Status Gizi TINJAUAN PUSTAKA

Gambar 1 : Delapan buah gigi yang diperiksa untuk perhitungan FTUs

2.2 Status Gizi

Dalam kehidupan manusia, seseorang tidak terlepas dari makanan karena makanan adalah salah satu persyaratan pokok untuk manusia. Makanan harus mengandung zat-zat tertentu sehingga memenuhi fungsi tersebut, zat –zat itulah yang disebut sebagai gizi. Dengan kata lain makanan yang kita makan dapat memelihara dan meningkatkan kesehatan. Untuk mencapai kesehatan yang optimal diperlukan bukan hanya makanan, tetapi juga makanan yang mengandung zat-zat gizi. Zat-zat makanan yang diperlukan antara lain : protein, lemak, karbohidrat, vitamin dan mineral. Zat-zat gizi tersebut memiliki fungsi masing-masing dalam menjaga dan meningkatkan kesehatan. 18 Seiring dengan bertambahnya usia, manula akan mengalami penurunan status gizi akibat kehilangan beberapa gigi dan bahkan kehilangan seluruhnya sehingga terjadi kesulitan dalam mengunyah makanan. Apabila makanan tidak diolah sedemikian rupa maka akan terjadi gangguan dalam pencernaan dan penyerapan oleh usus. Di samping itu, alat pencernaan dan kelenjar-kelenjarnya juga sudah menurun sehingga makanan yang dianjurkan untuk para manula adalah makanan yang mudah dicerna supaya tidak memberatkan fungsi pencernaan. 8,18 Universitas Sumatera Utara Kebutuhan energi untuk para manula sudah menurun. Oleh sebab itu, konsumsi makanan untuk manula secara kuantitas berbeda dengan kelompok lainnya. Yang paling penting adalah kualitas makanan yang berarti keseimbangan zat gizi harus dijaga. Bila zat gizi tidak seimbang maka akan berakibat buruk terhadap kesehatan para manula dan meningkatkan resiko untuk berbagai penyakit. 18

2.2.1 Penilaian Status Gizi

Status gizi dapat diukur secara langsung dan tidak langsung. Penilaian status gizi yang dilakukan secara tidak langsung meliputi survei konsumsi makanan, statistik vital dan faktor ekologi. Penilaian status gizi yang dilakukan secara langsung meliputi pemeriksaan klinis, biokimia, biofisik dan antropometri. 9,19 Pengukuran antropometri secara umum digunakan untuk melihat ketidakseimbangan asupan zat-zat gizi seperti protein dan energi. Ketidakseimbangan ini dapat terlihat pada pertumbuhan fisik dan proporsi jaringan tubuh. Parameter antropometri merupakan dasar dari penilaian status gizi. Kombinasi antara beberapa parameter tersebut disebut indeks antropometri. 9 Secara internasional, indeks antropometri yang sering digunakan yaitu Body Mass Index BMI. Di Indonesia BMI diterjemahkan menjadi Indeks Massa Tubuh IMT yang digunakan untuk megukur berat badan normal orang dewasa bukan untuk menentukan overweight dan obesitas pada anak dan remaja. 19 Tinggi badan dan berat badan pasien adalah indeks antropometri penting dari pertumbuhan, risiko penyakit dan kekurangan gizi. Teknik pengukuran dan hasil interpretasi bervariasi tergantung usia. 18 IMT merupakan indeks yang paling murah dalam segi biaya dan paling sederhana digunakan untuk membantu penilaian status gizi orang dewasa yang berumur diatas 18 tahun khususnya yang berhubungan dengan kekurangan dan kelebihan berat badan. 8,9,19 Terdapat studi terdahulu yang menyatakan bahwa IMT yang rendah atau kondisi berat badan mempengaruhi mental dan fisik seseorang dan juga meningkatkan resiko morbiditas dan mortalitas. 8 IMT tidak diterapkan pada bayi, anak, remaja, ibu hamil dan olahragawan. IMT juga tidak bisa diterapkan pada Universitas Sumatera Utara keadaan khusus seperti adanya edema, asitesis dan hepatomegali. Rumus perhitungan IMT adalah sebagai berikut : 18 Pada saat mengukur tinggi badan seorang manula, perlu diingat bahwa manula mengalami pengurangan tinggi badan seiring dengan bertambahnya usia. Pengurangan dapat disebabkan oleh beberapa hal. Oleh sebab itu, dianjurkan menggunakan ukuran tinggi lutut untuk menentukan secara pasti tinggi badan seseorang. Tinggi lutut tidak akan berkurang, kecuali terdapat fraktur tungkai bawah. 20 Data tersebut dapat diperoleh dengan menggunakan formula atau nomogram bagi orang yang berusia diatas 59 tahun. Perhitungan tinggi badan manula dengan menggunakan formula sebagai berikut : 18 Pria : 2,02 x tinggi lutut - 0,04 x umur + 64,19 Wanita : 1,83 x tinggi lutut – 0,24 x umur + 84,88 Kategori indeks massa tubuh IMT untuk Indonesia adalah sebagai berikut : 20 Tabel 1. Kategori ambang batas indeka massa tubuh manula menurut Depkes RI tahun 2003 Kategori Laki-laki Perempuan Kurus 17 kgm 2 18 kgm 2 Normal 17-23 kgm 2 18-25 kgm 2 Kegemukan 23-27 kgm 2 25-27 kgm 2 Obesitas 27 kgm 2 27 kgm 2

2.2.2 Hubungan Kehilangan Gigi dengan Status Gizi

Kehilangan gigi pada manula merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi status gizi lansia. Terdapat banyak penelitian yang menunjukkan Universitas Sumatera Utara hubungan kehilangan gigi dengan asupan makanan dimana pada individu yang mengalami kehilangan gigi akan mengkonsumsi makanan yang tidak sehat seperti mengkonsumsi buah dan sayuran yang kurang, makanan yang tidak mengandung serat dan makanan yang mengandung kadar lemak yang tinggi. 11 Joshipura et al mengobservasi pria dengan kehilangan seluruh gigi geligi mengkonsumsi buah yang kurang, makanan yang kurang serat dan karoten, makanan yang mengandung kolesterol, lemak jenuh dan kalori yang tinggi daripada individu yang memiliki 25 gigi atau lebih. Mereka lebih cenderung mengkonsumsi mikronutrien yang rendah seperti kalsium, besi, asam pantotenik, vitamin C dan vitamin E. 11 Kehilangan gigi yang terjadi juga mempengaruhi efisiensi pengunyahan. Johansen dkk pada penelitiannya terhadap manula yang sehat melaporkan bahwa subjek yang mengalami kehilangan gigi memiliki IMT yang lebih tinggi daripada subjek yang masih memiliki gigi asli di rongga mulutnya. Penelitian lain oleh Elwood dan Bates menunjukkan bahwa manula yang tidak memiliki gigi asli mempunyai kecenderungan nilai berat badan dan IMT yang lebih tinggi. Hal ini disebabkan oleh pola asupan makanan yang kurang baik akibat penurunan kemampuan pengunyahan oleh karena kehilangan gigi. 11 Selain faktor berkurangnya kemampuan pengunyahan, terdapat faktor lain yang mempengaruhi status gizi pada manula yaitu akibat berkurangnya cita rasa, koordinasi otot, keadaan fisik yang kurang baik, faktor ekonomi dan sosial serta faktor daya absorbsi. 21 Universitas Sumatera Utara

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN