mengakibatkan penambahan jumlah orang yang berpersepsi IUD tersebut kurang aman.
Banyaknya responden yang berpersepsi kurang aman akan penggunaan KB IUD sesuai dengan hasil survei pendahuluan yang
mengungkapkan beberapa alasan yang berkaitan dengan penurunan peserta KB IUD di Kecamatan Pedurungan dari tahun ke tahun, yaitu
adanya perasaan takut terhadap alat kontrasepsi tersebut. Dengan demikian faktor perasaan kurang aman baik yang timbul dari
pemikiran diri sendiri maupun dipicu dari informasi orang lain berkaitan erat terhadap keputusan seseorang untuk berperilaku menggunakan jenis
kontrasepsi tertentu yakni IUD.
E. Deskripsi Persepsi Nilai terhadap KB IUD
Tabel 4.9 Distribusi jawaban responden tentang persepsi nilai terhadap KB IUD
SS S KS TS ∑
No Persepsi Nilai terhadap KB IUD
f f f f f
1 Ibu merasa malu dengan cara pasang
IUD yang memperlihatkan aurat 23
19,5 45 38,1 6 5,1 44 37,3 118 100 2
Pemakaian IUD tidak sesuai dengan nilai agama yang dianut
1 0,8 27 22,9 8 6,8 82 69,5 118 100
3 Tokoh agama yang dianut ada yang
Tidak memperbolehkan pakai IUD 2
1,7 10 8,5 3 2,5 103 87,3 118 100 4
Ada tokoh masyarakat yang sarankan Pakai IUD
29 24,6 49 41,5 2 1,7 38 32,2 118 100
5 Ada beberapa kaderpetugas kesehatan
Yang sarankan pakai IUD 29
24,6 52 44,1 1 0,8 36 30,5 118 100
Berdasarkan distribusi jawaban responden seperti terlihat pada tabel 4.9, menunjukkan bahwa mayoritas responden menjawab sesuai 38,1
dan sangat sesuai 19,5 pada pernyataan merasa malu dengan cara pasang IUD yang memperlihatkan aurat. Hal ini memperlihatkan hambatan
penggunaan KB IUD salah satunya adalah perasaan malu yang dimiliki
calon akseptor KB akan pemasangan KB IUD yang mengharuskan memperlihatkan aurat.
Sebaliknya pada pernyataan pemakaian IUD tidak sesuai dengan nilai agama yang dianut oleh ibu, mayoritas menjawab tidak sesuai 69,5
dan pernyataan tokoh agama ada yang tidak memperbolehkan menggunakan KB IUD, mayoritas juga mengatakan tidak sesuai 87,3.
Dengan demikian sebenarnya tidak ada hambatan dari sisi nilai agama bagi responden.
Sedangkan dari sisi dukungan oleh petugas kesehatan, kader maupun tokoh masyarakat, masih menyisakan persoalan yakni masih banyak yang
menjawab tidak sesuai atas pernyataan ada beberapa tokoh masyarakat, kader petugas kesehatan yang menyarankan untuk menggunakan KB
IUD 32,2 30,5. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian diatas yang menyimpulkan pengetahuan kurang tentang KB IUD dikaitkan dengan
kurangnya informasi tentang berbagai metode kontrasepsi termasuk tentang KB IUD yang disampaikan oleh petugas kesehatan. Sedangkan
informasi yang sering didengar oleh responden adalah informasi yang bersifat negatif, yang biasanya berasal dari cerita teman atau tetangga.
Meskipun cerita tersebut tidak dapat dipastikan kebenarannya oleh responden, tetap saja mempengaruhi penilaian responden terhadap KB
IUD, yakni membuat sebagian besar takut untuk menggunakan IUD. Dengan demikian berdasarkan distribusi jawaban responden diatas,
maka proporsi responden yang memiliki persepsi nilai positif terhadap KB IUD memang lebih banyak 51,7 daripada yang memiliki persepsi nilai
kurang positif 48,3.
Tabel 4.10 Distribusi frekuensi persepsi nilai terhadap KB IUD
No. Persepsi nilai terhadap KB IUD
F 1
Positif 61
51,7 2
Kurang positif 57
48,3 Jumlah
118 100,0
Persepsi nilai positif yang lebih banyak daripada nilai kurang positif disebabkan karena dari sisi agama, masyarakat menilainya secara positif,
yang berarti adanya dukungan penuh dari pihak-pihak terkait serta tidak adanya suatu larangan apapun terhadap pemakaian IUD yang disertai
sebagian besar responden yang berpersepsi baik akan peran tokoh masyarakat, kader dan petugas kesehatan pada upaya penggunaan IUD.
Meskipun demikian, tetap diperlukan peningkatan peran tokoh masyarakat, kader dan petugas kesehatan serta upaya memperbaiki nilai
kurang positif dari KB IUD yang terletak pada adanya perasaan malu saat pemasangan.
F. Deskripsi Persepsi Informasi KB IUD