aliran idealisme dalam penjas
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Di zaman yang modern seperti saat ini, terkadang pendidikan jasmani masih di pandang sebelah mata.Pendidikan jasmani terkadang diabaikan oleh para pelajar.Padahal pendidikan jasmani sangat perlu untuk kita pelajari, mengapa demikian?Karena pendidikan jasmani tidak hanya menggunakan otot saja tetapi juga menggunakan otak untuk berpikir rasional.Program pendidikan jasmani berbeda dengan program olahraga. Pendidikan jasmani merupakan sebuah proses pembentukan. Sedangkan olahraga adalah sebuah prodak. Kedua program ini sebenarnya saling berhubungan, dimana hubungannya adalah terletak pada program pendidikan jasmani dasarnya sedangkan program olahraga merupakan kelanjutan daripendidikanjasmani. Akan tetapi apa yang terjadi? Terkadang orang menyamakan olahraga dengan pendidikan jasmani.
Pendidikan jasmani dijauhi oleh generasi muda yang tidak menyukai olahraga padahal pendidikan jasmani dapat menambah pengetahuan kita.Pendidikan jasmani juga memiliki filsafat, pendidikan jasmani tidak hanya sekedar teori tetapi juga kerangka berpikir. Pendidikan jasmani mempelajari aliran-aliran filsafat yang berhubungan dengan penjas.Salah satunya adalah idealisme.Pendidikan jasmani merupakan sebuah pendidikan yang bersifat fisik. Namun meskipun demikian pendidikan jasmani itu tidak hanya sekedar fisik saja akan tetapi pikiran pun termasuk didalamnya.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana idealisme dalam pendidikan jasmani?
2. Fokus apa yang diambil dari idealisme dalam pendidikan jasmani? 3. Bagaimana pandangan idealisme dalam pendidikan jasmani? C. Tujuan
(2)
Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan dari makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Supaya mahasiswa tidak lagi memandang sebelah mata pendidikan jasmani
2. Supaya mahasiswa lebih memahami tentang pendidikan jasmani terutama aliran filsafat pendidikan jamani
3. Supaya mahasiswa memahami idealisme dalam pendidikan jasmani.
(3)
KAJIAN TEORI
A
. Filsafat
1. Pengertian Filsafat
PengertianfilsafatsecaraetimologiberasaldariYunani, Philosopia (dari philein
berarti mencintai, atau philia berarti cinta dan Sophia berarti kearifan, kebenaran).Dan saat ini lebih dikenal dengan kata Inggris Philosophy, yang artinya cinta kearifan.
Filsafat dapat dibedakan menjadi dua, yaitu filsafat umum dan filsafat khusus. 1. filsafat umum atau filsafat murni
yang memiliki objek:
a. metafisika, hakikat kenyataannya adalah segala sesuatu,yang termasuk didalamnya:
-ontologi : hakikat kenyataan secara keseluruhan -kosmologi : kenyataan tentang alam atau kosmos -humanologi : kenyataan tentang manusia
-teologi : kenyataan tentang tuhan b. Epistomologi, hakikat mengetahui kenyataan
c. Logika, hakikat menyusun kesimpulan pengetahuan tentang kenyataan d. Aksiologi, hakikat yang menilai keadaan, antara lain tentang:
-etika : hakikat nilai yang berhubungan dengan baik dan jahat -estetika : nilai yang berhubungan dengan indah dan buruk 2. filsafat khusus atau filsafat terapan
Yang objeknya adalah kenyataan salah satu aspek kehidupan manusia yang penting.Contohnya : hukum, sejarah, seni, ilmu, pendidikan , dan sebagainya.
2. Cabang-cabang filsafat khusus adalah : a. Filsafat hukum
Yang menyelidiki hukum sebagai suatu bentuk yang sangat khas dari pengawasan sosial dalam sebuah masyarakat ynag terorganisasi berdasarkan politik yang dianut,
(4)
bagaimana masyarakat tersebut mempertahankannya, danbagaimana pelaksanaannya melalui suatu proses yuridis dan administratif.
(Roscoe Pound, Philosophy of law, living schoolss of philosophy,hal.67) b. Filsafat sejarah
Menyelidiki metafisika sejarah yang berkenaan dengan latar belakang, sebab-sebab dan hukum-hukum yang mendasar, makna dan motivasi perkembanganmanusia sebagai makhluk sosial dalam batas-batas kausalias psikofisik, serta logika sejarah yang berkenaan dengan pemahaman sejarah.
(Ligmar Von Verse, Philosophy of History, A Dictionary of Philosophy, hal. 127) c. Filsafat seni
Yang menyelidiki hakikat nilai-nilai estetis, yaitu nilai-nilaikeindahan yang terkandung dalam alam dan karya seni dalam segala bentuk dan maknanya. (Harold M. Titus, Living Issues of Philosophy. Hal. 360).
d. Filsafat moral
Menyelidiki makna baik, yang berhubungan dengan tujuan hidup,makna kewajiban yang berhubungan dengan hukum, dan makna kebajikan yang berhubungan dengan kesetujuan dan ketidak setujuan.
(Thomas English Hill, Contemporary Ethical Theories, hal. 157-158). e. Filsafat sosial (termasuk politik dan ekonomi)
menyelidiki masalah keberadaan saling berhubungan antara manusia dengan masyarakat, perangkat nilai-nilai asosiatif yang tertuju pada proses sosial yang terarah, kekuatan dan kekuasaan negara, pengawasan sosial yang berkenaan dengan hukum dan hak, kewajian politik, dan keadilan.
(Robert N. Beck, Handbook in Social Philosophy, hal. 4-5). f. Filsafat olahraga
Yang menyelidiki hakikat olahraga aktif yang berkenaan dengan seluk beluk gerak yang dilakaun dalam olahraga, dan hakikat olahraga pasif atau penghayatan terhadap pergelaran olahraga.
(Edward Wiecrozek,(editor), Problems of Sport, Medicine, and Sport Training and Coaching).
g. Filsafat religi
Yang menyelidiki religi sebagai hubungan dengan tuhan dan hubungannya dengan pengalaman lainnya, kebenaran kepercayaan-kepercayaan religius, serta nilai-nilai, sikap- sikap, perbuatan-perbuatan religius.
(5)
Yang menyelidiki kebenaran, tata bahasa, lingkup dan penyimpangan logika sebagai seni dan ilmu penalaran.
(W.V. Quine, Philosophy of logic, hal.xi). i. Filsafat ilmu
Yang menyelidiki struktur ilmu, yaitu metode dan bentuk pengetahuan ilmiah serta makna teoretis dan praktis dari ilmu.
