Prevalensi Crossbite Anterior Dental dan Piranti yang Digunakan dalam Perawatan di Klinik S-1 Departemen Ortodonti FKG USU

(1)

Prevalensi

Crossbite

Anterior Dental dan Piranti yang

Digunakan dalam Perawatan di Klinik S-1

Departemen Ortodonti RSGMP FKG USU

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi

syarat memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Gigi

Oleh: JESSICA NIM: 110600087

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


(2)

Fakultas Kedokteran Gigi Departemen Ortodonsia Tahun 2015

Jessica

Prevalensi Crossbite Anterior Dental dan Piranti yang Digunakan dalam Perawatan di Klinik S-1 Departemen Ortodonti FKG USU

xi + 38 halaman

Crossbite anterior merupakan suatu keadaan dimana satu atau lebih gigi insisivus rahang atas berada pada posisi palatal dalam hubungannya dengan gigi insisivus rahang bawah. Kelainan ini sering dijumpai pada anak-anak dalam masa gigi bercampur dan membutuhkan penanganan sedini mungkin. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui prevalensi crossbite anterior dental dan piranti yang digunakan untuk merawatnya di Klinik S-1 Departemen Ortodonti FKG USU. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Populasi penelitian adalah seluruh rekam medik dan model studi pasien di Klinik S-1 Departemen Ortodonsia RSGMP FKG USU yang dirawat pada tahun 2009-2013 yang dipilih menggunakan metode simple random sampling. Besar sampel pada penelitian ini adalah 220 sampel dengan 44 sampel setiap tahunnya. Hasil penelitian menunjukkan prevalensi crossbite anterior dental pada pasien yang dirawat di Klinik S-1 Departemen Ortodonti FKG USU tahun 2009-2013 sebesar 20,91%, dengan prevalensi pada tahun 2009, 2010 dan 2011 masing-masing sebesar 18,18%, tahun 2012 yaitu sebesar 27,27% dan tahun 2013 sebesar 22,72%. Prevalensi crossbite anterior dental pada kelompok usia 13 tahun menunjukkan nilai tertinggi yaitu 50%, kelompok usia 12 tahun sebesar 33,33%, kelompok usia 7 tahun sebesar 25%, kelompok usia 9 tahun sebesar 24,32%, kelompok usia 11 tahun sebesar 21,05%, kelompok usia 10 tahun sebesar 16,39%, kelompok usia 8 tahun sebesar 15,90% dan kelompok usia 6 dan 14 tahun sebesar


(3)

yaitu Z spring, single screw, skrup ekspansi bilateral dan inclined biteplane. Piranti yang paling banyak digunakan yaitu Z spring yang disertai dengan biteplane posterior.


(4)

PERNYATAAN PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan tim penguji skripsi

Medan, 1 Juli 2015

Pembimbing: Tanda tangan

Mimi Marina Lubis, drg., Sp.Ort


(5)

TIM PENGUJI SKRIPSI

Skripsi ini telah dipertahankan dihadapan tim penguji Pada tanggal 1 Juli 2015

TIM PENGUJI

KETUA : Mimi Marina Lubis, drg., Sp.Ort ANGGOTA : 1. Erna Sulistyawati, drg., Sp.Ort (K)


(6)

(7)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Gigi pada Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara.

Dalam penulisan skripsi ini, penulis banyak mendapat banyak bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu, dengan segala kerendahan hati dan penghargaan yang tulus, penulis menyampaikan rasa terima kasih kepada:

1. Prof. Nazruddin, drg., C.Ort., Ph.D., Sp.Ort., selaku Dekan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara.

2. Erna Sulistyawati, drg., Sp.Ort (K) selaku Ketua Departemen Ortodonsia Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara dan penguji skripsi yang telah memberikan saran dan masukan kepada penulis.

3. Hilda Fitria Lubis, drg., Sp.Ort., selaku koordinator skripsi di Departemen Ortodonsia Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara.

4. Mimi Marina Lubis, drg., Sp.Ort., selaku pembimbing yang telah meluangkan banyak waktu, tenaga, pikiran, kesabaran dan dukungan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.

5. Ervina Sofyanti, drg., Sp. Ort., selaku penguji skripsi yang telah memberikan saran dan masukan kepada penulis.

6. Seluruh staf pengajar dan pegawai Departemen Ortodonsia Universitas Sumatera Utara atas bantuan dan motivasinya.

7. Indri Lubis, drg., sebagai dosen pembimbing akademik atas motivasi dan bantuannya kepada penulis selama masa pendidikan di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara.

8. Maya Fitria, SKM., M.Kes., sebagai pengajar di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara atas bantuannya kepada penulis dalam analisis statistik.


(8)

9. Orang tua dan keluarga tersayang yang telah memberikan motivasi dan semangat dalam pengerjaan skripsi ini.

10. Sahabat-sahabat penulis yaitu Melissa, Fellicia, Beverly, Angelia, Natalia, Julia dan semuanya yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang selalu membantu dalam segala hal.

11. Teman-teman seperjuangan skripsi di Departemen Ortodonsia yaitu Andira, Ulfa dan teman-teman angkatan 2011 lainnya yang tidak dapat disebutkan satu persatu atas dukungan dan bantuan selama pengerjaan skripsi.

Penulis menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan dalam penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak.

Akhir kata penulis mengharapkan semoga skripsi ini dapat memberikan sumbangan pikiran yang berguna bagi Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara, khususnya di Departemen Ortodonsia.

Medan, 27 Juni 2015 Penulis,

( Jessica ) NIM: 110600087


(9)

DAFTAR ISI

Halaman HALAMAN JUDUL...

HALAMAN PERSETUJUAN ... TIM PENGUJI SKRIPSI ...

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR GRAFIK ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah... 4

1.3 Tujuan Penelitian ... 4

1.3.1 Tujuan Umum ... 4

1.3.2 Tujuan Khusus ... 4

1.4 Manfaat Penelitian ... 4

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... 5

2.1 Definisi Crossbite Anterior ... 5

2.2 Prevalensi Crossbite Anterior ... 6

2.3 Klasifikasi Crossbite... 6

2.3.1 Crossbite Dental ... 7

2.3.2 Crossbite Skeletal ... 8

2.3.3 Crossbite Fungsional ... 9

2.4 Etiologi Crossbite Dental ... 9


(10)

2.5.1 Tongue Blade ... 11

2.5.2 Inclined Plane ... 11

2.5.3 Double Cantilever Spring atau Z spring ... 14

2.5.4 Quad Helix Appliance ... 15

2.5.5 Piranti Ortodonti Lepasan dengan screw ... 16

2.5.6 Piranti Ortodonti Cekat ... 18

2.6 Dampak Crossbite Anterior yang Tidak Dirawat ... 19

2.7 Kerangka Teori ... 20

2.7 Kerangka Konsep ... 21

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN ... 22

3.1 Jenis Penelitian ... 22

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ... 22

3.2.1 Tempat Penelitian ... 22

3.2.2 Waktu Penelitian... 22

3.3 Populasi dan Sampel ... 22

3.3.1 Kriteria Inklusi ... 22

3.3.2 Kriteria Eksklusi ... 23

3.3.3 Besar Sampel ... 23

3.4 Variabel dan Definisi Operasional ... 24

3.4.1 Variabel ... 24

3.4.2 Definisi Operasional ... 24

3.5 Alat dan Bahan Penelitian ... 25

3.6 Metode Pengumpulan Data ... 25

3.7 Pengolahan dan Analisis Data ... 26

3.8 Etika Penelitian ... 26

BAB 4 HASIL PENELITIAN ... 27

BAB 5 PEMBAHASAN ... 32

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN ... 35

6.1 Kesimpulan ... 35

6.2 Saran ... 35

DAFTAR PUSTAKA ... 36 LAMPIRAN


(11)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1 Prevalensi crossbite anterior dental pada pasien yang dirawat di Klinik S-1 Departemen Ortodonti FKG USU

berdasarkan tahun perawatan ... 27 2 Prevalensi crossbite anterior dental pada pasien yang dirawat di

Klinik S-1 Departemen Ortodonti FKG USU pada tahun

2009-2013 berdasarkan kelompok usia ... 29 3 Persentase piranti yang digunakan untuk merawat crossbite

anterior dental pada tahun 2009-2013 di Klinik S-1


(12)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1 Single tooth anterior crossbite ... 7

2 Segmental anterior crossbite ... 7

3 Single tooth posterior crossbite ... 7

4 Segmental posterior crossbite ... 7

5 Crossbite anterior dental... 8

6 Pasien dengan maloklusi skeletal klas III, crossbite anterior dan crowding ... 8

7 Tongue blade ... 11

8 Cara kerja Inclined plane rahang bawah ... 12

9 Inclined plane bawah menutupi insisivus bawah dan kaninus desidui... 12

10 Catlan’s appliance yang disemenkan pada gigi geligi anterior rahang bawah ... 13

11 Double Cantilever Spring ... 15

12 Piranti ortodonti lepasan dengan Z spring ... 15

13 Piranti Hexa Helix ... 16


(13)

(14)

DAFTAR GRAFIK

Grafik Halaman

1 Prevalensi crossbite anterior dental pada pasien yang dirawat di Klinik S-1 Departemen Ortodonti FKG USU pada tahun 2009-


(15)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

1. Lembar Penelitian

2. Data Hasil Pengamatan Crossbite Anterior Dental dan Penatalaksanaannya di Klinik S-1 Departemen Ortodonti FKG USU


(16)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Maloklusi merupakan suatu penyimpangan yang tidak diharapkan dari oklusi yang ideal baik secara estetis maupun fungsional.1,2 Istilah ini pertama kali digunakan oleh Guilford dan mempunyai arti setiap kelainan dalam oklusi diluar batas normal yang diterima. Maloklusi dapat disebabkan baik oleh faktor herediter maupun lingkungan, dan seringnya disebabkan oleh gabungan kedua faktor tersebut.1,3,4 Perawatan ortodonti dilakukan untuk memperbaiki maloklusi yang mengganggu kesehatan psikologis atau dental, efisiensi fungsional, keseimbangan struktural dan keharmonisan estetis.1,3,5

Berdasarkan tujuan dan waktu dilakukannya intervensi, perawatan ortodonti dapat dibagi menjadi ortodonti preventif dan ortodonti interseptif.3,5 Ortodonti preventif adalah prosedur untuk mendukung perkembangan oklusi yang normal dan membantu mencegah perkembangan maloklusi.3,4,5 Ortodonti interseptif adalah prosedur yang dilakukan setelah maloklusi terbentuk yang bertujuan untuk mencegah berkembangnya maloklusi menjadi lebih parah.3,5,6 Semakin awal diketahuinya maloklusi yang sedang berkembang dan prosedur perawatan ortodonti sederhana yang dapat menanganinya dapat mengurangi atau menghilangkan kebutuhan perawatan di masa mendatang yang lebih mahal dan rumit.1,4,6

Crossbite anterior yang melibatkan satu atau dua gigi permanen adalah salah satu bentuk maloklusi yang membutuhkan penanganan sedini mungkin.4,7 Crossbite

anterior merupakan suatu keadaan dimana satu atau lebih gigi insisivus rahang atas berada pada posisi palatal dalam hubungannya dengan gigi insisivus rahang bawah.1,8

Crossbite anterior bisa bersifat dental, yaitu inklinasi gigi anterior maksila yang tidak normal atau bersifat skeletal, yaitu prognasi mandibula. Crossbite anterior biasanya disebabkan oleh malposisi palatal dari gigi insisivus maksila karena arah erupsi lingual.9 Etiologi crossbite lainya yaitu adanya trauma pada insisivus maksila


(17)

yang menyebabkan perpindahan lingual benih gigi permanen, adanya gigi supernumerari pada bagian anterior, crowding pada bagian anterior, adanya gigi atau akar gigi desidui yang nekrotik, kebiasaan buruk seperti mengigit bibir atas, bentuk dan ukuran lengkung gigi yang tidak cukup dan odontoma.6,8,9

Crossbite anterior sering dijumpai pada anak-anak dalam masa gigi bercampur.7,8 Lin JJ, yang melakukan penelitian pada 7090 orang murid sekolah menengah dan tinggi berusia 9 sampai 15 tahun, menemukan prevalensi crossbite

anterior sebanyak 13,83 %.10

Karaiskos dkk melakukan penelitian terhadap 201 orang murid berusia 6 tahun dan 194 orang murid berusia 9 tahun di Winnipeg, Canada. Setiap anak diperiksa secara independen oleh dua pemeriksa yang terkalibrasi dan ditemukan

crossbite anterior pada 10,5% murid berusia 6 tahun dan 11,9% murid berusia 9 tahun. Penemuan ini serupa dengan penemuan Coatzee dan Wiltshire, yang melaporkan prevalensi crossbite anterior sebesar 13,1% pada anak berusia antara 3 sampai 8 tahun di Afrika Selatan.4

Oshagh dkk melakukan penelitian dengan memeriksa rekam medis dari 700 orang pasien berusia 6 sampai 14 tahun di Departemen Ortodonti Universitas Shiraz di Shiraz, Iran dan menemukan prevalensi crossbite anterior sebesar 17%.11 Brito dkk dalam penelitiannya pada 407 orang anak-anak berusia 9 sampai 12 tahun yang dipilih secara randomisasi dan diobservasi oleh profesional terlatih, menemukan prevalensi crossbite anterior sebesar 10,1%.12

Bittencourt dan Machado melakukan penelitian di 18 negara bagian dan Federal District di Brazil pada 4776 orang anak-anak berusia 6 sampai 10 tahun. Pengumpulan data dilakukan dengan pemeriksaan klinis dan anamnesis. Prevalensi

crossbite anterior ditemukan sebesar 10,41%. Hasil ini serupa dengan hasil penelitian yang dilakukan pada anak-anak di Rio de Janeiro, Paraiba, dan Canada.13

Crossbite anterior sebaiknya dirawat pada usia dini karena gigi insisivus rahang atas dapat beroklusi traumatik dengan gigi insisivus rahang bawah, sehingga menyebabkan masalah periodontal, mobiliti dan fraktur.4 Crossbite anterior juga dapat menyebabkan abrasi enamel abnormal pada gigi insisivus rahang bawah,


(18)

kompensasi dental dari gigi insisivus mandibula yang menyebabkan penipisan tulang alveolar bagian labial dan resesi gingiva.14,15

Berbagai laporan klinis juga menyatakan bahwa koreksi dini crossbite

anterior lebih efektif.8 Koreksi dini crossbite anterior dapat membantu perkembangan normal maksila, mencegah gangguan sendi temporomandibular serta meningkatkan rasa percaya diri anak.10,16,17 Koreksi crossbite pada masa gigi bercampur dapat menghilangkan perubahan fungsional dan kemungkinan terjadinya asimetri dentoalveolar. Selain itu, koreksi ini biasanya akan meningkatkan ukuran lengkung gigi sehingga tersedia lebih banyak ruang untuk gigi permanen.18

Crossbite anterior merupakan kondisi yang jarang terkoreksi dengan sendirinya karena gigi insisivus maksila tertahan di belakang gigi insisivus mandibula dan jika dibiarkan akan menyebabkan maloklusi yang parah.15 Selain itu, relaps dalam perawatan crossbite tidak akan terjadi, jika tidak disertai masalah skeletal dan dengan tercapainya hubungan overbite dan overjet yang baik.15,18

Beberapa piranti yang digunakan untuk mengkoreksi crossbite anterior yaitu

tongue blades, composite inclined planes, reversed stainless steel crown, piranti aklirik lepasan dan piranti cekat.9,15 Untuk penanganan dalam masa gigi bercampur, jika hanya melibatkan satu atau dua insisivus dan tersedia ruangan pada lengkung gigi, crossbite anterior dapat diatasi dengan piranti lepasan, sedangkan piranti cekat lebih sering digunakan pada gigi permanen untuk kasus yang berat.1,19

Selain tidak mahal dan tidak menyebabkan kerusakan pada jaringan lunak disekitarnya, dengan pertimbangan umur pasien yang muda, piranti lepasan lebih sering digunakan karena mudah dipakai dan dilepas, nyaman dan mudah ditoleransi.9 Akan tetapi, penggunaan piranti lepasan mempunyai kekurangan karena bergantung dengan kerjasama (kooperatif) pasien. Selain itu, desain piranti yang kurang baik akan menyebabkan kekurangan retensi dan aktivasi yang keliru.18

Saat ini belum diketahui prevalensi crossbite anterior dan penatalaksanaannya pada pasien dalam masa gigi bercampur di Klinik S-1 Departemen Ortodonti RSGMP FKG USU, oleh karena itu peneliti tertarik melakukan penelitian tentang prevalensi


(19)

crossbite anterior dental dan penatalaksanaannya pada pasien Klinik S-1 Departemen

Ortodonti RSGMP FKG USU.

1.2 Rumusan Masalah

1. Berapakah prevalensi crossbite anterior dental pada pasien yang dirawat di Klinik S-1 Departemen Ortodonti RSGMP FKG USU?

2. Bagaimana penatalaksanaan crossbite anterior dental pada pasien yang dirawat di Klinik S-1 Departemen Ortodonti RSGMP FKG USU?

1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum

1. Untuk mengetahui prevalensi crossbite anterior dental pada pasien yang dirawat di Klinik S-1 Departemen Ortodonti RSGMP FKG USU.

2. Untuk mengetahui piranti yang digunakan untuk merawat crossbite

anterior dental di Klinik S-1 Departemen Ortodonti FKG USU.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui prevalensi crossbite anterior dental pada yang dirawat di Klinik S-1 Departemen Ortodonti RSGMP FKG USU berdasarkan tahun perawatan.

2. Untuk mengetahui prevalensi crossbite anterior dental pada pasien yang dirawat di Klinik S-1 Departemen Ortodonti RSGMP FKG USU berdasarkan kelompok usia.

1.4 Manfaat Penelitian

1. Sebagai bahan referensi untuk penelitian selanjutnya

2. Sebagai informasi untuk klinisi, masyarakat, dan dokter gigi tentang perawatan crossbite anterior


(20)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

Maloklusi terjadi karena adanya variasi proses perkembangan normal. Maloklusi dapat disebabkan oleh berbagai faktor, baik genetik maupun lingkungan. Meskipun etiologi maloklusi tersebut tidak dapat dihilangkan, namun dengan melakukan prosedur interseptif yang tetap, dapat mencegah berkembangnya maloklusi yang parah dan mengurangi kebutuhan perawatan ortodonti yang kompleks.6,20

Periode masa gigi bercampur merupakan waktu yang paling baik untuk melakukan occlusal guidance dan intersepsi maloklusi. Dengan melakukan perawatan ortodonti pada usia dini, kebutuhan untuk perawatan ortodonti yang kompleks dan bedah orthognatik dapat dikurangi. Salah satu maloklusi yang paling sering dijumpai pada masa gigi bercampur dan membutuhkan perawatan sedini mungkin adalah crossbite anterior.15,20

2.1 Definisi Crossbite Anterior

Crossbite atau gigitan silang adalah kelainan hubungan bukolingual antara gigi geligi rahang atas dengan gigi geligi rahang bawah. Graber mendefinisikan

crossbite sebagai suatu kondisi dimana satu atau lebih gigi berada pada posisi abnormal baik dalam arah bukal, lingual atau labial dalam hubungannya dengan gigi geligi antagonisnya.5,6,15

Dalam keadaan normal, lengkung gigi maksila berada pada posisi tumpang tindih dengan lengkung gigi mandibula pada bagian bukal dan labial. Jika satu gigi atau satu segmen gigi geligi mandibula bertumpang tindih dengan gigi geligi antagonisnya pada bagian bukal atau labial, maka terjadilah crossbite.5


(21)

Crossbite Anterior adalah maloklusi yang disebabkan karena gigi anterior rahang atas berada pada posisi lingual dari gigi anterior rahang bawah. Crossbite

anterior terjadi saat satu atau lebih gigi rahang atas beroklusi lingual dengan gigi rahang bawah (reverse overjet). Kelainan ini biasanya terjadi setelah gigi-gigi insisivus erupsi.6,16,20

2.2 Prevalensi Crossbite Anterior

Crossbite anterior merupakan salah satu bentuk kelainan yang sering dijumpai pada masa gigi bercampur. Beberapa literatur melaporkan prevalensi crossbite

anterior antara 2,2 – 11,9 %, tergantung pada usia anak yang diobservasi.8

Kharbanda dkk, pada tahun 1991 di Delhi, melaporkan bahwa 36,6% maloklusi dapat dijumpai pada anak-anak sekolah berusia antara 5 sampai 13 tahun. Kharbanda dkk juga melaporkan bahwa 9,5% dari maloklusi tersebut adalah crossbite

anterior dan crowding pada bagian anterior maksila.21

Penemuan ini serupa dengan penemuan Karaiskos dkk, yang melaporkan prevalensi crossbite anterior sebesar 10,5% pada anak berusia 6 tahun dan 11,9% pada anak berusia 9 tahun dalam penelitiannya terhadap 201 orang murid berusia 6 tahun dan 194 orang murid berusia 9 tahun di Canada. Hasil serupa juga didapatkan oleh Coatzee dan Wiltshire yang melaporkan prevalensi crossbite anterior sebesar 13,1% pada anak berusia 3 sampai 8 tahun di Afrika Selatan.4

Brito dkk melaporkan prevalensi crossbite anterior sebesar 10,1% dalam penelitian terhadap 407 orang anak berusia 9 sampai 12 tahun yang dipilih secara randomisasi dan diobservasi oleh tenaga profesional terlatih. Oshagh dkk memeriksa rekam medis 700 orang pasien berusia 6 sampai 14 tahun di Departemen Ortodonti Universitas Shiraz di Shiraz, Iran dan menemukan prevalensi crossbite anterior sebesar 17%.11,12

2.3 Klasifikasi Crossbite

Crossbite dapat diklasifikasikan berdasarkan lokasi, jumlah gigi yang terlibat dan sifatnya. Klasifikasi Crossbite berdasarkan lokasi dan jumlah gigi yang terlibat:5,6


(22)

a. Crossbite anterior 1. Satu gigi (Single tooth)

2. Satu segmen (Segmental)

b. Crossbite posterior 1. Satu gigi (Single tooth)

2. Satu segmen (Segmental)

Gambar 1. Single tooth anterior Gambar 2. Segmental anterior crossbite22 crossbite23

Gambar 3. Single tooth posterior Gambar 4. Segmentalposterior

crossbite24 crossbite25

Klasifikasi Crossbite berdasarkan sifat:5,6 a. Crossbite dental

b. Crossbite skeletal c. Crossbite fungsional


(23)

2.3.1 Crossbite Dental

Crossbite dental adalah crossbite yang melibatkan satu atau lebih gigi geligi, dan biasanya disebabkan oleh arah erupsi gigi yang abnormal.Kelainan ini juga dapat disebabkan oleh posisi gigi geligi yang tipping dan tidak melibatkan tulang basal.

Crossbite dental biasanya terjadi saat gigi insisivus permanen erupsi, dan tidak berbahaya terhadap kesehatan umum pasien, dan masalah yang disebabkan biasanya berhubungan dengan periodontal dan estetis.5,15,18,26

Gambar 5. Crossbite anterior dental27

2.3.2 Crossbite Skeletal

Crossbite skeletal adalah Crossbite yang dihubungkan dengan diskrepansi ukuran maksila dan mandibula. Crossbite skeletal biasanya bersifat genetik atau disebabkan oleh kelainan perkembangan embrionik. Kelainan ini dapat terjadi pada daerah anterior maupun posterior, dan biasanya disebabkan oleh pertumbuhan maksila yang terhambat atau pertumbuhan mandibula yang berlebih.6,26


(24)

Gambar 6. Pasien dengan maloklusi skeletal klas III, crossbite anterior dan

crowding28

2.3.3 Crossbite Fungsional

Crossbite fungsional terjadi karena adanya hambatan oklusal saat penutupan rahang. Hal ini akan menyebabkan mandibula maju kedepan untuk mencapai interkuspasi maksimum (Pseudo Klas III). Crossbite ini juga dapat disebabkan oleh adanya kebiasaan memajukan mandibula. Jika tidak dirawat, crossbite ini dapat berkembang menjadi crossbite skeletal.5,6

2.4 Etiologi Crossbite Dental

Etiologi utama crossbite anterior dental adalah kekurangan ruang untuk gigi insisivus permanen.29 Faktor-faktor lain yang juga dapat menyebabkan crossbite

anterior dental,yaitu:6,16,21,26,29,30

1. Arah erupsi gigi yang abnormal yang dapat disebabkan oleh posisi benih gigi yang bergeser dari posisi ideal akibat trauma, adanya gigi supernumerari dan odontoma.

2. Premature loss gigi desidui menyebabkan jaringan fibrous yang menghambat erupsi gigi permanen. Selain itu, premature loss juga dapat menyebabkan berkurangnya ukuran lengkung karena gigi posterior cenderung berpindah ke mesial.

3. Gigi desidui yang persisten menyebabkan gigi permanen tertahan dan erupsi di bagian palatal sehingga terjadi crossbite anterior yang melibatkan satu gigi (single tooth anterior crossbite).

4. Kebiasaan buruk seperti menggigit bibir atas akan menyebabkan inklinasi aksial yang abnormal pada gigi insisivus rahang atas.

5. Crowding dan perpindahan abnormal dari satu atau lebih gigi geligi yang disebabkan karena diskrepansi ukuran lengkung gigi dengan ukuran gigi (arch length-tooth material discrepancy) dapat menyebabkan crossbite dental.


(25)

(26)

2.5 Piranti yang Digunakan untuk Merawat Crossbite Anterior Dental

Dalam merencanakan perawatan crossbite anterior, dokter gigi perlu mengetahui apakah crossbite anterior tersebut bersifat dental atau skeletal. Crossbite

anterior yang bersifat dental biasanya disebabkan karena kekurangan ruang untuk gigi insisivus permanen. Perawatan yang dilakukan sebaiknya tidak hanya ditujukan untuk mengkoreksi crossbite, tetapi untuk memperbaiki ketersediaan ruang.18

Waktu ideal untuk melakukan intervensi crossbite anterior adalah pada umur 8 sampai 11 tahun, yaitu periode dimana akar gigi dalam masa pembentukan dan gigi berada dalam masa erupsi aktif. Selain itu, intervensi crossbite anterior pada masa gigi bercampur dilaporkan berhasil pada 84-100% kasus.9,15,16 Tujuan perawatan intervensi dini crossbite anterior adalah untuk mendorong gigi geligi anterior maksila yang terlibat ke arah labial dan menciptakan posisi dimana hubungan overbite yang stabil terjadi sehingga relaps dapat dicegah.9,15

Crossbite anterior dental dapat dirawat baik dengan menggunakan piranti ortodonti lepasan maupun cekat. Piranti ortodonti lepasan umumnya sering digunakan untuk mengkoreksi crossbite anterior dental karena murah, nyaman dan tidak menyebabkan kerusakan pada jaringan disekitarnya. Akan tetapi, piranti ortodonti lepasan mempunyai keterbatasan karena bergantung pada kooperatif pasien, menyebabkan kesulitan makan dan berbicara serta membutuhkan waktu yang lama.9,15,16

Piranti ortodonti cekat memiliki keuntungan karena waktu perawatan yang singkat dan tidak bergantung pada kooperatif pasien. Piranti ortodonti cekat sering digunakan pada kasus-kasus yang membutuhkan ekspansi rahang karena tidak tersedia ruang dan untuk pergerakan bodily dari gigi geligi.15,19

Selain hal-hal yang disebutkan diatas, dalam menentukan metode perawatan perlu dipertimbangkan umur anak, jumlah gigi yang perlu direposisi, derajat overbite, jumlah gigi yang terlibat dan motivasi anak dan orang tua. Keberhasilan perawatan


(27)

Beberapa metode yang digunakan untuk mengkoreksi crossbite anterior, yaitu:

2.5.1. Tongue Blade

Tongue blade digunakan untuk mengkoreksi crossbite anterior dental yang sedang berkembang, yaitu saat gigi permanen anterior yang terlibat sedang erupsi. Piranti sederhana ini dapat digunakan untuk kasus tertentu dimana tersedia ruang yang cukup untuk memajukan gigi anterior maksila.5,6

Tongue blade berbentuk batangan kayu pipih yang menyerupai batang es krim. Penggunaannya yaitu dengan memasukkan piranti ke dalam mulut dan menyentuhkan piranti pada aspek palatal gigi atas yang mengalami crossbite. Pada saat penutupan rahang, bagian tongue blade yang berlawanan akan menyentuh aspek labial dari gigi anterior mandibula antagonis yang akan berfungsi sebagai fulcrum. Pasien kemudian diinstruksikan untuk menggerakkan bagian oral dari tongue blade ke arah labial.5,6,9 Piranti ini memiliki kekurangan yaitu membutuhkan kooperatif pasien untuk mencapai hasil yang diinginkan, tidak adanya kontrol pasti terhadap besar dan gaya arah yang diberikan.9,15

Gambar 7. Tongue blade31

2.5.2. Inclined Plane

Inclined plane digunakan untuk mengkoreksi crossbite anterior yang melibatkan satu gigi insisivus rahang atas atau satu segmen lengkung gigi atas.


(28)

Piranti ini dapat digunakan jika terdapat ruang yang cukup pada lengkung gigi sehingga memungkinkan untuk dilakukan proklinasi gigi insisivus rahang atas.6,14

Inclined plane dipasang pada gigi insisivus rahang bawah dengan kemiringan 45o terhadap bidang oklusal maksila. Pergerakan gigi dihasilkan pada saat penutupan mulut, gigi insisivus maksila akan berinteraksi dengan inclined plane yang miring yang mendorong gigi anterior maksila kearah labial.6,14

Gambar 8. Cara kerja Inclined plane

rahang bawah14

Inclined plane dapat berupa piranti lepasan atau cekat. Salah satu bentuk

inclined plane lepasan adalah Bruckl appliance. Piranti ortodonti cekat dapat berupa

Catlan’s appliance yang disemenkan pada gigi insisivus mandibula. Inclined plane


(29)

Gambar 9. Inclined plane bawah menutupi insisivus bawah dan kaninus desidui.14

Gambar 10. Catlan’s appliance yang disemenkan gigi geligi anterior rahang bawah.14

Syarat-syarat penggunaan inclined plane adalah sebagai berikut:5

a. Tersedia ruang yang cukup pada lengkung gigi maksila untuk gigi yang akan dimajukan.

b. Gigi maksila yang akan dikoreksi harus berada pada posisi posterior dari posisi gigi yang seharusnya.

c. Gigi insisivus mandibula memiliki kemampuan untuk menahan gaya yang diberikan.

d. Gigi insisivus mandibula harus berada dalam susunan yang baik untuk memungkinkan pembuatan piranti.

e. Pasien harus kooperatif.

Beberapa kekurangan pemakaian inclined plane yaitu:5,6,15

a. Pasien mengalami kesulitan berbicara dan mengunyah karena pemakaian piranti akan menyebabkan gigi posterior tidak dapat berkontak.

b. Piranti ini tidak dapat digunakan jika gigi insisivus mandibula memiliki masalah periodontal.


(30)

c. Penggunaan dalam jangka waktu lama dapat menyebabkan masalah periodontal.

d. Penggunaan lebih dari 6 minggu dapat menyebabkan anterior openbite karena gigi posterior supraerupsi.

Kelebihan penggunaan inclined plane untuk merawat crossbite anterior, yaitu:33

a. Pembuatan piranti mudah dan biaya yang dibutuhkan tidak mahal b. Pemakaian alat tidak rumit

c. Tidak perlu dilakukan pengaktifan alat dan koreksi dapat terjadi dengan cepat

2.5.3 Double Cantilever Spring atau Z Spring

Piranti ortodonti lepasan dengan Double Cantilever Spring atau sering disebut

Zspring adalah salah satu piranti yang sering digunakan untuk mengkoreksi crossbite

anterior dental. Z spring dapat digunakan jika tersedia ruang untuk menggerakkan gigi ke arah labial.5,6

Z spring dibuat dari klamer berukuran 0.5 mm dan dibuat untuk mengerakkan satu atau dua insisivus. Spring ini terdiri dari dua helix yang berada diantara dua lengan parallel dan sebuah lengan retentif. Spring ini harus diletakkan secara tegak lurus dengan permukaan palatal gigi. Z spring diaktivasi dengan membuka kedua

helix sebesar 2-3 mm.5,6

Untuk dapat bekerja dengan baik, piranti lepasan ini harus memiliki retensi yang dapat dicapai dengan menggunakan klamer Adam’s yang diletakkan pada gigi molar. Jika klamer tersebut tidak bekerja dengan baik, gaya dari spring yang diaktivasi akan menyebabkan lepasnya piranti tersebut.9 Spring ini terdiri dari helix

ganda diantara dua lengan parallel dan sebuah lengan bawah yang berfungsi sebagai retensi pada plat aklirik.5Spring dapat diaktivasi dengan menjepit lengan bagian luar dan menariknya kearah yang berlawanan dengan plat aklirik.34

Penggunaan piranti ini dapat disertai biteplane posterior terutama pada kasus yang disertai adanya deep overbite atau pada kasus dimana gigi insisivus mandibula


(31)

mengalami masalah periodontal. Penggunaan biteplane posterior dapat mengurangi gaya yang diterima oleh gigi pada lengkung gigi yang berlawanan. Keberhasilan perawatan dengan menggunakan piranti dipengaruhi oleh kooperatif pasien dan aktivasi spring yang tepat. 5,6,7,16

Gambar 11. Double Cantilever Spring5

Gambar 12. Piranti ortodonti lepasan

spring5

2.5.4 Quad Helix Appliance

Piranti ini merupakan modifikasi dari coffin spring dan berupa piranti cekat yang dibuat dari kawat berdiameter 1 mm dan dilekatkan pada bands yang disemenkan biasanya pada gigi molar pertama maksila. Piranti ini dapat menyalurkan gaya yang cukup untuk mendorong terjadinya perubahan skeletal tulang maksila pada pasien usia muda (masa gigi bercampur dan desidui).5,16,35


(32)

Piranti Quad Helix adalah piranti yang serbaguna, dapat digunakan untuk mengkontrol rotasi molar, gerakan torquing dan tipping. Piranti ini dapat juga memajukan regio insisivus dan menyebabkan ekspansi anterior yang lebih besar, menghasilkan bentuk lengkung gigi yang lebih baik. Selain itu, keuntungan penggunaan Quad Helix lainnya yaitu biaya yang lebih murah dan tingkat kegagalan yang lebih rendah jika dibandingkan dengan plat ekspansi lainnya.16

Piranti Hexa Helix merupakan modifikasi dari piranti Quad Helix yang dapat digunakan untuk mengkoreksi crossbite anterior. Piranti Quad Helix memiliki sepasang Helix anterior dan sepasang Helix posterior. Pada piranti Hexa Helix,

sepasang helix ditambahkan pada lengan sebelah luar untuk mengkoreksi crossbite

anterior.16 Piranti diaktivasi sebelum dipasangkan ke dalam mulut dengan menggunakan three prong plier dan diaktivasi kembali setiap 3 minggu sekali. Pemakaian piranti dapat disertai dengan biteplane posterior.5,16

Gambar 13. Piranti Hexa Helix16

Karena merupakan piranti cekat, keberhasilan perawatan tidak bergantung dengan kooperatif pasien. Piranti ini akan menghasilkan ekspansi secara lambat dengan tingkatan gaya yang bisa disesuaikan karena dapat di reaktivasi.5,16


(33)

Piranti aklirik yang digabungkan dengan screw dalam berbagai ukuran dapat digunakan untuk mengkoreksi crossbite anterior yang melibatkan satu gigi ataupun satu segmen.5 Screw dapat menghasilkan gaya yang besar, yang akan berkurang seriring dengan pergerakan gigi. Pasien biasanya mengaktivasi screw 1 atau 2 kali seminggu.34

Dalam perawatan crossbite anterior, screw dapat digunakan untuk menggerakkan gigi geligi secara labial ke posisi yang seharusnya.9 Penggunaan piranti ini dapat digabungkan dengan bite plane untuk membuka gigitan sehingga memungkinkan terjadinya pergerakan gigi.36. Beberapa keuntungan penggunaan

screw, yaitu:6,9

1. Gaya yang dihasilkan screw dapat diatur sesuai keinginan.

2. Piranti dengan screw memiliki kecenderungan untuk terlepas yang lebih sedikit dibandingkan dengan piranti dengan spring sehingga memiliki stabilitas yang lebih baik.

Micro-screw merupakan screw yang paling nyaman bagi pasien dan dapat menggerakkan gigi secara individual. Mini-screw dapat digunakan untuk menggerakkan 2 gigi sekaligus. Medium-screw digunakan untuk mengkoreksi

segmental crossbite, dan dapat menggerakan 4 sampai 6 gigi dalam satu segmen. 3-D (three dimensional) screw dapat digunakan untuk mengkoreksi crossbite anterior dan posterior secara bersamaan.5

Gambar 14. Piranti ortodonti lepasan dengan screw36


(34)

Gambar 15. Mini-screw5

2.5.6 Piranti Ortodonti Cekat

Crossbite anterior dapat dikoreksi dengan piranti ortodonti cekat. Penggunaan piranti cekat tersebut dapat digabungkan dengan bite plane untuk membuka gigitan. Piranti ortodonti cekat digunakan terutama pada kasus-kasus yang memerlukan adanya bodily movement dari gigi geligi yang bersangkutan.19

Kelebihan lain penggunaan piranti ortodonti cekat untuk mengkoreksi

crossbite anterior, antara lain:19

1. Tidak bergantung pada kooperatif pasien 2. Koreksi crossbite anterior yang cepat 3. Pergerakan gigi multiple

4. Dapat menyediakan ruang untuk pergerakan gigi


(35)

Gambar 16. Koreksi crossbite anterior dengan piranti ortodonti cekat19

2.6 Dampak Crossbite Anterior yang Tidak Dirawat

Gigi geligi yang tersusun rapi tidak hanya berpengaruh terhadap kesehatan rongga mulut dan sistem stomatognasi, tetapi juga berpengaruh terhadap berkembangan kepribadian seseorang. Crossbite anterior merupakan masalah estetis dan fungsional yang sering menjadi keluhan utama orang tua pada masa perkembangan anak.15,17

Crossbite anterior dapat menyebabkan abrasi enamel yang abnormal pada gigi insisivus rahang bawah, kompensasi dental yang menyebabkan menipisnya lapisan tulang alveolar bagian labial mandibula dan resesi gingival. Selain itu, crossbite

anterior juga dapat menyebabkan oklusi traumatik dengan gigi insisivus rahang bawah yang dapat menyebabkan masalah periodontal, mobiliti dan fraktur.4,14,15

Crossbite anterior yang tidak dirawat juga dapat menyebabkan gangguan sendi temporomandibular (TMJ), menghambat perkembangan maksila dan menyebabkan terjadinya asimetri kraniofasial. Koreksi crossbite anterior yang tertunda dapat menyebabkan maloklusi skeletal sehingga membutuhkan perawatan yang lebih rumit.9,15,21


(36)

2.7 Kerangka Teori

Etiologi Piranti Prevalensi Dampak

Definisi Masalah estetis Traumatik Oklusi Masalah periodontal Mobiliti Fraktur Gangguan TMJ Menghambat Pertumbuhan Maksila Asimetri Kraniofasial Screw Appliances Inclined plane Tongue blade Double cantilever (Z) spring Quad Helix Fixed Appliance Trauma gigi desidui Gigi Supernumerari Premature loss gigi Persistensi gigi desidui Kebiasaan Crowding Arah erupsi Celah bibir Odontoma Dental Crossbite Anterior Fungsional Skeletal


(37)

2.8 Kerangka Konsep

Pasien yang dirawat di Klinik S-1 Departemen Ortodonti RSGMP FKG USU

Prevalensi

Crossbite Anterior Dental dan Piranti yang Digunakan


(38)

BAB 3

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian yang dilakukan merupakan penelitan deskriptif untuk melihat prevalensi dan piranti yang digunakan dalam perawatan di Klinik S-1 Departemen Ortodonti FKG USU pada tahun 2009-2013.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian 3.2.1 Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Klinik S-1 Departemen Ortodonti RSGMP FKG USU, yang beralamat di Jl. Alumni No.2 Universitas Sumatera Utara, Medan.

3.2.2 Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai Juni 2015.

