Pergeseran Pertumbuhan Ekonomi (Shift Share) di Kabupaten Ngawi

2. Pergeseran Pertumbuhan Ekonomi (Shift Share) di Kabupaten Ngawi

Analisis shift Share mengasumsikan bahwa perubahan pendapatan (PDRB) suatu wilayah dapat dibagi dalam tiga yaitu komponen pengaruh pertumbuhan Provinsi (Nij), komponen pertumbuhan proporsional atau bauran industri (Mij) dan komponen pertumbuhan pangsa wilayah atau keunggulan kompetitif (Cij).

a. Pengaruh Pertumbuhan Provinsi (Nij)

Nilai Nij positif memiliki makna bahwa sektor di wilayah (kabupaten) tersebut tumbuh lebih cepat dibandingkan dengan pertumbuhan wilayah di atasnya (provinsi), sedangkan yang benilai negatif mengindikasikan bahwa pertumbuhan regional suatu wilayah

commit to user

lebih lambat dibandingkan pertumbuhan wilayah di atasnya (provinsi). Sebelum menganalisis pengaruh pertumbuhan Provinsi Jawa Timur terhadap Kabupaten Ngawi, perlu ditentukan terlebih dahulu laju pertumbuhan Provinsi Jawa Timur pada tahun analisis. Berikut ini Tabel

4.8 laju pertumbuhan Provinsi Jawa Timur tahun 2001 sampai dengan tahun 2010 : Tabel 4.8 Laju Pertumbuhan Provinsi Jawa Timur Tahun 2001 – 2010

(Juta Rupiah)

Y*in rn

Keterangan: Sektor 1. Pertanian; 2. Pertambangan dan Penggalian; 3. Industri Pengolahan; 4. Listrik, Gas dan Air Bersih; 5. Konstruksi; 6. Perdagangan, Restoran dan Hotel; 7. Pengangkutan dan Komunikasi; 8. Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan; dan 9. Jasa-Jasa.

Yij : PDRB Kabupaten Ngawi awal tahun analisis (2001) dalam

juta Rupiah

Y*ij : PDRB Kabupaten Ngawi akhir tahun analisis (2010) dalam

juta Rupiah

Yin : PDRB Provinsi Jatim awal tahun analisis (2001) dalam juta

Rupiah

Y*in : PDRB Provinsi Jatim akhir tahun analisis (2010) dalam juta

Rupiah rn : laju pertumbuhan Provinsi Jatim {(Y*n-Yn)/Yn} Sumber : BPS Kabupaten Ngawi (diolah)

Berdasarkan Tabel 4.8 dapat diketahui bahwa laju pertumbuhan Provinsi Jawa Timur pada tahun analisis adalah 0,62. Nilai tersebut

commit to user

diperoleh dari selisih total PDRB Provinsi Jawa Timur ( ฀Yn) dibagi dengan total PDRB Provinsi Jawa Timur pada awal tahun analisis (Yn). Untuk mengetahui pengaruh pertumbuhan Provinsi Jawa Timur terhadap Kabupaten Ngawi dapat dilihat pada Tabel 4.9. Tabel 4.9 Pengaruh Pertumbuhan Provinsi Terhadap Kabupaten Ngawi

Tahun 2001 – 2010 (Juta Rupiah)

No

Lapangan Usaha (Sektor)

2. Pertambangan dan Penggalian

12.219,15 0,62 7.614,95

3. Industri Pengolahan

130.381,76 0,62 81.253,61

4. Listrik, Gas dan Air Bersih

6. Perdagangan, Hotel & Restoran

526.930,55 0,62 328.381,89

7. Pengangkutan dan Komunikasi

47.654,15 0,62 29.697,96

8. Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan

118.946,72 0,62 74.127,32

9. Jasa – Jasa

Nij : Pengaruh Pertumbuhan Provinsi (Yij . rn) Yij : PDRB Kabupaten Ngawi awal tahun analisis (2001)

dalam juta Rupiah

rn : laju pertumbuhan Provinsi Jatim {(Y*n-Yn)/Yn} Sumber

: BPS Kabupaten Ngawi (diolah)