(Victor F. Lenzen, Philosophy of science, living schools of philosophy, hal. 94). j. Filsafat pendidikan
Yang menyelidiki hakikat pelaksanaan pendidikan yang bersangkut paut dengan tujuan, latar belakang, cara, dan hasilnya, serta hakikat ilmu pendidikan, yang bersangkut paut dengan analisis kritis terhadap struktur dan kegunaanya.
(B. Othanel Smith, Philosophy of Education, Encyclopedia of educationl Research, hal. 957-963).
3. Pengertan Filsafat Menurut Para Tokoh :
Menurut Webster filsafat adalah sebagai cinta kebenaran (love of wisdom ). Filsafat ini merupakan suatu proses berfikir yang sistematis, mendasar serta mendalam sehingga dapat memberikan penjelasan tentang kehidupan dan prinsip-prinsip yang dapat dijadikan sebagai pedoman bagi kehidupan manusia.
Pengertian filsafat secara etimologi.
Filsafat menurut etimologi berasal dari kata Philosophy (Yunani).Philos/Philaen
artinya cinta atau hasrat yang berkobar-kobar sedangkan shophia adalah kebajikan. Sehingga kita dapat mengartikan bahwa filsafat adalah cinta akan kebajikan atau kebenaran.
Pengertian Filsafat Menurut Al-Farabi.
Filsuf Muslim terbesar sebelum Ibnu Sina, mengatakan adalah ilmu pengetahuan tentang alam maujud dan bertujuan menyelidiki hakikat yang sebenarnya.
Menurut Sukintaka (2003:3) menyebutkan bahwa : Filsafat sebagai ilmu pengetahuan yang menyelidiki segala sesuatu yang ada secara mendalam dengan mempergunakan akal untuk mencapai hakikat atau esensi dapat juga dikatakan
(6)
bahwa filsafat itu ilmu yang menggambarkan usaha manusia untuk mencari dan menemukan kebenaran kenyataan yang baik mengenai diri sendiri maupun segala sesuatu yang dijadikan objeknya. Objek itu diselidiki secara kritis, mendasar, radikal, dan integral.
Pengertian Filsafat Menurut Paus Leo XIII.
Filsafat tidak berkepentingan untuk mencari kebenaran, dengan masing-masing premis atau subjek proposisi bagi sebuah penelitian yang cermat.
Pengertian Filsafat Menurut Sarwoko.
Filsafat adalah ilmu pengetahuan yang bersumber dari nur cahaya kodrati dan akal budi untuk mencari informasi tentang sebab musabab pertama (azas tertinggi) dari segala sesuatu.
Pengertian Filsafat Menurut R.F. Beering.
Filsafat adalah suatu usaha untuk mencapai radix atau akar kenyataan dunia wujud, juga akar pengetahuan tentang diri sendiri.
Pengertian Filsafat Menurut Prof. Mr.Mumahamd Yamin.
Filsafat ialah pemusatan pikiran menemui kepribadiannya kepribadiannya itu dialamiya kesungguhan.
Pengertian Filsafat Menurut William James.
Filsafat adalah suatu upaya yang luar biasa hebat untuk berpikir yang jelas dan terang.
Pengertian Filsafat Menurut Aristoteles.
Filsafat adalah ilmu pengetahuan yang senantiasa berupaya mencari prinsip-prinsip dan dari realitas yang ada. Filsafat adalah ilmu pengetahuan yang yang berupaya mempelajari “peri ada selaku peri ada” (being as being) atau “peri ada sebagaimana adanya” .
(7)
Filsafat adalah himpunan dari segala pengetahuan yang pangkal penyelidikannya adalah mengenai tuhan, alam, dan manusia.
Pengertian Filsafat Menurut Drs H. Hasbullah Bakry.
Ilmu filsafat adalah ilmu yang menyelidiki segala sesuatu dengan mendalam mengenai ketuhanan, alam semesta dan manusia, sehingga dapat menghasilkan pengetahuan tentang bagaimana hakikatnya sejauh yang dapat dicapai oleh akal manusia, dan bagaimana sikap manusia itu seharusnya setelah mencapai pengetahuan itu. Yang menjadi persamaan dari semua para ahli tentang filsafat yaitu sebuah ilmu untuk menyelidiki segala sesuatu secara mendalam. Sedangkan perbedaannya adalah kalau menurut plato dan Aristoteles filsafat adalah ilmu pengetahuan untuk mengetahui nilai kebenaran tentang segala sesuatu. Sedangkan menurut yang lainnya bahwa filsafat itu adalah ilmu untuk memahami atau mendalami secara radikal dan integral serta sistematis hakikat Tuhan, hakikat alam semesta, hakikat manusia.Perbedaan itu disebabkan oleh perbedaan konotasi filsafat yang disebabkan oleh pengaruh lingkungan dan pandangan hidup yang berbeda serta akibat perkembangan filsafat itu sendiri.
Pengertian Filsafat Menurut Prof. Dr. Fuad Hasan.
Filsafat adalah suatu ikhtiar untuk berpikir radikal, artinya mulai dari radiksnya suatu gejala, dari akarnya suatu hal yang hendak dimasalahkan.Dan dengan jalan penjajakan yang radikal itu filsafat berusaha untuk sampai kepada kesimpulan-kesimpulan yang universal.
Pengertian Filsafat Menurut Marcus Tullius Cicero.
Filsafat adalah pengetahuan tentang sesuatu yang maha agung dan usaha-usaha untuk mencapainya.
Pengertian Filsafat Menurut Prof. Dr. Fuad Hasan.
Filsafat adalah suatu ikhtiar untuk berpikir radikal, artinya mulai dari radiksnya suatu gejala, dari akarnya suatu hal yang hendak dimasalahkan.Dan dengan jalan penjajakan yang radikal itu filsafat berusaha untuk sampai kepada kesimpulan-kesimpulan yang universal.
(8)
Filsafat itu ilmu pokok dan pangkal segala pengetahuan yang mencakup di dalamnya empat persoalan, yaitu:
- Apakah yang dapat kita ketahui? (dijawab oleh metafisika). - Apakah yang dapat kita kerjakan? (dijawab oleh etika). - Sampai di manakah pengharapan kita? (dijawab oleh agama). - Apa itu manusia ( dijawab oleh Antropologi ).
Pengertian Filsafat Menurut Stephen R. Toulmin.
Filsafat adalah Sebagai suatu cabang ilmu, filsafat ilmu mencoba pertama-tama menjelaskan unsur-unsur yang terlibat dalam proses penyelidikan ilmiah prosedur-prosedur pengamatan, pola-pola perbincangan, metode-metode penggantian dan perhitungan, pra-anggapan-pra-anggapan metafisis, dan seterusnya dan selanjutnya menilai landasan-landasan bagi kesalahannya dari sudut-sudut tinjauan logika formal, metodologi praktis, dan metafisika.
