Konseling Biblika dan Medis

c. Konseling Biblika dan Medis

Sesungguhnya, ketika konseling biblika berfokus kepada wahyu khusus

kecukupan Alkitab dan anugerah khusus yaitu pertobatan baru dan pengudusan progresif, konseling biblika tidak membuang kebenaran yang dikandung di dalam dunia psikiatri. Tetapi konseling biblika mempunyai kewaspadaan terhadap motivasi, ideologi dan praktik di dalam psikoterapi yang tidak sesuai dengan Alkitab.

Generasi pertama dari gerakan konseling Biblika yang dimulai oleh Jay Adams terlihat mempunyai kecenderungan untuk anti psikiatri dan model medis. Hal ini terlihat dengan judul dan isi disertasinya David Powlison mengenai gerakan Konseling Biblika

111 Heath Lambert, Biblical Counseling After Adams ( Wheaton, Illinois : Crossway, 2012) , 155

yang dipelopori oleh Jay Adams . Namun hal ini bukan berarti konseling Biblika di dalam generasi berikutnya menolak medis di dalam membantu proses penyembuhan

penderita sakit mental. Generasi pertama konseling Biblika mempunyai kepedulian bahwa seringkali orang berdosa yang mempunyai masalah kejiwaan berlindung di dalam label sakit mental dan model medis. Mereka menekan kebenaran dengan kelaliman ( Roma 1 ). Generasi pertama konseling Biblika begitu peduli terhadap realitas dan contoh- contoh penderita sakit mental yang tidak mempunyai sakit organik tetapi dilabel di dalam kategori sakit medis. Konteks gerakan konseling Biblika generasi pertama adalah di dalam peperangan ide melawan model medis. Hal ini mengakibatkan sepertinya generasi pertama ini lebih curiga, skeptis dan anti terhadap medis. Di dalam generasi kedua konseling Biblika oleh David Powlison, Edward Weltch, Mike Emlet, dkk s mempunyai pandangannya yang kelihatan lebih positif dan kontruktif mengenai medis.

Satu sesi di dalam national conference 2011 dari CCEF tentang masalah psikiatrik berjudul “ Understanding Psychiatric Treatment ” di dalam presentasinya “ Listening to

Prozac ” , Mike Emlet memaparkan satu pemahaman yang lebih utuh dan Alkitabiah mengenai perihal medis. Orang-orang Kristen terbagi menjadi beberapa pandangan di

dalam hal medis.

Pertama melihat obat-obatan sebagai anugerah umum yang meringankan penderitaan.

Kedua merekomendasikan obat kalau situasinya sudah gawat.

David Powlison , Competent to Counsel ? : The History of A Conservative Protestant Anti-

Psychiatry Movement , University of Pennysylavia”

113 Mike Emlet, Listening to Prozac , The Journal of Biblical Counseling, Vol. 26, No. 1,

Ketiga menolak menggunaan obat dan solusinya hanya ketaatan kepada Injil. Bagaimana seharusnya orang Kristen memandang obat-obatan psikiatrik ?

Mike Emlet sebelumnya melemparkan pertanyaan yaitu apakah obat-obatan menyembuhkan ketidakseimbangan kimiawi. Teori ketidakseimbangan kimiawi melihat bahwa masalah psikiatrik disebabkan karena ketidakseimbangan atau disregulasi neurotransmitter di dalam bagian-bagian otak. Sebagai contoh beberapa melihat bahwa depresi dihasilkan dari kekurangan serotonin dan pengobatan melibatkan obat-obatan untuk menangani masalah ini. Dampak dari pengobatan ini seringkali digambarkan di dalam iklan obat pada otak pasien sebelum dan sesudah mengkonsumsi obat. Tetapi bagaimana kita benar-benar mengetahuinya ?

Pertama, kita tidak bisa mengukur level neurotransmittrer dalam otak seseorang yang diobati oleh obat-obatan ini. Kita tidak bisa membuktikan secara ilmiah bahwa obat-obatan ini mengakibatkan perubahan di dalam gejala pasien. Hal ini berbeda dengan diagnosa penyakit medis yang bisa dikenali secara objektif. Karena kita tidak bisa mengukur neurotransmitter, kita tidak dapat membuat kesimpulan mengenai dampak obat-obatan terhadap gejala pasien.

