HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah di Pemerintah Kota Surakarta.

Dalam hal penataan kelembagaan perangkat daerah agar kelembagaan tersebut efektif dan efisien sesuai dengan kebutuhan harus memperhatikan:

a. Urusan wajib dan pilihan yang dimiliki oleh pemerintah daerah.

b. Karakteristik, potensi, dan kebutuhan daerah.

c. Kemampuan keuangan daerah.

d. Ketersediaan sumber daya aparatur.

e. Pengembangan pola kerjasama antar daerah atau dengan pihak ketiga.

Lampiran Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah menjelaskan untuk kota di daerah Pulau Jawa dan Madura dipakai indikator sebagai berikut:

1. Jumlah Penduduk, diklasifikasikan sebagai berikut:

a. Kota dengan penduduk kurang dari 100. 000 jiwa diberi nilai 4.

b. Kota dengan penduduk antara 100. 001 – 200. 000 jiwa diberi nilai 16.

c. Kota dengan penduduk antara 200. 001 – 300. 000 diberi nilai 24.

d. Kota dengan penduduk antara 300. 001 – 400. 000 diberi nilai 32.

e. Kota dengan penduduk lebih dari 400. 000 diberi nilai 40.

2. Luas Wilayah diklasifikasikan sebagai berikut:

a. 2 Kota dengan luas wilayah kurang dari 50 KM diberi skor 7.

b. 2 Kota dengan luas wilayah antara 51 – 100 KM diberi skor 14.

c. 2 Kota dengan luas wilayah antara 101 – 150 KM diberi skor 21.

d. 2 Kota dengan luas wilayah antara 151 – 200 KM diberi skor 28.

e. 2 Kota dengan luas wilayah lebih dari 200 KM diberi skor 35.

3. Jumlah Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah diklasifikasikan sebagai berikut:

a. Kota dengan jumlah APBD kurang dari 200 miliar diberi nilai 5.

b. Kota dengan jumlah APD antara 200. 000. 000. 001, 00 – 400 miliar diberi skor 10.

c. Kota dengan jumlah APBD antara 400. 000. 000. 001 – 600 miliar diberi skor 15.

d. Kota dengan jumlah APBD antara 600. 000. 000. 001 – 800 miliar diberi skor 20.

e. Kota dengan jumlah APBD lebih dari 800 miliar diberi skor 25.

Kategori A, B, C ditentukan dengan mengacu pada Pasal 21 Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah, yaitu:

1. Besaran organisasi perangkat daerah dengan nilai kurang dari 40, masuk kategori A, terdiri dari:

a. Sekretariat daerah, terdiri dari paling banyak 3 asisten.

b. Sekretariat DPRD.

c. Dinas daerah paling banyak 12 buah.

d. Lembaga teknis daerah paling banyak 8 buah.

e. Kecamatan.

f. Kelurahan.

2. Besaran organisasi perangkat daerah dengan nilai antara 40 sampai dengan

70, masuk kategori B terdiri dari:

a. Sekretariat daerah, terdiri dari paling banyak 3 asisten.

b. Sekretariat DPRD.

c. Dinas daerah banyak 15 buah.

d. Lembaga teknis daerah paling banyak 10 buah.

e. Kecamatan.

f. Kelurahan.

3. Besaran organisasi perangkat daerah dengan nilai lebih dari 70, masuk kategori C, terdiri dari:

a. Sekretariat Dinas, terdiri dari paling banyak 4 asisten.

b. Dinas daerah paling banyak 18 buah.

c. Lembaga teknis daerah paling banyak 12 buah.

d. Kecamatan.

e. Kelurahan. Berdasarkan ketentuan di atas, maka besaran scoring organisasi perangkat daerah Kota Surakarta nilainya 67 berdasarkan skor tersebut masuk tipe B (skore 40 – 70), dengan perhitungan sebagai berikut:

1. Jumlah penduduk 518. 000 jiwa : skore 40

2 2. Luas wilayah < 50 km : skore 7

3. Jumlah APBD Rp. 765. 271. 047. 791 : skore 20 Dalam rangka penataan kelembagaan daerah telah ditetapkan Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 6 Tahun 2008 tentang Organisasi Dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kota Surakarta, didalam peraturan daerah tersebut jumlah dan besaran kelembagaan perangkat daerah telah dibatasi sesuai dengan perhitungan skoring. Besaran organisasi perangkat daerah Kota Surakarta sesuai variabel nilainya 67 sehingga masuk tipe B yang terdiri dari:

1. Sekretariat Daerah, membawahkan paling banyak 3 Asisten.

2. Sekretariat DPRD.

3. Dinas Daerah paling banyak 15 di luar Keuangan.

4. Lembaga Teknis Daerah paling banyak 10, di luar Inspektorat, Kepegawaian, Satuan Polisi Pamong Praja dan Rumah Sakit Daerah.

Pembentukan Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 6 Tahun 2008 tentang Organisasi Dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kota Surakarta tidak saja berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah, tetapi juga berpedoman pada Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, Dan Pemerintahan Daerah

Kabupaten/Kota. Urusan Pemerintahan, dalam Pasal 1 angka 5 Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota, mempunyai pengertian fungsi-fungsi pemerintahan yang menjadi hak dan kewajiban setiap tingkatan dan/atau susunan pemerintahan untuk mengatur dan mengurus fungsi-fungsi tersebut yang menjadi kewenangannya dalam rangka melindungi, melayani, memberdayakan, dan menyejahterakan masyarakat.

Oleh sebab itu, untuk mengurus fungsi-fungsi yang menjadi hak dan kewajiban yang menjadi kewenangan dalam rangka melindungi, melayani, memberdayakan, dan menyejahterakan masyarakat dibentuklah dinas dan badan untuk mengurusi fungsi-fungsi tersebut. Urusan pemerintahan yang diserahkan kepada pemerintahan daerah kabupaten/kota tidak semuanya merupakan urusan wajib, ada juga urusan pilihan. Urusan wajib, sebagaimana yang diatur dalam Pasal 7 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota, mempunyai arti urusan pemerintahan yang wajib diselenggarakan oleh pemerintahan daerah provinsi dan pemerintahan daerah kabupaten/kota, berkaitan dengan pelayanan dasar.

Sedangkan urusan pilihan, sebagaimana diatur dalam Pasal 7 ayat (3) Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota, mempunyai arti urusan pemerintahan yang secara nyata ada dan berpotensi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat sesuai dengan kondisi, kekhasan, dan potensi unggulan daerah yang bersangkutan.

Urusan wajib pemerintahan daerah kabupaten/kota, sebagaimana diatur dalam Pasal 7 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan

Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota adalah: pendidikan; kesehatan; lingkungan hidup; pekerjaan umum; penataan ruang; perencanaan pembangunan; perumahan; kepemudaan dan olahraga; penanaman modal; koperasi dan usaha kecil dan menengah; kependudukan dan catatan sipil; ketenagakerjaan; ketahanan pangan; pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak; keluarga berencana dan keluarga sejahtera; perhubungan; komunikasi dan informatika; pertanahan; kesatuan bangsa dan politik dalam negeri; otonomi daerah, pemerintahan umum, administrasi keuangan daerah, perangkat daerah, kepegawaian, dan persandian; pemberdayaan masyarakat dan desa; sosial; kebudayaan; statistik; kearsipan; dan perpustakaan. Sedangkan urusan pilihan pemerintahan daerah kabupaten/kota, sebagaimana diatur Pasal 7 ayat (4) Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota adalah kelautan dan perikanan; pertanian; kehutanan; energi dan sumber daya mineral; pariwisata; industri; perdagangan; dan ketransmigrasian.