Pengertian Filsafat Menurut Prof.Dr.Ismaun, M.Pd.
Filsafat ialah usaha pemikiran dan renungan manusia dengan akal dan qalbunya secara sungguh-sungguh, yakni secara kritis sistematis, fundamentalis, universal, integral dan radikal untuk mencapai dan menemukan kebenaran yang hakiki (pengetahuan, dan kearifan atau kebenaran yang sejati).
Pengertian Filsafat Menurut Bertrand Russel.
Filsafat adalah sesuatu yang berada di tengah-tengah antara teologi dan sains. Sebagaimana teologi , filsafat berisikan pemikiran-pemikiran mengenai masalah-masalah yang pengetahuan definitif tentangnya, sampai sebegitu jauh, tidak bisa dipastikan;namun, seperti sains, filsafat lebih menarik perhatian akal manusia daripada otoritas tradisi maupun otoritas wahyu.
(9)
Pengertian filsafat di kalangan umat Islam membagi filsafat itu dalam tiga lapangan :
- Ilmu Fisika (al-ilmu al-tabiyyat), merupakan tingkatan terendah; - Ilmu Matematika (al-ilmu al-riyadil), tingkatan tengah;
- Ilmu Ketuhanan (al-ilmu ar-rububiyyat), tingkatan tertinggi.
Pengertian Filsafat Menurut Paul Nartorp.
Filsafat sebagai Grunwissenschat (ilmu dasar hendak menentukan kesatuan pengetahuan manusia dengan menunjukan dasar akhir yang sama, yang memikul sekaliannya .
Pengertian Filsafat Menurut Johann Gotlich Fickte.
Filsafat sebagai Wissenschaftslehre (ilmu dari ilmu-ilmu , yakni ilmu umum, yang jadi dasar segala ilmu. Ilmu membicarakan sesuatu bidang atau jenis kenyataan.Filsafat memperkatakan seluruh bidang dan seluruh jenis ilmu mencari kebenaran dari seluruh kenyataan.
Pengertian Filsafat Menurut Driyakarya.
Filsafat sebagai perenungan yang sedalam-dalamnya tentang sebab-sebabnya ada dan berbuat, perenungan tentang kenyataan yang sedalam-dalamnya sampai “mengapa yang penghabisan “.
Pengertian Filsafat Menurut Sidi Gazalba.
Berfilsafat ialah mencari kebenaran dari kebenaran untuk kebenaran , tentang segala sesuatu yang di masalahkan, dengan berfikir radikal, sistematik dan universal.
(10)
- Filsafat adalah sekumpulan sikap dan kepecayaan terhadap kehidupan dan alam yang biasanya diterima secara tidak kritis. Filsafat adalah suatu proses kritik atau pemikiran terhadap kepercayaan dan sikap yang dijunjung tinggi. - Filsafat adalah suatu usaha untuk memperoleh suatu pandangan keseluruhan. - Filsafat adalah analisis logis dari bahasa dan penjelasan tentang arti kata dan
pengertian ( konsep ).
- Filsafat adalah kumpulan masalah yang mendapat perhatian manusia dan yang dicirikan jawabannya oleh para ahli filsafat.
Filsafat dalam pendidikan jasmani
- Menjelaskan makna, hakikat, pentingnya, dan nilaidari pendidikan jasmani. - Menghasilkan perbaikan dalam pelaksanaanpendidikan jasmani.
- Memberikan tuntunan bagi tindakan seseorang. - Memberikan arah bagi profesi pendidikan jasmani. - Membantu mempererat hubungan antara anggotaprofesi.
- Menjelaskan hubungan antara pendidikan jasmanidengan pendidikan umum.
B. Idealisme
1. Pengertian Idelisme
Idealisme berarti pikiran menafsirkan peristiwa-peristiwa dan menciptakan kebenaran.Arti dari kata idealisme sendiri adalah suatu setandar kesempurnaan, Keunggulan, Keindahan, dan kebaikan, dapat juga diartikan sebagai objek tujuan sempurna dan hasrat untuk mencupai suatu keinginan, Dalam Filsafat idealisme doktrin yang mengajarkan bahwa hakikat dunia fisik hanya bias difahami dengan ketergantungan pada jiwa dan spitirit.
Istilah ini diambil dari kata “idea” yang berarti jiwa. Secara mudah idealisme dapat diartikan sebagai cita-cita yang ingin dicapai oleh seseorang atau kelompok orang. Idealisme bukan sebarang cita-cita, namun cita-cita yang tinggi dan luhur, suatu nilai kebenaran dan harga diri, serta hasrat untuk mencapai hasil yang istimewa. Pada dasarnya setiap orang mempunyai idealisme, dan merupakan salah satu hal penting dalam hidup seseorang. Dengan idealisme orang dapat melakukan hal yang
(11)
luar biasa, bertahan pada suatu prinsip yang diyakini bahkan rela hidup menderita demi mempertahankan pandangan dan kehormatan. Untuk apa mempertahankan idealisme? Jawabnya, untuk mendapatkan kepuasan jiwa yang begitu mahal harganya. Kepuasan dan kebahagiaan itu, tentu saja tidak dapat diukur dengan nilai uang atau materi.
C. Pendidikan Jasmani
1. Hakekat Pendidikan Jasmani
Pada hakekatnya pendidikan jasmani merupakan proses pendidikan yang memanfatkan atau menggunakan aktivitas fisik untuk menghasilkan perubahan yang holistikdalam kualitas individu, baik dalam hal fisik, mental, serta emosional.
Pendidikan jasmani memandang dan juga memberlakukan peserta didik sebagai kesatuan yang utuh , makhluk total. Itu dianggap lebih penting daripada hanya menganggap peserta didik sebagai seseorang yang tepisah kualitas fisik dan mentalnya saja.
2.PengertianPendidikan Jasmani
Pendidikan jasmani merupakan proses pendidikan formal atau bukan non formal yang proses pendidikannya melalui cara aktivitas jasmani(raga/badan), permainan, aktivitas gerak atau pun aktivitas fisik manusia untuk mencapai sebuah tujuan pendidikan yaitu dalam bentuk teori pendidikan jasmani atau pun dalam bentuk pendidikan praktik.
Pendidikan jasmani dalam kegiatannya memanfaatkan alat fisik untuk mengembangkan keutuhan manusia. Keutuhan manusia artinya tidah hanya aspek fisik saja yang dapat berkembang dena aktivitas pendidikan jasmani tetapi aspek mental dan emosional juga dapat berkembang. Pendidikan jasmani berupaya untuk mengajak individu untuk menjalankan hidup aktif serta hidup sehat.