Berdasarkan Tabel 4.9 di atas, semua sektor di Kabupaten Ngawi bernilai positif, artinya sektor-sektor di Kabupaten Ngawi tumbuh lebih cepat dari pada pertumbuhan Provinsi Jawa Timur. Dari kesembilan sektor, sektor pertanian menjadi sektor yang lebih cepat pertumbuhannya dibandingkan dengan pertumbuhan Provinsi karena memiliki nilai Nij terbesar 526.692,19 diikuti oleh sektor perdagangan, restoran dan hotel dengan nilai 328.381,89. Sementara sektor yang pertumbuhan regional paling lambat namun masih lebih cepat dibandingkan dengan

commit to user

pertumbuhan rata-rata Provinsi adalah sektor listrik, gas dan air bersih yang hanya memiliki nilai Nij sebesar 6.621,73 kemudian diikuti oleh sektor pertambangan dan penggalian dengan nilai Nij sebesar 7.614,95.

Berdasarkan hasil analisis ini maka dapat dikatakan bahwa untuk memacu pertumbuhan ekonomi regional di Kabupaten Ngawi yang lebih tinggi lagi, strategi yang paling tepat adalah dengan mendorong sektor pertanian, karena sektor pertanian merupakan sektor basis di Kabupaten Ngawi yang berpotensi menjadi produk unggulan daerah.

b. Pertumbuhan Proporsional atau Bauran Industri (Mij)

Nilai Mij positif bermakna bahwa sektor di wilayah (Kabupaten) tersebut merupakan sektor yang maju, sebaliknya apabila bernilai negatif berarti sektor tersebut belum maju. Berikut komponen pertumbuhan proporsional disajikan dalam Tabel 4.10. Tabel 4.10 Pertumbuhan Proporsional di Kabupaten Ngawi Tahun 2001 -

2010 (Juta Rupiah)

No

Lapangan Usaha (Sektor)

2. Pertambangan dan Penggalian

12.219,15 0,79 0,62 2.045,86

3. Industri Pengolahan

130.381,76 0,38 0,62 -31.128,76

4. Listrik, Gas dan Air Bersih

6. Perdagangan, Hotel & Restoran

526.930,55 1,09 0,62 247.405,97

7. Pengangkutan dan Komunikasi

47.654,15 1,11 0,62 23.270,91

8. Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan

118.946,72 0,70 0,62 9.716,03

9. Jasa – Jasa

rin : Laju pertumbuhan sektor i Prop. Jatim {(Y*in-Yin)/Yin} Mij

: Pertumbuhan Proporsional {Yij.(rin-rn)} Sumber

: BPS Kabupaten Ngawi (diolah)

commit to user

Berdasarkan hasil analisis pada Tabel 4.10 di atas, meskipun ada kesan sementara sektor pertanian merupakan sektor yang tumbuh dengan cepat namun mengindikasikan bahwa sektor tersebut di Kabupaten Ngawi selama tahun analisis bukan merupakan sektor yang tidak maju. Hal tersebut dapat dilihat pada nilai komponen Mij bertanda (-) negatif terbesar yaitu -272.979,95. Secara konseptual komponen pertumbuhan proporsional timbul karena adanya perbedaan subsektor dalam permintaan produk akhir, ketersediaan bahan mentah dan kebijakan industri (misalnya kebijakan pemasaran, kelembagaan, subsidi dan lain- lain). Oleh karena itu, untuk memajukan sektor pertanian, pemerintah Kabupaten Ngawi perlu memperkuat sistem agribisnis yang sedang berjalan. Sektor yang belum maju di Kabupaten Ngawi selaian sektor pertanian adalah sektor industri pengolahan, sektor konstruksi dan sektor jasa-jasa.