Kedua, kita tidak tahu bagaimana persis obat-obatan ini bekerja di dalam manusia. Apa yang kita ketahui adalah bagaimana obat-obatan ini bekerja di dalam tes tube pada otak binatang dan riset ini diperluas dugaannya ke manusia. Hal ini tidak bisa memberikan informasi apa yang terjadi di dalam otak manusia.

Jika ilmu saraf dan riset psikiatris mengakui kelemahan sekarang ini pada hipotesa mengenai penyebab gejala psikiatrik, bagaimana konselor biblikal mengakui natur kompleks dari pergumulan ini ?

Mike Emlet berargumentasi bahwa yang terbaik yang kita dapat katakan adalah obat-obatan ini memodulasi atau merubah neurotransmisi dalam jalan yang kita tidak ketahui dan kelihatannya diasosiasikan dengan pengurangan gejala di dalam percobaan obat-obatan secara klinis. Apakah benar obat-obatan ini mengobati ketidakseimbangan kimiawi tidak sungguh-sungguh kita ketahui. Yang kita ketahui adalah obat-obatan ini terlihat mengurangi gejala pada beberapa orang namun kita tidak mengetahui mengapa. Mike Emlet memberikan satu konklusi bahwa pengetahuan kita tidak lengkap. Namun walaupun pengetahuan mengenai cara kerja obat-obatan ini di dalam otak masih terbatas, hal ini bukan berarti penggunaan obat-obatan ini dihindari. Jika kita menggunakan obat- obatan ini kita harus sadar apa yang kita ketahui sesungguhnya. Kita harus belajar dan optimis yang hati-hati dan tidak antusias yang tidak kritis.

Mike Emlet kemudian melemparkan pertanyaan lagi bagaimana efektif obat- obatan psikoaktif ini ? Satu hal yaitu obat-obatan tidak tersalurkan sampai ke pasar bila FDA tidak menyetujuinya didasarkan pada percobaan obat-obatan secara klinis, Obat- obatan anti depressant bukan placebo. Di dalam studi eksperimen secara statistik mereka terbukti mempunyai efek daripada sekedar placebo effect. Namun ketika obat-obatan efektif pada beberapa orang, hal ini hanya bagian dari keseluruhan pendekatan pribadi. Riset sekular menunjukkan kepentingan kritis dan efektifitas dari psikoterapi juga. Obat- obatan merubah neurotransmisi pada level mikroskopik dan diasosiasikan dengan perubahan di dalam pola aktivitas otak pada level makroskopik dalam “live action” scan otak seperti Positron Emission Tomography ( PET Scans ) dan functional MRIs ( fMRIs ). Namun bentuk konseling sekular seperti cognitive behavioral therapy sudah terbukti efektif juga.

Edward Welch di dalam review sebuah riset mengenai efek placebo menjelaskan bahwa placebo dan terapi bicara (seperti Konseling Biblika ) dapat merubah

kimiawi otak juga. Beliau melihat implikasi kepada realita relasi pikiran-tubuh. Manipulasi kimiawi dapat merubah pikiran dan perasan kita. Tetapi pikiran dan perasaan kita dapat juga merubah aktivitas kimiawi dalam otak. Hal ini mendukung pernyataan bahwa manusia adalah sebuah kesatuan dari dua substansi daripada hanya sebuah substansi materi belaka. Roh atau jiwa dapat mempengaruhi tubuh dan tubuh dapat mempengaruhi jiwa. Psikologi kognitif melihat relasi timbal baik sebagai perubahan yang datang dari bawah ke atas atau dari atas kebawah. Perubahan dari bawah ke atas dari obat-obatan dan pengobatan fisik lainnya dipertimbangan sebagai urutan yang lebih rendah daripada berpikir. Perubahan dari atas ke bawah dihasilkan dari perubahan dalam pikiran kita, tingkah laku atau di dalam kasus placebo yaitu pengharapan kita. Di dalam Konseling Biblika, perubahan dari atas ke bawah ini dapat dihasilkan dari pertobatan,

mempercayai janji-janji Allah dan bertumbuh di dalam ketaatan .

Mike Emlet menyimpulkan bahwa baik obat-obatan maupun konseling adalah pengobatan biologis dimana obat-obatan mengobati secara langung dan konseling secara tidak langsung. Karena itu kita harus mengharapkan perubahan pola aktivitas otak dengan memegang dan mengaktualisasikan konseling yang berpusat pada Injil.

Mike Emlet membukakan perspektif Biblikal yang seimbang mengenai perihal

medis.