(12)
3. Pengertian Pendidikan Jasmani Menurut Para Tokoh
Menurut Arma (1994:3)
menjelaskanbahwapendidikanjasmaniadalahuntukmemeliharadanmeningkatkanke segaranjasmanidankesehatan.
Menurut Singer (1976:9)
menerangkanbahwapendidikanjasmanisebagaipendidikandarijasmani yang berbentuksatu sistem atau program aktivitasjasmani yang intensifmelibatkanotot-ototbesar yang dirancanguntukmerangsang organ-organ tubuh agar bermanfaat bagikesehatan. Aktivitasitudapatdiperolehpelakunya.
Menurut Dauer(1992) menjelaskanbahwapendidikanjasmanimerupakanbagiandari program pendidikanumum yang memberikankontribusi, terutamamelaluipengalamangerakterhadappertumbuhandanperkembangananaksec aramenyeluruh.
Menurut Nixon dan Cozehs pendidikan jasmani adalah fase dari proses pendidikan keseluruhan yang berhubungan dngan aktivitas berat yang mencakup sistem otot dan hasil belajar dari partisipasi dalam aktivitas tersebut.
Menurut William, Brownel, dan Verniel Pendidikan jasmani megandung aktifitas fisik yang terpilih, diperoleh pada hasil yang diperoleh karena partisipasi dalam aktivitas tersebut.
Menurut Bucher : Pendidikan jasmani adalah bagian integral dan proses pendidikan menyeluruh, mempunyai tujuan untuk pengembangan warga secara fisik.
J.B Nars : Pendidikan Jasmani sebagai sebuah aspek dari proses pendidikan keseluruhan dengan menekankan pada akktivitas fisik yang mengembangkan fitness, fungsi organ tubuh, control neuro-muscular, kekuatan intelektual, dan pengendalian emosi.
Pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan melalui berbagai kegiatan jasmani yang bertujuan mengembangkan individu secara organic, neuromuskuler, intelektual, dan emosional. (Abdul Kadir Ateng, 1993:3).
Beley dan Field : Pendidikan jasmani sebagai proses yang menguntungkan dalam penyesuaian dari belajar gerak, neuro-muscular, intelektual, social, kebudayaan, baik emosional dan etika sebagai akibat yang timbul sesuai pilihannya melalui aktifitas fisik yang menggunakan sebagian besar otot tubuh.
(13)
BAB III
PEMBAHASAN
A. Aliran Idealism Dalam Pendidikan Jasmani
Aliran ini lahir + 2000 SM yaitu pada masa Yunani Purba.Plato, Hegel dan Kant merupakan tokoh pada aliran ini.Aliran idealism ini memiliki paham bahwa manusia merupakan dua bagian yang dapat dipisahan.Dua bagian tersebut adalah rohani dan jasmani. Kedua bagian tersebut memiliki peranan yang berbeda, akan tetapi menurut aliran ini bagian rohani atau sering disebut sebagai pikiran merupakan bagian yang terpenting dalam kehidupan. Oleh karena itu memandang rohani merupakan hal yang terpenting dibandingkan dengan jasmani.Rohani merupakan pusat pikiran yang dapat menggerakan seluruh anggota badan. Tangan akan bergerak atas perintah pikiran, kaki akan melangkah apabila
(14)
diperintahkan, oleh karenanya pikiranlah pusat perilaku manusia. Jasmani berfungsi sebagai alat atau wahana dari sebuah hasil karya dari pikiran.Sehingga pikiran manusia dapat terbaca dari gerak-gerik setiap manusia atau sikap setiap manusia.
Filsafat ini berpendapat bahwa pikiran dan kecerdasan merupakan hal yang penting sebagai kebenaran hakiki.Seorang idealis berpendapat bahwa dari balik dunia kenyataan terdapat dunia pikiran dan kerohanian.Tak ada yang penting dalam kejadian – kejadian, dalam gerak atau kekuatan, yang penting adalah pikiran, kecerdasan, kepribadian, dan nilai – nilai.Dunia materi dengan hukum mekaniknya adalah nomor dua dan akibat daripadanya.Jadi idealisme menentang naturalisme.Manusia bukan ukuran dari segala – segalanya.Ada sistem yang lebih besar daripadanya.Manusia hidup tidak hanya dalam alam spritual.Keyakinan – keyakinannya mengatasi dunia kasarnya.Manusia adalah rokh yang hidup tidak hanya oleh kebenarannya di dunia tapi juga oleh karena iapun ihsan rokhani.Dalam kerohaniannya manusia menemukan kebahagiaan dan kekuatan dan didorong menemukan dirinya.Idealisme terhadap pendidikan dalam bentuk pendidikan tradisionil.Pelajaran – pelajaran kecerdasan pikiran sangat diutamakan.Filsafat ini mengatakan kebenaran dari budi kemauan, pilihan, dan keputusan – keputusan manusia.Kebebasan dari rokhani.
B. Jenis-Jenis Idealisme
Sejarah idealisme cukup berliku-liku dan meluas karena mencakup berbagai teori yang berlainan walaupun berkaitan. Ada beberapa jenis idealisme: yaitu idealisme subjektif, idealisme objektif, dan idealisme personal.
1. Idealisme Subjektif
Idealisme subjektif adalah filsafat yang berpandangan idealis dan bertitik tolak pada ide manusia atau ide sendiri. Alam dan masyarakat ini tercipta dari ide manusia. Segala sesuatu yang timbul dan terjadi di alam atau di masyarakat adalah hasil atau karena ciptaan ide manusia atau idenya sendiri, atau dengan kata lain alam dan masyarakat hanyalah sebuah ide/fikiran dari dirinya sendiri atau ide manusia.
(15)
Salah satu tokoh terkenal dari aliran ini adalah seorang dari inggris yang bernama George Berkeley (1684-1753 M). Menurut Berkeley, segala sesuatu yang tertangkap oleh sensasi/perasaan kita itu bukanlah materi yang real dan ada secara objektif. 2. Idealisme Objektif
Idealisme Objektif adalah idealisme yang bertitik tolak pada ide di luar ide manusia. Idealisme objektif ini dikatakan bahwa akal menemukan apa yang sudah terdapat dalam susunan alam.
Menurut idealisme objektif segala sesuatu baik dalam alam atau masyarakat adalah hasil dari ciptaan ide universil. Pandangan filsafat seperti ini pada dasarnya mengakui sesuatu yang bukan materi, yang ada secara abadi di luar manusia, sesuatu yang bukan materi itu ada sebelum dunia alam semesta ini ada, termasuk manusia dan segala pikiran dan perasaannya.