Berdasarkan fungsi-fungsi pemerintahan kabupaten/kota yang menjadi kewenangannya yang terbagi urusan wajib dan urusan pilihan Pemerintah Kota Surakarta menetapkan Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 6 Tahun 2008 tentang Organisasi Dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kota Surakarta. Dari peraturan daerah tersebut, dapat diketahui hampir semua urusan wajib dan urusan pilihan yang menjadi kewenangan pemerintahan daerah kabupaten/kota sudah diwadahi dalam badan dan dinas. Pada hal ini, peneliti melihat posisi Dinas Pertanian kurang tepat apabila dilihat dari distribusi sektoral pendapatan domestik regional bruto Kota Surakarta, yang terbagi dalam empat industri besar: sektor industri pengolahan (29, 10 persen), sektor perdagangan, hotel, dan restoran (22, 54 persen), sektor jasa-jasa (11,

97 persen), dan sektor komunikasi dan transportasi (11, 85 persen) (diakses dari www.solopos.co.id/indikator_kota/pdrb_sektoral , diakses tanggal 29 April 2009). Harap diketahui juga, urusan pertanian dalam Peraturan

Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota, bukan urusan wajib, melainkan urusan pilihan.

Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah itu sendiri. Berdasarkan wawancara, Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah ini lebih proporsional dan lebih tegas.

Lebih proporsional artinya besaran organisasi perangkat daerah dibagi dalam kategori minimal, sedang, dan maksimal. Untuk kategori minimal, perangkat daerah dibatasi maksimal 12 dinas dan 8 lembaga teknis. Daerah kategori sedang dibatasi maksimal 15 dinas dan 10 lembaga teknis. Sedangkan daerah kategori maksimal bisa membentuk 18 dinas dan 12 lembaga teknis.

Penentuan kategori dan besaran organisasi perangkat daerah, Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah menggunakan tiga variabel. Yaitu, jumlah penduduk, luas wilayah, dan jumlah anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD). Bobot setiap variabel adalah 40 persen (jumlah penduduk), 35 persen (luas wilayah), dan 25 persen (jumlah APBD). Setiap variabel dibagi ke dalam beberapa kelas interval. Khusus variabel jumlah penduduk dan luas wilayah, kelas interval provinsi di Jawa dibedakan dengandari provinsi di luar Jawa. Selain itu, kelas interval kabupaten/kota di Jawa dan Madura dibedakan dari daerah lain di luar kedua pulau tersebut.

Lebih tegas artinya sanksi terhadap daerah yang tidak menaati jauh lebih tegas. Jika Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2003 tentang Pedoman Organisasi Perangkat Daerah cenderung fleksibel alias tidak mengatur sanksi, tidak demikian halnya dengan Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah. Tenggat restrukturisasi kelembagaan daerah pun hanya dibatasi maksimal satu tahun.

Dalam rangka pembinaan dan pengendalian organisasi, peraturan daerah tentang organisasi perangkat daerah dan peraturan pelaksanaannya yang bertentangan dengan peraturan pemerintah ini dapat dibatalkan pemerintah. Konsekuensinya, pembatalan hak-hak keuangan dan kepegawaian serta tindakan administratif lainnya. Selain ditujukan untuk memberikan arah dan pedoman yang jelas kepada daerah dalam menata organisasi yang efisien, efektif, dan rasional, peraturan ini mempunyai misi mendorong koordinasi, integrasi, sinkronisasi, dan simplifikasi serta komunikasi kelembagaan antara pusat dan daerah.

Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 6 Tahun 2008 tentang Organisasi Dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kota Surakarta. Berdasarkan perda tersebut, organisasi dan tata kerja perangkat daerah Kota Surakarta terdiri dari:

1. Sekretariat Daerah.

2. Sekretariat DPRD.

3. Dinas Daerah, yang terdiri dari:

a. Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olah Raga.

b. Dinas Kesehatan.

c. Dinas Sosial, Tenaga Kerja, dan Transmigrasi.

d. Dinas Perhubungan.

e. Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil.

f. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata.

g. Dinas Pekerjaan Umum.

h. Dinas Tata Ruang Kota.

i. Dinas Kebersihan dan Pertamanan. j. Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM). k. Dinas Perindustrian dan Perdagangan. l. Dinas Pengelolaan Pasar. m. Dinas Pertanian.

n. Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset. o. Dinas Komunikasi dan Informatika.

4. Lembaga teknis daerah, yang terdiri dari:

a. Inspektorat.

b. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah.

c. Badan Kepegawaian Daerah.

d. Badan Lingkungan Hidup.

e. Badan Pemberdayaan Masyarakat, Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana.

f. Kantor Kesatuan Bangsa, Politik, dan Perlindungan Masyarakat.

g. Kantor Arsip dan Perpustakaan Daerah.

h. Kantor Ketahanan Pangan.

i. Kantor Penanaman Modal. j. Rumah Sakit Umum Daerah.

5. Kantor Pelayanan Perijinan Terpadu.

6. Satuan Polisi Pamong Praja.

7. Kecamatan-kecamatan.

8. Kelurahan-kelurahan. Berikut akan dijelaskan satu persatu tentang organisasi dan tata kerja

perangkat daerah Kota Surakarta sesuai dengan Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 8 Tahun 2008.

1. Sekretariat Daerah Sekretariat Daerah berdasarkan Pasal 3 Peraturan Daerah Kota

Surakarta Nomor 6 Tahun 2008 tentang Organisasi Dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kota Surakarta, merupakan unsur staf yang dipimpin oleh seorang Sekretariat Daerah, dibantu oleh tiga asisten: Asisten Pemerintahan, Asisten Perekonomian, Pembangunan, dan Kesejahteraan Rakyat, dan Asisten Administrasi, yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Walikota. Sekretariat Daerah mempunyai tugas Surakarta Nomor 6 Tahun 2008 tentang Organisasi Dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kota Surakarta, merupakan unsur staf yang dipimpin oleh seorang Sekretariat Daerah, dibantu oleh tiga asisten: Asisten Pemerintahan, Asisten Perekonomian, Pembangunan, dan Kesejahteraan Rakyat, dan Asisten Administrasi, yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Walikota. Sekretariat Daerah mempunyai tugas

Untuk melaksanakan tugas pokok, Sekretariat Daerah menyelenggarakan fungsi (Pasal 3 ayat (3) Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 6 Tahun 2008 tentang Organisasi Dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kota Surakarta):

a. Penyusunan kebijakan pemerintahan daerah.

b. Pengoordinasian pelaksanaan sekretariat DPRD, Dinas Daerah, Lembaga teknis daerah, satpol PP, lembaga lain, kecamatan, dan kelurahan.

c. Pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kebijakan pemerintahan daerah.

d. Pembinaan administrasi dan aparatur pemerintahan daerah.

e. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh walikota sesuai dengan tugas dan fungsinya.

2. Sekretariat DPRD. Sekretariat DPRD, menurut Pasal 5 Peraturan Daerah Kota

Surakarta Nomor 6 Tahun 2008 tentang Organisasi Dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kota Surakarta, merupakan unsur pelayanan terhadap DPRD yang dipimpin oleh seorang Sekretaris DPRD yang berkedudukan secara teknis operasional berada di bawah dan tanggung jawab kepada pimpinan DPRD dan secara administratif bertanggung jawab kepada walikota melalui Sekretaris Daerah. Sekretariat DPRD mempunyai tugas menyelenggarakan administrasi kesekretariatan, administrasi keuangan, mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi DPRD, dan menyediakan serta mengoordinasikan tenaga ahli yang diperlukan oleh DPRD sesuai dengan kemampuan keuangan daerah.

