`
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
Maloklusi terjadi karena adanya variasi proses perkembangan normal. Maloklusi dapat disebabkan oleh berbagai faktor, baik genetik maupun lingkungan.
Meskipun etiologi maloklusi tersebut tidak dapat dihilangkan, namun dengan melakukan prosedur interseptif yang tetap, dapat mencegah berkembangnya
maloklusi yang parah dan mengurangi kebutuhan perawatan ortodonti yang kompleks.
6,20
Periode masa gigi bercampur merupakan waktu yang paling baik untuk melakukan occlusal guidance dan intersepsi maloklusi. Dengan melakukan
perawatan ortodonti pada usia dini, kebutuhan untuk perawatan ortodonti yang kompleks dan bedah orthognatik dapat dikurangi.
Salah satu maloklusi yang paling sering dijumpai pada masa gigi bercampur dan membutuhkan perawatan sedini
mungkin adalah crossbite anterior.
15,20
2.1 Definisi Crossbite Anterior
Crossbite atau gigitan silang adalah kelainan hubungan bukolingual antara gigi geligi rahang atas dengan gigi geligi rahang bawah. Graber mendefinisikan
crossbite sebagai suatu kondisi dimana satu atau lebih gigi berada pada posisi abnormal baik dalam arah bukal, lingual atau labial dalam hubungannya dengan gigi
geligi antagonisnya.
5,6,15
Dalam keadaan normal, lengkung gigi maksila berada pada posisi tumpang tindih dengan lengkung gigi mandibula pada bagian bukal dan labial. Jika satu gigi
atau satu segmen gigi geligi mandibula bertumpang tindih dengan gigi geligi antagonisnya pada bagian bukal atau labial, maka terjadilah crossbite.
5
`
Crossbite Anterior adalah maloklusi yang disebabkan karena gigi anterior rahang atas berada pada posisi lingual dari gigi anterior rahang bawah. Crossbite
anterior terjadi saat satu atau lebih gigi rahang atas beroklusi lingual dengan gigi rahang bawah reverse overjet. Kelainan ini biasanya terjadi setelah gigi-gigi
insisivus erupsi.
6,16,20
2.2 Prevalensi Crossbite Anterior
Crossbite anterior merupakan salah satu bentuk kelainan yang sering dijumpai pada masa gigi bercampur. Beberapa literatur melaporkan prevalensi crossbite
anterior antara 2,2 – 11,9 , tergantung pada usia anak yang diobservasi.
8
Kharbanda dkk, pada tahun 1991 di Delhi, melaporkan bahwa 36,6 maloklusi dapat dijumpai pada anak-anak sekolah berusia antara 5 sampai 13 tahun.
Kharbanda dkk juga melaporkan bahwa 9,5 dari maloklusi tersebut adalah crossbite anterior dan crowding pada bagian anterior maksila.
21
Penemuan ini serupa dengan penemuan Karaiskos dkk, yang melaporkan prevalensi crossbite anterior sebesar 10,5 pada anak berusia 6 tahun dan 11,9
pada anak berusia 9 tahun dalam penelitiannya terhadap 201 orang murid berusia 6 tahun dan 194 orang murid berusia 9 tahun di Canada. Hasil serupa juga didapatkan
oleh Coatzee dan Wiltshire yang melaporkan prevalensi crossbite anterior sebesar 13,1 pada anak berusia 3 sampai 8 tahun di Afrika Selatan.
4
Brito dkk melaporkan prevalensi crossbite anterior sebesar 10,1 dalam penelitian terhadap 407 orang anak berusia 9 sampai 12 tahun yang dipilih secara
randomisasi dan diobservasi oleh tenaga profesional terlatih. Oshagh dkk memeriksa rekam medis 700 orang pasien berusia 6 sampai 14 tahun di Departemen Ortodonti
Universitas Shiraz di Shiraz, Iran dan menemukan prevalensi crossbite anterior sebesar 17.
11,12
2.3 Klasifikasi Crossbite