3.3 Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah model studi dan rekam medis dari pasien yang dirawat di Klinik S-1 Departemen Ortodonti RSGMP FKG USU pada tahun 2009-2013. Sampel penelitian akan dikumpulkan dengan teknik simple random sampling setelah memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi, sebagai berikut:

3.3.1 Kriteria Inklusi

Kriteria inklusi dalam penelitian ini, yaitu: 1. Pasien dirawat pada tahun 2009-2013 2. Pasien berusia 6 sampai 14 tahun


(39)

3. Gigi molar pertama telah erupsi sempurna 4. Gigi insisivus rahang atas telah erupsi 5. Empat gigi insisivus rahang bawah lengkap 6. Gigi insisivus rahang bawah dalam keadaan baik 7. Pasien memiliki relasi rahang Klas I (ANB Normal)

3.3.2 Kriteria Eksklusi

Kriteria ekslusi dalam penelitian ini, yaitu: 1. Rekam medis tidak lengkap

2. Model studi dalam keadaan tidak baik

3. Pasien memiliki kebiasaan buruk memajukan dagu (Pseudo Klas III) 4. Pasien dengan relasi rahang Klas III

3.3.3 Besar Sampel

Besar sampel untuk penelitian ini diperoleh dengan perhitungan dengan rumus data deskriptif kategorik, yaitu:

Dimana,

n = besar sampel

= nilai sebaran normal baku, besarnya tergantung tingkat kepercayaan 95% (1,96)

P = proporsi penelitian sebelumnya sebesar 17% (Oshagh dkk, 2010)

Q = 1-P  1- 0, 17=0, 83

d = presisi mutlak ditetapkan sebesar 5%


(40)

= 217

Dari perhitungan diperoleh sampel penelitian sebesar 217 orang, dengan 44 sampel setiap tahunnya.

3.4 Variabel dan Definisi Operasional 3.4.1 Variabel

1. Usia

2. Jenis Kelamin 3. Tahun Perawatan

4. Crossbite anterior dental

3.4.2 Definisi Operasional

1. Pasien Klinik S-1 Departemen Ortodonti RSGMP FKG USU adalah setiap pasien yang pernah melakukan perawatan dan memiliki rekam medis dan model studi yang tersimpan di Klinik S-1 Departemen Ortodonti RSGMP FKG USU.

2. Crossbite anterior adalah suatu keadaan dimana satu atau dua gigi anterior rahang atas berada pada posisi dibelakang (lingual) dari gigi anterior rahang bawah.

3. Rekam medis adalah catatan medis pasien yang disimpan di Klinik S-1 Departemen Ortodonti FKG USU.

4. Model gigi adalah cetakan rahang atas dan bawah dari pasien yang dirawat di Klinik S-1 Departemen Ortodonti FKG USU.

5. Usia adalah usia yang terhitung dari tanggal lahir yang tertera dalam rekam medis pasien yang dirawat di Klinik S-1 Departemen Ortodonti FKG USU.

6. Jenis kelamin adalah jenis kelamin laki-laki atau perempuan yang tercatat dalam rekam medis pasien yang dirawat di Klinik S-1 Departemen Ortodonti FKG USU.


(41)

7. Skeletal Klas I adalah hubungan relasi rahang pasien yang dinyatakan oleh nilai ANB normal (2±2) yang tercatat dalam rekam medis pasien yang dirawat di Klinik S-1 Departemen Ortodonti FKG USU.

8. Z spring adalah pegas yang dibuat dengan klamer berdiameter 0,5 atau 0,6 mm yang memiliki dua helix yang berada diantara dua lengan parallel dan sebuah lengan retentif dan dipasang pada permukaan palatal gigi.

9. Screw adalah komponen aktif pada pesawat lepasan yang terdiri dari ulir kiri dan kanan pada kedua ujung dan sebuah mur bagian tengah yang diputar untuk aktivasi.

10.Inclined biteplane adalah peninggi gigitan dengan kemiringan 45o terhadap bidang oklusal maksila yang dapat berupa cekat ataupun lepasan dan dipasang pada gigi insisivus rahang bawah.

3.5 Alat dan Bahan Penelitian

Alat dan bahan yang diperlukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Pulpen

2. Pensil 2B 3. Penghapus 4. Penggaris 5. Kalkulator

6. Form pemeriksaan 7. Rekam medis 8. Model studi

3.6 Metode Pengumpulan Data

1. Peneliti memeriksa model studi dan rekam medis untuk mendapatkan sampel yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi.

2. Sampel model studi yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi kemudian diobservasi untuk melihat adanya crossbite anterior.


(42)

3. Peneliti kemudian memeriksa rekam medis dari setiap model gigi yang dijumpai memeliki crossbite anterior.

4. Peneliti kemudian menuliskan semua hasil observasi yang didapatkan pada lembar penelitian yang telah disiapkan.

3.7 Pengolahan dan Analisis Data

Pengolahan data ant. Semua data yang diperoleh akan dilakukan uji deskriptif untuk mendapatkan prevalensi crossbite anterior dental dan piranti yang digunakan pada pasien yang dirawat di Klinik S-1 Departemen Ortodonti RSGMP FKG USU pada tahun 2009-2013.

3.8 Etika Penelitian

Penelitian ini telah mendapat persetujuan (ethical clearance) dari Komisi Etik Fakultas Kedokteran USU. Etika dalam penelitian ini mencakup kerahasiaan (confidentiality) dimana data yang terkumpul dalam penelitian ini dijamin kerahasiaannya oleh peneliti.


(43)

BAB 4

HASIL PENELITIAN

Penelitian dilakukan di Klinik S-1 Departemen Ortodonti FKG USU melalui pemeriksaaan model dan rekam medis pasien yang dirawat pada tahun 2009-2013. Jumlah sampel minimum yang memenuhi kriteria eksklusi dan inklusi sebanyak 217 yaitu sebanyak 44 sampel per tahunnya. Sampel diseleksi secara simple random sampling. Hasil pengamatan dan pencatatan data dari sampel tersebut diolah secara komputerisasi sehingga diperoleh prevalensi dan penatalaksaan crossbite anterior dental pada pasien yang dirawat di Klinik S-1 Departemen Ortodonti FKG USU pada tahun 2009-2013.

Dari data hasil pengamatan, diperoleh prevalensi crossbite anterior dental di Klinik S-1 departemen Ortodonti FKG USU pada tahun 2009-2013 yaitu sebesar 46 dan 20,91%. Peneliti kemudian mengelompokkan data berdasarkan tahun perawatan pasien yang dilampirkan dalam tabel berikut.

Tabel 1. Prevalensi crossbite anterior dental pada pasien yang dirawat di Klinik S-1 Departemen Ortodonti FKG USU berdasarkan tahun perawatan

Tahun Jumlah Sampel (n) Frekuensi Prevalensi (%) Laki-laki Perempuan Laki-laki Perempuan

2009 20 24 4 4 18,18

2010 16 28 2 6 18,18

2011 17 27 3 5 18,18

2012 13 31 5 7 27,27

2013 17 27 3 7 22,72


(44)

Tabel 1 menunjukkan prevalensi crossbite anterior dental dari tahun 2009-2013. Prevalensi crossbite anterior tertinggi ditemukan pada tahun 2012 dengan prevalensi 27,27%. Prevalensi tertinggi kedua ditemukan pada tahun 2013 dengan Prevalensi sebesar 22,72%. Sementara itu, hasil penelitian menunjukkan prevalensi

crossbite anterior pada tahun 2009, 2010 dan 2011 sama yaitu sebesar 18,18%. Selain dalam tabel, prevalensi crossbite anterior juga akan disajikan dalam bentuk grafik yang dilampirkan dibawah ini.

Grafik 1. Prevalensi crossbite anterior dental pada pasien yang dirawat di Klinik S-1 Departemen Ortodonti FKG USU pada tahun 2009-2013

Hasil penelitian juga akan dikelompokkan berdasarkan jenis kelamin pasien yang dirawat pada tahun 2009-2013. Hasil perhitungan akan dilampirkan dalam tabel di bawah ini.


(45)

Peneliti kemudian juga mengelompokkan hasil penelitian yang diperoleh berdasarkan kelompok usia sampel berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi yaitu umur 6-14 tahun. Tabel berikut menunjukkan prevalensi crossbite anterior dental di Klinik S-1 FKG USU berdasarkan kelompok usia.

Tabel 2. Prevalensi crossbite anterior dental pada pasien yang dirawat di Klinik S-1 Departemen Ortodonti FKG USU pada tahun 2009-2013 berdasarkan kelompok usia

Usia Jumlah Sampel (n) Frekuensi Prevalensi (%)

6 tahun 0 0 0

7 tahun 8 2 25

8 tahun 44 7 15,90

9 tahun 74 18 24,32

10 tahun 61 10 16,39

11 tahun 19 4 21,05

12 tahun 9 3 33,33

13 tahun 4 2 50

14 tahun 1 0 0

Tabel 3 diatas menunjukkan prevalensi crossbite anterior tertinggi dijumpai pada sampel berusia 13 tahun yaitu sebesar 50% dari sampel berjumlah 4. Prevalensi tertinggi kedua dijumpai pada sampel berusia 12 tahun yaitu sebesar 33,33% dari 9 sampel. Prevalensi crossbite anterior tertinggi ketiga djumpai pada sampel berusia 7 tahun yang menunjukkan prevalensi sebesar 25% dari 8 sampel. Kelompok usia 9 tahun menunjukkan angka prevalensi crossbite anterior sebesar 24,32% dan memiliki jumlah sampel terbanyak 74 sampel, sedangkan kelompok usia 11 tahun menunjukkan prevalensi sebesar 21,05% dari 19 sampel. Kelompok usia 10 tahun


(46)

menunjukkan prevalensi sebesar 16,39% dari 61 sampel dan kelompok usia 8 tahun menunjukkan prevalensi sebesar 15,90% dari 44 sampel. Pada sampel berusia 14 tahun tidak dijumpai adanya crossbite anterior dental. Peneliti tidak menjumpai sampel berusia 6 tahun sehingga prevalensi crossbite anterior tidak diketahui.

Penelitian ini juga melihat piranti yang digunakan untuk merawat crossbite

anterior dental di Klinik S-1 Departemen Ortodonti FKG USU. Hasil pengamatan akan dilampirkan dalam tabel dibawah ini.