Sekretariat DPRD menyelenggarakan fungsi (Pasal 5 ayat (3) Peraturan Daerah Kota

Untuk melaksanakan

tugasnya,

Surakarta Nomor 6 Tahun 2008 tentang Organisasi Dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kota Surakarta):

a. Penyelenggaraan administrasi kesekretariatan DPRD.

b. Penyelenggaraan administrasi keuangan DPRD.

c. Penyelenggaraan rapat-rapat DPRD.

d. Penyediaan dan pengoordinasian tenaga ahli yang diperlukan oleh DPRD.

3. Dinas Daerah Dinas daerah adalah lembaga yang menangani urusan pemerintah,

baik yang wajib maupun pilihan, diwadahi dalam bentuk dinas. Dinas daerah di Pemerintah Kota Surakarta menurut Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 6 Tahun 2008 tentang Organisasi Dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kota Surakarta adalah:

a. Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olah Raga. Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olah Raga, menurut Pasal 8

Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 6 Tahun 2008 tentang Organisasi Dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kota Surakarta, menyelenggarakan urusan pemerintah di bidang pendidikan, pemuda, dan olahraga dan melaksanakan tugas dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Walikota melalui Sekretaris Daerah.

Untuk melaksanakan tugasnya, Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olah Raga menyelenggarakan fungsi (Pasal 8 ayat (3) Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 6 Tahun 2008 tentang Organisasi Dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kota Surakarta):

1) Penyelenggaraan kesekretariatan dinas.

2) Penyusunan rencana program, pengendalian, evaluasi, dan pelaporan.

3) Penyelenggaraan pembinaan teknis pendidikan dasar dan anak usia dini.

4) Penyelenggaraan dan pembinaan teknis pendidikan menengah, non formal, kepemudaan, dan olah raga.

5) Pembinaan tenaga pendidik dan kependidikan.

6) Penyelenggaraan sosialisasi.

7) Pembinaan jabatan fungsional.

8) Pengelolaan unit pelaksana teknis daerah (UPTD).

b. Dinas Kesehatan. Dinas Kesehatan, menurut Pasal 10 Peraturan Daerah Kota

Surakarta Nomor 6 Tahun 2008 tentang Organisasi Dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kota Surakarta, menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang kesehatan dan dalam melaksanakan tugas dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Walikota melalui Sekretaris Daerah.

Untuk melaksanakan tugas pokok, Dinas Kesehatan menyelenggarakan fungsi (Pasal 10 ayat (3) Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 6 Tahun 2008 tentang Organisasi Dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kota Surakarta):

1) Penyelenggaraan kesekretariatan dinas.

2) Penyusunan rencana program, pengendalian, evaluasi, dan pelaporan.

3) Penyelenggaraann promosi kesehatan.

4) Pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan.

5) Penyelenggaraan upaya kesehatan.

6) Penyelenggaraan bina kesehatan.

7) Penyelenggaraan dan pembinaan teknis rumah sakit dan kesehatan khusus.

8) Pengawasan dan pengendalian kefarmasian, makanan, minuman dan obat tradisional.

9) Penyelenggaraan registrasi, akreditasi, dan ijin praktek.

10) Pencegahan dan pemberantasan penyakit.

11) Peningkatan kesehatan masyarakat dan lingkungan.

12) Peningkatan kesehatan ibu dan anak.

13) Pembinaan kesehatan remaja dan usia lanjut.

14) Penyelenggaraan sosialisasi.

15) Pembinaan jabatan fungsional.

16) Pengelolaan unit pelaksana teknis daerah (UPTD).

c. Dinas Sosial, Tenaga Kerja, Dan Transmigrasi. Dinas Sosial, Tenaga Kerja, dan Transmigrasi, menurut Pasal 12

Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 6 Tahun 2008 tentang Organisasi Dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kota Surakarta, mempunyai tugas menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang sosial, tenaga kerja, dan ketransmigrasian dan dalam melaksanakan tugas dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Walikota melalui Sekretaris Daerah.

Untuk melaksanakan tugas pokoknya, Dinas Sosial, Tenaga Kerja, dan Transmigrasi menyelenggarakan fungsi:

1) Penyelenggaraan keskretariatan dinas.

2) Penyusunan rencana program, pengendalian, evaluasi, dan pelaporan.

3) Penyelenggaraan rehabilitasi dan bantuan sosial.

4) Penyelenggaraan informasi, pelatihan dan penempatan tenaga kerja Dalam dan Luar Negeri.

5) Pembinaan pengusaha dan organisasi pekerja, penyelesaian perselisihan dan pengupahan pekerja.

6) Pengawasan norma kerja, kesehatan, dan keselamatan kerja.

7) Penyelenggaraan ketransmigrasian.

8) Penyelenggaraan sosialisasi.

9) Pembinaan jabatan fungsional.

10) Pengelolaan unit pelaksana teknis daerah (UPTD).

d. Dinas Perhubungan. Dinas Perhubungan, menurut Pasal 14 Peraturan Daerah Kota

Surakarta Nomor 6 Tahun 2008 tentang Organisasi Dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kota Surakarta, mempunyai tugas menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang perhubungan dan dalam melaksanakan tugas dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Walikota melalui Sekretaris Daerah.

Dinas Perhubungan menyelenggarakan fungsi (Pasal 14 ayat (3) Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 6 Tahun 2008 tentang Organisasi Dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kota Surakarta):

Untuk melaksanakan

tugasnya,

1) Penyelenggaraan kesekretariatan dinas.

2) Penyusunan rencana program, pengendalian, dan evaluasi, dan pelaporan.

3) Penyelenggaraan manajemen dan rekayasi lalulintas.

4) Pengaturan angkutan orang dan barang.

5) Pembinaan usaha sarana dan prasarana teknis kendaraan dan bengkel.

6) Penyelenggaraan uji kendaraan.

7) Penyelenggaraan pengelolaan terminal.

8) Penyelenggaraan pengelolaan perparkiran.

9) Penyelenggaraan sosialisasi.

10) Pembinaan jabatan fungsional.

11) Pengelolaan unit pelaksana teknis daerah (UPTD).

e. Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil. Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil, menurut Pasal 16

Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 6 Tahun 2008 tentang Organisasi Dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kota Surakarta, mempunyai tugas menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang kependudukan dan Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 6 Tahun 2008 tentang Organisasi Dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kota Surakarta, mempunyai tugas menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang kependudukan dan

Untuk melaksanakan tugas pokoknya, Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil, menyelenggarakan fungsi (Pasal 16 ayat (3) Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 6 Tahun 2008 tentang Organisasi Dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kota Surakarta):

1) Penyelenggaraan kesekretariatan dinas.

2) Penyusunan rencana program, pengendalian, evaluasi, dan pelaporan.

3) Pengelolaan data dan statistik.

4) Pengelolaan administrasi kependudukan.

5) Pencatatan dan penerbitan akta-akta kependudukan dan pencatatan sipil.

6) Pengelolaan dan pelayanan dokumen.

7) Penyelenggaraan sosialisasi.

8) Pembinaan jabatan fungsional.

f. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, menurut Pasal 18 Peraturan

Daerah Kota Surakarta Nomor 6 Tahun 2008 tentang Organisasi Dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kota Surakarta, mempunyai tugas pokok menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang pariwisata, seni, sejarah, kebudayaan, dan purbakala dan dalam melaksanakan tugas dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Walikota melalui Sekretaris Daerah.