Edward Welch, “ Research into the Placebo Effect ,” Journal of Biblical Counseling, Vol. 21,

No. 1, 2002, pp. 76-77.

115 Ibid, 77

Pertama Mike Emlet memaparkan bahwa mengkonsumsi obat-obatan bukan berarti dosa. Kita harus mengingat bahwa kita berada sebagai manusia adalah mahluk tubuh dan jiwa. Kita secara sekaligus tubuh dan jiwa. Tidak pernah ada ada waktu dimana kita tidak terlibat secara spiritual dan tidak ada pernah ada waktu dimana kita tidak terlibat secara tubuh. Karena itu di dalam pelayanan kita harus memberikan perhatian baik kepada aspek tubuh maupun aspek rohani. Keseluruhan pribadi yang utuh harus diperhatikan.

Ada beberapa poin bimbingan Alkitabiah :

a. Agenda dari Kerajaan Allah adalah untuk menghilangkan penderitaan kita dan sekaligus agenda dari Kerajaan Allah adalah untuk menebus kita melalui penderitaan

Ketika Kerajaan Allah datang di dalam Yesus Kristus, kita dapat melihat pekerjaan Allah untuk melenyapkan penderitaan yang ditimbulkan oleh kejatuhan. Markus 1 menjelaskan aktivitas pelayanan Tuhan Yesus : mengajar, mengusir setan, menyembuhkan berbagai macam penyakit, doa dan menyembuhkan orang kusta. Karena ada tanda di dalam kedatangan Kerajaan Allah dengan menghilangkan penderitaan maka menghilangkan penderitaan adalah satu hal yang baik.

Dalam perspektif lain, cara Tuhan menebus umatNya adalah melalui penderitaan dengan persatuan mereka di dalam Kristus, hamba Tuhan yang menderita. Ketika menghilangkan penderitaan adalah prioritas Kerajaan, namun mencari pelepasan rasa sakit tanpa sebuah visi agenda transformasi dari Allah di tengah penderitaan adalah cara instan. Karena itu kita harus bergembira dengan peringanan pendeirtaan tetapi secara simultkan mencari buah Roh di dalam bertekun di tengah penderitaan.

b. Obat-obatan adalah pemberian anugerah umum dari Tuhan Allah dan sekaligus obat-obatan dapat digunakan secara pemberhalaan

Obat-obatan harus dipandang hanya sebagai satu komponen dari keseluruhan metode pengobatan yang berpusat pada Allah dan bukan dipandang sebagai istilah keselamatan secara penuh. Ini adalah pemberhalaan dimana ada pertolongan dan kuasa ultimat di luar Allah Tritunggal.

c. Seseorang penderita dapat mempunyai motivasi yang salah dengan mengkonsumsi obat-obatan sekaligus seseorang penderita dapat mempunyai motivasi yang salah dengan tidak mengkonsumsi obat-obatan

Seringkali hal terpenting di dalam penggunaan obat-obatan adalah sikap pribadi yang dilayani. Obat-obatan itu bukan di dalam obat-obatan itu sendiri adalah baik atau jahat. Tetapi bagaimana pribadi yang melihat dan menangani potensi pengobatan ini yang membuat perbedaan. Ada alasan yang bermasalah untuk mengambil pengobatan yaitu keinginan untuk peringanan rasa sakit yang segera instan dengan keraguan terhadap melihat isu didalamnya. Ada motif lain yang salah juga di dalam mengambil pengobatan yaitu karena tekanan orang lain. Keluarga dan teman mendorong untuk mengambil pengobatan karena ketidaknyamanan mereka melihat penderitaan orang yang mereka kasihi. Seringkali tekanan ini karena sebuah hasrat egois untuk membawa orang yang mereka kasihi normal sehingga hidup menjadi lebih mudah bagi mereka. Sebaliknya menolak obat-obatan dapat sebuah isu kesombongan dan kecukupan diri sendiri. Atau versi rohaninya saya seharusnya dapat dengan percaya Tuhan saja tanpat mengkonsumsi obat-obatan. Hal ini dapat juga karena takut dan malu oleh orang lain berpikir mengenai dirinya.