Tabel 3. Persentase piranti yang digunakan untuk merawat crossbite anterior dental pada tahun 2009-2013 di Klinik S-1 Departemen Ortodonti FKG USU

Piranti yang Digunakan Frekuensi Persentase (%) 2009 2010 2011 2012 2013 Total

Z Spring 1 3 3 4 3 14 30,43 Z Spring + Biteplane

posterior

7 3 4 5 4 23 50

Z Spring + Skrup ekspansi bilateral +

Biteplane posterior

- 1 - 1 1 3 6,52

Z Spring + Skrup ekspansi bilateral

- - 1 - - 1 2,17

Single Screw + Biteplane posterior

- - - 1 2 3 6,52

Inclined Biteplane - 1 - 1 - 2 4,35

Tabel 3 diatas menunjukkan persentase piranti yang digunakan crossbite

anterior dental di Klinik S-1 Departemen Ortodonti FKG USU. Dari 46 kasus

crossbite anterior dental yang ditemukan dalam penelitian, piranti dengan Z spring

yang disertai biteplane posterior menunjukkan persentase tertinggi yaitu sebesar 50%. Perawatan dengan hanya menggunakan Z spring menunjukkan persentase tertinggi kedua yaitu sebesar 30,43%. Dalam penelitian juga ditemukan penatalaksaan yang


(47)

menggabungkan simple spring, skrup ekspansi bilateral dan biteplane posterior sebesar 6,52%. Perawatan dengan metode inclined biteplane ditemukan sebesar 4,35%. Penatalaksanaan dengan single screw dan biteplane posterior juga ditemukan sebesar 6,52%. Penatalaksanaan lain yang ditemukan yaitu perawatan yang menggabungkan simple spring dan skrup ekspansi bilateral yang ditemukan sebesar 2,17%.


(48)

BAB 5

PEMBAHASAN

Hasil penelitian menunjukkan bahwa prevalensi crossbite anterior dental pada anak yang berusia 6-14 tahun di Klinik S-1 Departemen Ortodonti FKG USU pada tahun 2009-2013 sebesar 20,91%, prevalensi crossbite anterior pada tahun 2009, 2010 dan 11 sebesar 18,18%, prevalensi crossbite anterior pada tahun 2012 sebesar 27,27% dan prevalensi pada tahun 2013 sebesar 22,72%. Hasil ini lebih tinggi dari hasil penelitian Oshagh dkk yang melakukan penelitian pada 700 orang pasien berusia 6 sampai 14 tahun di Departemen Ortodonti Universitas Shiraz di Shiraz, Iran dan mendapatkan prevalensi crossbite anterior sebesar 17%.11 Perbedaan ini mungkin diakibatkan oleh adanya perbedaan jumlah sampel dan populasi antara kedua penelitian tersebut.

Hasil penelitian kemudian dikelompokkan berdasarkan kelompok usia dan diperoleh prevalensi crossbite anterior tertinggi ditemukan pada kelompok usia 13 tahun yaitu sebesar 50%. Prevalensi tertinggi kedua dijumpai pada sampel berusia 12 tahun yaitu sebesar 33,33%. Prevalensi crossbite anterior tertinggi ketiga djumpai pada sampel berusia 7 tahun yang menunjukkan prevalensi sebesar 25%. Tingginya angka prevalensi mungkin dipengaruhi oleh jumlah sampel per kelompok usia yang cukup sedikit.

Kelompok usia 9 tahun menunjukkan angka prevalensi crossbite anterior sebesar 24,32%. Hasil ini lebih tinggi dibandingkan dengan penelitian Karaiskos dkk yang melakukan penelitian terhadap 201 orang murid berusia 6 tahun dan 194 orang murid berusia 9 tahun di Canada dan menemukan prevalensi crossbite anterior pada murid berusia 9 tahun sebesar 11,9%.4 Perbedaan hasil tersebut mungkin disebabkan jumlah sampel penelitian ini yang lebih sedikit.


(49)

Kelompok usia 11 tahun menunjukkan prevalensi sebesar 21,05%, kelompok usia 10 tahun menunjukkan prevalensi sebesar 16,39% dan kelompok usia 8 tahun menunjukkan prevalensi sebesar 15,90%. Pada sampel berusia 14 tahun tidak dijumpai adanya crossbite anterior dental yang mungkin disebabkan oleh jumlah sampel kelompok usia 14 tahun yang hanya berjumlah 1 sampel. Peneliti tidak menjumpai sampel berusia 6 tahun yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi sehingga prevalensi crossbite anterior tidak dapat diketahui.

Dalam penelitian ini, peneliti juga mengamati piranti-piranti yang digunakan untuk mengkoreksi crossbite anterior dental di Klinik S-1 Departemen Ortodonti FKG USU. Beberapa piranti yang dijumpai yaitu Z spring, single screw, inclined biteplane dan skrup ekspansi bilateral .

Dari 46 kasus crossbite anterior dental yang dijumpai, 23 atau 50% kasus dirawat dengan menggunakan Z spring dan disertai dengan biteplane posterior. Pemilihan penggunaan metode ini mungkin disebabkan karena pembuatan piranti yang sederhana dan membutuhkan biaya yang relatif murah. Selain itu, pemakaian piranti juga tidak mengganggu estetis pasien, sehingga dapat menyebabkan pasien lebih kooperatif.

Peneliti juga menemukan sebanyak 14 atau 30,43% kasus crossbite anterior dental yang dirawat dengan Z spring tetapi tidak digabungkan dengan biteplane

posterior. Hal ini mungkin disebabkan karena pasien memiliki nilai freeway space

yang besar sehingga tidak diperlukan biteplane posterior untuk membuka gigitan.5 Peneliti juga menemukan 3 atau 6,52% kasus crossbite anterior dental yang dirawat dengan simple spring, skrup ekspansi bilateral dan biteplane posterior. Penggunaan skrup ekspansi bilateral disebabkan oleh karena adanya diskrepansi maksila dan mandibula. Penggunaan skrup ekspansi bilateral membutuhkan waktu yang lebih lama yaitu 2-6 bulan untuk menghasilkan hasil yang diinginkan dan diindikasikan untuk mengkoreksi crossbite unilateral.5

Peneliti juga menjumpai 3 atau 6,52 % kasus crossbite anterior yang dikoreksi dengan single screw yang digabungkan dengan biteplane posterior. Penggunaan


(50)

screw dalam menghasilkan pergerakan gigi yang cepat. Selain itu, besar gaya yang dihasilkan juga dapat diatur sesuai dengan kebutuhan.5

Disamping metode penatalaksanaan diatas, peneliti juga menemukan 2 atau 4,35% kasus crossbite anterior dental yang dikoreksi dengan inclined biteplane. Rendahnya pemilihan metode ini mungkin disebabkan karena nilai estetis yang jelek dan kesulitan berbicara yang dihadapi pasien yang dapat membuat pasien tidak kooperatif.5,6


(51)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Hasil penelitian menunjukkan prevalensi crossbite anterior dental pada pasien yang dirawat di Klinik S-1 Departemen Ortodonti FKG USU dari tahun 2009-2013 sebesar 20,91%. Prevalensi crossbite anterior pada tahun 2009,2010 dan 2011 sebesar 18,18%. Prevalensi crossbite anterior tertinggi dijumpai pada tahun 2012 yaitu sebesar 27,27%. Prevalensi crossbite anterior pada tahun 2013 sebesar 22,72%. Pada pasien perempuan, prevalensi crossbite anterior ditemukan sebesar 21,67% dan pada pasien laki-laki sebesar 20,48%. Prevalensi crossbite anterior dental pada kelompok usia 13 tahun menunjukkan nilai tertinggi yaitu 50%, pada kelompok usia 12 tahun sebesar 33,33%, pada kelompok usia 7 tahun sebesar 25%, pada kelompok usia 9 tahun sebesar 24,32%, pada kelompok usia 11 tahun sebesar 21,05%, pada kelompok usia 10 tahun sebesar 16,39%, pada kelompok usia 8 tahun sebesar 15,90% dan pada kelompok usia 6 dan 14 tahun sebesar 0%. Piranti yang digunakan unttuk merawat crossbite anterior dental yang dapat dijumpai di Klinik S-1 Departemen Ortodonti FKG USU yaitu Z spring, single screw, skrup ekspansi bilateral dan inclined biteplane.

6.2. Saran

1. Diperlukan penelitian lebih lanjut tentang prevalensi crossbite anterior dental dengan sampel penelitian yang lebih besar

2. Diperlukan penelitian lebih lanjut tentang penatalaksanaan crossbite

anterior dental yang memiliki keberhasilan yang lebih tinggi

3. Diperlukan penelitian lebih lanjut tentang prevalensi crossbite anterior yang dihubungkan dengan etiologinya


(52)

DAFTAR PUSTAKA

1. Gill DS. Orthodontics at a Glance. Oxford: Blackwell; 2008: 3, 21, 62, 67. 2. Millett D, Welbury R. Orthodontics and Paediatric Dentistry. Toronto:

Churchill; 2000: 5.

3. Phulari BS. Orthodontics: Principles and Practice. New Delhi: Jaypee; 2011: 4-5.

4. Karaiskos N, Wiltshire WA, Odlum O, Brothwell D, Hassard TH. Preventive and interceptive orthodontic treatment needs of an Inner City Group of 6- and 9-year-old Canadian children. J Can Dent Assoc. 2005; 71: 649-e.

5. Singh G. Textbook of Orthodontics. 2nd ed. New Delhi: Jaypee; 2007: 4, 66, 198, 238, 424, 434, 562, 655-69.

6. Bhalajhi SI, Orthodontic : The Art and Science. 3rd edition. New Delhi: Arya Publishing House, 2004: 3-4, 229, 291, 423-30.

7. Tanaka OM, Maciel JVB, Kreia TB, Avila ALR, Pithon MM. The Anterior Dental Cross-Bite: the paradigm of interception in orthodontics. Rev Clin Pesq Odontol. 2010; 6(1): 71-8.

8. Rosa M, Lucchi P, Mariani L Caprioglio A. Spontaneous correction of anterior Crossbite by RPE anchored on deciduous teeth in the early mixed dentition. Eur J Paediatr Dent. 2012; 13(3): 176-80.

9. Ulusoy AT, Bodrumlu EH. Management of anterior dental Crossbite with removable appliances. Contemp Clin Dent. 2013; 4: 223-6.

10.Mok CW, Wong RWK. Self correction of anterior Crossbite: a case report. Cases Journal. 2009; 2: 6967.