Untuk melaksanakan tugasnya, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata menyelenggarakan fungsi (Pasal 18 ayat (3) Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 6 Tahun 2008 tentang Organisasi Dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kota Surakarta):

1) Penyelenggaraan kesekretariatan dinas.

2) Penyusunan rencana program, pengendalian, evaluasi, dan pelaporan.

3) Penyelenggaraan dan pembinaan usaha akomodasi wisata, rekreasi dan hiburan umum.

4) Pembinaan dan pengembangan kesenian, bahasa dan budaya.

5) Pelestarian nilai-nilai sejarah dan kepurbakalaan.

6) Pembinaan pelaku wisata.

7) Pengendalian dan pengembangan aset wisata, seni, dan kebudayaan.

8) Pemasaran wisata.

9) Penyelenggaraan sosialisasi.

10) Pembinaan jabatan fungsional.

11) Pengelolaan unit pelaksana teknis dinas (UPTD).

g. Dinas Pekerjaan Umum. Dinas Pekerjaan Umum, menurut Pasal 20 Peraturan Daerah Kota

Surakarta Nomor 6 Tahun 2008 tentang Organisasi Dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kota Surakarta, mempunyai tugas menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang pekerjaan umum dan dalam melaksanakan tugas dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Walikota melalui Sekretaris Daerah.

Untuk melaksanakan tugasnya, Dinas Pekerjaan Umum menyelenggarakan fungsi (Pasal 20 ayat (3) Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 6 Tahun 2008 tentang Organisasi Dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kota Surakarta):

1) Penyelenggaraan kesekretariatan dinas.

2) Penyusunan rencana program, pengendalian, evaluasi, dan pelaporan.

3) Pembangunan, pemeliharaan dan pengawasan jaaln, jembatan dan pengelolaan peralatan.

4) Pembangunan, operasi dan pemeliharaan drainase.

5) Pembangunan dan pemeliharaan gedung-gedung pemerintah dan rumah dinas.

6) Pembinaan, pengawasan dan pengendalian perumahan dan pemukiman serta pengelolaan rumah sewa.

7) Penyelenggaraan sarana prasarana dan pelayanan pemadaman kebakaran.

8) Penyelenggaraan sosialisasi.

9) Pembinaan jabatan fungsional

10) Pengelolaan unit pelaksana teknis daerah (UPTD).

h. Dinas Tata Ruang Kota. Dinas Tata Ruang Kota, menurut Pasal 22 Peraturan Daerah Kota

Surakarta Nomor 6 Tahun 2008 tentang Organisasi Dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kota Surakarta, mempunyai tugas menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang pengembangan kota dan tata ruang kota dan dalam melaksanakan tugas dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Walikota melalui Sekretaris Daerah.

Untuk melaksanakan tugasnya, Dinas Tata Ruang Kota menyelenggarakan fungsi (Pasal 22 (3) Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 6 Tahun 2008 tentang Organisasi Dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kota Surakarta):

1) Penyelenggaraan kesekretariatan dinas.

2) Penyusunan rencana program, pengendalian evaluasi, dan pelaporan.

3) Pengendalian pengembangan kota.

4) Pengendalian tata ruang kota.

5) Penyelenggaraan pemanfaatan ruang.

6) Pengendalian tata bangunan dan lingkungan.

7) Penyelenggaraan konservasi bangunan cagar budaya.

8) Penyelenggaraan sosialisasi.

9) Pembinaan jabatan fungsional.

i. Dinas Kebersihan dan Pertamanan. Dinas Kebersihan dan Pertamanan, menurut Pasal 24 Peraturan

Daerah Kota Surakarta Nomor 6 Tahun 2008 tentang Organisasi Dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kota Surakarta, mempunyai tugas menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang kebersihan, pertamanan, pemakaman, penerangan jalan dan pengelolaan sampah dan dalam melaksanakan tugas dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Walikota melalui Sekretaris Daerah.

Untuk melaksanakan tugasnya, Dinas Kebersihan dan Pertamanan menyelenggarakan fungsi (Pasal 24 (3) Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 6 Tahun 2008 tentang Organisasi Dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kota Surakarta):

1) Penyelenggaraan kesekretariatan dinas.

2) Penyusunan rencana program, pengendalian evaluasi dan pelaporan.

3) Pengelolaan kebersihan lingkungan dan pendapatan.

4) Pelaksanaan pengelolaan taman, pemeliharaan jaringan, perkuburan umum dan penerangan jalan.

5) Penyelenggaraan sosialisasi.

6) Pembinaan jabatan fungsional. j. Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM).

Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM), menurut Pasal 26 Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 6 Tahun 2008 tentang Organisasi Dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kota Surakarta, mempunyai tugas menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang koperasi dan usaha mikro kecil menengah (UMKM) dan dalam melaksanakan tugas dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM), menurut Pasal 26 Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 6 Tahun 2008 tentang Organisasi Dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kota Surakarta, mempunyai tugas menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang koperasi dan usaha mikro kecil menengah (UMKM) dan dalam melaksanakan tugas dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang

Untuk melaksanakan tugasnya, Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kecil Menengah menyelenggarakan fungsi (Pasal 26 ayat (3) Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 6 Tahun 2008 tentang Organisasi Dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kota Surakarta):

1) Penyelenggaraan kesekretariatan dinas.

2) Penyusunan rencana program, pengendalian evaluasi, dan pelaporan.

3) Pemberian perijinan di bidang koperasi dan usaha mikro kecil menengah (UMKM).

4) Perumusan kebijakan teknis di bidang koperasi dan usaha mikro kecil menengah (UMKM).

5) Penyelenggaraan sosialisasi.

6) Pembinaan jabatan fungsional. k. Dinas Perindustrian dan Perdagangan.

Dinas Perindustrian dan Perdagangan, menurut Pasal 28 Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 6 Tahun 2008 tentang Organisasi Dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kota Surakarta, mempunyai tugas menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang perindustrian, perdagangan, dan perlindungan terhadap konsumen dan dalam melaksanakan tugas dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Walikota melalui Sekretaris Daerah.

Untuk melaksanakan tugas, Dinas Perindustrian dan Perdagangan menyelenggarakan fungsi (Pasal 28 ayat (3) Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 6 Tahun 2008 tentang Organisasi Dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kota Surakarta):

1) Penyelenggaraan kesekretariatan dinas.

2) Penyusunan rencana program, pengendalian evaluasi, dan pelaporan.

3) Penyelenggaraan bimbingan terhadap perindustrian.

4) Pembinaan dan pengembangan pengusaha industri menengah, besar, kecil dan pengendalian pencemaran.

5) Penyelenggaraan perlindungan terhadap konsumen.

6) Penyelenggaraan sosialisasi.

7) Pembinaan jabatan fungsional. l. Dinas Pengelolaan Pasar.

Dinas Pengelolaan Pasar, menurut Pasal 30 Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 6 Tahun 2008 tentang Organisasi Dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kota Surakarta, mempunyai tugas menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang pengelolaan pasar dan dalam melaksanakan tugas dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Walikota melalui Sekretaris Daerah.

Untuk melaksanakan tugasnya, Dinas Pengelolaan Pasar menyelenggarakan fungsi (Pasal 30 ayat (3) Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 6 Tahun 2008 tentang Organisasi Dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kota Surakarta):

1) Penyelenggaraan kesekretariatan dinas.

2) Penyusunan rencana program, pengendalian evaluasi, dan pelaporan.

3) Pengelolaan pendapatan pasar.

