Jam Matahari dan keperluan praktis

2 Unit atau satuan koordinat dalam dimensi ruang dipergunakan unit jarak atau unit panjang, misalnya meter, kilometer dsb. Sedang untuk mengetahui selang waktu dua peristiwa dipergunakan unit atau satuan waktu, detik, jam, menit, mikrodetik dsb. Dalam dunia astronomi dikenal ada fenomena berulangnya akibat rotasi dan revolusi Bumi mengelilingi Matahari misalnya fenomena terbit dan terbenam Matahari, fenomena terbit dan terbenam bintang, fenomena kulminasi atas dan kulminasi bawah Matahari, fenomena kulminasi atas dan kulminasi bawah bintang dsb. Fenomena siang – malam atau keberadaan Matahari di atas horizon terutama bagi yang berada di ekuator Bumi merupakan suatu pilihan yang alamiah untuk dipergunakan sebagai satuan waktu satu hari, jam biologis manusia kebiasaan bekerja siang hari dan istirahat malam hari. Misalnya jam kerja petanipeternak dalam memberi makan ternak atau memerah susu pada pagi hari atau sore hari dsb., jadual transportasi, jadual program radio dan TV, jadwal pertunjukkan, tanggal jatuh tempo dalam perbankan, juga mesin−mesin otomatis yang beroperasi dengan basis waktu Matahari Rata – rata dan begitu pula sistem komunikasi, kapan pengiriman signal informasi dsb. Untuk keperluan praktis bagi manusia transit Matahari Rata – Rata melewati meridiannya menjadi acuan untuk pengukuran selang waktu satu hari. Satu hari Matahari Rata – Rata adalah selang waktu berulangnya dua kali transit Matahari Rata – Rata secara berurutan pada meridian pengamat yang sama. Matahari Rata – Rata adalah konsep sebuah Matahari yang ideal, orbit Bumi mengelilingi Matahari Rata – Rata dalam bentuk lingkaran atau kecepatan revolusi Bumi mengelilingi Matahari Rata – Rata konstan. Matahari Rata – Rata selalu ada pada ekuator langit. Didefenisikan 1 hari Matahari Rata – rata = 24 jam waktu Matahari Rata – rata. Waktu Matahari Rata – rata ini yang dipergunakan manusia diseluruh dunia sebagai penera waktu pada jam tangan, jam dinding dan jam digital. Satu jam Matahari Rata – rata di Amerika sama dengan satu jam Matahari Rata – rata di Indonesia atau satu jam Matahari Rata – rata di Arab Saudi atau satu jam Matahari Rata – rata di Moskow atau satu jam Matahari Rata – rata di Tokyo atau satu jam Matahari Rata – rata di Cina atau satu jam Matahari Rata – rata di Asean dsb.

