DSM dan limitasinya

c. DSM dan limitasinya

Dunia psikiatri sekarang menggunakan DSM V. Sebelumnya dunia psikiatri

menggunakan manual DSM IV . DSM IV adalah sumber definisi untuk membuat

diagnosis psikiatrik . DSM IV yang menghadirkan dirinya sebagai sebuah karya objektif, ilmu pengetahuan medis, mengklaim untuk menghasilkan kategori diagnosis dan

prosedur penanganan yang valid sesuai dengan kategorinya. Buku ini dibaca seperti buku ilmu pengetahuan. Asumsinya yaitu bahwa problema dapat dikategorikan dengan angka

diagnosis dan mempunyai namanya seperti halnya masalah medis .

Sebelum DSM IV adalah DSM III. Peter Breggin di dalam buku “Toxic Psychiatry” menceritakan bagaimana Nancy Andreasen membantu untuk menformulasikan DSM III resmi dari American Psychiatric Association ( APA ) . Dalam bukunya yang popular ,“ The Broken Brain : The Biological Revolution in Psychiatry ”,

dia menulis bahwa yang utama dari penyakit psikiatrik adalah sebuah penyakit. Penyakit- penyakit ini harus dipertimbangkan penyakit medis seperti diabetes, sakit jantung, dan

75 kanker . Benarkah penyakit mental itu penyakit fisik ?

72 The Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM) yang dipublish oleh American Psychiatric Association. DSM IV dipublikasikan di tahun 1994.

73 John Babler, “A Biblical Critique of the DSM-IV”, “The Journal of Biblical Counseling, Vol 18, No.1, 1999, 25

74 Ibid

75 Peter R Breggin, Toxic Psychiatry ( New York : St. Martin’s Press, 1991), pg 13

Edward T Welch seorang konselor biblika yang mempunyai gelar Ph.D in Counseling Psychology dan Neuro-psychology di dalam bukunya “Apakah otak yang dipersalahkan ?” mengatakan :

“Masalah psikiatris dikelompokkan dalam kategori yang berbeda dengan penyakit medis tradisional. Beliau mengatakan bahwa dalam kebanyakan penyakit medis, anda dapat melihat apa yang salah. Contohnya anda dapat melihat adanya tumor otak pada CT-Scan, anda dapat melihat sel-sel saraf yang ruwet pada penyakti Alzheimer, dan anda dapat melihat kerusakan pada otak yang diakibatkan oleh kecelakaan yang berat. Kondisi otak dalam hal ini jelas tampak berbeda dari otak normal. Akan tetapi fungsi otak dalam masalah psikiatris tidak memperlihatkan perbedaan yang konsisten jika dibandingkan dengan fungsi otak normal. Penelitian lebih lanjut di masa depan mungkin akan mengungkapkan perbedaan-perbedaan. Tetapi pada saat ini belum ditemukan ketidak keseimbangan kimiawi yang konsiten dan dapat dibuktikan, atau

abnormalitas dalam anatomi sel-sel saraf dalam diagnosis kejiwaan. Hasil tes darah dan pemindaian otak tidak dapat dipergunakan dalam menetapkan diagnosis psikiatris. Kendatipun ada puluhan ribu artikel penelitian dalam bidang ini, pengamatan yang seksama dari penelitian ilmiah ini hanya menghasilkan gambaran yang kabur. Sayangnya, hal-hal yang agak jelas pun telah menjadi rumit oleh berbagai asumsi pikiran-tubuh yang tanpa sengaja telah

mengutamakan persepsi filosofis 76 ” .