4) Pengelolaan kebersihan dan pemeliharaan pasar.

5) Pengawasan dan pembinaan pedagang pasar dan pedagang kaki lima.

6) Pengaturan los dan kios pasar.

7) Penyelenggaraan keamanan dan ketertiban pasar dan pedagang kaki lima.

8) Penyelenggaraan sosialisasi.

9) Pembinaan jabatan fungsional. m. Dinas Pertanian.

Dinas Pertanian, menurut Pasal 32 Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 6 Tahun 2008 tentang Organisasi Dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kota Surakarta, mempunyai tugas menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang pertanian dan dalam melaksanakan tugas dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Walikota melalui Sekretaris Daerah.

Untuk melaksanakan tugasnya, Dinas Pertanian menyelenggarakan fungsi (Pasal 32 ayat (3) Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 6 Tahun 2008 tentang Organisasi Dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kota Surakarta):

1) Penyelenggaraan kesekretariatan dinas.

2) Penyusunan rencana program, pengendalian, evaluasi, dan pelaporan.

3) Pelaksanaan bimbingan teknis produksi pertanian, perkebunan, hortikultura peternakan dan perikanan.

4) Penyediaan informasi pasar.

5) Pelayanan pencegahan dan pemberantasan hama tanaman dan penyakit hewan.

6) Pengawasan kesehatan masyarakat veteriner.

7) Penyelenggaraan sosialisasi.

8) Pembinaan jabatan fungsional.

9) Pengelolaan unit pelaksana teknis daerah (UPTD). n. Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset.

Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset, menurut Pasal

34 Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 6 Tahun 2008 tentang Organisasi Dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kota Surakarta, mempunyai tugas menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang pendapatan, 34 Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 6 Tahun 2008 tentang Organisasi Dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kota Surakarta, mempunyai tugas menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang pendapatan,

Untuk melaksanakan tugasnya, Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset menyelenggarakan fungsi (Pasal 34 ayat (3) Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 6 Tahun 2008 tentang Organisasi Dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kota Surakarta):

1) Penyelenggaraan kesekretariatan dinas.

2) Penyusunan rencana program, pengendalian, evaluasi, dan pelaporan.

3) Penyelenggaraan pendaftaran dan pendataan wajib pajak dan wajib retribusi.

4) Pelaksanaan perhitungan, penetapan dan angsuran pajak dan retribusi.

5) Pengelolaan dan pembukuan penerimaan pajak dan retribusi serta pendapatan lain.

6) Pelaksanaan penagihan atas keterlambatan pajak, retribusi dan pendapatan lain.

7) Penyelenggaran pengelolaan anggaran, perbendaharaan dan akuntansi.

8) Pengelolaan aset barang daerah.

9) Penyiapan penyusunan, perubahan dan perhitungan anggaran pendapatan dan belanja daerah.

10) Penyelenggaraan administrasi keuangan daerah.

11) Penyelenggaraan sosialisasi.

12) Pembinaan jabatan fungsional.

13) Pengelolaan unit pelaksana teknis dinas (UPTD). o. Dinas Komunikasi dan Informatika.

Dinas Komunikasi dan Informatika, menurut Pasal 36 Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 6 Tahun 2008 tentang Organisasi Dan Tata

Kerja Perangkat Daerah Kota Surakarta, mempunyai tugas menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang komunikasi dan informatika dan dalam melaksanakan tugas dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Walikota melalui Sekretaris Daerah.

Untuk melaksanakan tugasnya, Dinas Informatika dan Komunikasi menyelenggarakan fungsi (Pasal 36 ayat (3) Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 6 Tahun 2008 tentang Organisasi Dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kota Surakarta):

1) Penyelenggaraan kesekretariatan dinas.

2) Penyusunan rencana program, pengendalian, evaluasi, dan pelaporan.

3) Pengembangan telekomunikasi dan informatika.

4) Pengelolaan piranti lunak dan keras.

5) Pembinaan jaringan informatika dan komunikasi publik.

6) Penyelenggaraan perijinan dan rekomendasi perijinan telekomunikasi.

7) Penyelenggaraan sosialisasi.

8) Pembinaan jabatan fungsional.

4. Lembaga Teknis Daerah. Lembaga teknis daerah di Kota Surakarta berbentuk: Inspektorat,

Badan/Kantor, dan Rumah Sakit. Lembaga teknis daerah tidak menyelenggarakan urusan pemerintahan, melainkan melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah.

a. Inspektorat. Inspektorat, menurut Pasal 39 Peraturan Daerah Kota Surakarta

Nomor 6 Tahun 2008 tentang Organisasi Dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kota Surakarta, mempunyai tugas melaksanakan pengawasan Nomor 6 Tahun 2008 tentang Organisasi Dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kota Surakarta, mempunyai tugas melaksanakan pengawasan

Untuk menyelenggarakan tugasnya, Inspektorat melaksanakan fungsi (Pasal 39 ayat (3) Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 6 Tahun 2008 tentang Organisasi Dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kota Surakarta):

1) Penyelenggaraan kesekretariatan inspektorat.

2) Penyusunan rencana program, pengendalian, evaluasi, dan pelaporan.

3) Pengawasan bidang pembangunan.

4) Pengawasan bidang pemerintahan.

5) Pengawasan bidang kemasyarakatan.

6) Penyelenggaraan sosialisasi tentang pengawasan.

7) Pembinaan jabatan fungsional.

b. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, menurut Pasal 41

Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 6 Tahun 2008 tentang Organisasi Dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kota Surakarta, mempunyai tugas melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah di bidang perencanaan pembangunan dan dalam melaksanakan tugas dipimpin oleh seorang Kepala Badan yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Walikota melalui Sekretaris Daerah.

Untuk melaksanakan tugasnya, badan perencanaan pembangunan daerah menyelenggarakan fungsi (Pasal 41 ayat (3) Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 6 Tahun 2008 tentang Organisasi Dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kota Surakarta):

1) Penyelenggaraan kesekretariatan badan.

2) Penyusunan rencana program, pengendalian, evaluasi, dan pelaporan.

3) Perencanaan penataan ruang dan prasarana kota.

4) Perencanaan bidang ekonomi.

5) Perencanaan bidang sosial budaya.

6) Pengelolaan data dan laporan.

7) Penyelenggaraan penelitian dan pengembangan.

8) Penyelenggaraan sosialisasi.

9) Pembinaan jabatan fungsional.

c. Badan Kepegawaian Daerah. Badan Kepegawaian Daerah, menurut Pasal 43 Peraturan Daerah

Kota Surakarta Nomor 6 Tahun 2008 tentang Organisasi Dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kota Surakarta, mempunyai tugas melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah di bidang kepegawaian dan dalam melaksanakan tugas dipimpin oleh seorang Kepala Badan yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Walikota melalui Sekretaris Daerah.

Untuk melaksanakan tugasnya, Badan Kepegawaian Daerah menyelenggarakan fungsi (Pasal 43 ayat (3) Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 6 Tahun 2008 tentang Organisasi Dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kota Surakarta):

1) Penyelenggaraan kesekretariatan badan.

2) Penyusunan rencana program, pengendalian, evaluasi, dan pelaporan.

3) Pembinaan disiplin dan peningkatan kesejahteraan pegawai.

4) Pengelolaan administrasi kepegawaian.

5) Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan pegawai.

6) Penyelenggaraan sosialisasi.