d. Mengkonsumsi obat-obatan dapat mempersulit menghadapi hal-hal rohani sekaligus sebaliknya tidak mengkonsumsi obat-obatan dapat mempersulit

menghadapi hal-hal rohani

Ketika generasi kedua dari konseling Biblika tidak menolak medis maka konseling Biblika juga tidak menolak secara total mengenai DSM IV. DSM IV dipandang sebagai deskriptif nyata terhadap satu gejala tingkah laku. Yang konseling Biblika tolak adalah penjelasan dan sistem wawasan dunia di balik DSM. Sebuah label diagnosa tidak ditolak oleh konseling biblika dan label diagnosa adalah sebuah titik awal dari pelayanan, bukan titik akhir. Diagnosa psikiatrik mengorganisasi penderitaan ke dalam kategori yang membuat fokus perhatian kita. Diagnosa psikiatrik mengingatkan bahwa pengalaman satu pribadi berbeda dengan pribadi yang lain. Beberapa diagnosa psikiatrik menjelaskan beberapa pola tingkat keparahan dan bahaya. Beberapa diagnosa

mengingatkan kita kepada peran tubuh di dalam pergumulan seseorang .

116 Dari CCEF Conference mengenai Psychiatric Disorder tahun 2011 di dalam sesi Understanding Labels and Diagnoses oleh Mike Emlet

Kesimpulan

Saya hendak menyimpulkan refleksi saya terhadap hal yang sudah saya paparkan di atas. Ketika presuposisi psikologi dan psikoterapi sekular adalah anti Kristen maka semua ini harus kita waspadai. Kita perlu menyadari konsep pemahaman, motif dan kerangka pemikiran yang melawan Tuhan di dalam ilmu-ilmu ini. Dan kita harus berhati- hati untuk tidak mensinkretismekan pemahaman-pemahaman dari psikolog sekular ke dalam praktik iman kita. Tetapi hal ini bukan berarti keseluruhan ilmu ini dibuang karena ada bagian wahyu umum yang harus ditebus, dirangkai dan diinterpretasikan dalam wawasan Alkitab. Karena itu kita sebagai orang percaya perlu menggumuli benar-benar mengenai permasalahan ini.

Di dalam hal diagnosa oleh DSM,m kita harus menyadari bahwa sesungguhnya diagnosa ini melukiskan satu kenyataan bahwa gejala-gejala ini memang ada. Gejala- gejala ini riil sesuai dengan apa yang dideskripsikan. Tetapi kita perlu mewaspadai solusi yang ditawarkan oleh dunia psikiatri dan juga kerangka pikirnya.

Secara aplikasi praktis adalah bagaimana kita menyimpulkan semua ini ketika kita memerlukan bijaksana untuk menghadapi seseorang yang bergumul dengan sakit mental seperti yang saya gumuli. Wawasan dunia dari psikologi dan psikoterapi sekular harus kita tolak. Cara pandang yang antroposentris dari ilmu ini, pemahamannya tentang manusia, masalahnya dan solusinya, harus kita tolak juga. Tetapi ada bagian anugerah umum yang perlu kita ambil misalnya medis.

Karena manusia terdiri dari tubuh dan jiwa / roh maka ketika seseorang bergumul dengan satu masalah penyakit mental, keseluruhan aspek itu harus ditebus di dalam anugerah Tuhan. Salah satu masalah dari dunia psikiatri adalah fokus pada masalah tubuh

dan melupakan bahwa seringkali akar masalah adalah masalah rohani yang memerlukan pertobatan dan perubahan hidup. Tetapi ketika ada masalah di dalam tubuh dan diabaikan, kemudian hanya fokus kepada masalah rohani sebenarnya ini juga kurang tepat. Obat-obatan ada kalanya dibutuhkan dan diperlukan. Memakan obat dapat merupakan satu mekanisme melarikan diri dari masalah tetapi tidak memakan obat juga dapat karena kesombongan seseorang. Memakan obat dapat bermasalah bila kita bersembunyi di dalam model medis. Tetapi tidak memakan obat ketika diperlukan akan memperburuk keadaan. Obat dapat dijadikan satu pemberhalaan tetapi juga obat juga sebenarnya adalah anugerah umum. Karena itu penderita sakit mental dan keluarga penderita harus mempunyai bijaksana di dalam mengambil tindakan mengkonsumsi medis. Dan ketika penderita sakit mental mengkonsumsi medis itu bukan solusi final. Penderita sakit mental harus bergumul di dalam proses pengudusan untuk makin menjadi serupa dengan Kristus.

Soli Deo Gloria

Jeffrey Lim

2-6-2013

Daftar Pustaka

Adams, Jay E. Competent to Counsel : Introduction to Nouthetic Counseling . Grand Rapids, Michigan : Zondervan, 1970.