Thomas Szasz, seorang psikiater sekular menyingkapkan realita dalam dunia

psikiatri di dalam bukunya “Myth of Mental Illness” dan “Myth of Psychotherapy”. Dr

76 Edward T Welch, Apakah otak yang dipersalahkan ? (Surabaya : Penerbit Momentum, 1998 ), hal 99-100

Timothy Scott menyingkapkan penipuan psikiatri dalam bukunya yang berjudul

American Fooled : The Truth about Antidepressants, Antipsychotics and How we’ve been decei ved” yang memenangkan award di tahun 2006. Dr Peter Breggin menulis buku

Toxic Psychiatric dan beliau juga menyingkapkan mengenai kebohongan-kebohongan di

dalam dunia psikiatri salah satunya data mengenai obat Antidepressant, Prozac . Bila kita memperhatikan bahasa-bahasa yang dipakai tentang obat-obatan di dalam dunia

psikiatrik kita dapat menemukan ada bagian dimana bahasanya bukan bahasa pasti dan

78 ilmiah . Hal ini karena teori keseimbangan kimiawi dan cara obat bekerja belum

diketahui secara pasti.

77 Prozac sudah dikenal oleh banyak orang sebagai antidepressant dan ternyata perusahaan Lily pembuat Prozac menyembunyikan data bahwa efek dari prozac banyak mengakibatkan orang bunuh diri dan melakukan kekejaman. ( Dari British Medical Journal ). Apakah perusahan Lily jujur ? Peter Breggin menganalisa mengenai Lily di http://www.breggin.com

78 Abilify di dalam www.abilify.com menyajikan model penjelasan yang bahasanya bukan ilmiah. Perhatikan bahasa di dalam website mengenai Abilify. Ini bukan bahasa scientific. Schizophrenia is

thought to be caused by an imbalance of key chemicals in the brain. On this page, you'll learn how

ABILIFY® (aripiprazole) ma y work by adjusting the activity of these chemicals to help improve the

symptoms of schizophrenia. The exact way ABILIFY (or any other medicine for schizophrenia) works is unknown. However, experts believe that ABILIFY works by adjusting dopamine, instead of completely

blocking it, as well as affecting serotonin.

Zyprexa yaitu obat antipsychotic di dalam www.zyprexa.com. Perhatikan bahasanya : ZYPREXA

is believed to work by balancing the chemicals naturally found in the brain. ZYPREXA may help relieve

your symptoms so you feel better.

Di dalam buku The Christian Counselor’s Medical Desk Reference oleh Robert Smith mengemukakan mengenai Physhical Desk Reference on CD ROM for 2000 di bagian Clinical Pharmacology yang mendeskripsikan bagaimana obat-obatan itu bekerja,

- Effexor – “The mechanism of the antidrepressant action of venlafaxine in humans is believed to be associated with its potentiantion of neurotransmitter activity in the CNS” - Elavil ( amitriptyline ), an antidepressant – “Its mechanism of action in man is not known” - Lithium “the specific bagaimana biochemical mechanism of lithium action in mania is unknown”

- Prozac – “ The antidepressant action of fluoxetine is presumed to be linked to its inhibition of CNS neuroanal uptake of serotonin .” This happens in platelets in the blood, so it is therorized to

happen in the central nervous system ( CNS ). - Valium ( antianxiety ) – “In animals, Valium apprears to act on parts of the limbic system, the thalamus, and hypothalamus, and induces calming effects” - Xanax ( antianxiety ) – “CNS agents of the 1,4 benzodiazepine class presumbly exert their effects

by binding at stereo specific receptor at several sites within the central nervous system. Their exact mechanism of action is unknown ”

Salah satu kritik mengenai problema dari DSM yang menjadi inti psikiatri adakah isinya berubah-rubah dam tidak konsisten. Isi psikiatrik adalah berdasarkan konsensus dan kesepakatan bersama. Misalnya dahulu masalah homoseksual dimasukkan ke dalam daftar DSM sampai tahun 1974 ketika aktivis homoseksual melakukan demonstrasi di depan The American Psychiatric Association Convention. Daftar homoseksual dalam DSM sekarang sudah dihilangkan karena pandangan mengenai normal dan tidak normal

itu bergantung kepada kesepakatan bersama . Di dalam budaya pluralisme, penolakan terhadap kebebasan homoseksual adalah satu kejahatan. Kesimpulan maka benar

salahnya DSM di dalam psikiatri bernuansa konstruksi sosial dan politik juga. Diagnosa. diagnosa adalah nama-nama penyakit. Karena diagnosa-diagnosa adalah konstruksi sosial, maka mereka beragam dari waktu ke waktu dan dari budaya ke budaya.