Filsuf idealis yang pertama kali dikenal adalah Plato. Ia membagi dunia dalam dua bagian. Pertama, dunia persepsi, dunia yang konkret ini adalah temporal dan rusak; bukan dunia yang sesungguhnya, melainkan bayangan alias penampakan saja. Kedua, terdapat alam di atas alam benda, yakni alam konsep, idea, universal atau esensi yang abadi.
3. Idealisme Personal (personalisme)
Idealisme personal yaitu nilai-nilai perjuangannya untuk menyempurnakan dirinya. Personalisme muncul sebagai protes terhadap materialisme mekanik dan idealisme monistik. Bagi seorang personalis, realitas dasar itu bukanlah pemikiran yang abstrak atau proses pemikiran yang khusus, akan tetapi seseorang, suatu jiwa atau seorang pemikir.
C. Tokoh-Tokoh Idealisme 1. J.G. Fichte (1762-1814 M)
Johan Gottlieb Fichte adalah filosof Jerman. Ia belajar teologi di Jena pada tahun 1780-1788. Filsafat menurut Fichte haruslah dideduksi dari satu prinsip. Ini sudah mencukupi
(16)
untuk memenuhi tuntutan pemikiran, moral, bahkan seluruh kebutuhan manusia. Prinsip yang dimaksud ada di dalam etika. Bukan teori, melainkan prakteklah yang menjadi pusat yang disekitarnya kehidupan diatur. Unsur esensial dalam pengalaman adalah tindakan, bukan fakta.
Menurut pendapatnya subjek “menciptakan” objek. Kenyataan pertama ialah “saya yang sedang berpikir”, subjek menempatkan diri sebagai tesis. Tetapi subjek memerlukan objek, seperti tangan kanan mengandaikan tangan kiri, dan ini merupakan antitesis. Subjek dan objek yang dilihat dalam kesatuan disebut sintesis. Segala sesuatu yang ada berasal dari tindak perbuatan sang Aku.
2. G.W.F Hegel (1798-1857 M)
Hegel lahir di Stuttgart, Jerman pada tanggal 17 Agustus 1770. Ayahnya adalah seorang pegawai rendah bernama George Ludwig Hegel dan ibunya yang tidak terkenal itu bernama Maria Magdalena. Pada usia 7 tahun ia memasuki sekolah latin, kemudian gymnasium. Hegel muda ini tergolong anak telmi alias telat mikir! Pada usia 18 tahun ia memasuki Universitas Tubingen. Setelah menyelesaikan kuliah, ia menjadi seorang tutor, selain mengajar di Yena. Pada usia 41 tahun ia menikah dengan Marie Von Tucher. Karirnya selain menjadi direktur sekolah menengah, juga pernah menjadi redaktur surat kabar. Ia diangkat menjadi guru besar di Heidelberg dan kemudian pindah ke Berlin hingga ia menjadi Rektor Universitas Berlin (1830).
D. Pokok-Pokok Pikiran (Filsafat) Hegel
Tema fisafat Hegel adalah Ide Mutlak. Oleh karena itu, semua pemikirannya tidak terlepas dari ide mutlak, baik berkenaan dari sistemnya, proses dialektiknya, maupun titik awal dan titik akhir kefilsafatannya. Oleh karena itu pulalah filsafatnya disebut filsafat idealis, suatu filsafat yang menetapkan wujud yang pertama adalah ide (jiwa).
a. Rasio, ide, dan roh
Hegel sangat mementingkan rasio, tentu saja karena ia seorang idealis. Yang dimaksud olehnya bukan saja rasio pada manusia perseorangan, tetapi rasio pada subjek absolut karena Hegel juga menerima prinsip idealistik bahwa realitas seluruhnya harus disetarafkan dengan suatu subjek. Dalil Hegel yang kemudian terkenal berbunyi: “ Semua
(17)
yang real bersifat rasional dan semua yang rasional bersifat real.” Maksudnya, luasnya rasio sama dengan luasnya realitas. Realitas seluruhnya adalah proses pemikiran (idea, menurut istilah Hegel) yang memikirkan dirinya sendiri. Atau dengan perkataan lain, realitas seluruhnya adalah Roh yang lambat laun menjadi sadar akan dirinya. Dengan mementingkan rasio, Hegel sengaja beraksi terhadap kecenderungan intelektual ketika itu yang mencurigai rasio sambil mengutamakan perasaan.
Pusat fisafat Hegel ialah konsep Geist (roh,spirit), suatu istilah yang diilhami oleh agamanya. Istilah ini agak sulit dipahami. Roh dalam pandangan Hegel adalah sesuatu yang real, kongkret, kekuatan yang objektif, menjelma dalam berbagai bentuk sebagai world of spirit (dunia roh), yang menempatkan ke dalam objek-objek khusus. Di dalam kesadaran diri, roh itu merupakan esensi manusia dan juga esensi sejarah manusia.
Demi alam kembalilah idea atau roh kepada diri sendiri. Dalam fase ini, mula-mula roh itu merupakan roh subjektif, kemudian roh objektif, dan akhirnya roh mutlak. Sebagai roh subjektif, roh itu mengenal dirinya dan merupakan tiga tingkatan: antropologi, fenomologi, dan psikologi. Dalam antropologi, kenalah roh itu akan dirinya dalam penjelmaan pada alam. Dalam fenomenologi, kenalah dia akan dirinya dalam perbedaannya dengan alam. Adapun pada psikologi, roh mengenal dirinya dalam kemerdekaan terhadap alam, mula-mula teoritis, kemudian praktis dan akhirnya merdekalah roh itu.
Maka meningkatlah kepada roh objektif. Roh objektif ini roh mutlak yang menjelma pada bentuk-bentuk kemasyarakatan manusia, hak dan hukum kesusilaan dan kebajikan. Dalam hak dan hukum terdapat penjelmaan roh merdeka itu pada hukum-hukum umum. Di samping itu adalah kesusilaan yang merupakan kebatinan. Pada sintesis keduanya itu terlahirlah kebajikan.
Sampailah sekarang kepada roh mutlak. Roh mutlak itu ialah idea yang mengenal dirinya dengan sempurna itu merupakan sintesis dari roh subjektif dan objektif. Tak ada lagi, pertentangan antara subjek dan objek antara berpikir dan ada.
Oleh karena roh mutlak ini sebenarnya gerak juga, maka dia menunjukkan perkembangan juga: seni (tesis), agama (antitesis) dan kemudian filsafat (sintesis). Seni itu memperlihatkan idea dalam pandangan indera terhadap dunia, objeknya masih di luar subjek. Adapun agama tidak lagi mempunyai subjek di luar objek, melainkan di dalamnya. Tetapi
(18)
segala pengertian dan gambaran agama itu dianggap ada. Filsafat akhirnya merupakan sintesis dari seni dan agama merupakan paduan yang lebih tinggi. Di sinilah idea mengenal dirinya dengan sempurna. Dalam sejarah filsafat ternyata benar gerak idea itu, yaitu tesis, antitesis, dan akhirnya sintesis. Misalnya: Parmenides (tesis), Heraklitos (antitesis), dan Plato (sintesis).
b. Dialektika
Untuk menjelaskan filsafatnya, Hegel menggunakan dialektika sebagai metode. Yang dimaksud oleh Hegel dengan dialektika adalah mendamaikan, mengompromikan hal-hal yang berlawanan.
