15 limpahan manfaat eksternalitas terutama kepada daerah yang
menghasilkan limpahan manfaat tersebut. Jadi meskipun pemerintahan daerah telah mengalokasikan pendapatan daerahnya untuk pembiayaan
penyelenggaraan urusan itu, namun karena pelaksanaannya menghasilkan limpahan manfaat besar kepada daerah-daerah lain, transfer diberikan oleh
pemerintahan pusat untuk mendorong pemerintahan daerah agar tetap bersemangat dan mau mengalokasikan pendapatan daerahnya untuk
pelaksanaan fungsi tersebut.
2.1.1.1 Unconditional Grants
Menurut Brojonegoro dan Vazquez 2005: 159, transfer tidak bersyarat unconditional grants di Indonesia adalah dalam bentuk Dana Alokasi Umum
dan Dana Bagi Hasil. 1.
Dana Alokasi Umum–selanjutnya disebut DAU adalah dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan dengan tujuan
pemerataan kemampuan keuangan antardaerah untuk mendanai kebutuhan daerah dalam rangka pelaksanaan desentralisasi UU Nomor 33 Tahun
2004, Pasal 1 ayat 21. Jumlah keseluruhan DAU ditetapkan sekurang- kurangnya 26 persen dari pendapatan dalam negeri neto yang ditetapkan
dalam APBN. DAU juga dimaksud untuk menutup kesenjangan fiskal fiscal gap antardaerah dalam rangka mewujudkan kemandirian
pemerintahan daerah dalam menjalankan fungsi dan tugasnya melayani masyarakat Panggabean, 2014: 13.
Universitas Sumatera Utara
16 Tim asistensi Kementerian Keuangan bidang desentralisasi fiskal
mengatakan, DAU merupakan dana perimbangan yang memiliki tujuan utama untuk pengurangan kesenjangan fiskal antardaerah. Konsep
kesenjangan fiskal untuk pengalokasian DAU sudah tepat untuk diadopsi di Indonesia, karena memperhitungkan dua aspek sekaligus, yaitu
kebutuhan dan juga kemampuan fiskal pemerintahan daerah, dengan kondisi yang diharapkan, antara lain: 1 DAU harus mampu mengatasi
horizontal imbalance yang sampai saat ini masih cukup tinggi; 2 Penilaian kebutuhan fiskal dalam formulasi DAU tidak lagi menggunakan
proxy, namun telah menggunakan alat ukur yang lebih mencerminkan kebutuhan riil tiap-tiap daerah; 3 Perhitungan DAU dilakukan oleh
lembaga independen yang terlepas dari berbagai kepentingan politik. Pembagian DAU bukan dari kepentingan politik tetapi kepentingan daerah
dalam pengertian yang sebenarnya yaitu kepentingan pemenuhan standar pelayanan minimum.
2. Dana Bagi Hasil–untuk selanjutnya disingkat DBH adalah dana yang
bersumber dari APBN yang dialokasikan kepada daerah berdasarkan angka persentase tertentu sesuai realisasi penerimaan pajak dan bukan
pajak sumber daya alam, guna mendanai kebutuhan daerah dalam rangka pelaksanaan desentralisasi. Tujuan utama transfer DBH dimaksudkan
untuk mengurangi ketimpangan vertikal vertical imbalance antara pemerintahan pusat dengan pemerintahan daerah. DBH merupakan dana
perimbangan yang strategis bagi daerah-daerah yang memiliki sumber-
Universitas Sumatera Utara
17 sumber penerimaan pusat di daerahnya, meliputi penerimaan pajak pusat
dan penerimaan dari sumber daya alam. Bagian daerah dari pajak maupun sumber daya alam tersebut telah ditetapkan besarnya berdasarkan suatu
persentase tertentu Masdjojo dan Sukartono, 2009: 37. Dasar hukum DBH dalam undang-undang terbaru selain Undang-
Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah adalah Peraturan Menteri
Keuangan Nomor 165 07 2012 tentang pengalokasian anggaran transfer ke daerah, dan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 76 03 2013 tentang
penatausahaan Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Pertambangan untuk Pertambangan Minyak Bumi, Gas Bumi, dan Panas Bumi. Dana bagi hasil
yang bersumber dari pajak terdiri dari: Pajak Bumi dan Bagunan PBB dan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan BPHTB yang
penetapan alokasinya diatur dalam lampiran PMK No. 05 Tahun 2007, sedangkan Pajak Penghasilan PPh Pasal 25 dan Pasal 29 serta Wajib
Pajak Penghasilan Orang Pribadi PPh 21 penetapan alokasinya diatur dalam lampiran PMK No. 127 Tahun 2006. Kemudian, untuk bagi hasil
dari sumber daya alam bukan pajak, terdiri dari: sumber daya kehutanan, sumber daya kelautan perikanan, pertambangan umum, pertambangan
minyak bumi, pertambangan gas bumi, dan pertambangan panas bumi. Belakangan, telah diterbitkan Peraturan Direktur Jenderal
Perbendaharaan Nomor 31 PB 2013 tentang tata cara penerimaan, pembagian, dan penyaluran Dana Bagi Hasil Pajak Bumi Bangunan DBH
Universitas Sumatera Utara
18 PBB. Peraturan baru ini menjelaskan persentase pembagian DBH PBB
yang baru antara pemerintahan pusat dan daerah untuk sektor pedesaan, perkotaan, perkebunan, perhutanan, dan sektor pertambangan Peraturan
Ditjen Perbendaharaan, 2013.
2.1.1.2 Conditional Grant