Di dalam DSM asumsinya yaitu bahwa problema kejiwaan dapat dikategorikan

dengan angka diagnosis dan mempunyai namanya seperti halnya masalah medis . Sebagai contoh : Jika anda ketakutan ditinggalkan, jika relasi anda bergantian diantara

pemujaan berhala yang kuat dan kecewa yang kuat, jika anda melemparkan amarah dan bertingkah laku impulsif maka anda adalah 301.83. Anda mempunyai borderline personality disorder. Anda dilabel sebagai borderline personality disorder.

79 Paula J Caplan seorang spesialis di dalam metodologi riset bukan saja mempertanyakan

metodologi riset di dalam DSM tetapi juga mempertanyakan logika di dalam menentukan siapa yang normal dan siapa yang tidak normal. Dia mengatakan “The point is not the decisions about who is normal are riddled with personal biases and political considerations but rather that, by dint of a handful of influential professional’s efforts, those subjective determinants of diagnosis masquarade as solid science and truth.

David Tyler & Kurt Grady. Deceptive Diagnosis : When Sin is called Sickness ( Bemidji, Minnesota : Focus Publishing, Inc, 2006 ), pg 68

80 John Babler, “A Biblical Critique of the DSM-IV”, “The Journal of Biblical Counseling, Vol 18, No.1, 1999, 25

Sebagai contoh tesis utama dari DSM adalah ada keseluruhan yang lebih besar daripada jumlah dari bagian-bagian, sebuah diagnosa yang menjelaskan gejala-gejala. Sebagai contoh jika anda mempunyai enam atau lebih tingkah laku, emosi dan proses mental tertentu ( bagian ) selama lebih dari enam bulan, anda dikualifikasi menerima satu label besar diagnosa ( keseluruhan ). Label itu mengindetifikasikan sebuah disorder yang anda miliki atau di dalam tubuh anda.

Konseling Biblika mempunyai kewaspadaan kepada bahasa terutama istilah psikiatrik. Hal ini karena sebuah kata dapat lebih daripada sebuah referensi sederhana. Sebaliknya sebuah kata dapat padat dengan makna. Sebuah kata dapat membawa keseluruhan sistem pikiran daripada hanya memaparkan sebuah fakta kecil atau observasi

81 sederhana .

Ketika seorang anak cenderung tidak memperhatikan, mudah teralih fokusnya, dan gelisah seringkali diberi label ADHD ( Attention Deficit Hyperactive Disorder ). DSM IV menyediakan banyak daftar gejala dari tidak memperhatikan dan impulsif hyperaktif dan mengatakan bahwa jika enam atau lebih dari gejala hadir secara terus menerus lebih dari paling sedikit enam bulan kepada satu derajat yang tidak maladaptif

dan tidak sesuai dengan tingkat perkembangan maka diagnosanya adalah ADHD . Gejala-gejala itu termasuk :

1. Gagal di dalam fokus perhatian di sekolah atau tempat kerja

2. Mempunyai kesulitan di dalam mempertahankan perhatian

81 Edward T.Welch , “Queries & Controversies: How valid or useful are psychiatric labels

for depression? ,” The Journal of Biblical Counseling, Vol. 18, No. 2, 2000, pp. 55. 82

Babler, John, “A Biblical Critique of the DSM-IV”, “The Journal of Biblical Counseling, Vol 18,

No.1, 1999, 26-27

3. Tidak mendengarkan ketika dikatakan secara langsung

4. Tidak mengikuti instruksi

5. Gagal menyelesaikan tugas sekolah

6. Kesulitan mengatur tugas-tugas dan aktivitas

7. Menghindari dan tidak suka kepada tugas-tugas yang memerlukan usaha mental

8. Kehilangan hal-hal yang dibutuhkan untuk tugas-tugas dan aktivitas-aktivitas

9. Mudah terpecahkan konsentrasinya dengan rangsangan eksternal

10. Bertingkah laku seperti dikendalikan oleh sebuah motor

11. Berbicara secara eksesif dan secara impulsive menjawab pertanyaaan

12. Mempunyai kesulitan menunggu gilirannya

DSM IV mengatakan bahwa gejala-gejala ini harus hadir sebelum usia tujuh jatuh untuk menyimpulkan hal ini mempunyai asal mula fisik. DSM IV juga menyediakan ruang untuk sebuah kategori disorder dengan gejala tidak perhatian, hiperaktif atau impulsive yang tidak memenuhi kriteria ADHD. Gejala itu dinamakan “Attention Deficit

Hyperactivity Disorder Not otherwise specified”. Seberapa absah dan ilmiah label ini ?