Proses dialektika selalu terdiri atas tiga fase. Fase pertama (tesis) dihadapi antitesis (fase kedua), dan akhirnya timbul fase ketiga (sintesis). Dalam sintesis itu, tesis dan antitesis menghilang. Dapat juga tidak menghilang, dia masih ada, tetapi sudah diangkat pada tingkat yang lebih tinggi. Proses ini berlangsung terus. Sintesis segera menjadi tesis baru, dihadapi oleh antitesis baru, dan menghasilkan sintesis baru lagi, dan seterusnya.
Tesis adalah pernyataan atau teori yang didukung oleh argumen yang dikemukakan, lalu antitesis adalah pengungkapan gagasan yang bertentangan. Sedangkan sintetis adalah paduan (campuran) berbagai pengertian atau hal sehingga merupakan kesatuan yang selaras.
Dalam konteks filsafat pendidikan, idealisme memberi sumbangsih yang besar.Kaum idealis percaya bahwa manusia merupakan bagian dari alam spiritual kesadaran.Setiap individu berkesadaran mempunyai potensi spiritual dan transendensi.Konsekuensinya, pendidikan dituntut dapat memperkenalkan konsep spiritual dan transendensi dalam kehidupan manusia.Pendidikan harus menenkankan kesesuaian batin antara manusia dengan alam semesta.Pendidikan merupakan pejalanan menuju pribadi manusia yang ideal.Pendidikan harus berorientasi pada tujuan, bukan hanya sebagai alat untuk mencapai tujuan.Idealisme mengimpikan terciptanya manusia dengan watak terbaik.
E. Fokus Yang Diambil Dari Aliran Idelisme Fokus dari aliran ini adalah sebagai berikut:
(19)
B. Anusia Jauh Lebih Penting Daripada Alam
C. Penalaran Dan Intitusi Membantu Individu Menemukan Kebenaran. F. Pandangan Aliran Idealisme terhadap Pendidikan Jasmani
Aliran idealism ini memiliki pandangan terhadap pendidikan jasmani sebagai berikut:
a. Pendidikan jasmani merupakan sebuah pendidikan yang bersifat fisik. Namun meskipun demikian pendidikan jasmani itu bukan hanya sekedar fisik saja akan tetapi pikiran pun termasuk didalamnya. Meskipun pendidikan jasmani merupakan pendidikan yang berfokus pada fisik namun pada dasarnya harus berkontribusi terhadap perkembangan rohani.Pendidikan jasmani harus memberikan sumbangan bagi perkembangan intelek seseorang.
b. Aktivitas kesegaran jasmani memberikan kontribusi terhadap perkembangan kepribadian seseorang. Seorang guru pendidikan jasmani harus mampu memberikan aktivitas fisik yang erat kaitannya dengan aspek kehidupan.Dengan demikian secara tidak langsung bahwa pendidikan jasmani dapat memberikan corak dalam kepribadian seseorang dalam kehidupannya.
c. Gagasan atau ide dapat tumbuh dan berkembang melalui aktivitas jasmani.Idealisme berkeyakinan bahwa aktivitas yang diberikan harus dapat membantu siswa mengembangkan sifat jujur, berani, kreatif dan sportifitas.
d. Pendidikan adalah untuk kehidupan. Guru pendidikan jasmani yang idealistik yakin bahwa mengembangkan keterampilan jasmani sama pentingnya dengan memiliki pengetahuan tentang olahraga dan kemampuan menganalisa masalah sama pentingnya dengan mengetahui peraturan permainan.
G. Seberapa penting idealisme dalam pendidikan jasmani
Sering kali kita mendengar kalimat idealisme tanpa mengetahui apa arti makna di dalamnya dan tidak mengetahui betapa dibutuhkannya idealisme seseorang dalam kehidupan sehari-hari. Idealisme yang berasal dari kata ”ideal” dan ”isme” mengandung makna sebagai
(20)
aliran ilmu filsafat yang menganggap pikiran atau cita-cita sebagai satu-satunya hal yang benar yang dapat dicamkan dan dipahami.
Ideliasme sendiri dapat berupa suatu patokan atau aturan dalam kehidupan seseorang yang akhirnya akan mendapatkan nilai kesempurnaan, atau pun sebagai pandangan dalam menjalani kehidupannya dimana ada nilai benar dan salah. Jadi, bisa dikatakan fungsi dari idealisme itu sendiri adalah membuat aturan dalam memandang kehidupan di dalam diri masing-masing sehingga tidak terjebak ke dalam ruang lingkup yang tidak sesuai dengan aturan atau pandangan hidupnya.
Tanpa sebuah keidealisme dari seseorang dapat memicu banyaknya ketidak sesuaian dalam bermasyarakat, sehingga akan menimbulkan banyak tindakan kriminal atau pun yang melanggar norma kesusilaan. Sebagai contoh terjadinya korupsi di Indonesia, disebabkan ketidak adanya pola pikir yang idealistis dengan lingkungan kerjanya. Dimana akan dihalalkannya semua tindakan yang berhubungan dengan karir atau pun pekerjaannya untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Sehingga akan menyebabkan banyaknya tindakan pelanggaran yang merugikan individu lain.
Awal mula tidak adanya pikiran idealis tersebut ketika masih duduk di bangku sekolah dasar, dimana setiap tindakan kecurangan tidak dicegah atau pun ditegur dengan tindakan lebih lanjut sehingga akan menyebabkan siswi atau siswa merasa jera. Salah satunya adalah mencontek, kegiatan ini sudah sangat umum di lingkungan sekolah. Beranggapan itu adalah hal yang biasa, bukan merupakan hal yang luar biasa maka akan selalu digalangkan sistem mencontek hingga akhirnya mereka terjun ke dalam ruang lingkup kerja. Berasal dari hal yang kecil hingga akhirnya meluas menjadi hal yang besar yakni, korupsi.Bukan hanya itu, polisi-polisi nakal yang bertugas mengatur lalu lintas tetapi malah memalak angkutan umum juga termasuk kelompok yang tidak memiliki pemikiran idealis.