Berdasarkan hasil analisis komponen pertumbuhan proporsional, sektor perdagangan, restoran dan hotel merupakan sektor paling maju di Kabupaten Ngawi. Hal tersebut dapat dilihat pada nilai Mij bertanda (+) positif terbesar yaitu 247.405,97. Kemudian diikuti sektor pengangkutan dan komunikasi sebesar 23.270,91 sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan sebesar 9.716,03 sektor listrik gas dan air bersih sebesar 6.363,35 dan sektor pertambangan dan penggalian sebesar 2.045,86 (Tabel 4.10).

commit to user

c. Pertumbuhan Pangsa Wilayah atau Keunggulan Kompetitif (Cij)

Nilai Cij positif menunjukkan bahwa sektor di wilayah (kabupaten) memiliki daya saing dibandingkan dengan sektor di wilayah di atasnya (Provinsi), sebaliknya apabila bernilai negatif (-) berarti sektor tersebut tidak memiliki daya saing. Berikut ini Tabel 4.11 merupakan komponen pertumbuhan pangsa wilayah di Kabupaten Ngawi berdasarkan tahun analisis : Tabel 4.11 Pertumbuhan Pangsa Wilayah di Kabupaten Ngawi Tahun

2001 - 2010 (Juta Rupiah)

No

Lapangan Usaha (Sektor)

2. Pertambangan dan Penggalian

12.219,15 0,43 0,79 -4.353,56

3. Industri Pengolahan

130.381,76 0,51 0,38

15.774,07

4. Listrik, Gas dan Air Bersih

Perdagangan, Hotel & Restoran

526.930,55 0,75 1,09 -179.708,40 7.

Pengangkutan dan Komunikasi

47.654,15 0,72 1,11

-18.847,38

8. Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan

118.946,72 0,60 0,70 -12.741,64

9. Jasa - Jasa

Yij : PDRB Kabupaten Ngawi awal tahun analisis (2001)

dalam juta Rupiah

rin : laju pertumbuhan Kabupaten Ngawi {(Y*in-Yin)/Yin} rij

: Laju pertumbuhan sektor i di Kab. Ngawi {(Y*ij-Yij)/Yij} Cij

: pertumbuhan pangsa wilayah {Yij.(rij-rin)} Sumber

: BPS Kabupaten Ngawi (diolah) Berdasarkan Tabel 4.11 di atas, separuh lebih dari sektor-sektor usaha di Kabupaten Ngawi tidak memiliki daya saing. Hal tersebut dapat dilihat pada Cij yang bernilai (-) negatif. Sektor-sektor tersebut adalah

commit to user

sektor pertambangan dan penggalian, listrik, gas dan air bersih, sektor perdagangan, restoran dan hotel, sektor pengangkutan dan komunikasi, sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan serta sektor jasa. Sektor-sektor tersebut dianggap kalah bersaing dengan produk-produk yang dihasilkan dari luar daerah Kabupaten Ngawi. Tidak sepenuhnya pangsa pasar wilayah dapat dikuasai oleh keenam sektor domestik tersebut. Dari keenam sektor tersebut sektor perdagangan, restoran dan hotel menjadi sektor yang tidak memiliki daya saing terbesar karena memiliki nilai Cij sebesar -179.708,40 (Tabel 4.11)

Sedangkan untuk sektor yang memiliki daya saing, sektor pertanian menjadi sektor yang memiliki daya saing tertinggi hal tersebut dapat dilihat pada tabel di atas nilai Cij bertanda (+) positif sebesar 46.732,80. Walaupun secara proporsional sektor pertanian adalah sektor yang kurang maju akan tetapi produk dari sektor ini memiliki daya saing yang tinggi sehingga sektor pertanian sangat potensial untuk terus dikembangkan di Kabupaten Ngawi. Sektor-sektor lain yang memiliki daya saing di Kabupaten Ngawi adalah sektor industri pengolahan, dan sektor konstruksi.