______. More than Redemption : A Theology of Christian Counseling . Philipsburg, New Jersey : Presbyterian & Reformed, 1979.

______. The Christian Counselor’s Manual : The Practice of Nouthetic Counseling. Grand Rapids, Michigan : Zondervan, 1973.

______. The Big Umbrella and Other Essays and Addresses on Christian Counseling. USA : Prebyterian and Reformed.

Alan A. Baumeister & Mike Hawkins. Continuity and Discontiunity in the Historical Development of Modern Psychopharmacolog. Los Angelos :Taylor & Francis, Inc, 2005

Babler, John. “ A Biblical Critique of the DSM-IV ”, Dalam The Journal of Biblical Counseling, Vol 18, No.1, 1999.

Berkhof Louis. Systematic Theology. Grands Rapids, Michigan : Eerdmans Publishing Co, 1991.

Bobgan, Martin and Deidre. The Prophet of Psychoheresy I. Santa Barbara, California : EastGate Publishers, 1989.

______. The End of Christian Psychology . Santa Barbara, California : EastGate Publishers, 1997.

Breggin, Peter R. The Anti-Depressant Fact Book. Cambridge, MA : Perseus, 2001.

______. Toxic Psychiatry . New York : St. Martin’s Press, 1991.

Calvin, John Institutes of Christian Religion Book 1 , Translated by Ford Lewis Battles. Edited by John T. McNeill, The Library of Christian Classics. Philadelphia : The Westminster Press, 1960.

Crabb Lawrence J. Effective Biblical Counseling . Grand Rapids : Zondervan, 1977.

Collins, Gary R. The Biblical Basis of Christian Counseling for People Helpers .C Colorado, USA : IVP Press, 2001.

______. Can You Trust Psychology? . Downers Grove: InterVarsity Press, 1988.

Cozolino, Louis. The Neuroscience of Psychotheraphy : Healing the Social Brand . New

York : W.W Norton & Company, 2010.

C Scipione, George. “Eeny, Meeny, Miny, Mo: Is Biblical Counseling It or No? ,” Dalam The Journal of Pastoral Practice, Vol. IX, No. 4, 1989, pp. 52

Dean, Charles E Minnesota Star Tribune, Cited at http://home.att.net/- LetFreedomRing/spirituality/prosantibraindisease.html (22 November 1997 )

Ellis, Albert. “The Case Against Religion : A Psychotherapy’s View” and “ The Case Against Religiosity ” . New York : The Institute for Rational Emotive Behavior Therapy.

Emlet, Michael R. “ Let Me Draw a Picture: Understanding the Influences on the Human Heart ,” Dalam Journal of Biblical Counseling, Vol. 20, No. 2, 2002.

______. Listening to Prozac . Dalam The Journal of Biblical Counseling, Vol. 26, No.

Freud, Sigmund. The Future of an Illusion , James Strachey, ed, and trans. New York : W.W Norton and Company, Inc, 1961.

Grudem, Wayne. Systematic Theology : An Introduction to Biblical Doctrine . Leicester, England : IVP Press, 1994.

Heanly, David. Let Them Eat Prozac : The Unhealthy Relationship Between the Pharmaceutical Industry and Depresion . New York : New York University Press, 2004.

Hindson, Ed. “ The Use of Scripture in Nouthetic Counseling ,” Dalam The Journal of Pastoral Practice, Vol. III, No. 2, 1979.

______. “ Nouthetic Counseling: Toward a Christian Theory of Personality ,” Dalam The Journal of Pastoral Practice, Vol. III, No. 4, 1979.

______. “Biblical View of Man: The Basis for Nouthetic Confrontation,” Dalam The Journal of Pastoral Practice, Vol. III, No. 1, 1979.

Jones, Stanton L. & Richard E Butman. Modern psychotherapies : A Comprehensive Christian Appraisal . Downers Grove, Illinois : IVP Press, 1991.

Joseph, Gellenmullen. Prozac Backlash . Newyork : Simon & Schuster, 2000. Jung, Carl. Memories, Dreams, Reflections , Aniela Jafle, ed., Richard and Clara Winston, Joseph, Gellenmullen. Prozac Backlash . Newyork : Simon & Schuster, 2000. Jung, Carl. Memories, Dreams, Reflections , Aniela Jafle, ed., Richard and Clara Winston,

Lambert, Heath. Biblical Counseling After Adams . Wheaton, Illinois : Crossway, 2012.