7) Pembinaan jabatan fungsional.

d. Badan Lingkungan Hidup. Badan Lingkungan Hidup, menurut Pasal 45 Peraturan Daerah

Kota Surakarta Nomor 6 Tahun 2008 tentang Organisasi Dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kota Surakarta, mempunyai tugas melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah di bidang lingkungan hidup dan dalam melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah di bidang kepegawaian dan dalam melaksanakan tugas dipimpin oleh seorang Kepala Badan yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Walikota melalui Sekretaris Daerah.

Untuk melaksanakan tugasnya, Badan Lingkungan Hidup menyelenggarakan fungsi (Pasal 45 ayat (3) Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 6 Tahun 2008 tentang Organisasi Dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kota Surakarta):

1) Penyelenggaraan kesekretariatan badan.

2) Penyusunan rencana program, pengendalian, evaluasi, dan pelaporan.

3) Pengawasan dan pengendalian dampak lingkungan.

4) Pemantauan dan pemulihan lingkungan.

5) Pematuhan hukum lingkungan dan pengembangan kapasitas.

6) Penyelenggaraan sosialisasi.

7) Pembinaan jabatan fungsional.

e. Badan Pemberdayaan Masyarakat, Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana.

Badan Pemberdayaan Masyarakat, Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana, menurut Pasal 47 Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 6 Tahun 2008 tentang Organisasi Dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kota Surakarta, mempunyai tugas melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah di bidang pemberdayaan masyarakat, pemberdayaan perempuan, perlindungan anak dan keluarga berencana dan dalam melaksanakan tugas dipimpin oleh seorang Kepala

Badan yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Walikota melalui Sekretaris Daerah.

Untuk melaksanakan tugasnya, Badan Pemberdayaan Masyarakat, Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana menyelenggarakan fungsi (Pasal 47 ayat (3) Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 6 Tahun 2008 tentang Organisasi Dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kota Surakarta):

1) Penyelenggaraan kesekretariatan badan.

2) Penyusunan rencana program, pengendalian, evaluasi dan pelaporan.

3) Pembinaan dan pengembangan kelembagaan masyarakat dan sarana prasarana.

4) Pembinaan dan pengembangan pengarusutamaan gender dan peningkatan kualitas hidup perempuan.

5) Pembinaan dan peningkatan perlindungan anak dan kualitas hidup anak.

6) Penyelenggaraan sosialisasi.

7) Pembinaan jabatan fungsional.

8) Pengelolaan Unit Pelaksana Teknis Badan (UPTB).

f. Kantor Kesatuan Bangsa, Politik, dan Perlindungan Masyarakat. Kantor Kesatuan Bangsa, Politik, dan Perlindungan Masyarakat,

menurut Pasal 50 Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 6 Tahun 2008 tentang Organisasi Dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kota Surakarta, mempunyai tugas melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah di bidang pertamaan bangsa, politik, dan perlindungan masyarakat dan dalam melaksanakan tugas dipimpin oleh seorang Kepala Kantor yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Walikota melalui Sekretaris Daerah.

Untuk melaksanakan tugasnya, Kantor Kesatuan Bangsa, Politik, dan Perlindungan Masyarakat menyelenggarakan fungsi (Pasal 50 ayat (3)

Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 6 Tahun 2008 tentang Organisasi Dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kota Surakarta):

1) Penyelenggaraan kesekretariatan kantor.

2) Penyusunan rencana program, pengendalian, evaluasi, dan pelaporan.

3) Pembinaan hubungan antara lembaga dan politik dalam negeri.

4) Pembinaan kesatuan dan ketahanan bangsa.

5) Pembinaan satuan perlindungan masyarakat.

6) Pembinaan umum.

7) Penyelenggaraan sosialisasi.

8) Pembinaan jabatan fungsional.

g. Kantor Arsip dan Perpustakaan Daerah. Kantor Arsip dan Perpustakaan Daerah, menurut Pasal 52

Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 6 Tahun 2008 tentang Organisasi Dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kota Surakarta, mempunyai tugas pokok melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah di bidang kearsipan dan perpustakaan dan dalam melaksanakan tugas dipimpin oleh seorang Kepala Kantor yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Walikota melalui Sekretaris Daerah.

Untuk melaksanakan tugasnya, Kantor Arsip dan Perpustakaan Daerah menyelenggarakan fungsi (Pasal 52 ayat (3) Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 6 Tahun 2008 tentang Organisasi Dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kota Surakarta):

1) Penyelenggaraan kesekretariatan kantor.

2) Penyusunan rencana program, pengendalian, evaluasi, dan pelaporan.

3) Pengelolaan dan pelayanan arsip.

4) Pengelolaan perpustakaan.

5) Penyelenggaraan pelayanan perpustakaan.

6) Penyelenggaraan sosialisasi.

7) Pembinaan jabatan fungsional.

h. Kantor Ketahanan Pangan. Kantor Ketahanan Pangan, menurut Pasal 54 Peraturan Daerah

Kota Surakarta Nomor 6 Tahun 2008 tentang Organisasi Dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kota Surakarta, mempunyai tugas melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah di bidang ketahanan pangan dan dalam melaksanakan tugas dipimpin oleh seorang Kepala Kantor yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Walikota melalui Sekretaris Daerah.

Untuk melaksanakan tugasnya, Kantor Ketahanan Pangan menyelenggarakan fungsi (Pasal 54 ayat (3) Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 6 Tahun 2008 tentang Organisasi Dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kota Surakarta):

1) Penyelenggaraan kesekretariatan kantor.

2) Penyusunan rencana program, pengendalian, evaluasi, dan pelaporan.

3) Pengendalian ketersediaan dan distribusi pangan.

4) Penyusunan kebijakan pengaturan cadangan pangan pokok.

5) Pembinaan dan pengembangan ketahanan pangan.

6) Penyelenggaraan sosialisasi.

7) Pembinaan jabatan fungsional.

i. Kantor Penanaman Modal. Kantor Penanaman Modal, menurut Pasal 56 Peraturan Daerah

Kota Surakarta Nomor 6 Tahun 2008 tentang Organisasi Dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kota Surakarta, mempunyai tugas melaksanakan pelayanan di bidang penanaman modal dan dalam melaksanakan tugas dipimpin oleh seorang Kepala Kantor yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Walikota melalui Sekretaris Daerah.

Untuk melaksanakan tugasnya, Kantor Penanaman Modal menyelenggarakan fungsi (Pasal 56 ayat (3) Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 6 Tahun 2008 tentang Organisasi Dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kota Surakarta):

1) Penyelenggaraan kesekretariatan kantor.

2) Penyusunan rencana program, pengendalian, evaluasi dan pelaporan.

3) Penyelenggaraan pelayanan penanaman modal.

4) Penyelenggaraan promosi dan kerjasama bidang penanaman modal.

5) Penyelenggaraan penanaman modal.

6) Penyelenggaraan sosialisasi.

7) Pembinaan jabatan fungsional. j. Rumah Sakit Umum Daerah.

Rumah Sakit Umum Daerah, menurut Pasal 58 Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 6 Tahun 2008 tentang Organisasi Dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kota Surakarta, mempunyai tugas melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah di bidang pelayanan kesehatan Rumah Sakit dan dalam melaksanakan tugas dipimpin oleh seorang Direktur yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Walikota melalui Sekretaris Daerah.

Untuk melaksanakan tugasnya, Rumah Sakit Umum Daerah mempunyai tugas (Pasal 58 ayat (3) Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 6 Tahun 2008 tentang Organisasi Dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kota Surakarta):

1) Penyelenggaraan tata usaha rumah sakit umum daerah.

2) Pelaksanaan perencanaan, pengendalian, evaluasi dan pelaporan.

