Menunjukkan Relevansi Isi Dongeng dengan Situasi Sekarang
A. Menunjukkan Relevansi Isi Dongeng dengan Situasi Sekarang
Dongeng merupakan salah satu contoh karya sastra yang mempunyai nilai didik yang tinggi. Nilai didik tersebut tidak hanya berlaku pada saat penulisannya, tetapi dapat dihubungkan dengan kehidupan sekarang. Hubungan/relevansi tersebut dapat kalian gunakan untuk mencontoh hal baik/benar dan mengetahui perbuatan jahat yang tidak perlu dicontoh. Contohnya dongeng "Bawang Merah Bawang Putih", relevansi yang ada dengan situasi sekarang yaitu setiap perbuatan pasti akan menuai hasilnya. Orang yang berbuat baik akan mendapatkan balasan kebaikan, begitu pula sebaliknya.
Dengarkanlah dongeng yang akan dibacakan oleh salah satu teman kalian berikut ini. Sementara itu, tutuplah buku ini!
Saat Pak Jago Sakit
"Hah! Sudah jam sembilan!" teriak Saat melihat Pak Kambing bergegas Pak Kambing sambil mengusap-usap
hendak pergi, Bu Kambing bertanya, "Pak, matanya. Ia terkejut saat melihat jam
hendak ke mana?"
dinding di tempat tidurnya menunjukkan "Ke rumah Pak Jago!" waktu pukul sembilan.
Dalam perjalanan, Pak Kambing "Ada yang tidak beres," gumamnya
bertemu dengan Pak Kelinci yang terlihat sembari bergegas menuju ke kamar
tengah bergegas.
belakang. "Kamu juga terlambat bangun, "Pak Kelinci, hendak ke mana?" sapa Bu?" tanyanya pada istrinya yang sedang
Pak Kambing.
keluar dari kamar mandi. "Ke rumah Pak Jago," jawab Pak
"Ya!" jawab Bu Kambing sambil
Kelinci singkat.
mengangguk. "Pasti karena bangun kesiangan, ya?"
"Pasti tidak hanya kita, Bu." tebak Pak Kambing.
"Maksud Bapak?" sahut Bu Kambing. "Kok tahu?" Pak Kelinci tampak heran.
"Yang bangun kesiangan!" jelas Pak "Sama! Saya juga bangun kesiangan! Kambing.
Ini akibat ulah Pak Jago tidak berkokok!" "Kenapa?"
kata Pak Kambing. Mereka lalu bersama- "Apakah kamu tidak merasa, jika
sama menuju ke rumah Pak Jago. bangun kesianganmu ada penyebabnya?"
"Lihat, banyak sekali warga yang Pak Kambing balik bertanya.
berkumpul di gerbang depan rumah Pak Bu Kambing menggelengkan kepala.
Jago," ujar Pak Kambing ketika hendak "Ini gara-gara Pak Jago!" tegas Pak
memasuki gang menuju ke rumah Pak Jago. Kambing.
"Mereka senasib dengan kita." Bu Kambing mengangguk-anggukkan
"Senasib?"
kepala. "Ya, senasib bangun kesiangan!" "Ya, ya, aku ingat sekarang. Pak Jago
Di depan gerbang rumah Pak Jago, tidak berkokok," gumam Bu Kambing.
pintu tertutup rapat.
Pentingnya Menjaga Kesehatan
"Coba kamu ketuk pintunya," pinta Pak Tiba-tiba pintu terbuka. Pak Jago Kerbau kepada Pak Sapi.
keluar dengan selimut tebal melingkar di "Tok! Tok! Tok!" Pintu diketuk Pak
lehernya. Ia berjalan pelan mendekati warga Sapi. Tidak ada tanda-tanda pintu hendak
yang telah memenuhi halaman rumahnya. dibuka atau sahutan Pak Jago dari dalam.
