Proses-Proses yang Diaktivasi oleh Efikasi Diri

3. Proses-Proses yang Diaktivasi oleh Efikasi Diri

Menurut Bandura (1994) proses-proses yang diaktivasi oleh efikasi diri terdiri dari:

a. Proses kognitif Efek dari adanya efikasi diri pada proses kognitif terdapat berbagai

bentuk. Banyak perilaku manusia yang bertujuan untuk mewujudkan tujuannya. Tujuan personal dipengaruhi oleh kemampuan seseorang dalam menilai diri. Semakin kuat efikasi diri maka semakin tinggi tujuan yang ditetapkan dan semakin tegas dalam memegang komitmen terhadap tujuan tersebut.

memvisualisasikan jalan hidupnya ke dalam kesuksesan sehingga ia memiliki pandangan yang positif terhadap usahanya. Sedangkan seseorang yang yang memiliki sense of efficacy yang rendah cenderung memvisualisasikan segala sesuatu dengan kegagalan.

Fungsi berpikir adalah untuk melihat kemungkinan seseorang dalam mempredikisi kejadian dan untuk mengembangkan cara untuk mengontrol kondisi yang mempengaruhi kehidupan mereka. Keterampilan tersebut membutuhkan pemrosesan kognitif yang efektif dari informasi yang membangun banyak ambiguitas dan ketidakpastian. Ketika seseorang belajar memprediksi dan meregulasi kebiasaan, ia harus menggambarkan pengetahuan untuk dikonsepkan ke dalam pilihan, untuk ditimbang dan mengintegrasikan faktor-faktor prediktif, untuk menguji dan merevisi penilaian mereka terhadap hasil langsung yang didapatkan, mengingat faktor yang diuji dan seberapa baik mereka bekerja.

Hal tersebut membutuhkan rasa keyakinan yang kuat terhadap suatu keberhasilan dan untuk tetap berorientasi pada tugas dalam menghadapi tuntutan situasi yang berdampak pada kegagalan. Ketika seseorang dihadapkan dengan tugas untuk mengelola lingkungan yang berada dalam keadaan yang sulit dan berat, seseorang akan dilanda keraguan dalam dirinya mengenai keberhasilan yang akan ia dapatkan, kemudian aspirasi mereka akan rendah, dan kinerja mereka akan memburuk. Sedangkan bagi seseorang yang mempertahankan keyakinan dalam diri mereka akan Hal tersebut membutuhkan rasa keyakinan yang kuat terhadap suatu keberhasilan dan untuk tetap berorientasi pada tugas dalam menghadapi tuntutan situasi yang berdampak pada kegagalan. Ketika seseorang dihadapkan dengan tugas untuk mengelola lingkungan yang berada dalam keadaan yang sulit dan berat, seseorang akan dilanda keraguan dalam dirinya mengenai keberhasilan yang akan ia dapatkan, kemudian aspirasi mereka akan rendah, dan kinerja mereka akan memburuk. Sedangkan bagi seseorang yang mempertahankan keyakinan dalam diri mereka akan

b. Proses Motivasi Efikasi diri memainkan peran penting dalam meregulasi motivasi.

Seseorang akan memotivasi diri dan membimbing tindakan melalui pelatihan pemikiran. Melaui pelatihan tersebut, ia akan membentuk keyakinan mengenai tujuan yang bisa dilakukan.

Terdapat tiga bentuk teori motivasi kognitif, yaitu:

1) Teori atribusi kausal

Seseorang menganggap dirinya sebagai atribut yang menyebabkan kegagalan. Individu yang memiliki efikasi diri tinggi menganggap kegagalan diakibatkan oleh usaha-usahanya yang kurang. Sedangkan individu yang memiliki efikasi diri rendah, menganggap kegagalan diakibatkan oleh kemampuannya yang masih rendah.

2) Teori harapan terhadap hasil

Motivasi diatur oleh harapan bahwa hasil yang didapatkan tergantung kepada perilaku yang diberikan. Seseorang yang memiliki efikasi diri tinggi memiliki harapan yang tinggi bahwa mereka bisa melakukan apa yang ingin mereka lakukan. Sedangkan seseorang yang memiliki efikasi diri rendah, memiliki keyakinan yang kurang untuk melakukan suatu hal yang mereka ingin lakukan.

Efikasi diri dan motivasi saling berpengaruh. Keduanya menentukan hasil terhadap tujuan yang telah ditetapkan oleh seseorang, besar usaha yang dihabiskan, ketangguhan seseorang dalam menghadapi kegagalan, dan ketahanan seseorang dalam menghadapi kegagalan. Seseorang yang memiliki efikasi diri rendah ketika dihadapkan pada suatu rintangan dan kegagalan maka ia akan menyerah dengan cepat. Sebaliknya jika seseorang memiliki efikasi diri tinggi, mereka akan mengerahkan usaha yang besar ketika menghadapi rintangan dalam mencapai tujuannya.

c. Proses Afektif Efikasi diri dipengaruhi oleh stressor dan depresi yang dialami oleh

seseorang ketika berada pada situasi yang mengancam atau sulit. Efikasi diri memiliki peran dalam mengontrol stress yang memainkan peran sentral pada kecemasan. Seseorang yang memiliki efikasi diri yang rendah akan mengelola keadaan dengan gairah kecemasan yang tinggi dan akan memandang banyak aspek dari lingkungan mereka sebagai sesuatu yang penuh bahaya, memandang suatu ancaman menjadi suatu hal yang besar, mulai berpikir secara tidak efisien, terlalu mencemaskan hal-hal yang kecil.

d. Proses Seleksi Efikasi diri pada seseorang dapat mempengaruhi tipe-tipe dari

aktivitas dan lingkungan yang orang-orang pilih. Pada umumnya, seseorang akan menjauhi aktivitas dan situasi yang melebihi kemampuan mereka. Namun, mereka siap melakukan kegiatan yang menantang dan memilih aktivitas dan lingkungan yang orang-orang pilih. Pada umumnya, seseorang akan menjauhi aktivitas dan situasi yang melebihi kemampuan mereka. Namun, mereka siap melakukan kegiatan yang menantang dan memilih