11.Oshagh M, Ghaderi F, Pakshir HR, Baghmollai AM. Prevalence of malocclusions in school-age children attending the orthodontics department of Shiraz University of Medical Sciences. EMHJ. 2010;16(12): 1245-50.


(53)

12.Brito DI, Dias PF, Gleiser R. Prevalence of malocclusion in children aged 9 to 12 years old in the city of Nova Friburgo, Rio de Janeiro State, Brazil. Maringa. 2009; 14(6): 118-24.

13.Bittencourt MAV, Machado AW. An overview of the prevalence of malocclusion in 6 to 10-year-old children in Brazil. Dental Press J Orthod. 2010; 15(8):113-22.

14.Jirgensone I, Liepa A, Abeltins A. Anterior Crossbite correction in primary and mixed dentition with removable inclined plane (Bruckl appliance). Stomotologija. 2008; 10(4): 140-4.

15.Prakash P, Durgesh BH. Anterior Crossbite correction in early mixed dentition period using Catlan’s appliance: a case report. ISRN Dentistry. 2011; 2011: 1-5.

16.Yaseen SM, Acharya R. Hexa Helix: Modified Quad Helix appliance to correct anterior and posterior Crossbites in mixed dentition. Case Rep Dent. 2012; 2012: 1-5.

17.Mahajan N, Bansal S, Garg P. Early Interception of Anterior Crossbite in Mixed Dentition Period: Two Case Report. IJDS. 2013; 4(5): 113-5.

18.Profitt WR, Fields Jr HW, Sarver DM. Contemporary Orthodontics. 4th ed. St Louis: Elsevier; 2007: 436-441

19.Cobourne MT, DiBiase AT. Handbook of Orthodontics. Edinburgh: Mosby; 2010: 303-4.

20.Graber TM, Vanarsdall RL. Orthodontics: Current Principles and Techniques. 3rd ed. St. Louis: Mosby; 2000: 521.

21.Hiremath MC, Suresh KS. Rapid Correction of Anterior Dental Crossbite Using A Sectional Fixed Appliance: A Case Report. AOSR. 2011; 1(11): 11-13.

22.Mahajan N, Bansal S, Garg P. Early Interception of Anterior Crossite In Mixed Dentition Period: Two Case Reports.


(54)

eVol=Vol.%205&IssueNumber=Issue%204&ArticleID=535

23.Almeida MR, Almeida RR, Oltramari-Navarro VP, Casto Ferreira Conti AC, Lima Navarro R, Camacho JGDD, Early Treatment for Class III Malocclusion: 10 year clinical follow up.

(25 September 2014)

(25 September 2014).

24.Crossbite: Introducti

25.Crossbite: Presentation (Signs & Symptoms).

26.Biradar A, Prakash GS, Manohar MR. Early Correction of Developing Anterior Crossbite with Modified Essix Appliance. J Indian Orthod Soc. 2012; 46(3): 159-61.

27.An Orthodontics Consultation by Age 7? Why?

28.Cha BK, Ngan PW. Skeletal Anchorage for Orthopedic Correction of

Growing Class III Patients.

29.Tabbaa S, Kathari Y, Burlingame ML, et al. Early diagnosis and treatment of an anterior crossbite. Dental Learning. 2012; 1(6); 1-11.

30.Singh G. Jaypee Gold Standard Mini Atlas Series: Orthodontics. New Delhi: Jaypee; 2009: 113.

31.Sharma A, Hegde AM. Use of Tongue Blade to Reposition Palatally Luxated Tooth due to Trauma: A Novel Technique. Int J Clin Pediatr Dent. 2012; 5(3): 207-208.

32.Staley RN, Reske NT. Essentials of Orthodontics: Diagnosis and Treatment. Oxford: Wiley-Blackwell; 2011: 97-9.


(55)

33.Ardhana W. Perawatan Gigitan Silang Gigi Depan Pada Gigi Susu dengan Dataran Gigitan Miring Aklirik Cekat. 6 Desember 2011.

34.Isaacson KG, Muir JD, Reed RT. Removable Orthodontics Appliances. New Delhi: Elseview; 2006: 20, 27.

35.Mitchell L. An Introduction to Orthodontics. 3rd ed. New York: Oxford University Press; 2007: 143-4.

36.Bindayel NA. Simple removable appliances to correct anterior and posterior crossbite in mixed dentition: case report. Saudi Dent J. 2012; 24(2): 105-13.


(56)

LAMPIRAN 1

Lembar Penelitian

Nama : ______________________ Tanggal Observasi : Data Sampel

Umur : ______________________ Nomor Sampel : Ras : ______________________

Tahun Perawatan : ______________________

1. Apakah jenis kelamin sampel?

Laki-laki Perempuan

2. Apakah dijumpai gigitan terbalik pada sampel?

Ya Tidak

3. Jika Ya, Apakah penatalaksanaan yang dilakukan pada sampel tersebut?


(57)

LAMPIRAN 2

DATA HASIL PENGAMATAN CROSSBITE ANTERIOR DENTAL DAN PENATALAKSANAANNYA DI KLINIK S-1 DEPARTEMEN ORTODONTI FKG USU

No Tahun Perawatan Jenis Kelamin Usia Crossbite Anterior Penatalaksanaan 1 2009 Perempuan 9 tahun

2 2009 Perempuan 9 tahun 3 2009 Perempuan 11 tahun 4 2009 Laki-laki 11 tahun 5 2009 Perempuan 9 tahun

6 2009 Perempuan 10 tahun Ya Z spring + Posterior biteplane 7 2009 Perempuan 9 tahun

8 2009 Perempuan 10 tahun 9 2009 Perempuan 8 tahun 10 2009 Laki-laki 8 tahun 11 2009 Laki-laki 8 tahun 12 2009 Perempuan 8 tahun 13 2009 Laki-laki 8 tahun 14 2009 Laki-laki 10 tahun 15 2009 Perempuan 8 tahun


(58)

16 2009 Laki-laki 8 tahun Ya Z spring + Posterior biteplane 17 2009 Laki-laki 9 tahun

18 2009 Laki-laki 9 tahun

19 2009 Perempuan 9 tahun Ya Z spring + Posterior biteplane 20 2009 Perempuan 8 tahun

21 2009 Laki-laki 12 tahun

22 2009 Laki-laki 10 tahun Ya Z spring + Posterior biteplane 23 2009 Perempuan 10 tahun

24 2009 Perempuan 10 tahun

25 2009 Laki-laki 13 tahun Ya Z spring + Posterior biteplane 26 2009 Perempuan 10 tahun

27 2009 Laki-laki 10 tahun

28 2009 Laki-laki 9 tahun Ya Z spring + Posterior biteplane 29 2009 Perempuan 8 tahun

30 2009 Laki-laki 12 tahun

31 2009 Perempuan 8 tahun Ya Z spring + Posterior biteplane 32 2009 Perempuan 8 tahun

33 2009 Laki-laki 9 tahun 34 2009 Laki-laki 11 tahun


(59)

35 2009 Laki-laki 9 tahun 36 2009 Laki-laki 10 tahun 37 2009 Perempuan 11 tahun 38 2009 Laki-laki 9 tahun

39 2009 Perempuan 8 tahun Ya Z spring 40 2009 Perempuan 10 tahun

41 2009 Laki-laki 9 tahun 42 2009 Perempuan 7 tahun 43 2009 Perempuan 9 tahun 44 2009 Perempuan 8 tahun 45 2010 Perempuan 13 tahun

46 2010 Perempuan 7 tahun Ya Z spring

47 2010 Perempuan 12 tahun Ya Z spring + Posterior biteplane 48 2010 Perempuan 12 tahun

49 2010 Laki-laki 10 tahun

50 2010 Laki-laki 10 tahun Ya Z spring

51 2010 Perempuan 10 tahun Ya Z spring + Posterior biteplane 52 2010 Perempuan 7 tahun


(60)

54 2010 Laki-laki 7 tahun 55 2010 Perempuan 10 tahun 56 2010 Laki-laki 11 tahun 57 2010 Perempuan 8 tahun 58 2010 Laki-laki 10 tahun

59 2010 Perempuan 11 tahun Ya Z spring + Skrup ekspansi + Posterior Biteplane

60 2010 Laki-laki 8 tahun 61 2010 Laki-laki 9 tahun 62 2010 Perempuan 10 tahun 63 2010 Perempuan 11 tahun

64 2010 Perempuan 8 tahun Ya Z spring + Posterior biteplane 65 2010 Laki-laki 9 tahun

66 2010 Perempuan 11 tahun 67 2010 Perempuan 8 tahun

68 2010 Laki-laki 9 tahun Ya Inclined Biteplane 69 2010 Laki-laki 11 tahun

70 2010 Laki-laki 8 tahun


(61)

72 2010 Perempuan 8 tahun 73 2010 Perempuan 9 tahun 74 2010 Perempuan 8 tahun 75 2010 Laki-laki 9 tahun 76 2010 Laki-laki 8 tahun 77 2010 Perempuan 9 tahun 78 2010 Laki-laki 8 tahun 79 2010 Perempuan 9 tahun 80 2010 Perempuan 8 tahun 81 2010 Perempuan 9 tahun 82 2010 Laki-laki 9 tahun 83 2010 Perempuan 9 tahun 84 2010 Perempuan 9 tahun 85 2010 Perempuan 9 tahun 86 2010 Perempuan 9 tahun 87 2010 Laki-laki 9 tahun 88 2010 Perempuan 9 tahun

89 2011 Perempuan 12 tahun Ya Z spring 90 2011 Perempuan 7 tahun


(62)

91 2011 Perempuan 7 tahun 92 2011 Perempuan 7 tahun 93 2011 Perempuan 10 tahun 94 2011 Perempuan 10 tahun 95 2011 Perempuan 10 tahun 96 2011 Laki-laki 11 tahun 97 2011 Laki-laki 10 tahun

98 2011 Perempuan 11 tahun Ya Z spring + Posterior Biteplane 99 2011 Laki-laki 10 tahun

100 2011 Laki-laki 11 tahun Ya Z spring 101 2011 Laki-laki 10 tahun

102 2011 Perempuan 11 tahun Ya Z spring + Skrup Ekspansi 103 2011 Perempuan 10 tahun

104 2011 Perempuan 11 tahun 105 2011 Perempuan 10 tahun 106 2011 Laki-laki 8 tahun 107 2011 Laki-laki 10 tahun 108 2011 Perempuan 8 tahun 109 2011 Laki-laki 10 tahun