"Maafkan saya. Saya mengerti "Yang keras!" perintah Pak Kucing
maksud kedatangan Saudara-saudara," agak emosi.
katanya lemah. Warga yang berada di situ Ketika melihat Pak Sapi mengulang
tampak tertunduk melihat keadaan Pak dengan ketukan yang sama, Pak Kucing
Jago. Badannya tampak lemah, wajahnya pun segera menuju ke pintu dengan
pucat, dan suaranya terbata-bata. membawa pecahan batu.
"Karena penyakit yang datang tiba-tiba, "Tok! Tok! Tok!" Pak Kucing mengetuk
saya tidak dapat mengabari semua warga pintu dengan batu keras-keras, sambil
jika hari ini saya tidak bisa berkokok seperti berteriak, "Pak Jago! Buka pintunya!"
biasanya. Pita suaraku serasa mau putus ketika kupaksakan berkokok," katanya.
Akan tetapi ketukan serta teriakan tersebut tidak dijawab.
"Maafkan kami Pak Jago, kami tidak tahu jika Pak Jago sakit!" kata Pak Kambing.
"Jangan-jangan Pak Jago tidak ada di "Maafkan saya, sungguh! Saya menyesali rumah?" tanya Tupai Muda kemudian.
kecerobohan yang kami lakukan," ungkap "Tidak di rumah!" sahut Pak Kucing.
Pak Kerbau. "Maafkan kami, Pak Jago!" "Mungkin!"
lanjut semua warga yang ada di situ "Ah! Jika kamu nggak tahu pasti,
serempak.
nggak usah ngomong, Pai!" hardik Pak Perlahan-lahan Pak Jago menatap Kancil yang dari tadi hanya diam.
semua warga. Ia lalu menunduk sedih dan "Benar! Kita semua telah dibuat
berkata, "Akibat saya sakit dan tidak jengkel oleh Pak Jago!" sahut Pak Kerbau.
memberitahu kalian, banyak warga yang Tadi pagi Pak Jago tidak berkokok sehingga
terlambat bangun dan tidak dapat me- banyak warga yang bangun kesiangan!"
laksanakan pekerjaannya." lanjutnya kesal.
"Sayalah yang salah, maafkan saya," "Kenapa harus Pak Jago yang
lanjutnya sambil mendekati Pak Kambing. dipersalahkan?" balas Tupai Muda.
Mereka berangkulan. "Jelas!" sahut Pak Kerbau tegas.
"Tidak Pak Jago, kami semua yang tidak tahu diri. Tidak tahu berterima kasih.
"Bukankah setiap pagi Pak Jago Harusnya kami berupaya untuk bangun pagi berkokok membangunkan kita?"
sendiri tanpa harus menunggu kokok Pak "Itu kebaikan Pak Jago saja dan jika
Jago. Benar kata Tupai, semua ini akibat ia tidak berkokok jangan disalahkan dong!"
kemalasan kami," kata Pak Kambing. "Ya disalahkan!"
"Sekali lagi saya juga minta maaf. "Kenapa?"
Saya janji akan memberi kabar jika saya "Sebaiknya Pak Jago mengabari
sakit dan tidak dapat berkokok," sambut semua warga jika berhalangan untuk tidak
Pak Jago pelan yang disusul oleh warga berkokok!" Perkataan Pak Kerbau disambut
saling menjabat erat tangan Pak Jago. dengan suara koor oleh warga, "Setujuuuuu!"
(Sumber:Yunior, 17 September 2006 dengan pengubahan seperlunya)
60 Bahasa Indonesia untuk SMP/MTs Kelas VII
Tugas
Kerjakan tugas-tugas berikut!
1. Carilah nilai didik yang terdapat dalam pembacaan dongeng tersebut!
2. Carilah keterkaitan isi dongeng yang telah kalian dengarkan tadi dengan
kehidupan kalian sehari-hari! Buatlah dalam format berikut ini!
No. Isi Dongeng Kenyataan dalam Kehidupan