Analisis Regresi

D. Analisis Regresi

Analisis Regresi digunakan untuk mengukur pengaruh antara variabel prediktor (variabel bebas) terhadap variabel terikat. Sebelum dilakukan analisis regresi, dilakukan uji asumsi klasik sebagai berikut.

1. Uji Asumsi Klasik

a. Uji Normalitas Distribusi Data

Uji Normalitas data dilakukan sebelum data diolah berdasarkan model-model penelitian yang diajukan. Uji normalitas data bertujuan untuk mendeteksi distribusi data dalam suatu variabel yang akan digunakan dalam penelitian. Data yang baik dan layak untuk membuktikan model-model penelitian tersebut adalah data yang memiliki distribusi normal.

Uji normalitas dilakukan dengan uji Kolmogorov-Smirnov satu arah atau analisis grafis. Berikut ini adalah hasil uji normalitas dengan Kolmogorov-Smirnov pada variabel independen dan variabel dependen.

Tabel 4.10

Budaya

Organisasi Kinerja Pegawai N

Normal Parameters a,b Mean

5.06480 3.70211 Most Extreme Differences

Std. Deviation

-.114 -.145 Kolmogorov-Smirnov Z

Negative

.662 .879 Asymp. Sig. (2-tailed)

.774 .422 a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Hasil analisis Kolomogorov-Smirnov dengan nilai Z untuk Y sebesar 0,874 dan untuk X sebesar 0,662. Asymp signifikan untuk variabel Y dan X, secara berturut-turut adalah 0,422 untuk Y dan 0,774 untuk X. Dari hasil tersebut nampak bahwa pada variabel Y dan X memiliki distribusi data yang normal.

b. Uji Heteroskedastisitas

Uji Heteroskedastisitas digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi liner kesalahan pengganggu (e) mempunyai varians yang sama atau tidak dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Untuk menguji Hetero-skedastisitas dapat diketahui dari nilai signifikan korelasi Rank Spearman antara masing-masing variabel independen dengan residualnya. Jika nilai signifikan lebih besar dari α (5%) maka tidak terdapat Heteroskedastisitas, dan sebaliknya jika lebih kecil dari

α (5%) maka terdapat Heteroskedastisitas. Berdasarkan perhitungan SPSS diperoleh hasil seperti pada tabel berikut.

Organisasi Pegawai Spearman's rho Budaya Organisasi Correlation Coefficient

Sig. (2-tailed)

32 32 Kinerja Pegawai

Correlation Coefficient

Sig. (2-tailed)

32 32 ** Correlation is significant at the .01 level (2-tailed).

a Listwise N = 32

Hasil pengujian korelasi Spearman pada tabel di atas menunjukkan bahwa korelasi antara variabel X dengan nilai residual adalah tidak signifikan. Hal ini dapat dilihat dari nilai Sig = 0,481 >

0.05 sehingga dapat diasumsikan bahwa tidak terjadi heterokesdasitas dalam model regresi ini.

c. Uji Autokorelasi

Uji Autokorelasi digunakan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi linier terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya). Untuk menguji Autokorelasi dapat dilihat dari nilai Durbin Waston (DW), yaitu jika nilai DW terletak antara du dan (4 – dU) atau du ≤ DW ≤ (4 – dU), berarti bebas dari Autokorelasi. Jika nilai DW lebih kecil dari dL atau DW lebih besar dari (4 – dL) berarti Uji Autokorelasi digunakan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi linier terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya). Untuk menguji Autokorelasi dapat dilihat dari nilai Durbin Waston (DW), yaitu jika nilai DW terletak antara du dan (4 – dU) atau du ≤ DW ≤ (4 – dU), berarti bebas dari Autokorelasi. Jika nilai DW lebih kecil dari dL atau DW lebih besar dari (4 – dL) berarti

1) Perumusan hipotesis :

a) Ho : ρ 1 = ρ 2 =... = ρp = 0 Æ Non Autokorelasi (Faktor pengganggu periode tertentu tidak berkorelasi dengan faktor

pengganggu pada periode lain).

b) Ha : ρ 1 = ρ 2 = ... = ρp ≠ 0 Æ Autokorelasi (Faktor pengganggu periode tertentu berkorelasi dengan faktor pengganggu pada

periode lain).

2) Kriteria pegujian :

a) Jika d-hitung < dL atau d-hitung > (4-dL), Ho ditolak, berarti ada autokorelasi.

b) Jika dU < d-hitung < (4 – dU), Ho diterima, berarti tidak terjadi autokorelasi.

c) Jika dL < d-hitung < dU atau (4-dU) < d-hitung < (4-dL), maka tidak dapat disimpulkan ada tidaknya autokorelasi.

Gambar 4.1 Daerah Penerimaan & Penolakan Ho, Uji Autokorelasi

Berdasarkan perhitungan yang dilakukan dengan menggunakan aplikasi SPSS 18.0 for Windows diperoleh output sebagai berikut.

