Teknik Analisis

E. Teknik Analisis

Data yang diperoleh akan digunakan untuk menganalisis perubahan yang terjadi pada sembilan sektor ekonomi di Kabupaten Ngawi, dengan metode analisis LQ dan Shift Share. Metode tersebut akan membandingkan sektor- sektor ekonomi daerah Kabupaten Ngawi. Pada analisis Shift-Share data yang digunakan atau data yang dianalisis adalah PDRB Kabupaten Ngawi menurut harga konstan (2000) periode tahun 2005 sampai dengan tahun 2009.

1. Analisis Location Quotient (LQ)

commit to user

Tidak semua sektor dalam perekonomian memiliki kemampuan tumbuh yang sama, oleh karena itu perencanaan pembangunan wilayah memanfaatkan sektor-sektor basis yang dianggap dapat mendorong pertumbuhan ekonomi. Salah satu indikator yang mampu menggambarkan keberadaan sektor basis adalah melalui indeks LQ (location quotient). LQ adalah indikator sederhana yang menunjukkan kekuatan atau besar kecilnya peranan suatu sektor dalam suatu daerah dibandingkan dengan daerah diatasnya. Ada dua cara untuk mengukur LQ, yaitu melalui pendekatan nilai tambah atau PDRB dan pendekatan tenaga kerja. Berkaitan dengan tujuan penelitian, dalam mengukur LQ menggunakan pendekatan nilai tambah atau PDRB adalah sebagai berikut :

Menurut Tarigan (2009:35), Secara umum location quotient dapat dirumuskan sebagai berikut:

Jika : vi : Pendapatan dari industri/sektor i di suatu daerah (kabupaten)

vt : pendapatan total di daerah tersebut (kabupaten) Vi : Pendapatan dari industri/sektor i di daerah yang lebih luas (provinsi) Vt : Pendapatan total di seluruh daerah yang lebih luas (provinsi) Industri/sektor i di daerah itu mempunyai location quotient sebesar:

…..………………….............. (3.3)

Kriteria yang digunakan adalah:

commit to user

a. LQ > 1 menunjukkan bahwa sektor tersebut basis, artinya sektor tersebut memiliki prospek yang menguntungkan untuk dikembangkan, karena mampu mengalokasikan ke daerah lain.

b. LQ < 1 menunjukkan bahwa sektor tersebut non basis dan kurang menguntungkan untuk dikembangkan serta belum mampu memenuhi semua permintaan dari dalam daerah sehingga harus didatangkan dari daerah lain.

2. Analisis Shift Share

Analisis ini mengasumsikan bahwa perubahan pendapatan, produksi atau tenaga kerja suatu wilayah dapat dibagi dalam tiga komponen pertumbuhan, yaitu komponen pertumbuhan regional (regional growth component ), komponen pertumbuhan proporsional (proportional or industri mix growth component ) dan komponen pertumbuhan pangsa wilayah (regional share growth component).

Pengaruh pertumbuhan nasional disebut pengaruh pangsa (share), pengaruh bauran industri disebut proportional shift atau bauran komposisi, dan akhirnya pengaruh keunggulan kompetitif dinamakan pula differential shift atau regional share. Itulah sebabnya disebut teknik shift-share. Menurut Soepomo (1993 : 44-45) analisis shift-share dapat dirumuskan sebagai berikut :

Dij = Nij + Mij + Cij

………………………….. (3.4) Bila analisis itu diterapkan pada pendapatan, yang dinotasikan dengan y,

maka :

commit to user

Nij = Yij . rn

…………………………………. (3.5) Mij = Yij (rin - rn) …………………………………

(3.6)

Cij = Yij (rij - rin)

………………………………… (3.7) rij, rin dan rn mewakili laju pertumbuhan wilayah dan laju pertumbuhan

nasional yang masing-masing didefinisikan sebagai: rij = (Y*ij - Yij) / Yij …………………………………..

(3.8) Keterangan Dij

: pergeseran (selisih) pendapatan pada sektor i di wilayah j Nij

: komponen pertumbuhan regional pada sektor i di wilayah j Mij

: komponen pertumbuhan proporsional pada sektor i di wilayah j Cij

: komponen pertumbuhan pangsa wilayah pada sektor i di wilayah j Yij

: pendapatan pada sektor i di wilayah j

rij

: laju pertumbuhan sektor i pada wilayah j Superscript* menunjukkan pendapatan pada tahun akhir analisis.

Menurut Daryanto (2010 : 26) komponen-komponen pada analisis shift share dapat diasumsikan sebagai berikut :

a. Komponen pertumbuhan regional (regional growth component), Nij, apabila bernilai positif memiliki makna bahwa sektor pada wilayah tersebut tumbuh lebih cepat dari pada pertumbuhan sektor di wilayah atasnya. Apabila bernilai negatif berarti pertumbuhan sektor di wilayah tersebut lebih lambat dari sektor di wilayah atasnya.

b. Komponen pertumbuhan proporsional (proportional or industri mix growth component ), Mij, bernilai positif mengindikasikan bahwa sektor di wilayah tersebut merupakan sektor yang maju dari pada sektor di wilayah atasnya.

c. Komponen pertumbuhan pangsa wilayah (regional share growth component ), Cij, menunjukkan daya saing yang dimiliki suatu sektor

commit to user

pada wilayah tertentu dibandingkan dengan sektor yang sama pada wilayah di atasnya.

3. Analisis Overlay

Menurut Yusuf dalam Lilis Siti Badriah (2003: 149) mengatakan bahwa model analisis Overlay ini digunakan untuk melihat deskripsi kegiatan ekonomi berdasarkan kriteria pertumbuhan dan kriteria kontribusi sebagai berikut:

commit to user

Tabel 3.1. Tabel Overlay Analisis LQ den Analisi Shift Share

No

LQ

Shift Share

1 Basis (LQ>1)

Sektor unggulan, Sektor yang maju ,Memiliki daya saing

Sektor unggulan, Sektor yang maju , Tidak memiliki daya saing

Sektor unggulan, Sektor yang tidak maju, Memiliki daya saing

Sektor unggulan, Sektor yang tidak maju, Tidak memiliki daya saing

Non Basis

(LQ<1)

Sektor Tidak unggulan, Sektor yang maju ,Memiliki daya saing

Sektor Tidak unggulan, Sektor yang maju , Tidak memiliki daya saing

Sektor Tidak unggulan, Sektor yang tidak maju, Memiliki daya saing

Sektor Tidak unggulan, Sektor yang tidak maju, Tidak memiliki daya saing

Keterangan : Mij (+) Sektor yang maju

Mij (-) Sektor yang tidak maju Cij (+) Memiliki daya saing Cij (-) Tidak memiliki daya saing

Sumber : disarikan dari analisis data

commit to user