John Babler mengomentari ketika DSM IV mengkategorikan ADHD ketika ada enam gejala atau lebih hadir paling sedikit enam bulan kepada satu derajat yang tidak

maladaptif dan tidak sesuai dengan tingkat perkembangan . Kriteria apa yang dipakai

untuk mengukur tingkat perkembangan ? Apakah model dari Piaget ? Ataukah model teori psikologi yang lain ?. Lalu pengertian pengertian satu derajat yang tidak maladaptif

Ibid

84 Piaget adalah tokoh psikologi perkembangan 84 Piaget adalah tokoh psikologi perkembangan

Ketika label diagnosa ADHD diberikan maka solusinya adalah mengkonsumsi obat Ritalin. Namum permasalahnya apakah ADHD adalah sebuah penyakit fisik ?

Kita ambil contoh lain yaitu mengenai Depresi. Kita melihat mengenai masalah depresi secara awam dan secara teknis. Apa itu depresi secara pandangan awam ? Pada tahun 1621, Robert Burton memberikan definisi yang telak. “Mereka berada dalam kesakitan dan kengerian pikiran, kebingungan jiwa, kegelisahan, senantiasa dipenuhi ketakutan, kekhawatiran, kecemasan, merasa tersiksa, mereka tidak dapat minum, makan,

atau tidur” 85 . Deskripsi ini melukiskan pengalaman jutaan orang yang bergumul dengan

depresi dewasa ini. Di dalam melukiskan depresi ada dua ekstrem. Pertama yang mengatakan bahwa sakitnya begitu hebat sehingga mereka ingin mati. Yang lain menggambarkan kehampaan emosi seperti mereka yang sudah mati. Adakalanya seseorang mengalami dua ekstrem tersebut sekaligus. Rasa sakit adalah deksripsi yang paling tepat. Ini adalah deksripsi depresi secara awam.

Menurut DSM IV , secara teknis seserang menderita depresi bila ia mengalami lima atau lebih dari gejala-gejala berikut dalam kurun waktu dua minggu. Salah satu

gejala yang harus ada ialah suasana hati yang murung atau kehilangan minat atau kesenangan.

1. Suasana hati murung sepanjang hari

85 Edward T Welch, Apakah otak yang dipersalahkan ? (Surabaya : Penerbit Momentum, 1998 ), 112

86 Diagnostic Criteria from DSM-IV ( Washington, D.C : American Psychiatric Association, 1994 ), 161-164. Dikutip dari Edward T Welch, Apakah otak yang dipersalahkan ? (Surabaya :

Penerbit Momentum, 1998 ), 114-115

2. Minat atau kesenangan dalam semua, atau hampir semua, aktivitas sepanjang hari berkurang secara signifikan

3. Berat badan turun banyak tanpa diet atau berat badan bertambah

4. Tidak bisa tidur atau terlalu banyak tidur hampir setiap hari

5. Secara fisik tidak bias tenang atau begitu lamban sehingga tidak luput dari pengamatan orang lain

6. Kelelahan atau kehabisan tenaga hampir setiap hari

7. Merasa diri tidak berguna atau rasa bersalah yang berlebih-lebihan atau tidak beralasan

8. Kemampuan berpikir atau konsentrasi berkurang

9. Kerap kali memikirkan kematian, kerap kali ingin bunuh diri tapi tidak

mempunyai rencana yang pasti, atau benar-benar berupaya bunuh diri.