Tabel 4.12

Model Summary b

Model

Std. Error of Durbin- R

Adjusted R

R Square

Square

the Estimate Watson

3.74038 1.738 a. Predictors: (Constant), Budaya Organisasi

1 .110 a .012

b. Dependent Variable: Kinerja Pegawai

Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai Durbin Watson (d) sebesar 1,738. Untuk N=32 pada 2 variabel, Nilai dL pada tabel adalah 1,37340 dan nilai dU adalah 1,50190. Dengan menggunakan grafik di atas, dapat dihitung keberadaan DW sebagai berikut.

- Nilai dL adalah 1,37340 - Nilai dU adalah 1,50190

- Nilai 4 – dU adalah 2,49810 - Nilai 4 – dL adalah 2,62660

Berdasarkan grafik yang dikemukakan di atas dapat diketahui bahwa nilai DW = 1,738 berada di antara nilai dU dan 4- dU atau 1,60144 < 1,738 < 2,39856 yang berarti nilai DW berada pada daerah penerimaan H O . Artinya, pada penelitian ini tidak terdapat autokorelasi.

2. Pembentukan Model Regresi Linier

Berdasarkan hipotesis yang diajukan, teknik analisis data dengan menggunakan Analisis Regresi Sederhana dengan model persamaan sebagai berikut.

Ŷ = a + bX + e

Keterangan: Y : Kinerja Pegawai

X : Budaya Organisasi

a : konstanta

b : koefisien regresi atau slope garis regresi Y atas X

e : epsilon, galat presiksi yang terjadi secara acak.

Dengan menggunakan aplikasi PASW 18.0 for Windows diperoleh taksiran regresi sebagai berikut.

t Sig. 1 (Constant)

B Std. Error

Beta

.000 Budaya Organisasi

.110 2.607 .548 a. Dependent Variable: Kinerja Pegawai

Berdasarkan tabel 4.13 di atas dapat dibuat model regresi sebagai berikut.

Ŷ = 35,724 + 0,281X + e

Persamaan regresi yang terbentuk dapat diartikan sebagai berikut.

(1) Konstanta sebesar 35,724 mengandung arti jika Budaya Organisasi (X) nilainya sama dengan 0, maka Kinerja Pegawai (Y) nilainya sama dengan 35,724.

(2) Variabel Budaya Organisasi (X) memiliki koefisien regresi positif. Hal ini berarti jika skor Budaya Organisasi (X) naik sebesar satu satuan, maka Kinerja Pegawai (Y) akan mengalami peningkatan sebesar nilai koefisien regresinya, yaitu sebesar 0,281 kali atau sebesar 28,10 %.

(3) Nilai e dapat diabaikan karena telah dilakukan uji asumsi klasik yang menyatakan bahwa seluruh data berdistribusi normal, tidak terdapat heteroskedastisitas, serta tidak terjadi autokorelasi. Dengan demikian, nilai e dinyatakan sama dengan 0.

3. Uji Hipotesis

Untuk membuktikan apakah model regresi yang telah diperoleh di atas dapat digunakan atau tidak, akan dilakukan pengujian hipotesis dengan menggunakan uji t.

Berdasarkan output pada tabel 4.11 dapat diketahui nilai t hitung untuk X adalah sebesar 2,607 sedangkan t tabel pada α (tingkat kekeliruan) 0,05 dan db = 32 – 2 = 30 untuk pengujian satu sisi adalah 1,697. Kriteria pengujian satu sisi adalah ’tolak Ho jika t hitung >t tabel ’.

Karena nilai t hitung (2,607) lebih besar daripada nilai t tabel (1,697) pada tingkat kekeliruan 5% dan db = 30, maka H O ditolak dan H A diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pada tingkat kepercayaan 95% terdapat pengaruh Budaya Organisasi terhadap Kinerja Pegawai pada Kantor Kecamatan 554587895522154854.

Besar pengaruh antar kedua variabel tersebut dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.14

Model Summary

Model

Std. Error

Change Statistics

Sig. F R

Adjusted

of the

R Square

R Square R Square

F Change df1 df2 Change 1 .410 a .168

Estimate

Change

.369 1 30 .548 a. Predictors: (Constant), Budaya Organisasi

Tabel 4.12 di atas menunjukkan koefisien determinasi untuk variabel Kinerja Pegawai pada Kantor Kecamatan 554587895522154854 (Y) dan Budaya Organisasi (X) adalah 0,168. Nilai ini mengandung makna Tabel 4.12 di atas menunjukkan koefisien determinasi untuk variabel Kinerja Pegawai pada Kantor Kecamatan 554587895522154854 (Y) dan Budaya Organisasi (X) adalah 0,168. Nilai ini mengandung makna

Hasil pengujian tersebut menunjukkan bahwa Kinerja Pegawai pada Kantor Kecamatan 554587895522154854 223145655225 dipengaruhi oleh Budaya Organisasi. Dengan kata lain, semakin baik Budaya Organisasi dilakukan, maka akan semakin baik pula Kinerja Pegawai pada Kantor Kecamatan 554587895522154854 223145655225. Sebaliknya, makin tidak baik Budaya Organisasi akan berakibat semakin tidak baiknya Kinerja Pegawai pada Kantor Kecamatan 554587895522154854 223145655225.