosianin suatu pigmen kebiru – biruan yang tak berfluoresensi, yang berdifusi kedalam agar. Fluorensi dapat
dihasilkan bila biakan diinkubasi pada suhu 20 - 30
o
C dari pada yang diinkubasi pada suhu 35 - 37
o
C Jawetz et al, 2001. Pseudomonas aeruginosa
tersebar luas di alam biasanya terdapat di lingkungan yang lembab. Bakteri ini menyebabkan penyakit bila pertahanan tubuh
inang abnormal. Dalam jumlah kecil, bakteri ini sering terdapat pada flora usus normal dan kulit manusia serta merupakan patogen utama dari kelompok
Pseudomonas. Bakteri ini ini menimbulkan infeksi pada luka bakar, infeksi saluran kemih dan infeksi mata Jawetz et al, 2001.
2.3.4 Fase Pertumbuhan Bakteri
Bakteri mengalami pertumbuhan melalui beberapa fase, yaitu: 1
Fase Penyesuaian Diri Lag phase Pada saat dipindahkan ke media yang baru, bakteri tidak langsung tumbuh
dan membelah, meskipun kondisi media sangat mendukung untuk pertumbuhan. Bakteri biasanya akan mengalami masa penyesuaian untuk
menyeimbangkan pertumbuhan. 2
Fase Logaritmik Exponensial phase Selama fase ini, populasi meningkat dua kali pada interval waktu yang
teratur. Jumlah koloni bakteri akan terus bertambah seiring lajunya aktivitas metabolisme sel.
3 Fase tetap Fase Stasioner Stationary phase
Pada fase ini terjadi kompetisi antara bakteri untuk memperoleh nutrisi dari media untuk tetap hidup. Sebagian bakteri mati sedangkan yang lain
tumbuh dan membelah sehingga jumlah sel bakteri yang hidup menjadi tetap.
4 Fase kematian Death phase
Pada fase ini, sel bakteri akan mati lebih cepat daripada terbentuknya sel baru. Laju kematian mengalami percepatan yang eksponensial Lee, J,
1983.
Gambar 2 . Kurva Fase Pertumbuhan dimana : 1. Fase penyesuaian diri
Lag phase, 2. Fase Logaritmik Exponensial phase, 3. Fase stasioner Stationary phase, 4. fase kematian Death phase.
2.3.5 Media Pertumbuhan Bakteri
Pembiakan bakteri dalam laboratorium memerlukan media yang berisi zat hara serta lingkungan pertumbuhan yang sesuai bagi bakteri. Zat hara diperlukan
untuk pertumbuhan, sintesis sel, keperluan energi dalam metabolisme dan pergerakan. Lazimnya, media biakan mengandung air, sumber energi, zat hara
sebagai sumber karbon, nitrogen, sulfur, fosfat, oksigen dan hidrogen. Dalam bahan dasar media dapat pula ditambahkan faktor pertumbuhan berupa asam
amino dan vitamin. Media biakan dapat dikelompokkan dalam beberapa kategori, yaitu:
I. Bedasarkan asalnya, media dibagi atas: 1
Media sintetik yaitu media yang kandungan dan isi bahan yang ditambahkan diketahui secara terperinci. Contoh: glukosa, kalium fosfat,
magnesium fosfat. 2
Media non-sintetik yaitu media yang kandungan dan isinya tidak diketahui secara terperinci dan menggunakan bahan yang terdapat di alam.
Contohnya: ekstrak daging, pepton Lay, 1994. II. Berdasarkan kegunaannya, dapat dibedakan menjadi:
1 Media selektif
Media selektif adalah media biakan yang mengandung paling sedikit satu bahan yang dapat menghambat perkembang biakan mikroorganisme yang
tidak diinginkan dan membolehkan perkembang biakan mikroorganisme tertentu yang ingin diisolasi.
2 Media diferensial
Media ini digunakan untuk menyeleksi suatu mikroorganisme dari berbagai jenis dalam suatu lempengan agar.
3 Media diperkaya
Media ini digunakan untuk menumbuhkan mikroorganisme yang diperoleh dari lingkungan alami karena jumlah mikroorganisme yang ada terdapat
dalam jumlah sedikit Irianto, K, 2006.
III. Berdasarkan konsistensinya, dibagi atas Irianto, K, 2006: 1
Media padat solid 2
Media semi solid 3
Media cair
2.3.6 Pengukuran Aktivitas Antibakteri