DSM IV memberikan deskripsi teknis dari depresi. Namun dari DSM IV tidak ada pembedaan apakah gejala-gejala yang ada adalah gejala fisik ataukah gejala rohani. Edward Welch memberikan perbedaan antara gejala fisik dan gejala rohani.

Gejala fisik meliputi insomnia atau hipersomia, perubahan berat badan yang mencolok, merasa tidak bisa tenang atau menjadi lamban, keletihan, kehilangan tenaga, sulit berkonsentrasi, merasa terasing dari hal-hal yang dahulu dianggap indah dan menyenangkan, merasa sedih, murung, tertekan. Sedangkan gejala rohani meliputi rasa malu, rasa bersalah, rasa takut, tidak bersyukur, tidak dapat mengampuni, keputusasaan,

ketidakpercayaan dan kemarahan .

87 Edward T Welch, Apakah otak yang dipersalahkan ? (Surabaya : Penerbit Momentum, 1998 ), 118

Ketika DSM IV hanya fokus kepada masalah fisik maka tidak heran solusi terhadap depresi akan jatuh ke dalam model medis. Kekurangan dari pandangan ini adalah pandangannya yang tidak utuh terhadap antropologi manusia sebagai gambar dan rupa Allah yang mempunyai elemen fisik dan elemen rohani. Ketika model medis menjadi cakrawala untuk menilai masalah kejiwaan maka problema dosa dan tanggung jawab moral menjadi diabaikan.

Jay Adams menceritakan seorang muda yang bernama Steve. Steve didiagnosa oleh psikiater dengan label “catatonic schizophrenic” 88

. Dia tidak berbicara dan hanya secara minimal berkata-kata dan dia seperti pingsan. Bila duduk, dia menjadi beku di

dalam satu atau dua posisi. Pada awalnya komunikasi dengan Steve sepertinya tidak mungkin. Dia menolak untuk berespon kepada pertanyaan-pertanyaan dan kepada setiap kata pembuka di dalam menyapa. Namun konselor-konselor menceritakan kepada Steve bahwa mereka tahu bahwa Steve mengerti sepenuhnya apa yang terjadi walaupun dia berusaha membohongi psikiater-psikiater, orang tuanya, otoritas-otoritas sekolah namun dia tidak akan dapat membohongi mereka. Mereka meyakinkan kepada Steve bahwa lebih cepat dia mulai berkomunikasi, lebih cepat dia dapat keluar dari institusi. Steve tetap hening namun diijinkan untuk melanjutkan sebagai bagian dari observasi grup yang mengkonseling orang lain. Minggu berikutnya bagiannya Steve dan lebih dari sejam para konselor menjalani dengan dia. Steve mulai roboh ( break down ). Dia menolak memberikan jawaban bahwa dia mengerti secara jelas segala sesuatu. Tidak ada alasan untuk mengatakan dia melarikan diri dari realitas.

88 Jay E Adams, Competent to Counsel : Introduction to Nouthetic Counseling ( Grand Rapids, Michigan : Zondervan, 1970 ), 31-32

Ketika Steve mulai berespon, penguraian kasar dari masalahnya muncul. Namun pada minggu ketiga dia roboh sepenuhnya. Steve tidak ada kerusakan mental. Dia tidak ada problema emosi. Tidak ada yang bermasalah dengan pikiran maupun emosinya. Problema dia adalah dari dirinya sendiri ( autogenic ). Problema Steve adalah sulit namun sederhana. Dia mengatakan kepada kami bahwa dia sudah menghabiskan semua waktunya untuk bermain daripada mengerjakan pembelajaran sekolahnya dan dia menerima sebuah surat pemecatan pada pertengahan semester. Hal ini berarti dia akan gagal sekolah. Daripada menghadapi orang tuanya dan teman-temannya bahwa dia gagal, Steve membuat kamuflasi masalah yang sesungguhnya. Dia mulai bertingkah laku aneh dan menemukan bahwa hal ini mengecohkan orang lain. Dia akan dipandang ada di dalam sebuah sakit mental, keluar sentuhan dari realitas. Masalah Steve adalah bukan sakit mental tetapi bersalah, malu dan takut. Ini masalah rohani dan bukan masalah fisik.