6
BAB I I RENCANA PENDAPATAN DAN PENERI MAAN PEMBI AYAAN DAERAH
Sesuai  dengan  kondisi  perekonomian,  kebijakan  pendapatan  daerah  dan kebijakan  pembiayaan  daerah  dalam  KUA  Tahun  Anggaran  2011  yang  disepakat i
bersama oleh Pemerintah dan DPRD Kota Surakarta, maka target pendapatan daerah yang meliputi pendapatan asli daerah PAD, penerimaan dana perimbangan dan lain-
lain  pendapatan  daerah  yang  sah,  maupun  sumber-sumber  penerimaan  pembiayaan daerah pada pos penganggarannya masing-masing, tergambar sebagai berikut :
Tabel I I .1 TARGET PENDAPATAN DAN PENERI MAAN PEMBI AYAAN DAERAH
TAHUN ANGGARAN 2011
NO. PENDAPATAN DAN PENERI MAAN
PEMBI AYAAN  DAERAH TARGET TAHUN
ANGGARAN 2011 DASAR
HUKUM
1
Pendapatan Asli Daerah 152.366.412.840
1.1 Pajak Daerah
88.850.558.000 1.2
Retribusi Daerah 46.645.308.840
1.3 Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang
dipisahkan 5.784.196.000
1.4 Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang
sah 11.086.350.000
2
Dana Perimbangan 642.097.701.000
2.1 Dana Bagi Hasil Pajak  Bagi Hasil Bukan
Pajak 61.912.298.000
2.2 Dana Alokasi Umum
545.289.803.000 2.3
Dana Alokasi Khusus 34.895.600.000
3
Lain- lain Pendapatan Daerah yang Sah
134.188.885.160
3.1 Hibah dari Pemerintah Pusat
4.630.000.000 3.2
Dana Darurat 3.3
Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi dan Pemerintah Daerah lainnya
56.000.156.160 3.4
Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus 68.698.550.000
3.5 Bantuan Keuangan dari Provinsi atau
Pemerintah Daerah lainnya 4.860.179.000
JUMLAH PENDAPATAN DAERAH 928.652.999.000
7
NO. PENDAPATAN DAN PENERI MAAN
PEMBI AYAAN  DAERAH TARGET TAHUN
ANGGARAN 2011 DASAR
HUKUM 4.
Penerimaan pembiayaan
4.1 Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun
Anggaran sebelumnya SiLPA 30.378.317.000
4.2 Pencairan dana cadangan Penarikan
deposito 4.3
Hasil penjualan kekayaan Daerah yang dipisahkan
4.4 Pinjaman daerah
41.000.000.000 4.5
Penerimaan kembali pemberian pinjaman Dana bergulir
422.000.000 4.6
Penerimaan pihak ketiga 700.000.000
JUMLAH PENERI MAAN PEMBI AYAAN 72.500.317.000
JUMLAH DANA TERSEDI A  1.001.153.316.000
8
BAB I I I PRI ORI TAS BELANJA DAERAH