lama daripada bakteri patogen dalam lingkungan yang tidak menguntungkan Slamet, 2004.
2.3.2. Karakteristik Bakteri
Coliform
Golongan bakteri
coliform
merupakan indikator alami baik di dalam air yang tampak jernih maupun air kotor, yang memiliki karakteristik sebagai berikut:
berbentuk batang, gram negatif, tidak membentuk spora, pada temperatur 37
o
C dapat memfermentasikan laktosa dengan membentuk asam dan dalam 48 jam dapat
membentuk gas Pelczar, 1993 dalam Nugroho, 2006
2.3.3. Klasifikasi Bakteri
Coliform
Bakteri
coliform
dalam air minum diklasifikasikan menjadi tiga golongan, yaitu
coliform
total, fecal
coliform
, dan
E. coli
.
Coliform
total yaitu termasuk bakteri yang ditemukan dalam tanah, air yang telah dipengaruhi oleh permukaan air, dan limbah manusia atau hewan.
Fecal
coliform
adalah kelompok dari
coliform
total tetapi lebih spesifik hanya untuk bakteri yang juga dapat hidup dalam saluran cerna atau tinja manusia ataupun
hewan berdarah panas. Karena asal usul dari fecal
coliform
lebih spesifik maka fecal
coliform
dianggap sebagai indikasi yang lebih akurat untuk menentukan kontaminasi air oleh tinja manusia atau hewan berdarah panas daripada total
coliform
. Sedangkan
Escherichia coli E.coli
adalah spesies yang utama dalam kelompok fecal
coliform
, dari lima kelompok umum bakteri
coliform
, hanya E.coli yang umumnya tidak bereproduksi dan tumbuh di lingkungan. Akibatnya, E.coli
dianggap sebagai spesies bakteri
coliform
untuk indikator terbaik dari pencemaran tinja dan kemungkinan disertai adanya bakteri yang patogen
New York State Departmen Of Health
, 2011.
Universitas Sumatera Utara
Hubungan antara total
coliform
, fecal
coliform
, dan
E.coli
:
Gambar 2.2. Hubungan Antara Total
coliforms
, Fecal
coliforms
, dan
E.coli
Sumber:
New York State Departmen Of Health
, 2011
2.3.4. Bakteri –Bakteri Golongan
Coliform
Yang termasuk golongan
coliform
adalah
Escherichia coli
, dan spesies dari
Citrobacter, Enterobacter, Klebsiella,
dan
Serratia
.
Eschericia coli,
merupakan anggota
coliform
yang dapat dibedakan dari bakteri
coliform
lain karena kemampuannya memfermentasikan laktosa pada suhu 44°C pada MPN hal ini
dilakukan pada tahap terakhir atau saat uji kelengkapan. Pengidentifikasian dapat dilihat dari pertumbuhan dan reaksi yang memberikan warna berbeda pada media
kultur khusus. Saat dikulutur pada media EMB, hasil positif
E. coli
adalah koloni berwarna hijau metalik. Tidak seperti golongan
coliform
pada umumnya,
E. coli
merupakan bakteri yang berasal dari feses dan kehadirannya efektif mengkonfirmasi adanya kontaminasi fekal pada badan air. Umumnya, pada feses,
E. coli
ada sebanyak 11 dari
coliform
Slamet, 2004. Total coliform
Fecal coliform E.coli
Universitas Sumatera Utara
Bakteri –bakteri yang termasuk ke dalam golongan
coliform
umum dapat kita lihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 2.2. Famili, Genera dan Species Beberapa
coliform
Umum Famili
Genera Species
Enterobacteriaceae Escherichia
Escherichia coli E.coli
Klebsiella Klebsiella pneumonia
K.pneumonia Enterobacter
Enterobacter aerogenus E.aerogenus
Citobacter Citobacter freundii
C.freundii
Sumber:
National Health and Medical Research Council, Australian Government.
2.4.
Escherichia coli
Escherichia coli
adalah batang Gram negatif dengan ukuran 0,4 – 0,7 x 1 – 3
mm
. Escherichia coli
adalah
fakultatif anaerob
dan dapat tumbuh di media sederhana dengan sebagian koloni dapat bergerak, sebagian tidak. Biasanya meragi laktosa dan
memproduksi gas dari glukosa seperti indol dan asetat tetapi tidak memproduksi sitrat. Beberapa strain memproduksi
beta hemolisin
Jawetz,
et al
, 2013.
Escherichia coli
hidup secara normal pada usus besar manusia dan binatang tertentu tetapi tidak menyebabkan binatang atau manusia tersebut menjadi sakit
apabila dalam batas normal. Jumlah normal konsentrasi
Escherichia coli
pada feses 1.000.000
– 100.000.000gr feses. Untuk mendeteksi kadar feses manusia pada air,
Escherichia coli
dipilih sebagai indikator dari level polusi air, pengukurannya menggunakan indeks
coliforms
. Penentuan
coliforms
fekal menjadi indikator pencemaran dikarenakan jumlah koloninya pasti berkolerasi positif dengan
keberadaan bakteri patogen. Oleh karena itu,
coliforms
adalah indikator kualitas air.
Universitas Sumatera Utara
Makin sedikit kandungan
coliforms
artinya kualitas air semakin baik Rahmawati, Azizah, 2005.
