Penelitian Terdahulu Analisis Faktor–Faktor yang Berhubungan dengan Ketersediaan Beras di Kabupaten Mandailing Natal

2.1. Penelitian Terdahulu

Dengan menggunakan sampel 20 tahun 1987-2006, variabel bebas yang digunakan luas panen, harga beras, harga jagung, dan ketersediaan beras tahun sebelumnya dengan model regresi linier berganda yang tujuannya untuk mengetahui ketersediaan beras di Sumatera Utara didapatkan hasil estimasi bahwa variasi yang terjadi pada luas panen, harga beras, harga jagung, dan ketersediaan beras tahun sebelumnya dapat menjelaskan variasi ketersediaan beras sebesar 99,3. Dari keseluruhan variabel bebas yaitu luas panen, harga beras, harga jagung dan ketersediaan beras tahun sebelumnya secara serempak memberikan pengaruh yang sangat signifikan, sedangkan secara parsial menunjukkan bahwa variabel bebas luas panen dan harga beras memberikan pengaruh yang sangat nyata terhadap ketersediaan beras. Variabel harga jagung dan ketersediaan beras tahun sebelumnya menunjukkan pengaruh tidak nyata terhadap ketersediaan beras Hasyim, 2007. Penelitian Silviana Yanidah Sagala 2012, yang bertujuan untuk mengetahui ketersediaan beras di kabupaten Deli Serdang, dengan menggunakan data sekunder runtun waktu time series tahun 2004-2010. Data yang dikumpulkan adalah data per semester. Analisis data dilakukan dengan analisis deskriptif dan analisis kuantitatif. Berdasarkan hasil penelitian, bahwa variabel luas areal irigasi dan harga pupuk urea berpengaruh positif, sedangkan harga gabah di tingkat petani dan curah hujan daerah setempat berpengaruh negatif. Secara parsial, hanya variabel luas areal irigasi yang berpengaruh signifikan terhadap luas areal panen di Kabupaten Deli Serdang. Pada persamaan konsumsi beras, variabel pendapatan perkapita dan harga beras berpengaruh positif terhadap Universitas Sumatera Utara konsumsi beras. Secara parsial, harga beras dan pendapatan perkapita berpengaruh signifikan terhadap konsumsi beras di Kabupaten Deli Serdang. Pada persamaan harga eceran beras, variabel jumlah konsumsi beras dan lag harga eceran beras berpengaruh positif sedangkan lag jumlah produksi beras berpengaruh negatif. Hanya variabel konsumsi beras yang berpengaruh nyata, sedangkan yang lainnya tidak berpengaruh nyata. Penelitian Adlaida Malik dan A. Rahman 2010, yang bertujuan untuk mengetahui ketersediaan beras di daerah Provinsi Jambi untuk beberapa dekade terakhir pada masa sebelum atau sesudah periode penyuluhan dengan keluarnya Surat Keputusan Bersama SKB Mendagri – Menteri Pertanian tahun 1996 dimana penyuluhan pertanian diserahkan ke daerah otonom. Selain itu untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi ketersediaan beras, khususnya pengadaan daerah, nilai tukar petani, tingkat konsumsi per kapita, serta luas panen padi dan kebijakan otonomi daerah. Dengan menggunakan data sekunder, dari tahun 1984 sampai tahun 2009, yang dibagi dalam dua fase yaitu periode sebelum SKB 1984–1995 dan periode sesudah SKB 1996–2009. Data yang dikumpulkan dianalisis secara deskriptif kuantitatif dengan menghitung pertumbuhan, baik data ketersediaan beras yang terdiri atas produksi dan perubahan stok pada Bulog. Kemudian untuk menganalisis pengaruh variabel bebas terhadap variabel ketersediaan beras, digunakan analisis regresi linieir berganda multiple linear regression. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa terdapat trend perkembangan yang cenderung meningkat pada ketersediaan pangan beras, konsumsi beras, dan pengadaan beras, sementara indeks nilai tukar petani dan luas panen memiliki trend yang menurun. Variabel pengadaan beras, Universitas Sumatera Utara indeks nilai tukar petani, konsumsi beras, luas panen dan peranan penyuluhan pertanian secara nyata mempengaruhi ketersediaan pangan beras di Provinsi Jambi. Secara parsial konsumsi beras per kapita dan luas panen padi berpengaruh sangat nyata terhadap kemampuan ketersediaan pangan beras. Penelitian Denny Afrianto 2010, yang bertujuan untuk menganalisis kondisi ketahanan pangan di Jawa Tengah dengan memfokuskan pada ketersediaan beras di masing-masing kabupatenkota di Provinsi Jawa Tengah dengan menggunakan data sekunder runtun waktu time series tahun 2005-2007. Penelitian ini menggunakan rasio ketersediaan beras sebagai variabel dependen, sedangkan variabel independen yang digunakan adalah stok beras, luas panen, rata-rata produksi, harga beras eceran, dan jumlah konsumsi beras. Metode analisis yang digunakan adalah analisis data panel dengan membandingkan perilaku ketersediaan beras di tiap kabupatenkota di Jawa Tengah. Dari hasil regresi diketahui bahwa stok berpengaruh positif namun tidak signifikan terhadap rasio ketersediaan beras, luas panen dan rata-rata produksi berpengaruh positif dan signifikan terhadap rasio ketersediaan beras, harga beras berpengaruh negatif namun tidak signifikan terhadap rasio ketersediaan beras, dan jumlah konsumsi berpengaruh negatif dan signifikan terhadap rasio ketersediaan beras.

2.2. Teori Penawaran