3) Penyelenggaraan pelayanan medis dan penunjang medis.

4) Penyelenggaraan sarana, prasarana dan logistik rumah sakit.

5) Pengelolaan keuangan.

6) Penyelenggaraan sosialisasi.

7) Pembinaan jabatan fungsional.

5. Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu. Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu, menurut Pasal 60 Peraturan

Daerah Kota Surakarta Nomor 6 Tahun 2008 tentang Organisasi Dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kota Surakarta, mempunyai tugas pokok melaksanakan pelayanan perizinan dan dalam melaksanakan tugas dipimpin oleh seorang Kepala Kantor yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Walikota melalui Sekretaris Daerah.

Untuk melaksanakan tugasnya, Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu mempunyai tugas (Pasal 60 ayat (3) Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 6 Tahun 2008 tentang Organisasi Dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kota Surakarta):

1) Penyelenggaraan kesekretariatan kantor.

2) Pelaksanaan perencanaan, pengendalian, evaluasi, dan pelaporan.

3) Penyelenggaraan pendaftaran, verifikasi, dan penerbitan perizinan.

4) Penyelenggaraan evaluasi, pelaporan, dan pengaduan.

5) Penyelenggaraan sosialisasi.

6) Pembinaan jabatan fungsional.

6. Satuan Polisi Pamong Praja. Satuan Polisi Pamong Praja, menurut Pasal 62 Peraturan Daerah

Kota Surakarta Nomor 6 Tahun 2008 tentang Organisasi Dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kota Surakarta, mempunyai tugas memelihara dan menyelenggarakan ketentraman dan ketertiban umum, menegakkan Peraturan Daerah dan Keputusan Kepala Daerah dan dalam melaksanakan tugas dipimpin oleh seorang Kepala yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Walikota melalui Sekretaris Daerah.

Untuk melaksanakan tugasnya, Satuan Polisi Pamong Praja mempunyai fungsi (Pasal 62 ayat (3) Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 6 Tahun 2008 tentang Organisasi Dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kota Surakarta):

1) Penyelenggaraan kesekretariatan.

2) Pelaksanaan perencanaan, pengendalian, evaluasi, dan pelaporan.

3) Penyelenggaraan pembinaan, ketentraman, dan ketertiban.

4) Penegakan Peraturan Daerah.

5) Penyelenggaraan sosialiasi.

6) Pembinaan jabatan fungsional.

7. Kecamatan-kecamatan. Kecamatan, menurut Pasal 64 ayat (1) Peraturan Daerah Kota

Surakarta Nomor 6 Tahun 2008 tentang Organisasi Dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kota Surakarta, adalah unsur perangkat daerah yang mempunyai tugas wilayah kerja tertentu dan mempunyai tugas melaksanakan sebagian kewenangan pemerintahan yang dilimpahkan dari Walikota untuk menangani sebagian urusan otonomi daerah. Pasal 66 ayat (1) Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 6 Tahun 2008 tentang Organisasi Dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kota Surakarta menyatakan Kecamatan dipimpin oleh seorang Camat yang dalam melaksanakan tugas berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Walikota melalui Sekretaris Daerah.

Camat, menurut Pasal 64 ayat (2) Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 6 Tahun 2008 tentang Organisasi Dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kota Surakarta, menyelenggarakan tugas umum pemerintahan yang meliputi:

a. Mengoordinasikan kegiatan pemberdayaan masyarakat.

b. Pelaksanaan perencanaan, pengendalian, evaluasi, dan pelaporan.

c. Mengkoordinasikan upaya penyelenggaraan ketentraman dan ketertiban umum.

d. Mengoordinasikan penerapan dan penegakan peraturan perundang-undangan.

e. Mengoordinasikan pemeliharaan prasarana dan fasilitas pelayanan umum.

f. Mengoordinasikan penyelenggaraan kegiatan pemerintahan di tingkat kecamatan.

g. Membina penyelenggaraan peemrintahan Kelurahan.

h. Melaksanakan pelayanan masyarakat yang menjadi ruang lingkup tugasnya dan/atau yang belum dapat dilaksanakan di pemerintahan kelurahan.

Menurut Pasal 64 ayat (3) Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor

6 Tahun 2008 tentang Organisasi Dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kota Surakarta, Camat melaksanakan kewenangan pemerintahan yang dilimpahkan oleh Walikota untuk menangani sebagian urusan otonomi daerah, yang meliputi aspek:

a. Perizinan.

b. Rekomendasi.

c. Koordinasi.

d. Pembinaan.

e. Pengawasan.

f. Fasilitas.

g. Penetapan.

h. Penyelenggaraan

i. Kewenangan lain yang dilimpahkan.

8. Kelurahan-kelurahan. Kelurahan, menurut Pasal 69 ayat (1) Peraturan Daerah Kota

Surakarta Nomor 6 Tahun 2008 tentang Organisasi Dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kota Surakarta, adalah unsur perangkat daerah yang Surakarta Nomor 6 Tahun 2008 tentang Organisasi Dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kota Surakarta, adalah unsur perangkat daerah yang

Menurut Pasal 69 ayat (2) Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor

6 Tahun 2008 tentang Organisasi Dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kota Surakarta, Lurah mempunyai tugas:

a. Pelaksanaan kegiatan kelurahan.

b. Pemberdayaan masyarakat.

c. Pelayanan masyarakat.

d. Penyelenggaraan ketentraman dan ketertiban umum.

e. Pemeliharaan prasarana, fasilitas umum, dan lingkungan hidup.

f. Pembinaan lembaga kemasyarakatan.

9. Staf Ahli Menurut Pasal 7 Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 6 Tahun

2008 tentang Organisasi Dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kota Surakarta, Walikota dalam melaksanakan tugasnya dapat dibantu oleh staf ahli berasal dari Pegawai Negeri Sipil, yang diangkat dan diberhentikan oleh Walikota sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Dalam melaksanakan tugas staf ahli dikoordinasikan oleh Sekretaris Daerah dan jumlah staf ahli sebanyak-banyaknya 5 orang. Hubungan kerja staf ahli dengan Satuan kerja perangkat daerah bersifat konsultasi dan koordinasi.

Menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 57 Tahun 2007 tentang Petunjuk Teknis Penataan Organisasi Perangkat Daerah memberikan batasan bahwa nomenklatur jabatan staf ahli dapat terdiri dari: Menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 57 Tahun 2007 tentang Petunjuk Teknis Penataan Organisasi Perangkat Daerah memberikan batasan bahwa nomenklatur jabatan staf ahli dapat terdiri dari:

b. Staf Ahli bidang Pemerintahan.

c. Staf Ahli bidang Pembangunan.

d. Staf Ahli bidang Kemasyarakatan dan Sumber Daya Manusia.

e. Staf Ahli bidang Ekonomi dan Keuangan. Sedangkan tugas staf ahli sebagaimana diatur dalam Peraturan

Menteri Dalam Negeri Nomor 57 Tahun 2007 tentang Petunjuk Teknis Penataan Organisasi Perangkat Daerah adalah:

a. Staf Ahli bidang Hukum dan Politik mempunyai tugas memberikan telaahan mengenai hukum dan politik.

b. Staf Ahli bidang Pemerintahan mempunyai tugas memberikan telaahan mengenai pemerintahan.

c. Staf Ahli bidang Pembangunan mempunyai tugas memberikan telaahan mengenai pembangunan.

d. Staf Ahli bidang Kemasyarakatan dan Sumberdaya Manusia mempunyai

telaahan mengenai kemasyarakatan dan sumberdaya manusia.

tugas

memberikan

e. Staf Ahli bidang Ekonomi dan Keuangan mempunyai tugas memberikan telaahan mengenai ekonomi dan keuangan.

