KETENTUAN PERIZINAN RTRWBAB VIII Ketentuan Pengendalian Pemanfaatan Ruang

RENCANA TATA RUANG WILAYAH RTRW KABUPATEN NGAWI Laporan Akhir VIII - 11  Pada kawasan ini yang termasuk dalam katagori zona inti harus dilindungi dan tidak dilakukan perubahan yang dapat mengganggu fungsi lindung;  Pada kawasan yang telah ditetapkan memiliki fungsi lingkungan dan terdapat kerusakan baik pada zona inti maupun zona penunjang harus dilakukan pengembalian ke rona awal sehingga kehidupan satwa langka dan dilindungi dapat lestari;  Untuk menunjang kelestarian dan mencegah kerusakan dalam jangka panjuang harus melakukan percepatan rehabilitasi lahan;  Pada zona-zona ini boleh melakukan kegiatan pariwisata alam sekaligus menanamkan gerakan cinta alam;  Pada kawasan yang didalamnya terdapat zona terkait kemampuan tanahnya untuk peresapan air maka boleh dan disarankan untuk pembuatan sumur-sumur resapan;  Pada kawasan hutan lindung yang memiliki nilai ekonomi tinggi atau fungsi produksi tertentu misalnya terdapat komoditas durian, manggis, damar, rotan boleh dimanfaatkan buah atau getahnya tetapi tidak boleh mengambil kayu yang mengakibatkan kerusakan fungsi lindung;  Pada zona ini tidak boleh melakukan alih fungsi lahan yang mengganggu fungsi lindung apalagi bila didalamnya terdapat kehidupan berbagai satwa maupun tanaman langka yang dilindungi; serta  Pada zona inti maupun penunjang bila terlanjur untuk kegiatan budidaya khususnya permukiman dan budidaya tanaman semusim, tidak boleh dikembangkan lebih lanjut atau dibatasi dan secara bertahap dialihfungsikan kembali ke zona lindung.