(63)

110 2011 Perempuan 8 tahun Ya Z spring + Posterior biteplane 111 2011 Laki-laki 10 tahun

112 2011 Perempuan 8 tahun 113 2011 Laki-laki 10 tahun 114 2011 Perempuan 8 tahun 115 2011 Perempuan 10 tahun 116 2011 Laki-laki 10 tahun 117 2011 Perempuan 10 tahun

118 2011 Laki-laki 9 tahun Ya Z spring + Posterior biteplane 119 2011 Perempuan 10 tahun

120 2011 Perempuan 9 tahun 121 2011 Perempuan 10 tahun 122 2011 Laki-laki 9 tahun 123 2011 Laki-laki 10 tahun 124 2011 Perempuan 9 tahun

125 2011 Laki-laki 9 tahun Ya Z spring + Posterior biteplane 126 2011 Laki-laki 9 tahun

127 2011 Perempuan 9 tahun 128 2011 Perempuan 9 tahun


(64)

129 2011 Perempuan 9 tahun Ya Z spring 130 2011 Laki-laki 9 tahun

131 2011 Perempuan 9 tahun 132 2011 Perempuan 9 tahun 133 2012 Perempuan 14 tahun 134 2012 Perempuan 12 tahun

135 2012 Laki-laki 12 tahun Ya Z spring + Posterior biteplane 136 2012 Perempuan 12 tahun

137 2012 Perempuan 7 tahun Ya Single screw + Posterior biteplane 138 2012 Laki-laki 11 tahun

139 2012 Perempuan 11 tahun 140 2012 Perempuan 11 tahun 141 2012 Laki-laki 11 tahun 142 2012 Perempuan 8 tahun 143 2012 Perempuan 8 tahun 144 2012 Perempuan 8 tahun

145 2012 Laki-laki 8 tahun Ya Z spring 146 2012 Perempuan 8 tahun


(65)

148 2012 Perempuan 10 tahun 149 2012 Perempuan 8 tahun

150 2012 Perempuan 10 tahun Ya Z spring 151 2012 Laki-laki 10 tahun

152 2012 Laki-laki 10 tahun 153 2012 Perempuan 10 tahun 154 2012 Laki-laki 10 tahun 155 2012 Perempuan 10 tahun 156 2012 Perempuan 10 tahun 157 2012 Perempuan 10 tahun 158 2012 Perempuan 9 tahun

159 2012 Laki-laki 10 tahun Ya Z spring 160 2012 Laki-laki 9 tahun

161 2012 Perempuan 10 tahun 162 2012 Perempuan 9 tahun 163 2012 Perempuan 10 tahun

164 2012 Perempuan 9 tahun Ya Z spring + Posterior biteplane 165 2012 Laki-laki 9 tahun


(66)

167 2012 Perempuan 9 tahun Ya Z spring + Posterior biteplane 168 2012 Perempuan 9 tahun

169 2012 Laki-laki 9 tahun Ya Inclined biteplane 170 2012 Perempuan 9 tahun

171 2012 Perempuan 9 tahun Ya Z spring 172

2012 Laki-laki 9 tahun Ya

Z spring + Skrup Ekspansi + Posterior biteplane

173 2012 Perempuan 9 tahun

174 2012 Perempuan 9 tahun Ya Z spring + Posterior biteplane 175 2012 Perempuan 9 tahun

176 2012 Perempuan 9 tahun Ya Z spring + Posterior biteplane 177 2013 Perempuan 13 tahun Ya Z spring + Posterior biteplane 178 2013 Perempuan 13 tahun

179 2013 Laki-laki 12 tahun 180 2013 Perempuan 11 tahun 181 2013 Laki-laki 8 tahun

182 2013 Perempuan 8 tahun Ya Z spring + Posteior biteplane 183 2013 Perempuan 8 tahun


(67)

185 2013 Perempuan 8 tahun 186 2013 Perempuan 8 tahun 187 2013 Perempuan 8 tahun 188 2013 Laki-laki 8 tahun

189 2013 Laki-laki 10 tahun Ya Single Screw + Posterior biteplane 190 2013 Perempuan 10 tahun Ya Single Screw + Posterior biteplane 191 2013 Perempuan 10 tahun

192 2013 Laki-laki 10 tahun 193 2013 Laki-laki 10 tahun 194 2013 Perempuan 10 tahun 195 2013 Laki-laki 10 tahun

196 2013 Perempuan 10 tahun Ya Z spring 197 2013 Perempuan 10 tahun

198 2013 Laki-laki 10 tahun 199 2013 Perempuan 10 tahun 200 2013 Perempuan 10 tahun 201 2013 Laki-laki 10 tahun 202

2013 Perempuan 9 tahun Ya

Z spring + Skrup Ekspansi + Posterior biteplane


(68)

203 2013 Perempuan 10 tahun Ya Z spring + Posterior biteplane 204 2013 Perempuan 9 tahun

205 2013 Perempuan 9 tahun 206 2013 Perempuan 9 tahun

207 2013 Laki-laki 9 tahun Ya Z spring + Posterior biteplane 208 2013 Laki-laki 9 tahun

209 2013 Laki-laki 9 tahun Ya Z spring 210 2013 Perempuan 9 tahun

211 2013 Laki-laki 9 tahun 212 2013 Perempuan 9 tahun

213 2013 Perempuan 9 tahun Ya Z spring 214 2013 Perempuan 9 tahun

215 2013 Laki-laki 9 tahun 216 2013 Perempuan 9 tahun 217 2013 Laki-laki 9 tahun 218 2013 Laki-laki 9 tahun 219 2013 Laki-laki 9 tahun 220 2013 Perempuan 8 tahun


(69)

(1)

129 2011 Perempuan 9 tahun Ya Z spring

130 2011 Laki-laki 9 tahun

131 2011 Perempuan 9 tahun

132 2011 Perempuan 9 tahun

133 2012 Perempuan 14 tahun

134 2012 Perempuan 12 tahun

135 2012 Laki-laki 12 tahun Ya Z spring + Posterior biteplane

136 2012 Perempuan 12 tahun

137 2012 Perempuan 7 tahun Ya Single screw + Posterior biteplane

138 2012 Laki-laki 11 tahun

139 2012 Perempuan 11 tahun

140 2012 Perempuan 11 tahun

141 2012 Laki-laki 11 tahun

142 2012 Perempuan 8 tahun

143 2012 Perempuan 8 tahun

144 2012 Perempuan 8 tahun

145 2012 Laki-laki 8 tahun Ya Z spring

146 2012 Perempuan 8 tahun


(2)

148 2012 Perempuan 10 tahun

149 2012 Perempuan 8 tahun

150 2012 Perempuan 10 tahun Ya Z spring

151 2012 Laki-laki 10 tahun

152 2012 Laki-laki 10 tahun

153 2012 Perempuan 10 tahun

154 2012 Laki-laki 10 tahun

155 2012 Perempuan 10 tahun

156 2012 Perempuan 10 tahun

157 2012 Perempuan 10 tahun

158 2012 Perempuan 9 tahun

159 2012 Laki-laki 10 tahun Ya Z spring

160 2012 Laki-laki 9 tahun

161 2012 Perempuan 10 tahun

162 2012 Perempuan 9 tahun

163 2012 Perempuan 10 tahun

164 2012 Perempuan 9 tahun Ya Z spring + Posterior biteplane

165 2012 Laki-laki 9 tahun


(3)

167 2012 Perempuan 9 tahun Ya Z spring + Posterior biteplane

168 2012 Perempuan 9 tahun

169 2012 Laki-laki 9 tahun Ya Inclined biteplane

170 2012 Perempuan 9 tahun

171 2012 Perempuan 9 tahun Ya Z spring

172

2012 Laki-laki 9 tahun Ya

Z spring + Skrup Ekspansi + Posterior biteplane

173 2012 Perempuan 9 tahun

174 2012 Perempuan 9 tahun Ya Z spring + Posterior biteplane

175 2012 Perempuan 9 tahun

176 2012 Perempuan 9 tahun Ya Z spring + Posterior biteplane

177 2013 Perempuan 13 tahun Ya Z spring + Posterior biteplane

178 2013 Perempuan 13 tahun

179 2013 Laki-laki 12 tahun

180 2013 Perempuan 11 tahun

181 2013 Laki-laki 8 tahun

182 2013 Perempuan 8 tahun Ya Z spring + Posteior biteplane

183 2013 Perempuan 8 tahun


(4)

185 2013 Perempuan 8 tahun

186 2013 Perempuan 8 tahun

187 2013 Perempuan 8 tahun

188 2013 Laki-laki 8 tahun

189 2013 Laki-laki 10 tahun Ya Single Screw + Posterior biteplane

190 2013 Perempuan 10 tahun Ya Single Screw + Posterior biteplane

191 2013 Perempuan 10 tahun

192 2013 Laki-laki 10 tahun

193 2013 Laki-laki 10 tahun

194 2013 Perempuan 10 tahun

195 2013 Laki-laki 10 tahun

196 2013 Perempuan 10 tahun Ya Z spring

197 2013 Perempuan 10 tahun

198 2013 Laki-laki 10 tahun

199 2013 Perempuan 10 tahun

200 2013 Perempuan 10 tahun

201 2013 Laki-laki 10 tahun

202

2013 Perempuan 9 tahun Ya

Z spring + Skrup Ekspansi + Posterior biteplane


(5)

203 2013 Perempuan 10 tahun Ya Z spring + Posterior biteplane

204 2013 Perempuan 9 tahun

205 2013 Perempuan 9 tahun

206 2013 Perempuan 9 tahun

207 2013 Laki-laki 9 tahun Ya Z spring + Posterior biteplane

208 2013 Laki-laki 9 tahun

209 2013 Laki-laki 9 tahun Ya Z spring

210 2013 Perempuan 9 tahun

211 2013 Laki-laki 9 tahun

212 2013 Perempuan 9 tahun

213 2013 Perempuan 9 tahun Ya Z spring

214 2013 Perempuan 9 tahun

215 2013 Laki-laki 9 tahun

216 2013 Perempuan 9 tahun

217 2013 Laki-laki 9 tahun

218 2013 Laki-laki 9 tahun

219 2013 Laki-laki 9 tahun


(6)