10. UPTD (Unit Pelaksana Teknis Dinas) Menurut Pasal 38 Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 6

Tahun 2008 tentang Organisasi Dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kota Surakarta, UPTD mempunyai tugas melaksanakan sebagian kegiatan teknis operasional dan/atau jabatan teknis penunjang yang mempunyai wilayah kerja satu atau beberapa kecamatan dan dipimpin oleh seorang Kepala yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas.

11. UPTB (Unit Pelaksana Teknis Badan) Menurut Pasal 49 Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 6

Tahun 2008 tentang Organisasi Dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kota Surakarta, UPTB mempunyai tugas melaksanakan sebagian kegiatan teknis operasional dan/atau jabatan teknis penunjang yang mempunyai wilayah kerja satu atau beberapa kecamatan dan dipimpin oleh seorang Kepala yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Badan.

B. Faktor-faktor Pendukung dan Faktor-Faktor Penghambat Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah di Kota Surakarta.

1. Faktor Pendukung

a. Faktor pendukung eksternal

1) Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah.

2) Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota.

3) Peraturan Menteri Nomor 57 Tahun 2007 tentang Petunjuk Teknis Penataan Organisasi Perangkat Daerah.

4) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 64 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat Provinsi dan Kabupaten/Kota.

Peraturan-peraturan di atas memberikan kemudahan bagi daerah dalam melakukan penyusunan organisasi perangkat daerahnya. Karena dalam peraturan-peraturan di atas, diberikan penjelasan tentang urusan wajib dan pilihan yang harus dilaksanakan oleh daerah, ini berkaitan dengan pembentukan dinas daerah dan lembaga teknis daerah yang maksimal di bentuk daerah serta bagi sumber daya manusianya, berkaitan Peraturan-peraturan di atas memberikan kemudahan bagi daerah dalam melakukan penyusunan organisasi perangkat daerahnya. Karena dalam peraturan-peraturan di atas, diberikan penjelasan tentang urusan wajib dan pilihan yang harus dilaksanakan oleh daerah, ini berkaitan dengan pembentukan dinas daerah dan lembaga teknis daerah yang maksimal di bentuk daerah serta bagi sumber daya manusianya, berkaitan

b. Faktor pendukung internal

1) Kesiapan sumber daya manusia Pemerintah Kota Surakarta. Sumber daya manusia yang paling berperan adalah bagian

Hukum Pemerintah Kota Surakarta. Karena bagian Hukum harus bekerjasama dengan banyak dinas, terutama berkaitan dengan analisis kerja dan analisis jabatan di masing-masing dinas, banyaknya pegawai fungsional yang dibutuhkan, visi dan misi organisasi dinas dan lembaga teknis daerah dan penentuan rentang kendali tanggung jawab antara atasan dan bawahan.

Secara prinsip, SDM yang ditugaskan untuk mengisi jabatan- jabatan baru yang ditetapkan dalam Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 6 Tahun 2008 tentang Organisasi Dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kota Surakarta sudah sangat siap. Apabila ada PNS yang belum siap atau tidak sesuai kompetensinya, maka akan diadakan pelatihan-pelatihan yang dilaksanakan oleh Badan Kepegawaian Daerah.

2) Kesiapan fasilitas (sarana dan prasarana) pemerintah Kota Surakarta.

Secara umum, Pemerintah Kota Surakarta dalam hal sarana dan prasarana untuk melaksanakan Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah sangatlah siap. Dalam banyak hal, Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah tidak secara agresif merombak organisasi perangkat dinas yang lama, walaupun ada beberapa perubahan nomenklatur. Karena Peraturan Pemerintah Nomor 41

Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah di buat dengan tujuan keseragaman organisasi perangkat dinas.

2. Faktor Penghambat

a. Faktor penghambat eksternal

Faktor penghambat eksternal adalah Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah itu sendiri. Selain merubah organisasi perangkat dinas yang lama, pemerintah kota Surakarta semacam memperoleh satu paket kebijakan utuh yang harus dilaksanakan dan harus disesuaikan dengan potensi lokal daerah masing-masing.

Karena termasuk tipe B, maka kota Surakarta hanya bisa memiliki sekretariat daerah dengan paling banyak tiga asisten, sekretariat DPRD, dinas daerah sebanyak 15 buah, lembaga teknis daerah sebanyak 10 buah, kantor pelayanan perizinan terpadu, satuan polisi pamong praja, kecamatan, kelurahan dan inspektorat.

Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah menyebabkan ada dinas yang berubah menjadi badan, seperti Dinas Kesejahteraan Rakyat dan Pemberdayaan Perempuan berubah menjadi Badan Pemberdayaan Masyarakat, Perlindungan Anak, dan Keluarga Berencana dan penghilangan nomenklatur kantor, seperti Kantor Pengelola Pedagang Kaki Lima yang sekarang berkedudukan di Dinas Pengelolaan Pasar di bawah Kepala bidang Pengelolaan Pedagang Kaki Lima yang membawahkan Penataan dan Pembinaan Pedagang Kaki Lima dan Pengendalian Pedagang Kaki Lima. Hal yang sama terjadi di Kantor Pemadam Kebakaran yang sekarang berkedudukan di bawah Dinas Pekerjaan Umum bidang Pemadam Kebakaran yang meliputi: Seksi Manajemen Penanggulangan Kebakaran dan Seksi Peralatan.

b. Faktor penghambat internal

a. Perubahan rentang kendali dalam organisasi

Perubahan rentang kendali dalam organisasi terjadi karena ada beberapa bagian yang berubah karena digabung dan dihilangkan. Sebagai contoh pada bagian Hukum dan Hak Asasi Manusia, dulu ada empat subbagian, yaitu peraturan perundang- undangan, bantuan hukum, dokumentasi hukum, dan hak asasi manusia sekarang hanya menjadi tiga subbagian karena penggabungan bantuan hukum dan hak asasi manusia.

Perubahan juga terjadi di Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga, karena adanya penyerahan sebagian kewenangan pendidikan ke daerah otonom, maka ada juga pembagian bidang dan subbidang yang dulunya tidak ada menjadi ada, yaitu bidang pendidik dan tenaga kependidikan. Dalam organisasi perangkat dinas yang lama, bidang pendidik dan tenaga kependidikan menjadi satu bagian tak terpisahkan dari bidang pendidikan masing-masing pendidikan dari tingkat dasar sampai menengah. Jadi ada rentang kendali yang tambah panjang.

b. Evaluasi yang tidak bisa langsung dilaksanakan

Menurut amanat Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah, evaluasi baru bisa dilaksanakan setelah satu tahun berjalannya Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 6 Tahun 2008 tentang Organisasi Dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kota Surakarta.

Padahal dalam pelaksanaan di lapangan, ada kendala- kendala yang secara cepat dan tepat harus ditangani, bagaimana menempatkan kembali pegawai yang diganti dan berada tetap pada eselonnya. Kendala ini membutuhkan analisis jabatan dan analisis beban kerja yang menyeluruh dari Badan Kepegawaian Daerah dan Padahal dalam pelaksanaan di lapangan, ada kendala- kendala yang secara cepat dan tepat harus ditangani, bagaimana menempatkan kembali pegawai yang diganti dan berada tetap pada eselonnya. Kendala ini membutuhkan analisis jabatan dan analisis beban kerja yang menyeluruh dari Badan Kepegawaian Daerah dan