Mengomentari Buku Cerita yang Dibaca
C. Mengomentari Buku Cerita yang Dibaca
Anak-anak pasti suka sekali jika membaca buku cerita yang berisi tentang dunia anak-anak maupun sebuah dongeng. Buku cerita biasanya berisi tentang nasihat, contoh-contoh kebaikan, dan keteladanan. Akan tetapi, tidak sedikit juga anak-anak remaja yang suka membaca buku cerita anak sekadar untuk hiburan.
Setelah membaca sebuah buku cerita, tentunya kalian dapat menentukan kelebihan dan kekurangan buku tersebut. Kalian dapat menyorotinya dari segi isi dan bahasa. Segi isi meliputi unsur-unsur intrinsik cerita yang meliputi tema, alur, penokohan, latar, sudut pandang, dan amanat serta ilustrasi gambar yang digunakan. Adapun dari segi bahasa meliputi keruntutan dan kekomunikatifan kalimat dalam buku cerita tersebut.
Bacalah dengan saksama cerita berikut ini!
Judul buku : Teman dalam Kegelapan Tahun terbit : 2006 Kota terbit
: Jakarta
Penerbit
: Penerbitan Sarana Bobo
Teman dalam Kegelapan
(Oleh: Aprilia Beta Suandi)
"Bangunlah, matahari pagi yang cerah dapat merasakan tatapan mereka yang telah datang menjemputmu. Ia mengucap-
mengejek. Kemudian mereka tertawa dan kan selamat pagi."
berteriak.
Aku tersenyum, lalu membuka "Orang buta! Orang buta!" Bahkan mataku. Tapi semuanya sama saja. Gelap,
mereka melempariku dengan batu-batu kecil. tanpa seberkas cahaya pun. Ya, inilah
Sejak saat itulah aku lebih suka mengurung duniaku. Aku berharap, saat pagi datang,
diri.
aku akan dapat melihat burung-burung yang Aku membutuhkan teman, hingga beterbangan dengan tetes embun di atas
akhirnya Liz datang. Aku tak tahu siapa dia. dedauan. Itu adalah hal yang biasa bagi
Saat kali pertama mengenalnya, ia berkata, anak normal, tetapi merupakan impian
"Aku ada hanya untuk kamu, Via. Karena bagiku.
itu, aku minta kau tidak mengatakan kepada Hari ini hari Minggu. Aku tak perlu
siapa pun tentang aku." bersiap-siap berangkat ke sekolah. Aku
Sejak saat itulah kami berteman. Liz duduk di meja belajarku, sambil meraba-
selalu membangunkanku dengan kata-kata raba huruf braile yang ada di depanku. Aku
bijaknya. Liz juga selalu ada saat aku lebih senang membaca buku daripada
sendirian di dalam kamar. Mama selalu berjalan-jalan. Bukannya karena aku takut
pulang malam. Aku tahu, Mama berusaha tersesat, tapi aku takut kejadian dulu
keras agar dapat membiayai operasi mataku. terulang lagi.
Ah, seandainya saja Papa masih ada .... . Saat aku sedang berjalan-jalan,
Aku menutup pintu kamar sambil beberapa anak kecil menghampiriku. Aku
tersenyum.
Pentingnya Menjaga Kesehatan
"Liz ... ." "Kau sudah siap? Sebentar lagi kau "Aku di sini. Kau tampaknya sedang
akan bisa melihat."
bahagia." "Ya, Dokter. Aku cuma terlalu senang." "Ya. Tadi Mama bilang, Minggu depan
Aku tertawa kecil. Jantungku berdebar aku akan dioperasi."
kencang. Mama menggenggam erat tanganku.
Sunyi. Tak ada jawaban. "Liz? Apa kau tidak senang?"
Dokter memegang perbanku, lalu aku mendengar suara gunting. Perbanku mulai
"Oh, aku senang. Hanya saja ... aku dibuka. Aku merasa kepalaku terasa takut kau tak mau mengenalku lagi
ringan. Berlapis-lapis perban lepas dari nantinya."
kepalaku.
"Liz, kau tak perlu khawatir. Siapa pun "Bukalah matamu perlahan-lahan ..." kamu, dari mana pun asalmu, aku tak
peduli. Kau adalah sahabat terbaikku." Hatiku semakin berdebar-debar. Dan perlahan-lahan ... aku merasa melihat
"Kau akan berkata lain nanti. seberkas cahaya. Lalu, makin lama Percayalah."
semuanya tampak lebih jelas. Aku hendak membuka mulut lagi, tapi
Kulihat seorang wanita cantik dengan Liz tidak mengizinkanku. wajahnya yang keibuan. Apakah dia ... .
"Dunia itu indah. Tapi ingatlah, jangan
"Mama?"
terjebak oleh keindahan dunia." "Oh Tuhan, kau bisa melihat, anakku
"Liz ... ." Sunyi. Tak ada jawaban. Ke ... ." Mama memelukku erat sekali. Aku mana Liz? Dan ... siapa dia? tahu beliau menangis.
*** "Terima kasih, Dokter!" Aku terbaring di sebuah ranjang. Suara
Dokter itu tersenyum. alat-alat terdengar di telingaku. Aku takut.
Kemudian beberapa orang suster dan "Berterima kasihlah kepada Tuhan, dokter berbicara, tapi aku tak dapat men-
Via. Tuhanlah yang telah memberimu dengarkannya lagi. Aku merasa mengantuk.
penglihatan ini."
Lalu aku pun terlelap. Setelah itu dokter pergi dari kamarku. Aku tak tahu apakah aku dalam
Lalu aku teringat sesuatu. "Liz .. ." keadaan sadar atau tidak. Yang jelas, aku
"Kau ingin melihat Liz?" tanya Mama. merasa tubuhku begitu ringan. Suasana
Beliau mengambil sesuatu dari sebelah begitu sunyi. Aku merasa sedikit takut.
tempat tidurku, dan mataku terbelalak "Via, ini aku Liz," tiba-tiba Liz berada
kaget. Sebuah BONEKA ... di hadapanku. "Jangan takut, tenanglah.
"Di .. dia Liz?"
Sebentar lagi kau akan bisa melihat. Kau "Ya. Dia Liz. Kau sangat menyayangi akan menjadi anak yang normal. Kau akan
dia, kan? Mama tahu kau suka berbicara tahu bagaimana indahnya bunga-bunga di
dengannya. Papamu yang memberikannya taman dan birunya langit. Aku tahu kau
sebelum ia meninggal." adalah anak yang baik. Jangan lupakan
Aku semakin tak percaya. Tiba-tiba mereka yang pernah senasib denganmu.
kulihat bibirnya bergerak perlahan, seolah- Ingatlah, betapa sulitnya hidup dalam
olah mengatakan selamat tinggal. Apakah kegelapan."
ini khayalanku? Bulu kudukku merinding. Setelah itu semuanya kembali sunyi.
64 Bahasa Indonesia untuk SMP/MTs Kelas VII
Tugas
Kerjakan tugas-tugas berikut! Analisislah isi buku cerita di atas dari segi isi dan bahasa. Buatlah format
berikut untuk mempermudah analisis kalian!
No. Segi Hal-hal yang Dikomentari Komentar
1. Isi a. Unsur intrinsik
a. Unsur intrinsik
- tema - ................................................. - alur
- ................................................. - penokohan
- ................................................. - latar
- ................................................. - sudut pandang
- ................................................. - amanat
- ................................................. b. Menarik atau tidaknya isi
b. ...................................................... buku tersebut 2. Bahasa
a. Keruntutan kalimat a. ...................................................... b. Kekomunikatifan kalimat
b. ......................................................