Lisa and Ryan Bazler. Psychology Debunked : Revealing The Overcoming Life ( Lake Mary, Floria : Creation House Press , 2002 ), vi

Napier, Barry. “ Hierarchical Assertion and Hierarchical Acceptance: Basic Dynamics of Psychotherapy ,” Dalam The Journal of Pastoral Practice, Vol. IV, No. 3, 1980.

Powlison, David. Competent to Counsel ? : The History of A Conservative Protestant Anti-Psychiatry Movement . University of Pennysylavia, 1996.

______. “Affirmations & Denials: A Proposed Definition of Biblical Counseling, Dalam The Journal of Biblical Counseling, Vol. 19, No. 1, 2000.

Piper, John. “ God's Glory is the goal of Biblical Counseling ,” Dalam Journal of Biblical Counseling, Vol. 20, No. 2, 2002.

Rayner, Abi V dan James G. O’Brien . Behavior Disorders of Dementia : Recognition

and Treatment diambil dari http://www.aafp.org/afp/2006/0215/p647.html

Scoot, Timothy. American Fooled : The Truth about antidepressants, antipsychotics and how we’ve been deceived. Victorya, Texas : Argo Publishing, 2006.

Smith, Winston. “Dichotomy or Trichotomy? How the Doctrine of Man Shapes the Treatment of Depression,” Dalam The Journal of Biblical Counseling, Vol. 18, No. 3, 2000.

Susabda, Yakub, Pengantar ke dalam Teologi Reformed . LRII, 1994.

Szasz, Thomas , “ Mental Illness Is Still a Myth ,” Dalam The Journal of Biblical Counseling, Vol. 14, No. 1, 1995.

______. The Myth of Psychotherapy : Mental Healing as Religion, Rethoric, and Repression . Garden City, New York : Syracuse University Press, 1988.

Tong, Stephen. Hati yang terbakar buku 2 : Dosa dan Kebudayaan . Surabaya, Indonesia : Momentum, 2007.

Tyler, David & Kurt Grady. Deceptive Diagnosis : When Sin is called Sickness. Bemidji, Minnesota : Focus Publishing, Inc, 2006.

Tripp, Paul David “Homework and Biblical Counseling”, Dalam The Journal of Biblical Counseling, Vol. 11, No. 2, 1993.

______. “Wisdom in Counseling”, Dalam The Journal of Biblical Counseling, Vol.

19, No. 2, 2001. ______. “Wisdom in Counseling,” Dalam Journal of Biblical Counseling, Vol. 19, No.

2, 2001, pp.13. Van Til, Cornelius. Common Grace and the Gospel . Phillipsburg, New Jersey :

Presbyterian and Reformed Publishing Company, 1972. Valenstein, Blaming the Brain : The Truth About Drugs and Mental Health . Newyork :

The Free Press, 1998. Vitz, Paul C, Psychology as Religion : The Cult of Self-Worship. Grand Rapids,

Michigan : William B Eerdmans Publishing Company, 1977 Wendling, Woodrow “ Review of Counselor's Guide to the Brain and Its Disorders by

Edward T. Welch,” Dalam The Journal of Biblical Counseling, Vol. XII, No. 2, 1994.

Welch, Edward T. “ A Letter to an Alcoholic ,” Dalam The Journal of Biblical Counseling, Vol. 16, No. 3,1998.

______. “ Research into the Placebo Effect ,” Dalam Journal of Biblical Counseling, Vol.

21, No. 1, 2002. ______. “A Discussion Among Clergy : Pastoral Counseling T alks with Secular

Psychology,” Dalam The Journal of Biblical Counseling, Vol. 13, No. 2, 1995. ______. “Queries & Controversies: How valid or useful are psychiatric labels for

depression? , Dalam The Journal of Biblical Counseling, Vol. 18, No. 2, 2000.

_ _____. “ Sin or Sickness? Biblical Counseling and the Medical Model ,” Dalam The Journal ofPastoral Practice, Vol. X, No. 2, 1990.

______. Apakah otak yang dipersalahkan ? . Surabaya : Penerbit Momentum, 1998. Worlf,

Worlf, David C. Hepatic Encephalopathy dari website www.emedicine.medscape.com/article/186101-overview#aw2aab6b4

Lain lain Dari CCEF Conference mengenai Psychiatric Disorder tahun 2011 di dalam sesi

Understanding Labels and Diagnoses oleh Mike Emlet www.abilify.com