Seandainya mereka memiliki sifat idealis, maka mereka akan berada di dalam aturan yang berlaku bukan merugikan orang lain dengan memalak setiap angkutan umum tanpa melihat baik buruknya dari tindakannya. Tetapi, ketika seorang individu memiliki pemikiran yang idealis akan kehidupan pribadinya dan terjun dalam ruang lingkup sosial, maka hal itu akan dianggap aneh. Karena miskinnya sifat idealis masyarakat sehingga mereka pun mengganggap hal yang seharusnya dijalankan menjadi aneh. Contohnya, tidak jauh dari ruang lingkup sekolah yang menjadi tempat belajar untuk masa depan semua masyarakat.
(21)
yang tidak mencontek, maka guru dan siswa lainnya akan memuji nilai yang dihasilkan siswa yang mencontek sedangkan siswa yang memiliki nilai jelek jauh lebih diremehkan bahkan diacuhkan lantaran nilainya di bawah rata-rata.
Mereka tidak melihat bagaimana proses siswa mendapatkan nilai, tetapi mereka hanya melihat hasil nilai dari siswa tersebut. Sehingga semua siswa bergotong royong menggalangkan sistem kerja sama yang seharusnya tidak dilakukan ketika proses ujian berlangsung yang mengakibatkan tidak tertanamnya benih sifat idealisme dari siswa sekolah dasar tersebut, padahal masa yang paling baik untuk memupuk sifat idealisme itu adalah ketika duduk di bangku sekolah dasar. Apabila setiap individu memiliki sifat idealisme yang tinggi, maka kesimpangan-kesimpangan seperti itu dapat dihindari dengan menurunnya jumlah kriminalisasi di dalam negeri ini.Karena pada dasarnya negeri ini hanya miskin dengan sifat idealisme dalam diri seseorang, sehingga terjadi ketidak teraturan dalam kehidupannya.
Salah satu cara untuk memupuk sifat idealisme seseorang dapat dari bimbingan orang tua atau keluarga, dan yang paling penting adalah bimbingan di lingkungan sekolah. Karena sebagian besar waktu yang digunakan ketika masa kecil adalah ketika mereka di dalam lingkungan sekolah, peran guru sangat dibutuhkan dalam kegiatan ini.Setidaknya jangan biasakan siswa atau para pelajar mencontek karena pada mulanya tidak tertanamnya sifat idealisme tersebut dari kegiatan mencontek yang dominan mengandalkan kecurangan daripada kejujuran dan jerih payah diri sendiri. Sedangkan dalam ruang lingkup keluarga, dibiasakan dalam mendisiplinkan anak dari hal yang kecil hingga hal yang besar yang akhirnya akan membuat anak tersebut menjadi biasa dengan kedisiplinannya sehingga memiliki nilai-nilai benar dan salah dalam setiap kegiatannya.
(22)
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan Pembahasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa aliran filsafat idealisme dalam pendidikan jasmani adalah Idealisme terhadap pendidikan dalam bentuk pendidikan tradisionil.Pelajaran – pelajaran kecerdasan pikiran sangat diutamakan. Filsafat ini mengatakan kebenaran dari budi kemauan, pilihan, dan keputusan – keputusan
(23)
manusia.Penjas & Olahraga lebih dari sekedar “fisik”, tetapi juga menekankan perkembangan proses pemikiran dan jiwa.
Aliran idealisme pada pendidikan jasmani mefokuskan pada pikiran, pikiran merupakan inti dari keberadaan seseorang, manusia jauh lebih penting daripada alam, dan penalaran dan intitusi membantu individu menemukan kebenaran.
B. Saran
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya penulis akan lebih detail dan focus dalam menjalankan tentang isi dari makalah di atas dengan sumber-sumber yang lebih banyak dan tentunya dapat dipertanggungjjawanbkan. Penulis juga berharap supaya para pembaca bersedia memberikan kritik dan saran yang membangun kepada penulis yang berkaitan dengan makalah ini.Semoga makalah ini bermanfaat bagi para pembaca.Terimakasih.
DAFTAR PUSTAKA
Abdulah ,Arma. Prof dkk. 1994. Dasar-Dasar Pendidikan Jasmani. Jakarta: Dirjen Pendidikan Tinggi.
Prof. Supandi.2002. Filsafat Olahraga. UPI Bandung
Barnadip, Imam. 2002. Filsafat Pendidikan. Yogyakarta: Adi Cita Karya Nusa.
Soebroto, Moch. Asas-asas Pengertahuan Umum Olahraga. 1976. PT Sumber Bahagia: Jakarta
(24)
staff.uny.ac.id/site/default/files/DASAR_FILSAFAT_PENJAS_&_OR.pdf (05/12/2015 10:28)
(1)
B. Anusia Jauh Lebih Penting Daripada Alam
C. Penalaran Dan Intitusi Membantu Individu Menemukan Kebenaran.
F. Pandangan Aliran Idealisme terhadap Pendidikan Jasmani
Aliran idealism ini memiliki pandangan terhadap pendidikan jasmani sebagai berikut:
a. Pendidikan jasmani merupakan sebuah pendidikan yang bersifat fisik. Namun meskipun demikian pendidikan jasmani itu bukan hanya sekedar fisik saja akan tetapi pikiran pun termasuk didalamnya. Meskipun pendidikan jasmani merupakan pendidikan yang berfokus pada fisik namun pada dasarnya harus berkontribusi terhadap perkembangan rohani.Pendidikan jasmani harus memberikan sumbangan bagi perkembangan intelek seseorang.
b. Aktivitas kesegaran jasmani memberikan kontribusi terhadap perkembangan kepribadian seseorang. Seorang guru pendidikan jasmani harus mampu memberikan aktivitas fisik yang erat kaitannya dengan aspek kehidupan.Dengan demikian secara tidak langsung bahwa pendidikan jasmani dapat memberikan corak dalam kepribadian seseorang dalam kehidupannya.
c. Gagasan atau ide dapat tumbuh dan berkembang melalui aktivitas jasmani.Idealisme berkeyakinan bahwa aktivitas yang diberikan harus dapat membantu siswa mengembangkan sifat jujur, berani, kreatif dan sportifitas.
d. Pendidikan adalah untuk kehidupan. Guru pendidikan jasmani yang idealistik yakin bahwa mengembangkan keterampilan jasmani sama pentingnya dengan memiliki pengetahuan tentang olahraga dan kemampuan menganalisa masalah sama pentingnya dengan mengetahui peraturan permainan.
G. Seberapa penting idealisme dalam pendidikan jasmani
Sering kali kita mendengar kalimat idealisme tanpa mengetahui apa arti makna di dalamnya dan tidak mengetahui betapa dibutuhkannya idealisme seseorang dalam kehidupan sehari-hari. Idealisme yang berasal dari kata ”ideal” dan ”isme” mengandung makna sebagai
(2)
aliran ilmu filsafat yang menganggap pikiran atau cita-cita sebagai satu-satunya hal yang benar yang dapat dicamkan dan dipahami.