Escherichia coli
yang disekresikan dalam jumlah besar melalui feses akan mengkontaminasi lingkungan dan bakteri ini akan bertahan hidup tidak tumbuh
dalam beberapa hari sampai beberapa minggu di luar tubuh. Apabila
Escherichia coli
ditemukan dalam persedian air, harus diperhitungkan indikasi bahwa persediaan air tersebut telah terkontaminasi oleh feses manusia dan hewan. Air yang terkontaminasi
ini dapat menimbulkan gejala jika jumlah mikroorganismenya berkisar antara 108 –
109 bakteriml air Jawetz,
et al
, 2013.
Escherichia coli
biasanya tidak merugikan manusia bahkan
Escherichia coli
membentuk vitamin K tetapi ada beberapa hal yang menyebabkan
Escherichia coli
dapat berbahaya : 1.
Apabila bakteri keluar dari saluran pencernaan dan masuk ke
traktus urinarius
ini dapat menyebabkan infeksi biasanya disebut
honey moon cystitis
karena
intercourse
dapat menyebabkan bakteri masuk kandung kemih.
2.
Ketika bakteri keluar dari saluran pencernaan melalui perforasi lalu masuk ke abdomen menyebabkan
peritonitis.
3. Beberapa strain
Escherichia coli
bersifat toksik beberapa menghasilkan toksin yang mirip disentri dan dapat menyebabkan keracunan makanan
terkontaminasi saat penyimpanan, pemakaian dapat fatal apabila di makan anak kecil, orang dewasa dengan imunodefisiensi.
Escherichia coli
adalah penyebab yang paling sering dari infeksi saluran kemih dan merupakan penyebab infeksi saluran kemih pertama pada kira-kira 90 wanita
muda, gejala dan tanda-tandanya antara lain sering kencing, disuria, hematuria, dan piuria. Nyeri pinggang berhubungan dengan infeksi saluran kemih bagian atas.
Infeksi saluran kemih dapat mengakibatkan bakteremia dengan tanda-tanda klinik sepsis.
Escherichia coli
yang menyebabkan diare sangat sering ditemukan di seluruh dunia
. Escherichia coli
ini diklasifikasikan oleh ciri khas sifat virulensinya, dan
Universitas Sumatera Utara
setiap grup menimbulkan penyakit melalui mekanisme yang berbeda Jawetz, et al, 2013.
a.
Escherichia coli
Enteropatogenik EPEC adalah penyebab penting diare pada bayi, khususnya dinegara berkembang. EPEC melekat pada sel
mukosa usus kecil. Terjadi kehilangan mikrovili penumpulan, membentuk tumpuan filamen aktin atau struktur mirip mangkuk, dan
kadang-kadang , EPEC masuk ke dalam sel mukosa. Dapat terlihat lesi yang khas pada mikrograf elektron dari biopsi lesi usus kecil. Akibat dari
infeksi EPEC adalah diare cair, yang biasanya sembuh sendiri tetapi dapat juga menjadi kronik
b.
Escherichia coli
Enterotoksigenik ETEC adalah penyebab yang sering dari diare wisatawan dan sangat penting menyebabkan diare pada bayi di
negara berkembang. Faktor kolonisasi ETEC yang spesifik untuk manusia menimbulkan pelekatan ETEC pada sel epitel usus kecil.
c.
Escherichia coli
Enterohemoragik EHEC menghasilkan verotoksin, dinamai sesuai efek sitotoksiknya pada sel Vero, suatu sel ginjal dari
monyet hijau Afrika. EHEC berhubungan dengan kolitis hemoragik, bentuk diare yang berat, dan dengan sindroma uremia hemolitik, suatu
penyakit akibat gagal ginjal akut, anemia hemolitik mikroangiopatik, dan trombositopenia.
d.
Escherichia coli
Enteroinvasif EIEC menimbulkan penyakit yang sangat mirip dengan shigelosis. Penyakit terjadi paling sering pada anak-anak
dinegara berkembang dan pada para wisatawan yang menuju kenegara tersebut. EIEC menimbulkan penyakit melalui invasinya ke sel epitel
mukosa usus. e.
Escherichia coli
Enteroagregatif EAEC menyebabkan diare akut dan kronik pada masyarakat di negara berkembang. Bakteri ini ditandai dengan
pola khas pelekatannya pada sel manusia. Sangat sedikit yang diketahui
Universitas Sumatera Utara
mengenai faktor virulensi EAEC dan epidemiologi penyakit yang disebabkannya.
Bila pertahanan inang normal tidak mencukupi,
Escherichia coli
dapat memasuki aliran darah dan menyebabkan sepsis. Bayi yang baru lahir dapat sangat
rentan terhadap sepsis
Escherichia coli
karena tidak memiliki antibodi IgM. Sepsis dapat terjadi akibat infeksi saluran kemih.
Escherichia coli
dan streptokokus golongan B adalah penyebab utama meningitis pada bayi.
Escherichia coli
merupakan penyebab pada sekitar 40 kasus meningitis neonatal, dan kira-kira 75
Escherichia coli
dari kasus meningitis ini mempunyai antigen K1. Antigen ini bereaksi silang dengan polisakarida sampai golongan B dari
N. meningitides
Jawetz,
et al
, 2013.
2.5. Analisis Mikroba dalam Air