Menulis Kembali Dongeng yang Dibacakan

D. Menulis Kembali Dongeng yang Dibacakan

Sebelum menuliskan kembali isi dongeng, kalian perlu membaca/ mendengarkan dongeng itu. Selanjutnya kalian dapat mencatat hal-hal menarik yang ada di dalamnya. Hal-hal menarik itu bisa berupa kalimat- kalimat yang ada dalam cerita maupun unsur-unsur intrinsik dongeng. Unsur-unsur intrinsik dongeng meliputi berikut ini.

1. Tema merupakan pokok pembicaraan yang mendasari tema.

2. Plot/alur merupakan rangkaian peristiwa yang terjadi dalam cerita.

3. Penokohan dan perwatakan merupakan para pelaku cerita beserta sifat- sifat yang dimilikinya.

4. Setting/latar merupakan tempat aspek sosial dan alat (tempat, waktu, dan suasana) terjadinya peristiwa.

5. Amanat merupakan pesan yang terkandung dalam cerita/dongeng.

Tugas

Kerjakan tugas-tugas berikut dengan baik!

1. Bacalah dongeng berjudul "Surat untuk Raja" di bawah ini!

Surat untuk Raja

(Oleh: Tri Wiyono)

Ki Ageng mempunyai tiga orang murid, Suatu hari, Ki Ageng mendapat surat bernama Sarjana, Manggala, dan Prasaja.

dari Raja. Dalam surat itu Raja meminta Masing-masing mempunyai kelebihan.

Ki Ageng untuk mencari seorang pengawal Sarjana adalah murid yang paling pandai.

untuknya. Selesai membaca surat, Ki Ageng segera memanggil ketiga muridnya.

Dia rajin membaca sehingga berwawasan "Murid-muridku, adakah di antara luas. Manggala mahir bela diri dan memain-

kalian yang berminat menjadi pengawal kan senjata. Sementara Prasaja sangat

raja?" tanya Ki Ageng. sederhana, jujur, dan rajin bekerja. Ketiganya

"Tentu saja, Bapa. Sudah lama saya hidup rukun dan saling menyayangi.

ingin mengamalkan ilmu yang saya pelajari selama di sini," kata Sarjana.

36 Bahasa Indonesia untuk SMP/MTs Kelas VII

"Saya pun demikian, Bapa. Saya ingin Setelah Sarjana, tibalah Manggala di mempraktikkan ilmu silat yang saya kuasai

Kota Raja. Ia pun segera memberikan surat dengan menjadi pengawal raja," sambung

titipan gurunya kepada sang Maha Patih. Manggala.

Jawaban serupa diberikan kepada murid Ki Berbeda dari dua temannya, Prasaja

Ageng tersebut.

tak segera menjawab. Ia hanya diam dan Selama tinggal di peristirahatan, menunduk.

Sarjana dan Manggala sangat senang. "Kenapa kau diam, Prasaja? Apakah

Mereka dilayani oleh para dayang yang kau tidak ingin menjadi pengawal raja?"

cantik jelita. Lama-lama mereka terlena dan tanya Ki Ageng sambil menatap Prasaja.

melupakan tujuan mereka datang ke Kota "Maaf Bapa, bukannya saya tak ingin,

Raja.

tapi apakah saya mampu menjadi pengawal Prasaja dan pedatinya baru tiba di Kota raja? Menggembala kambing saja saya

Raja saat bulan purnama hampir tiba. kerepotan," jawab Prasaja lugu.

Prasaja pun segera menemui Patih Ki Ageng mengangguk-angguk.

Kerajaan untuk memberikan surat yang "Baiklah, kalian bertiga berangkat ke

dibawanya.

kota raja. Temuilah Patih Kerajaan lalu "Siapa namamu, anak muda?" tanya berikan suratku ini," kata Ki Ageng seraya

Patih.

memberikan tiga gulungan daun lontar. "Hamba Prasaja, Gusti," sahut Prasaja Esok harinya, berangkatlah ketiga

sambil tertunduk.

murid Ki Ageng menuju Kota Raja. Sarjana "Bagaimana kau bisa tahu kalau Raja dan Manggala memilih naik kuda agar

akan memberikan keputusan untuk memilih cepat, sementara Prasaja lebih suka naik

pengawalnya pada saat bulan purnama?" pedati yang ditarik oleh lembu.

tanya Maha Patih membuat Prasaja Dengan kecerdasannya, Sarjana bisa

kebingungan.

menemukan jalan pintas sehingga bisa "Apa maksud, Gusti Patih?" cepat sampai di Kota Raja. Demikian pula

"Ketahuilah Prasaja, kedua saudaramu dengan Manggala.

sudah datang ke sini terlebih dahulu. Tapi Dengan ketangkasannya, Manggala

ternyata mereka tidak tahan uji. Saat ini memacu kudanya sehingga bisa lari dengan

mereka lebih suka bersenang-senang kencang. Sementara Prasaja dengan sabar

dengan para dayang sehingga mereka lupa menjalankan pedatinya. Sarjana tiba paling

tujuan mereka datang ke sini," kata Maha awal di Kota Raja. Dia segera menemui

Patih.

Patih Kerajaan untuk memberikan surat dari "Karena itu kaulah yang pantas menjadi gurunya. Patih mengangguk-angguk ketika

pengawal raja."

membacanya. Ternyata benar kata Patih tersebut. "Bagaimana, Gusti Patih? Apakah

Raja memilih Prasaja untuk menjadi saya diterima menjadi pengawal raja?"

pengawal pribadinya. Hal itu sesuai dengan "Sabarlah, Sarjana. Baginda baru akan

isi surat daun lontar yang diberikan Ki Ageng memberikan keputusannya pada saat bulan

kepada Raja. Surat itu berbunyi: purnama nanti," sahut Patih seraya

Baginda Raja, surat saya ini akan mempersilakan Sarjana tinggal di

menunjukkan tabiat murid-murid saya. peristirahatan.

Maka silakan Baginda memilih salah satu "Kenapa harus menunggu sampai

di antara mereka.

bulan purnama, Gusti Patih?" tanya Sarjana. Prasaja terpilih karena dia sabar, "Aku tidak tahu. Aku hanya menjalan-

tekun, dan bertanggung jawab. kan titah Raja," sahut Patih.

(Sumber: Yunior, 18 Februari 2007)

Perkembangan Sarana Komunikasi

2. Catatlah hal-hal yang menurut kalian penting!

3. Rangkailah hal-hal penting tersebut dalam sebuah cerita dengan menggunakan bahasa kalian sendiri!