Hubungan Antara Hukum Dan Lahan Pertanian

3. Hubungan Antara Hukum Dan Lahan Pertanian

  Pada dasarnya, hukum ada untuk melindungi kepentingan manusia. Kepentingan manusia yang dimaksudkan disini adalah subyek hukum yang memiliki hak milik atas tanah. Masalah yang kemudian muncul adalah manusia sebagai subyek hukum pemegang hak milik atas tanah ini dibatasi oleh status tanahnya sendiri oleh negara sebagai lahan pertanian pangan berkelanjutan. Dengan status lahan pertanian pangan berkelanjutan tersebut sejatinya pemilik lahan tidak dapat mengubah atau mengalihfungsikan menjadi kawasan lahan nonpertanian, seperti misalnya kawasan perumahan atau industri. Pembatasan ini tentunya akan merugikan pemilik lahan jika lahan pertanian itu tidak Pada dasarnya, hukum ada untuk melindungi kepentingan manusia. Kepentingan manusia yang dimaksudkan disini adalah subyek hukum yang memiliki hak milik atas tanah. Masalah yang kemudian muncul adalah manusia sebagai subyek hukum pemegang hak milik atas tanah ini dibatasi oleh status tanahnya sendiri oleh negara sebagai lahan pertanian pangan berkelanjutan. Dengan status lahan pertanian pangan berkelanjutan tersebut sejatinya pemilik lahan tidak dapat mengubah atau mengalihfungsikan menjadi kawasan lahan nonpertanian, seperti misalnya kawasan perumahan atau industri. Pembatasan ini tentunya akan merugikan pemilik lahan jika lahan pertanian itu tidak

  Fenomena alih fungsi lahan pertanian ke non-pertanian yang terjadi saat ini akibat arus urbanisasi dan industrialisasi, harusnya menjadikan pemerintah mempertegas untuk mengatur kebijakan pertanian. Kaitannya adalah dengan rencana tata ruang wilayah yang ada di daerah melalui penetapan status zonasi daerah pertanian. Dimana tanah yang berlokasi di kawasan tersebut tidak dapat dijadikan sebagai kawasan perumahan ataupun industri. Akan tetapi, yang harus diperhatikan disini adalah nilai tanah. Dalam hal suatu kebijakan tertentu kadang nilai tanah itu dapat menjadi sangat tinggi. Kemudian hal ini membuat pemilik hak atas tanah berpikir lain untuk memanfaatkan tanahnya dengan mengubah yang tadinya lahan pertanian sawah menjadi perumahan misalnya. Negara disini harus dapat mengakomodasi kepentingan tersebut. Negara juga harus pandai- pandai memainkan hak atas tanah yang diberikan tersebut.

  Disini pemerintah harus mampu melihat bahwa apabila terdapat lahan pertanian yang berada di kawasan strategis, meskipun itu merupakan lahan pertanian pangan berkelanjutan, bisa saja lahan tersebut dialihfungsikan ke nonpertanian. Pertimbangannya adalah apabila pemanfaatan lahan tersebut berlipat ganda dari sisi ekonomis maka bukan menjadi suatu masalah jika pemilik lahan tersebut menjualnya menjadi lahan nonpertanian. Memang hal ini akan berdampak berkurangnya lahan pertanian terutama lahan pertanian pangan berkelanjutan di suatu daerah. Maka pemerintah harus dapat melihat pula bahwa Disini pemerintah harus mampu melihat bahwa apabila terdapat lahan pertanian yang berada di kawasan strategis, meskipun itu merupakan lahan pertanian pangan berkelanjutan, bisa saja lahan tersebut dialihfungsikan ke nonpertanian. Pertimbangannya adalah apabila pemanfaatan lahan tersebut berlipat ganda dari sisi ekonomis maka bukan menjadi suatu masalah jika pemilik lahan tersebut menjualnya menjadi lahan nonpertanian. Memang hal ini akan berdampak berkurangnya lahan pertanian terutama lahan pertanian pangan berkelanjutan di suatu daerah. Maka pemerintah harus dapat melihat pula bahwa

  Ironis memang bahwa Indonesia yang memiliki wilayah begitu luas harus berhadapan dengan masalah keberadaan lahan pertanian. Masalah yang terjadi adalah segala aspek pembangunan nasional sebagian besar terpusat di Pulau Jawa. Banyak orang berurbanisasi ke Pulau Jawa dengan kepentingannya masing- masing membuat keberadaan lahan di Pulau Jawa semakin menyempit jumlahnya dan tidak dapat bertambah dengan sendirinya. Lahan pertanian di Pulau Jawa pun juga terkena imbasnya dengan semakin lama semakin berkurang.

  Atas dasar hal tersebut, sudah tidak pada tempatnya untuk mengorientasikan Pulau Jawa sebagai daerah pertanian. Pembuat kebijakan kemudian secara tidak sadar hanya membuat generalisasi bahwa setiap daerah di Indonesia harus memiliki lahan pertanian pangan berkelanjutan sesuai dengan ketentuan UU No.

  41 Tahun 2009 Tentang Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan. Tentunya hal ini akan sulit diterapkan di Pulau Jawa mengingat begitu pesatnya pembangunan yang ada, tidak terkecuali di Kabupaten Semarang dan Kota Salatiga. Adanya pabrik-pabrik industri besar yang memiliki ribuan karyawan yang beroperasi berdampak pada berkurangnya lahan yang ada. Bukan tidak mungkin bahwa pemilik lahan pertanian karena nilai ekonomis tanah yang meningkat akan menjadikan lahan pertanian tersebut dialihfungsikan menjadi kawasan perumahan. Bukan menjadi suatu masalah apabila hal ini terjadi di Pulau Jawa mengingat faktor penariknya yang begitu kuat.

  Sehingga yang harus diperhatikan disini adalah pembuat kebijakan harus jeli melihat kondisi yang ada. Kekhawatiran mengenai terus berkuangnya lahan Sehingga yang harus diperhatikan disini adalah pembuat kebijakan harus jeli melihat kondisi yang ada. Kekhawatiran mengenai terus berkuangnya lahan

  

Dokumen yang terkait

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

DEKONSTRUKSI HOST DALAM TALK SHOW DI TELEVISI (Analisis Semiotik Talk Show Empat Mata di Trans 7)

21 290 1

MANAJEMEN PEMROGRAMAN PADA STASIUN RADIO SWASTA (Studi Deskriptif Program Acara Garus di Radio VIS FM Banyuwangi)

29 282 2

PENILAIAN MASYARAKAT TENTANG FILM LASKAR PELANGI Studi Pada Penonton Film Laskar Pelangi Di Studio 21 Malang Town Squere

17 165 2

MOTIF MAHASISWA BANYUMASAN MENYAKSIKAN TAYANGAN POJOK KAMPUNG DI JAWA POS TELEVISI (JTV)Studi Pada Anggota Paguyuban Mahasiswa Banyumasan di Malang

20 244 2

PERANAN ELIT INFORMAL DALAM PENGEMBANGAN HOME INDUSTRI TAPE (Studi di Desa Sumber Kalong Kecamatan Wonosari Kabupaten Bondowoso)

38 240 2

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

PEMAKNAAN MAHASISWA TENTANG DAKWAH USTADZ FELIX SIAUW MELALUI TWITTER ( Studi Resepsi Pada Mahasiswa Jurusan Tarbiyah Universitas Muhammadiyah Malang Angkatan 2011)

59 326 21

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24