II. Jam Matahari dan keperluan praktis

Sejak tahun 1928 IAU International Astronomical Union atau Perhimpunan Astronomi Dunia, merekomendasi penggunaan nama UT Universal Time walaupun istilah GMT Greenwich Mean Time dipergunakan untuk publikasi navigasi, jadwal kereta api, kapal udara dan komunikasi internasional. Sejak tahun 1972 GMT Greenwich Mean Time atau UT Universal Time juga dikenal dengan UTC Universal Coordinated Time atau GMT yang dikalibrasi terhadap jam atom. Signal UTC yang disiarkan lewat Udara misalnya BBC The British Broadcasting Company sekarang Corporation mengadakan perubahan panjang sekon dalam distribusi waktu dulunya suara tit, tit dst hingga tit ke enam dengan selang waktu yang sama, sekarang dalam tit ke enam lebih panjang. Menurut the Bureau International des Measures at 3 Sevres di Paris yang sejak 1 Januari 1988 mengambil alih peran BHI, Bureau International de LHeure didirikan tahun 1912, sebuah organisasi yang menghubungkan waktu-waktu di seluruh dunia dan pernah berperan dalam pengembangan jam atom tahun 1972, mengontrol 134 jam atom di 20 negara siaran signal radio UTC itu berselisih dalam selang waktu 1 detik dengan GMT yang sebenarnya. TAI Temps Atomique International atau International Atomic Time. Satu detik dalam sistem TAI didefenisikan sebagai 9192631770 periode pancaran radiasi yang diakibatkan transisi dua tingkatan energi hyperfine atom Cesium 133 pada tingkat dasar. TAI diperkenalkan sejak tahun 1972, walaupun sebenarnya sistem tersebut sudah ada sejak tahun 1955. Sebelumnya satu detik didefenisikan sebagai 186400 hari Matahari Rata-Rata. Pada tahun 1972 selisih waktu antara TAI dan UTC, TAI – UTC = 10 detik dan tahun 1996 menjadi 26 detik. Selisih waktu ini akibat ke tidak uniforman rotasi Bumi. Untuk keperluan praktis sehari-hari kita mempergunakan sistem waktu Matahari, jam tangan dan jam dinding merupakan sebuah sistem waktu Matahari Rata-Rata. Bagi kita yang hidup di dekat ekuator Bumi sistem jam Matahari Rata-Rata hampir menggambarkan kedudukan Matahari yang sebenarnya, Matahari terbit sekitar jam 6:00 waktu Indonesia Barat dan terbenam di sekitar jam 18:00 WIB bagi yang berada di kawasan Indonesia Barat, Matahari terbit sekitar jam 6:00 waktu Indonesia Tengah dan terbenam di sekitar jam 18:00 WITA bagi yang berada di kawasan Indonesia Tengah dan Matahari terbit sekitar jam 6:00 waktu Indonesia Timur dan terbenam di sekitar jam 18:00 WIT bagi yang berada di kawasan Indonesia Timur. Pola makan dan pola kerja manusia Indonesia Petani Peternak, Pedagang Sayur Mayur, Jasa, Siswa Sekolah, Kantor dibentuk dengan pola waktu tersebut. Matahari Rata-Rata dan Matahari benar merupakan obyek yang berbeda. Matahari Rata-Rata merupakan sebuah konsep, bukan Matahari sebenarnya. Matahari Rata-Rata merupakan Matahari ideal yang mempunyai gerak harian di langit dengan karakteristik rata-rata sama dengan karakteristik Matahari sebenarnya. Karena orientasi sumbu Bumi 23.5 derajat terhadap kutub ekliptika, dan Bumi beredar mengelilingi Matahari dengan orbit berbentuk ellips maka periode Matahari mencapai meridian pengamat pada bujur geografis tertentu dua kali berurutan tidak selalu sama 24 jam, bisa lebih dan bisa kurang dari 24 jam. Akibat fenomena ini kurang menguntungkan bila mempergunakan peredaran Matahari apa adanya sebagai sistem waktu bagi keperluan sehari hari, tentu sangat kompleks. Terutama bagi yang tinggal di belahan Bumi Utara maupun belahan Bumi selatan, mereka akan menyaksikan fenomena Matahari di atas horizon yang lebih pendek atau lebih panjang disbanding dengan saat Matahari di bawah horizon. Di kawasan kutub Utara dan kutub Selatan Bumi Matahari bisa nampak sepanjang hari dan bisa tak nampak sepanjang hari. Namun ritme kehidupan harian manusia tidak bisa terlepas dari fenomena siang-malam yang digubah oleh Matahari. Terutama bagi masyarakat petani, nelayan dan pedagang sayur mayur. Umumnya malam berisitirahat dan siang bekerja merupakan sebuah sistem yang efisien, karena 4 siang hari tidak memerlukan banyak penerangan buatan yang memerlukan bahan bakar fosil atau bahan bakar lainnya. Begitu pula ritme dzikir umat Islam mempunyai ritme dengan posisi Matahari, waktu shalat Dhuhur, Ashar, Magrib, Isya dan Subuh mempunyai basis jarak-zenith Matahari atau waktu Matahari sebenarnya sebagai acuan. Rentang bujur yang panjang bisa berakibat, jedah waktu antara shalat subuh ke tempat kerja bisa sangat singkat. Begitu pula pada waktu rehat siang. Matahari Rata-Rata beredar dengan siklus tetap yaitu 24 jam, Matahari Rata-Rata berada pada meridian 105° bujur timur pada setiap jam 12 wib dan berada di atas antemeridian, lokasi dengan posisi bujur 105° + 180° atau 75° bujur barat. Lokasi tersebut masuk dalam kawasan benua Amerika 40° sampai 120° Bujur Barat atau negeri-negeri Amerika Latin, Amerika Serikat dan Canada. Oleh karena itu beda waktu dalam melaksanakan aktivitas sehari-hari mencapai 12 jam, saat sebagian besar manusia Indonesia tidur lelap tengah malam, manusia di benua Amerika berada pada puncak aktivitas tengah siang. Biasanya manusia memerlukan waktu penyesuaian jam biologis dari satu tempat ketempat yang berbeda dengan tempat asalnya, biasanya manusia mengalami jetlack, belum terbiasa dengan pola kehidupan di tempat barunya. Begitu pula bila jamaah Haji atau Umrah asal Indonesia yang sedang berHaji atau berUmrah di Mekah 39° 50 Bujur Timur mengalami masa penyesuaian pola hidup, beda waktu 4 jam lebih lambat dengan waktu Indonesia Barat, membuat kebiasaan tidur manusia Indonesia lebih larut jam 24 wib sama dengan jam 20 waktu Arab Saudi, dan sebaliknya kebiasaan bangun pagi menjadi lebih awal jam 04 pagi wib sama dengan jam 24 waktu Arab Saudi. Begitupula dengan manusia Indonesia yang berada di wilayah waktu Indonesia Timur dan waktu Indonesia Tengah akan mengalami hal yang sama dengan kadar yang berbeda. Pengetahuan semacam ini diperlukan bila kita akan menghadiri pertemuan ilmiah, konferensi atau pertemuan bisnis di manca negara, mental kita perlu segera beradaptasi dengan perbedaan waktu dengan tempat asal kita. Sebaliknya bila kita sebagai penyelenggara pertemuan perlu mempertimbangkan kondisi peserta. Pengalaman esktrim lainnya pada musim dingin sebagian pelajar di negeri Belanda berangkat sebelum Matahari terbit, masih gelap dan pulang juga dalam keadaan gelap, karena mengalami fenomena malam-panjang, Matahari baru terbit sekitar jam 08 pagi dan terbenam sekitar jam 16 waktu setempat. Mereka menggunakan sistem penggeseran waktu kerja, pada musim dingin pekerja diminta datang satu jam lebih awal, agar lebih efisien dalam penggunakan bahan bakar, mayoritas pergi ke kantor yang hangat menjadi manusia produktif.

III. Sistem waktu ASEAN