8.2 KETENTUAN PERIZINAN

Izin pemanfaatan ruang adalah izin yang dipersyaratkan dalam kegiatan pemanfaatan ruang sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan. Dalam Undang-undang No. 26 Tahun 2007 pasal 37 disebutkan bahwa : 1. Ketentuan perizinan diatur oleh Pemerintah dan pemerintah daerah menurut kewenangan masing-masing sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. 2. Izin pemanfaatan ruang yang tidak sesuai dengan rencana tata ruang wilayah dibatalkan oleh Pemerintah dan pemerintah daerah menurut kewenangan masing-masing sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. 3. Izin pemanfaatan ruang yang dikeluarkan danatau diperoleh dengan tidak melalui prosedur yang benar, batal demi hukum. 4. Izin pemanfaatan ruang yang diperoleh melalui prosedur yang benar tetapi kemudian terbukti tidak sesuai dengan rencana tata ruang wilayah, dibatalkan oleh Pemerintah dan pemerintah daerah sesuai dengan kewenangannya. 5. Terhadap kerugian yang ditimbulkan akibat pembatalan izin sebagaimana dapat dimintakan penggantian yang layak kepada instansi pemberi izin. 6. Izin pemanfaatan ruang yang tidak sesuai lagi akibat adanya perubahan rencana tata ruang wilayah dapat dibatalkan oleh Pemerintah dan pemerintah daerah dengan memberikan ganti kerugian yang layak. 7. Pemberian izin pada kawasan yang ditetapkan sebagai pengendalian ketat adalah kewenangan pemerintah propinsi, sedangkan kewenangan pemerintah Kabupaten adalah pada kawasan diluar itu di wilayah Kabupaten 8. Setiap pejabat pemerintah yang berwenang menerbitkan izin pemanfaatan ruang dilarang menerbitkan izin yang tidak sesuai dengan rencana tata ruang. RENCANA TATA RUANG WILAYAH RTRW KABUPATEN NGAWI Laporan Akhir VIII - 12 9. Ketentuan lebih lanjut mengenai prosedur perolehan izin dan tata cara penggantian yang layak sebagaimana dimaksud pada ayat 4 dan ayat 5 diatur dengan peraturan pemerintah. Dalam penjelasan UU No. 26 Tahun 2007 pasal 37 dijelaskan bahwa, yang dimaksud dengan perizinan adalah perizinan yang terkait dengan izin pemanfaatan ruang yang menurut ketentuan peraturan perundang-undangan harus dimiliki sebelum pelaksanaan pemanfaatan ruang. Izin dimaksud adalah izin lokasifungsi ruang, amplop ruang, dan kualitas ruang. Izin pemanfaatan ruang di Kabupaten Ngawi mengikuti Undang-undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang. Ketentuan perizinan diatur oleh Pemerintah dan Pemerintah Daerah menurut kewenangan masing-masing sesuai dengan ketentuan peraturan perundandang-undangan. Izin pemanfaatan ruang yang diberikan dalam rangka mewujudkan pembangunan secara terpadu, pemanfaatan ruang secara lestari, optimal, seimbang dan serasi serta berhak diperoleh oleh setiap warga negara dan badan hukum. Syarat-syarat izin pemanfaatan ruang sebagaimana tertuang dalam Undang-Undang No. 26 Tahun 2007, adalah : 1. Izin pemanfaatan ruang yang tidak sesuai dengan rencana tata ruang wilayah dibatalkan oleh Pemerintah dan pemerintah daerah menurut kewenangan masing-masing sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. 2. Izin pemanfaatan ruang yang dikeluarkan danatau diperoleh dengan tidak melalui prosedur yang benar, batal demi hukum. 3. Izin pemanfaatan ruang yang diperoleh melalui prosedur yang benar tetapi kemudian terbukti tidak sesuai dengan rencana tata ruang wilayah, dibatalkan oleh Pemerintah dan pemerintah daerah sesuai dengan kewenangannya. 4. Terhadap kerugian yang ditimbulkan akibat pembatalan izin, dapat dimintakan penggantian yang layak kepada instansi pemberi izin. 5. Izin pemanfaatan ruang yang tidak sesuai lagi akibat adanya perubahan rencana tata ruang wilayah dapat dibatalkan oleh Pemerintah dan pemerintah daerah dengan memberikan ganti kerugian yang layak. 6. Setiap pejabat pemerintah yang berwenang menerbitkan izin pemanfaatan ruang dilarang menerbitkan izin yang tidak sesuai dengan rencana tata ruang. 7. Ketentuan lebih lanjut mengenai prosedur perolehan izin dan tata cara penggantian yang layak diatur dengan peraturan pemerintah. Izin Peruntukan Penggunaan Tanah diperlukan adanya pelaksanaan pembangunan dengan pengaturan keserasian penataan lokasi bagi pentingnya pembangunan yang disesuaikan dengan RTRK. Khusus untuk Kawasan pengendalian ketat High Control Zone regional, sesuai dengan Peraturan Gubernur Nomor 61 Tahun 2006 tentang Pemanfaatan Ruang Pada Kawasan Pengendalian Ketat Skala Regional Di Provinsi Jawa Timur yang merupakan kawasan yang memerlukan pengawasan secara khusus dan dibatasi pemanfaatannya untuk mempertahankan daya dukung, mencegah dampak negatif, menjamin proses pembangunan yang berkelanjutan, yang meliputi pemanfaatan ruang di sekitar kawasan perdagangan regional; wilayah aliran sungai, sumber air dan stren kali dengan sempadannya; kawasan yang berhubungan dengan aspek pelestarian Iingkungan hidup meliputi kawasan resapan air atau sumber daya air, serta transportasi terkait kawasan jaringan jalan, perkeretaapian, arealingkup kepentingan pelabuhan, kawasan di sekitar jalan arteritol; prasarana wilayah dalam skala regional lainnya seperti area di sekitar jaringan pipa gas, jaringan SUTET, dan TPA terpadu; kawasan rawan bencana; kawasan Iindung prioritas dan pertambangan skala regional; dan kawasan konservasi alami, budaya, dan yang bersifat unik dan khas, perijinannya : a. Harus mendapatkan rekomendasi teknis dari Gubernur b. Permohonan izin sebagaimana dimaksud pada ayat a dilaksanakan sebelum pelaksanaan pembangunan fisik. RENCANA TATA RUANG WILAYAH RTRW KABUPATEN NGAWI Laporan Akhir VIII - 13 c. Harus dilampiri dengan gambar teknis arsitektural site plan, denah, tampak, potongan dan situasi; gambar teknis konstruksi sipil ; data pendukung berupa penguasaan tanah, lokasi bangunan berupa sertifikat hak milik atau bukti perjanjian sewa. d. Pemanfaatan ruang yang dimohonkan harus memenuhi syarat zoning yang akan diatur lebih lanjut dengan peraturan tersendiri Adapun ketentuan perizinan untuk Kabupaten Ngawi dapat dilihat pada tabel 8.1 berikut ini.

8.3 KETENTUAN INSENTIF DAN DISINSENTIF