Ideliasme sendiri dapat berupa suatu patokan atau aturan dalam kehidupan seseorang yang akhirnya akan mendapatkan nilai kesempurnaan, atau pun sebagai pandangan dalam menjalani kehidupannya dimana ada nilai benar dan salah. Jadi, bisa dikatakan fungsi dari idealisme itu sendiri adalah membuat aturan dalam memandang kehidupan di dalam diri masing-masing sehingga tidak terjebak ke dalam ruang lingkup yang tidak sesuai dengan aturan atau pandangan hidupnya.
Tanpa sebuah keidealisme dari seseorang dapat memicu banyaknya ketidak sesuaian dalam bermasyarakat, sehingga akan menimbulkan banyak tindakan kriminal atau pun yang melanggar norma kesusilaan. Sebagai contoh terjadinya korupsi di Indonesia, disebabkan ketidak adanya pola pikir yang idealistis dengan lingkungan kerjanya. Dimana akan dihalalkannya semua tindakan yang berhubungan dengan karir atau pun pekerjaannya untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Sehingga akan menyebabkan banyaknya tindakan pelanggaran yang merugikan individu lain.
Awal mula tidak adanya pikiran idealis tersebut ketika masih duduk di bangku sekolah dasar, dimana setiap tindakan kecurangan tidak dicegah atau pun ditegur dengan tindakan lebih lanjut sehingga akan menyebabkan siswi atau siswa merasa jera. Salah satunya adalah mencontek, kegiatan ini sudah sangat umum di lingkungan sekolah. Beranggapan itu adalah hal yang biasa, bukan merupakan hal yang luar biasa maka akan selalu digalangkan sistem mencontek hingga akhirnya mereka terjun ke dalam ruang lingkup kerja. Berasal dari hal yang kecil hingga akhirnya meluas menjadi hal yang besar yakni, korupsi.Bukan hanya itu, polisi-polisi nakal yang bertugas mengatur lalu lintas tetapi malah memalak angkutan umum juga termasuk kelompok yang tidak memiliki pemikiran idealis.
Seandainya mereka memiliki sifat idealis, maka mereka akan berada di dalam aturan yang berlaku bukan merugikan orang lain dengan memalak setiap angkutan umum tanpa melihat baik buruknya dari tindakannya. Tetapi, ketika seorang individu memiliki pemikiran yang idealis akan kehidupan pribadinya dan terjun dalam ruang lingkup sosial, maka hal itu akan dianggap aneh. Karena miskinnya sifat idealis masyarakat sehingga mereka pun mengganggap hal yang seharusnya dijalankan menjadi aneh. Contohnya, tidak jauh dari
(3)
yang tidak mencontek, maka guru dan siswa lainnya akan memuji nilai yang dihasilkan siswa yang mencontek sedangkan siswa yang memiliki nilai jelek jauh lebih diremehkan bahkan diacuhkan lantaran nilainya di bawah rata-rata.
Mereka tidak melihat bagaimana proses siswa mendapatkan nilai, tetapi mereka hanya melihat hasil nilai dari siswa tersebut. Sehingga semua siswa bergotong royong menggalangkan sistem kerja sama yang seharusnya tidak dilakukan ketika proses ujian berlangsung yang mengakibatkan tidak tertanamnya benih sifat idealisme dari siswa sekolah dasar tersebut, padahal masa yang paling baik untuk memupuk sifat idealisme itu adalah ketika duduk di bangku sekolah dasar. Apabila setiap individu memiliki sifat idealisme yang tinggi, maka kesimpangan-kesimpangan seperti itu dapat dihindari dengan menurunnya jumlah kriminalisasi di dalam negeri ini.Karena pada dasarnya negeri ini hanya miskin dengan sifat idealisme dalam diri seseorang, sehingga terjadi ketidak teraturan dalam kehidupannya.
Salah satu cara untuk memupuk sifat idealisme seseorang dapat dari bimbingan orang tua atau keluarga, dan yang paling penting adalah bimbingan di lingkungan sekolah. Karena sebagian besar waktu yang digunakan ketika masa kecil adalah ketika mereka di dalam lingkungan sekolah, peran guru sangat dibutuhkan dalam kegiatan ini.Setidaknya jangan biasakan siswa atau para pelajar mencontek karena pada mulanya tidak tertanamnya sifat idealisme tersebut dari kegiatan mencontek yang dominan mengandalkan kecurangan daripada kejujuran dan jerih payah diri sendiri. Sedangkan dalam ruang lingkup keluarga, dibiasakan dalam mendisiplinkan anak dari hal yang kecil hingga hal yang besar yang akhirnya akan membuat anak tersebut menjadi biasa dengan kedisiplinannya sehingga memiliki nilai-nilai benar dan salah dalam setiap kegiatannya.
(4)
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan Pembahasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa aliran filsafat idealisme dalam pendidikan jasmani adalah Idealisme terhadap pendidikan dalam bentuk pendidikan tradisionil.Pelajaran – pelajaran kecerdasan pikiran sangat diutamakan. Filsafat ini
(5)
manusia.Penjas & Olahraga lebih dari sekedar “fisik”, tetapi juga menekankan perkembangan proses pemikiran dan jiwa.
Aliran idealisme pada pendidikan jasmani mefokuskan pada pikiran, pikiran merupakan inti dari keberadaan seseorang, manusia jauh lebih penting daripada alam, dan penalaran dan intitusi membantu individu menemukan kebenaran.
B. Saran
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya penulis akan lebih detail dan focus dalam menjalankan tentang isi dari makalah di atas dengan sumber-sumber yang lebih banyak dan tentunya dapat dipertanggungjjawanbkan. Penulis juga berharap supaya para pembaca bersedia memberikan kritik dan saran yang membangun kepada penulis yang berkaitan dengan makalah ini.Semoga makalah ini bermanfaat bagi para pembaca.Terimakasih.
DAFTAR PUSTAKA
Abdulah ,Arma. Prof dkk. 1994. Dasar-Dasar Pendidikan Jasmani. Jakarta: Dirjen Pendidikan Tinggi.
Prof. Supandi.2002. Filsafat Olahraga. UPI Bandung
Barnadip, Imam. 2002. Filsafat Pendidikan. Yogyakarta: Adi Cita Karya Nusa.
Soebroto, Moch. Asas-asas Pengertahuan Umum Olahraga. 1976. PT Sumber Bahagia: Jakarta
(6)
staff.uny.ac.id/site/default/files/DASAR_FILSAFAT_PENJAS_&_OR.pdf (05/12/2015 10:28)